Sinopsis
Seorang antagonis dalam sebuah cerita atau kehidupan seseorang pasti akan selalu ada. Sama halnya dengan kisah percintaan antara Elvis dan Loretta. Quella menjadi seorang antagonis bercerita itu atau bisa dikatakan selalu menjadi pengganggu di hubungan mereka.
Di satu sisi yang lain Quella ternyata sudah memiliki seorang suami yang dikenal sebagai CEO dari Parvez Company.
Tentu sangatlah terkesan aneh mengingat status Quella yang ternyata sudah memiliki seorang suami tapi masih mengejar laki-laki lain.
•••••
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lightfury799, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 23
Berdiri dengan tubuh yang tegap, mata Xaver menatap sekeliling pekarangan rumah Grizelle. Hingga matanya langsung menatap tajam pada sebuah mobil yang terparkir di pekarangan rumah Grizelle. Alisnya mengerut, keheranan mengapa mobil itu bisa masuk ke halaman rumah, karena untuk tamu atau orang asing bisa masuk ke dalam, harus mendapatkan izin darinya atau Quella.
"Mobil siapa itu? Seingat ku tidak ada jadwal untuk tamu berkunjung," Xaver menatap penuh curiga. Dirinya sempat curiga, dan akan segera menelpon pihak keamanan rumah, agar mengusir dan mencari tau siapa yang lancang masuk kedalam rumah Grizelle.
Napasnya seketika memburu, jantungnya berdebar kencang saat pintu mobil terbuka dan muncul sosok Elvis, laki-laki yang selama ini berhasil membuat Quella tergila-gila, bahkan sampai tidak bisa melirik kearahnya sedikitpun. Xaver membenci fakta itu, fakta dimana dirinya kalah dari Elvis yang nyatanya jauh diatasnya.
"Elvis..," decak kesal Xaver, dirinya akan bersiap pergi malas untuk menanggapi. Hanya saja disisi yang lain, Xaver juga dibuat penasaran sebenarnya apa tujuan kedatangan laki-laki itu.
Wajah Xaver berubah, raut mukanya yang semula penuh keheranan berubah menjadi tidak bersahabat, matanya mengeras, bibirnya mengerut. Xaver diam berdiri menunggu, saat dilihat dari jaraknya Elvis berjalan begitu santai dengan wajah ramahnya itu ke arahnya.
Elvis tersenyum ramah pada Xaver. "Siang Xaver, senang bertemu denganmu," Elvis berbasa-basi, tangannya dengan sopan bergerak untuk memberikan salaman.
Tidak menanggapi salam itu, sebaliknya Xaver langsung menanyakan tujuan dari kedatangan Elvis. "Apa yang kau lakukan di sini?" suara Xaver terdengar rendah namun penuh dengan emosi yang terpendam.
Tangannya terkepal, menahan amarah yang mulai memuncak. Apalagi saat melihat wajah santai Elvis yang semakin membuat Xaver menahan kekesalannya.
Menyadari salamnya tidak ditanggapi, Elvis bersikap biasa saja. Kemudian ia hanya mengangkat bahu bingung, sejujurnya dirinya juga tidak tau alasan mengapa Quella menyuruhnya datang.
"Aku hanya diminta oleh Quella datang," jawabnya dengan nada yang masih sopan. "Aku pikir, Quella memberitahu tentang kedatangan ku ini," lanjut Elvis kembali, dan kalimat itu ternyata berhasil membuat Xaver semakin bergejolak menahan amarahnya.
Kata-kata itu seperti petir di siang bolong bagi Xaver. Hatinya seakan dirobek lagi dan lagi mendengar kalimat yang dilontarkan langsung dari mulut Elvis.
Mengetahui fakta bahwa Quella tidak mengatakan apapun padanya, akan kedatangan Elvis membuat Xaver sakit hati. Tidak cukup saja Quella membuat kekacauan di rumah, dan sekarang apa lagi yang akan dilakukan oleh istrinya itu.
