NovelToon NovelToon
Love Me, Again

Love Me, Again

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintapertama / Nikahkontrak / Perjodohan / Patahhati
Popularitas:8.6M
Nilai: 4.8
Nama Author: embunpagi

Hampir separuh dari hidupnya Gisell habiskan hanya untuk mengejar cinta Rega. Namun, pria itu tak pernah membalas perasaan cintanya tersebut.

Gisell tak peduli dengan penolakan Rega, ia kekeh untuk terus dan terus mengejar pria itu.

Hingga sampai pada titik dimana Rega benar-benar membuatnya patah hati dan kecewa.

Sejak saat itu, Gisel menyerah pada cintanya dan memilih untuk membencinya.

Setelah rasa benci itu tercipta, takdir justru berkata lain, mereka di pertemukan kembali dalam sebuah ikatan suci.

"Jangan sok jadi pahlawan dengan menawarkan diri menjadi suamiku, karena aku nggak butuh!" ucap Gisel sengit

"Kalau kamu nggak suka, anggap aku melakukan ini untuk orang tua kita,"

Dugh! Gisel menendang tulang kering Rega hingga pria itu mengaduh, "Jangan harap dapat ucapan terima kasih dariku!" sentak Gisel.

"Sebegitu bencinya kamu sama abang?"

"Sangat!"

"Oke, sekarang giliran abang yang buat kamu cinta abang,"

"Dih, siang-siang mimpi!" Gisel mencebik.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon embunpagi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 31

Gisel hanya tersenyum mendengar kalimat permintamaafan dari Kendra.

"Sayangnya untuk marahpun aku nggak bisa, mas," ucap Gisel.

"Duduk, mas!" lanjutnya sembari mendaratkan pantatnya di sofa yang ada di lobi. Kendra mengikuti apa yang Gisel lakukan.

Beruntung suasana lobi waktu itu cukup sepi, sehingga tak ada yang mendengar obrolan mereka.

"Yang paling aku sesalkan adalah pria yang seharusnya aku benci justru yang datang untuk menawarkan diri menjadi pahlawan yang menyelamatkan dari rasa malu," Gisel melanjutkan ucapannya.

"Maafkan aku, Sel. Nggak seharusnya aku melakukan semua ini sama kamu. Aku benar-benar menyesal. Kamu pantas buat marah bahkan benci denganku. Aku tahu, kata maaf saja tidak akan cukup untuk menyembuhkan rasa kecewammu. Aku benar-benar menyesal. Menyangkal kalau ini bukan salahku pun rasanya terlalu naif, karena pada kenyataannya memang aku yang salah meskipun aku tidak sadar saat melakukannya," ucap Kendra.

"Apa mas Kend sangat tertekan saat akan menikah denganku? sampai harus lari ke alkohol? bukankah aku pernah bilang kalau mas Kend tidak lagi cinta sama aku dan sudah menemukan pengganti aku, aku akan ikut bahagia buat mas Kend? tapi, saat kita akan menikah, mas Kend sama sekali tak mengatakan keberatan untuk menikah denganku. Di sini aku yang terlalu naif, mas. Aku kira mas Kend bahagia akan menikah denganku," ungkap Gisel.

Kendra mendongak, menatap lekat wanita yang batal ia nikahi tersebut," jujur, perasaan itu memang masih ada buat kamu, Sel," ucapnya jujur.

Gisel tersenyum tipis mendengar pengakuan Kendra barusan," sudah bukan saatnya lagi untuk kamu mengatakan cinta sama aku, mas. Ada hati yang harus kamu jaga saat ini. Pergilah dan pertanggung jawabkan apa yang sudah mas Kend lakukan. Jangan khawatirkan aku. Aku akan mendoakan yang terbaik buat mas Kend dan mbak Sarah," ucapnya.

"Kamu pantas membenciku," ucap Kendra.

