NovelToon NovelToon
Wanita Warisan Kakak

Wanita Warisan Kakak

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO / Pengganti / Percintaan Konglomerat / Diam-Diam Cinta
Popularitas:4k
Nilai: 5
Nama Author: Nur Trihandayani

"DUARRR"

Akhirnya Zevana mengetahui dibalik sikap dingin suaminya. Gadis bernama lengkap Zevana Azalia Hermina Salim itu harus menelan pil pahit dalam rumah tangganya. Ia baru saja mengetahui kalau suami yang baru seminggu menikahinya itu ternyata memiliki tambatan hati. Pantas selama ini suaminya bersikap dingin, bahkan mereka tidak tidur satu kamar.

Apakah pernikahan itu akan terus berlanjut? Atau Zevana akan mencoba membuat suaminya jatuh hati padanya? Bukankah akan sangat melelahkan dan menyakitkan bila bertahan? Dan apakah suaminya mau melepas Zevana jika ada seseorang yang mau membahagiakan Zevana?

Inilah kisah Zevana seorang Putri dari orang ternama nan alim dan disegani. Siapa sangka rumah tangganya begitu nelangsa. Beri support ke author yahh..

Sebelumnya mohon maaf bila ada kesamaan antara nama tokoh, alamat, ataupun yang lainnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nur Trihandayani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

WWK BAB 18

Rayhan nampak berfikir, "Aku tadi minum..." Ucapan Rayhan terputus.

Rayhan menoleh kearah Zevana, "Jangan bilang..." Kembali ucapan Rayhan menggantung.

Zevana mengangguk, "Sepertinya Mas Rayhan tidak sengaja meminum minuman yang sudah di campur obat perangsang." Jelas Zevana agak ragu.

"Si*al!" Umpat Rayhan.

Tak berselang lama mereka sampai di apartemen. Rayhan menarik tangan Zevana masuk kedalam kamarnya.

"Ma.. Mas, ini bukan kamar ku." Ucap Zevana agak panik.

"Mulai malam ini kita tidur bersama." Saut Rayhan seraya mengunci pintu kamar.

"Ta.. Tapi.." Ucapan Zevana menggantung kala melihat tatapan tajam Rayhan.

"Tidak ada bantahan Zevana." Saut Rayhan tegas.

"Bukankah aku sudah katakan ingin bercerai dengan mu? Aku tidak ingin jadi orang ketiga, dan aku juga tidak mau bila harus dimadu." Sungut Zevana. Entah keberanian dari mana hingga dirinya bisa berkata seperti itu.

Rayhan mengacak rambut dan wajahnya dengan kasar. Sungguh dirinya sedang dalam pengaruh obat dan Zevana malah membuatnya semakin sakit kepala.

"Ana, bisakah kita bicarakan itu nanti? Sekarang bantu aku menghilangkan efek obat ini." Ucap Rayhan dengan nada yang berubah lembut, namun suaranya seperti serak.

Zevana melihat wajah Rayhan yang sudah mulai merah. Mata Rayhan nampak tidak seperti biasanya.

"Membantu mu bagaimana? Jangan aneh-aneh deh, setahu ku cuman ada beberapa cara untuk menghilangkan efek obat itu. Kalau tidak mandi air dingin ya berhubungan badan." Nada bicara Zevana masih sama seperti tadi, tidak ada lemah lembutnya sama sekali.

Mendengar penjelasan Zevana sontak membuat Rayhan menarik wanita itu dan menindihnya di atas ranjang.

"Aaaa..." Pekik Zevana terkejut dengan gerakan cepat Rayhan.

Rayhan mendekatkan wajahnya di telinga Zevana. Sungguh, posisi seperti ini membuat Zevana merinding. Detak jantungnya pun sudah tidak beraturan. Ahh Zevana menyesali kalimatnya tadi.

"Kalau begitu bantu aku, aku menginginkan mu malam ini Zevana Azalia Hermina William." Ucap Rayhan dengan suara seraknya.

Mata Zevana membulat sempurna kala Rayhan mengucapkan kalimat itu. Bagaimana ini? Tapi Rayhan masih sah suaminya. Tidak mungkin dirinya menolak, malaikat bisa marah hingga subuh nanti.

Belum sempat Zevana menyuarakan protesnya, Rayhan sudah lebih dulu menyambar bibir mungil milik Zevana. Beberapa kali Zevana meronta-meronta namun tidak ada hasilnya. Baiklah Zevana akan ikuti permainan Rayhan, dirinya pasrah. Ia hanya berharap Allah akan berikan banyak pahala padanya. Bukan hanya menunaikan kewajiban sebagai istri tapi juga menolong suaminya yang tengah tidak baik-baik saja itu.

"Eunghhh" Lenguh Zevana kala ciuman Rayhan mulai turun ke lehernya walau masih terbalut jilbab.

Tangan Rayhan kemudian melepas jilbab yang masih membungkus kepala Istrinya. Sejenak Ia pandangi wajah ayu Dokter cantik sekaligus Istrinya itu. Untuk pertama kalinya Rayhan melihat Zevana tanpa mengenakan jilbab.

"Cantik..." Begitulah penilaian Rayhan untuk Zevana malam ini.

Rambut hitam legam yang panjang bergelombang. Ahh kemana mata Rayhan selama ini? Menyesal adalah kata yang tepat kalau sampai Rayhan melepaskan wanita di bawah kungkungannya saat ini.