"Apa Quella ada di dalam?" Elvis bertanya lagi, merasa suasana diantara mereka semakin terasa canggung. Apalagi Elvis dapat merasakan hawa ketidaksenangan dari Xaver atas kehadirannya ini.
Xaver menaikan alisnya sebelah, saat pertanyaan itu terlontar. "Seberapa dekatnya kamu, dengan istriku," Xaver bertanya, sebenernya ingin tau apa yang membuat Quella begitu tertarik dengan laki-laki di hadapannya ini.
Tersenyum tipis akan pertanyaan itu, Elvis menyadari bahwa Xaver secara tidak langsung tidak menyukainya. "Aku sudah kenal dengan Quella sejak dari kecil. Keluarga kami berteman, dan itu yang menjadikan alasan kami masih dekat," jawab Elvis sesekali menghindar dari tatapan Xaver yang begitu mengintimidasi.
"Tidak lebih dari itu," Xaver memastikan bahwa Elvis tidak mempunyai perasaan apapun pada Quella.
Elvis diam sejenak, kemudian langsung menggelengkan kepalanya cepat. "Aku hanya menganggap Quella sekedar teman dan sahabat, atau bisa dikatakan adik kecilku."
Sesekali Elvis mengingat apa yang menjadi alasan dirinya masih dekat dengan Quella. "Aku masih ingat dimana saat kedua orangtua Quella meninggal karena kecelakaan. Di saat itu, Quella sangatlah terpuruk. Semenjak itu, aku berusaha untuk selalu menghibur Quella, dan menjadi orang yang bisa dirinya andalkan."
Elvis menjelaskan sejujurnya, yang menjadikan alasannya masih berteman baik dan menjaga hubungan dengan Quella. Saat masa-masa itu, memang Quella sempat mengalami gangguan mental, dan itu membuat Elvis selalu sebisa mungkin menemani Quella saat dimasa terpuruknya atau bahagianya.
Menyimak akan penjelasan dari Elvis, Xaver akhirnya mengetahui fakta bahwa. Elvis tidak menanggapi Quella lebih dari sekedar adik kecilnya. Namun sepertinya Quella menanggapi perhatian Elvis, sebagai laki-laki yang memberikan perhatian lebih untuknya, dan itu yang menjadi alasan Quella menyukai Elvis.
"Apa kamu...." Xaver akan melanjutkan ucapannya terhenti, karena sebuah teriakan dari arah dalam rumah menghentikan ucapannya. Mereka sama-sama melirik kearah sumber suara itu. Namun sebuah kejadian tidak terduga terjadi di depan mata Xaver.
Kejadian yang membuat Xaver mengepalkan tangan, dan menelan rasa marah yang membara. Dia tahu harus mengendalikan emosi, tapi pandangan matanya yang tajam tak bisa menyembunyikan rasa menyebalkan akan kedekatan mereka. Walaupun jelas-jelas Elvis hanya sekedar memberikan perhatian sebagai teman.
°°°°°
"Apa aku sudah cantik dan rapih?" tanya Quella pada dirinya sendiri, sesekali melihat kearah cermin yang dibawanya. Dirinya ingin tampil cantik dan rapih saat bertemu dengan Elvis.
Hingga matanya melihat kearah pintu keluar terdapat Elvis yang ternyata sudah datang. Menyimpan cermin tadi di dalam tasnya, kemudian dengan semangat Quella berlari ke arah Elvis.
"Elvis...," teriak Quella sambil berlari cepat, dengan senyumnya yang lebar dan berseri-seri menyapa Elvis.
Quella berjalan tergesa-gesa, matanya hanya terfokus pada pintu keluar yang terlihat di kejauhan. Pikirannya penuh dengan kesenangan, sehingga dia tidak sadar ada sebuah gundukan tangga untuk melangkah keluar rumah.
'Dasar ceroboh,' gerutu Quella pada dirinya sendiri.