"Dari pada membencimu, lebih baik aku mendoakan untuk kebaikanmu, mas. Mungkin Tuhan masih sayang sama aku makanya semuanya terungkap sebelum kita menikah. Seandainya kita tahu kenyataan ini setelah kita sah menjadi suami istri, itu akan lebih menyakitkan untuk kita bertiga. Pergilah cari mbak Sarah, pasti saat ini dia sedang merasa down. Aku permisi, mas!" Gisel memilih menyudahi obrolan dengan Kendra. Karena Bagaimanapun juga hatinnya tetap terluka. Dan dia memilih memendamnya sendiri.

"Lalu bagaimana dengan pernikhanmu dan dokter Rega?" rasanya Kendra masih belum tenang jika belum memastikan Gisel benar-benar baik-baik saja.

"Biar itu menjadi urusanku dan suamiku. Mas Kend cukup doakan yang terbaik," jawab Gisel tersenyum.

"Semoga masih ada maaf untukku, Sel," ucap Kendra yang ikut berdiri dari duduknya.

Gisel menatapnya lalu tersenyum," Aku sedang berusaha melakukannya, mas. Waktu yang akan menjawabnya," ucapnya

sebelum benar-benar pergi.

Kendra menatap punggung Gisel yang mulai menjauh. Ia tahui wanita itu berusaha tegar.

Kendra lega, setidaknya Gisel terlihat baik-baik saja meski ia tahu hanya luarnya saja. Pertanyaannya, wanita mana yang akan benar-benar merasa baik-baik saja jika hal serupa, menimpanya.

Setelah menemui Gisel, Kendra pergi ke ruangan Senja. Ada hal yang ingin ia katakan dengan wanita itu.

"Sarah akan marah kalau tahu aku melakukan ini, pergilah dan bawa Sarah kembali!" ucap Senja sembari memberikan alamat Sarah kepada Kendra.

"Terima kasih, Nona," Kendra mengangguk lalu pergi.

.

.

.

Hari ini Rega pulang setelah melakukan operasi kedua di hari tersebut. Ia akan menjemput Gisel ke kantornya sesuai janjinya pagi tadi.

Gisel tengah bersiap untuk pulang saat ponselnya berdering. Panggilan dari nomor tak di kenal masuk. Biasanya ia abai dengan panggilan tanpa nama kontak seperti itu. Tapi, kali ini ia iseng mengangkatnya.

"Halo,"

"Dek, abang udah ada di bawah jemput kamu," Gisel mendengus, ternyata itu suaminya. Tahu gitu tadi tidak ia angkat, pikirnya.

"Aku lembur, kamu pulang aja dulu!" ucap Gisel.

Setelah bertemu Kendra dan hatinya belum benar-benar stabil, kini ia harus bertemu Rega. Rasanya ia tak sanggup.

"Jam berapa pulang? nanti abang jemput lagi kalau gitu," ucap Rega.

"Tidak usah, aku bisa meminta antar Melisa," ucap Gisel. Ia kembali meletakkan tasnya. Lalu berjalan ke jendela ruangannya. Ia melihat mobil Rega di depan kantor. Pria ia tengah bersender pada mobilnya sambil meneleponnya.

Belum menyahut, Rega melihat Melisa keluar karena taksi online pesanannya sudah datang. Hari ini Melisa tidak membawa mobil sendiri ke kantor karena mobilnya sedang berada di bengkel.

"Dokter Rega, mau menjemput, nona? dia sedang bersiap untuk pulang," ucap Melisa menyapa Rega sebelum masuk ke dalam Taksinya sambil membenarkan letka kaca mata tebalnya.

Rega sedikit mengernyit, barusan sang istri mengatakan akan lembur. Tapi, Melisa bilang sudah bersiap akan pulang. Rega menyadari sesuatu.

"Baiklah, aku akan menunggunya," sahut Rega.

"Saya permisi duluan, dokter!" pamit Melisa, ia masuk ke dalam taksi.

"Hem," Rega mengangguk. Ia lalu memutar badannya dan mendongak ke atas.

Gisel yang mendengar percakapan Melisa dan Rega melalui telepon yang ternyata masih terhubung tersebut langsung menggerutu karena Melisa rupanya tak bisa diajak kompromi. Seharusnya asistennya itu berbohong sedikit dengan mengatakan jika dirinya lembur.