Usai puas memandangi wajah ayu sang Istri walau pada akhirnya Zevana lebih memilih memalingkan wajahnya. Tapi Rayhan puas melihat rona merah dipipi putih mulus Zevana. Kembali Rayhan melum*t bibi mungil Zevana. Tangannya tak tinggal diam, tangan nakal Rayhan sudah sibuk membuka dress yang Zevana kenakan.

"SRAAAK"

Dalam satu tarikan, dress itu terhempas ke lantai menyisakan benda mirip kaca mata dan kain segitiga. Mata Rayhan tak berkedip kala melihat pemandangan didepannya. Sungguh, Zevana malu sekali walau halal. Usai puas memandangi tubuh Istrinya, Rayhan kembali tersadar.

Ditariknya selimut hingga menutupi semua tubuhnya dan juga Zevana. Permainan inti pun terjadi. Tak peduli bagaimana Zevana merintih kesakitan, Rayhan dengan brutal menjamah tubuh ramping itu cukup kasar. Zevana sampai meremas seprei kuat-kuat kerena menahan nyeri kala Rayhan menerobos paksa.

Sungguh, pengaruh obat sialan itu benar-benar mengerikan. Tadinya Rayhan pikir masih bisa bermain halus. Tapi nyatanya setelah melihat kemolekan tubuh Zevana semua berubah. Rayhan bak buaya yang di beri ayam segar.

Lenguhan panjang terdengar dari bibir Rayhan kala klim*ks telah Ia dapatkan. Semburan kecebong mengalir sempurna di rahim Istrinya.

Zevana lemas tak berdaya, tubuhnya terasa nano-nano. Entahlah dari ujung kaki hingga kepala terasa sakit semua, terutama di bagian itu.

Setelah permainan panas itu usai, Rayhan ambruk di samping Zevana. Zevana sendiri masih terjaga walau tubuhnya lemas. Dirinya tidak boleh terpejam sebelum suci. Setidaknya dirinya harus berwudhu. Ahh, bahkan tadi dia tidak sempat sholat atau hanya sekedar wudhu. Hanya "Bismillah" yang sempat keluar dari bibirnya sebelum Rayhan menghujam bagian inti dirinya.

Tak ingin berakhir ketiduran, Zavana memilih segera beranjak dari tempat tidur. Zevana menggigit bibirnya kala merasakan nyeri yang luar biasa di bagian itu. Pelan-pelan Zevana melangkah, diraihnya handuk kimono. Kemudian lanjut mengayunkan kakinya. Bukan ke kamar mandi yang ada di kamar itu, bukan. Zevana melangkah mendekati pintu kamar. Tangannya terulur memutar kunci dengan pelan, setelahnya Ia tarik handel dan segera melenggang pergi.

Usai menutup pintu kamar Rayhan, Zevana membuka dan masuk kedalam kamar yang selema ini Ia tempati. Tujuan utamanya adalah kamar mandi.

Disinilah kini Zevana berada, dibawah guyuran sower yang menulika tangisan Zevana. Yah, tak terdengar sama sekali isakan. Hanya gemricik air yang terdengar dari luar.

Bila tadi Zevana masih terlihat baik-baik saja, tidak dengan sekarang. Sungguh, perlakuan kasar Rayhan tadi menyisakan sakit yang luar biasa bagi Zevana. Ini yang pertama dan bukan nikmat yang Ia dapat tapi malah sakit.

Setelah kurang lebih tiga puluh menit, akhirnya Zevana keluar dari kamar mandi. Rambutnya basah, matanya merah sembab. Zevana tampak menyedihkan saat ini.

Segera Zevana memakai piyamanya, usai itu tangannya meraih hairdryer. Rambut yang tadinya basah pun berlahan mengering. Sesudah itu, Zevana memilih membentangkan sajadahnya dan mendirikan sholat dua rekaat.

Hati dan pikirannya tengah tidak baik-baik saja. Dirinya butuh teman curhat, dan hanya sang pencipta yang terlintas di otaknya. Bulir bening kembali luruh saat kedua tangan Zevana menengadah meminta kekuatan kepada sang khalik.

"Ya Rabb, apapun rencana Mu hamba ikhlas, hamba ridho. Tapi tolong Ya Rabb, beri hamba kekuatan untuk lewati ini semua. Tuntun hamba Ya Rabb, agar hamba tidak salah langkah nantinya." Lirih Zevana di tengah-tengah isakan.

Setelah merapikan kembali mukena dan sajadah. Zevana naik keatas ranjang, ditariknya selimut dan segera tubuh Dokter cantik itu berbaring. Rasa tak nyaman ditubuhnya membuat Zevana tak kunjung terlelap. Akhirnya Zevana memilih beristigfar, berharap dengan itu dirinya segera terpejam. Dan benar saja selang beberapa menit, mata Zevana berlahan tertutup rapat.

To Be Continued...

1
anggita
iya.. bener itu😑 .... 💪🇮🇩 🇵🇸
anggita
like iklan👍☝... moga novelnya lancar.
Hikari_민윤기: aamiin Yaa Allah, makasih Kak supportnya...
total 1 replies
anggita
iku boso jowo... bhs Inggrisnya more easy🤭
Hikari_민윤기: haduh ndak bisa saya bahasa inggris cuman bisa yes or no 🤭🤣
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!