Tiba-tiba, kakinya tersandung dan tubuhnya mulai terdorong ke depan, hampir jatuh terjerembab ke arah ubin keramik.
"Ahrg....," teriak Quella sambil memejamkan matanya erat. Menggerutuki kebodohannya yang tidak melihat sekitarnya, dan Quella tidak sanggup membayangkan akan seberapa malunya, saat dirinya terjatuh di hadapan Elvis nantinya
Namun, dalam sekejap, Elvis yang berada di depannya langsung meraih tubuh Quella dengan kedua tangannya yang kuat. Dengan gerakan yang cepat dan cekatan, dia menstabilkan tubuh Quella sebelum ia sempat menyentuh ubin keramik.
"Kamu baik-baik saja?" tanya Elvis dengan nada khawatir, sambil masih memegang Quella agar tetap tegak.
Quella menarik napas dalam-dalam, merasakan jantungnya yang berdetak kencang karena kaget, dan kemudian mengangguk, "Ya, terima kasih, Elvis," bersyukur karena kejadian memalukan itu tidak terjadi.
Elvis melepaskan genggamannya perlahan, memastikan bahwa Quella sudah bisa berdiri dengan tegak. "Apa kakimu tidak terluka?" Elvis bertanya kembali, matanya menatap Quella dengan penuh perhatian, memeriksa apakah ada cedera yang tidak terlihat.
Suasana hatinya sampai ikut berdebar, apalgi sepatu heels yang dikenakan Quella cukup tinggi. Akan sangat fatal bila Quella sampai terjatuh.
Quella, masih dengan napas yang sedikit tersengal, memberikan senyum kecil sebagai tanda terima kasih atas refleks cepat Elvis yang telah menyelamatkannya, dari kemungkinan kejadian yang akan membuat dirinya terluka, dan merasakan perasaan memalukan. "Aku baik-baik saja, terimakasih telah menolongku."
Xaver hanya bisa mematung, matanya membelalak menatap interaksi yang tak terduga itu. Di hadapan matanya, Quella, dengan senyum mengembang, menatap Elvis penuh kekaguman.
Xaver sadar tatapan Quella pada Elvis itu Cinta, sebaliknya Elvis menatap Quella hanya sekedar teman. Tapi Xaver tau, bila Elvis bisa saja nanti perasaan akan Quella berubah. Fakta itu lagi-lagi yang membuat Xaver tidak senang.
"Jadi ayo, ada yang mau aku bicarakan," ucap Quella sambil tersenyum manis. Sementara itu, tangan Quella yang lembut meraih dan bermain dengan jari-jari Elvis.
Menganggukkan kepalanya, sampai dimana Elvis tidak sengaja bersitatap dengan Xaver yang sedang menatap mereka dengan begitu tajam. "Sepertinya kamu perlu mengatakan sesuatu pada Xaver," bisik Elvis pada telinga Quella. Elvis tentu sadar, Xaver tidak menyukai kedekatannya dengan Quella.
Mendengar bisikan itu, Quella baru menyadari akan kehadiran Xaver, yang ternyata sedang menatapnya dengan begitu tajam. "Ya sudah kamu duluan saja," pinta Quella yang langsung disetujui oleh Elvis, Quella juga merasa tidak tau apa yang harus diucapkan pada Xaver
"Oke, aku tunggu di mobil," Elvis melepaskan pelan pergelangan tangan Quella, yang sedang menggenggam tangannya.
Quella memperhatikan kepergian Elvis. Saat Elvis sudah masuk ke dalam mobil, baru setelahnya Quella berbalik dan berjalan pelan menuju Xaver. Mereka saling berhadap-hadapan dan bersitatap satu sama lain.
Xaver dengan raut datarnya menunggu apa yang sebenarnya akan dikatakan oleh Quella. Rasa-rasanya Xaver ingin melampiaskan amarahnya sesegera mungkin, namun dirinya ingin tau apa yang akan dikatakan tuan pitri manja di depannya ini.
Perasaan canggung hinggap pada Quella, tidak tahan dengan perasaan itu Quella langsung saja mengatakan apa yang mulutnya inginkan.
"Aku akan pergi bersama Elvis, jadi jangan ... Kamu tau..., mph.... jangan cari aku," Quella rasa-rasanya aneh sekali, dia secara tidak langsung sedang meminta izin kepada Elvis. Tapi lagipula apa yang harus dirinya bicarakan selain kata itu.
Xaver sedikit tertegun akan apa yang telinganya dengar, dengan mempertahankan wajah yang datarnya. "Untukk....," Xaver mengehentikan ucapnya, yang akan mengatakan untuk apa Quella mengatakan itu padanya. Bukankan dirinya dilarang untuk ikut campur akan urusan Quella.
Sebaliknya dari pada melontarkan kata-kata itu dan menyebabkan pertengkaran diantara mereka, lebih baik Xaver mengurungkan niatnya itu. Dirinya tersenyum tipis,k kemudian mensejajarkan tingginya, Xaver mengelus rambut Quella pelan. "Jangan terlalu malam, angin dingin tidak cocok untuk putri manja seperti mu ini," ucap Xaver yang kemudian mengecup pipi Quella lembut, dan mengelus pipi Quella yang sedikit memerah.
Menganggukan kepalanya, Quella tanpa mengatakan apapun lagi. Langsung saja berbalik, berjalan menuju Elvis yang sudah menunggunya di mobil. Wajahnya terasa panas, akan sikap Xaver yang tidak dirinya perkirakan.
Xaver menyaksikan kepergian mobil Elvis yang membawa Quella. Walaupun hatinya merasakan sakit, karena Quella lagi-lagi selalu
saja memiliki hubungan dengan Elvis. Namun saat tadi, Quella tiba-tiba mengatakan secara tidak langsung meminta izin padanya.
Hal itu berhasil membuat Xaver tidak bisa menjadikan momen pertama kali itu, berakhir buruk atau menjadi pertengkaran baru mereka. "Lagi pula, aku tidak mau sampai orang itu, menyaksikan pertengkaran kita," gumam Xaver yang tidak akan rela, jika sampai ada pihak luar yang mengetahui hubungannya bersama Quella yang tidak rukun.
Bahkan Xaver rela menutup rapat mulut orang-orang agar tidak ada gosip buruk akan hubungan pernikahannya, sekalipun dari kedua orangtuanya sendiri.
°°°°°
Menutup pintu mobil pelan, dan saat matanya saling menatap dengan Elvis. Sedikit dibuat heran dan bingung akan senyuman jahil, yang Elvis tunjukkan telah berhasil membuat Quella sedikit jengkel.
"Ada apa dengan senyuman yang menyeramkan mu itu?" Quella langsung bertanya sambil memakai sabuk pengamannya. "Cepat jalan," pinta Quella karena Elvis hanya diam menatapnya dengan senyuman menyebalkan itu.
Elvis hanya terkekeh kecil sebagai tanggapannya, setelah Quella memakai sabuk pengaman. Tanpa berlama-lama lagi Elvis segera menjalankan mesin, mobil yang dikendarai Elvis segera melaju meninggalkan perkara rumah Grizelle.
"Hmm.... Hm....," Elvis bersenandung senang, dengan arah pandangannya ke depan. Sesekali melirik Quella yang ternyata sedang melamun, dengan jari di dekat bibirnya. Terlihat jelas Quella sedang melamun memikirkan sesuatu.
"Kamu itu, jika memang tidak bisa meninggalkan suami tercinta. Jangan pergi, ayo apa kita perlu putar balik?" Elvis mengatakan itu, dengan tatapan jahilnya. Bahkan alisnya naik turun menggoda Quella.
Elvis tentu melihat semua momen antara Quella dan Xaver tadi. Menurutnya itu manis sekali, Elvis bahkan sampai senyum-senyum sendiri saat menyaksikan momen itu. Walaupun Elvis tidak tau, percakapan apa yang dibahas antara mereka. Tapi yang jelas itu berhasil membuat kekhawatiran akan keadaan Quella setelah menikah menjadi sedikit hilang.
Mendengar kata-kata yang menyebalkan dari mulut Elvis, Quella langsung berdecak kesal. "Cih.., aku tidak memikirkannya ya...," elak Quella padahal sebenarnya sedari tadi dirinya memikirkan apa yang baru saja dia lakukan.
'Ada apa denganku? Dan apa tadi? Tiba-tiba saja mengatakan hal itu, biasanya juga aku tidak pernah sampai meminta izin atau mengatakan aku akan pergi kemana dan bersama siapa?' batin Quella dalam hatinya.
'Tapi, Parvez sialan itu. Mengapa masih saja bersiap lembut dan menolongku? Bukankan aku telah membuatnya marah besar,' Quella terus merenungi kembali. Sikapnya memang saat malam itu, memang bisa dikatakan kurang ajar. Namun tanggapan Xaver padanya masih saja lembut. 'Yah walaupun terkadang sikapnya tegas sekali,' Quella juga kadang sedikit takut, bila Xaver bersikap begitu tegas dan mengintimidasi.
Elvis lagi-lagi terkekeh geli akan sikap Quella, yang sangat jelas langsung kembali dalam mode melamun seperti tadi. "Shuut... Shuut...," Elvis bersiul dengan jahilnya, mengetahui apa yang sebenarnya sedang Quella pikiran.
Menghentikan lamunannya, Quella memutar bola matanya malas sebagai tanggap. Melupakan fakta bahwa Elvis sangat terlalu tau apa yang menjadi kebiasaannya. "Kita sebenernya akan kemana?" Quella cepat-cepat mengalihkan topik, karena malas menanggapi jahilan yang akan dilakukan Elvis padanya.
Mendengar pertanyaan Quella, Elvis baru ingat. "Bukankan pertanyaan itu yang harusnya aku tanyakan. Sebenarnya kamu ingin kita kemana?" Elvis sama sekali tidak tau apa yang membuat Quella tiba-tiba saja menyuruhnya datang ke rumah Grizelle.
Quella diam sejenak, memikirkan tempat apa yang cocok. "Aku tidak tau, sepertinya taman bermain menyenangkan," ucap Quella dengan asal, karena tidak tau lagi tempat apa yang harus dirinya tuju.
"Sudah lama kita tidak pergi kesana, sepertinya menyenangkan, dan merasakan wahana yang tersedia di Happy Parz," Elvis langsung menyetujui ucapan Quella. Lagi pula sudah lama sekali, dirinya tidak mengunjungi Happy Parz tempat bermain yang paling besar di kota mereka.
Mobil melanjutkan perjalanan, menuju tempat yang akan didatangi. Quella menatap pemandangan yang disajikan selama perjalanan. Walaupun sesekali perasaan aneh yang entah mengapa Quella suka akan Xaver, namun sekaligus rasa benci masih saja membuatnya tutup matanya.
'Aku benci, perasaan yang bimbang ini,' batin Quella yang langsung menggelengkan kepalanya cepat. 'Tenang Quella, jangan terlalu memikirkan itu,' Quella langsung saja melirik kearah Elvis yang begitu fokus dalam mengendarai mobil, dan sekaligus menjadi nilai tampannya itu.
'Sekarang kita nikmati saja waktumu berdua dengan Elvis. Tanpa ada pengganggu di dalamnya,' Quella tersenyum kecil, dan mulai merangkai apa saja yang akan dilakukannya saat bersama Elvis nantinya. Walaupun Quella sama sekali tidak menyadari apa akibat dari rencana kebersamaannya dengan Elvis nantinya.
•••••
TBC
JANGN LUPA FOLLOW