"Turunlah, abang tunggu!" ucap Rega.

"Ck. Dasar Melisa!" decak Gisel. Ia langsung memutus oanggilan Rega lalu menyambar tasnya.

Rega hanya tersenyum tipis mendengar decakan sang istri.

Gisel tiba dengan wajah cemberut, ia masuk ke mobil setelah Rega membukakan pintu untuknya.

"Kan udah bilang nggak usah jemput, aku bisa pulang sendiri. Aku bukan anak Tk yang harus diantar jemput!" Protes Gisel.

Namun Rega yang emang dasarnya pendiam, tak merespon prtotesnya Gisel.

Hal itu membuat Gisel kesal, "dengar aku ngomong nggak sih?" tanyanya.

"Dengar, kok. kamu capek ya mau beli sesuatu dulu untuk makan malam nanti?" tanya Rega.

Yang mana membuat Gisel menarik napas panjang,"Terserah!" ucapnya.

"Ini bukan soal kamu udah mandiri, apa-apa bisa sendiri. Bukan juga soal kamu bukan lagi anak TK. Tapi karena kamu istri abang. Abang wajib menjamin keselamatan kamu. Abang lebih tenang kalau kamu pulang pergi sama Abang," ucap Rega akhirnya.

Gisel hanya melengos mendengarnya. Karena jenuh tak ada obrolan lagi setelahnya, Gisel memilih memutar musik. Sialnya musik yang ia putar adalah lagu kesukaannya dulu jika sedang bersama Rega. Pria itu rupanya masih selalu memutar lagu itu.

"Kenapa di matiin?" tanya Rega.

"lagunya jelek!" Jawab Gisel.

"Bukannya itu lagu kesukaan kamu, dek?"

"Udah lama enggak. Bukankah selera orang Bisa saja berubah? Termasuk soal hati,"

"terus sukanya sekarang genre apa?" tanya Rega.

Gisel tak menyahut. Rega iseng kembali menyalakan lagu tersebut. Gisel menatapnya protes. Namun Rega cuek.

"Bukannya nggak suka sama lagu itu?" tanya Gisel. Dulu, Rega selalu terpaksa mendengarnya karena Gisel yang memutarnnya.

"karena seseorang dulu sangat menyukai lagu ini. Abang jadi terbiasa mendengarnya," sahut Rega.

Gisel diam tak lagi menyahut.

"Ternyata kamu masih ingat kalau abang nggak suka lagu ini," ucap Rega yang mana membuat Gisel semakin bungkam. Malas untuk mennaggapinya.

"Mau beli sate?" Rega berhenti di seberang penjual sate.

Gisel melihat ke arah warung sate tersebut. Itu adalah warung sate kesukaannya dulu. Sering sekali Rega ia minta untuk membelikan sate tersebut. Tempatnya masih sama, tidak berubah.

"Ya terserah, kalau mau beli ya beli aja," Gisel terlalu gengsi mengiyakan tawaran sang suami.

"Mau makan di apartemen aja, kan?" tanya Rega. Gisel tak menjawab.

"Sebentar, abang beli dulu. Kamu tunggu disini saja! Tidak usah ikut antre!" Rega keluar untuk membeli sate tersebut.

...****************...

1
Queen Sha
/Facepalm/semoga tidak ada malaikat yg lewat ya Pa wkwkwkwkwk
Queen Sha
akal2 para papa2
Queen Sha
Hai anak muda, mereka latihan ngelawak biar makin muda😆
Queen Sha
kumpulan para Papa2 lupa umur wkwkwkwk
Ira Wati
Kecewa
Ira Wati
Buruk
Yundari Gayosa
Luar biasa
Fajar Ayu Kurniawati
.
Kurnaesih
/Facepalm//Slight//Slight//Facepalm/
angkasa
Rega jadi cowok tidak tegas
Kurnaesih
mampir lanjut Ade nya elang penisirin 🥰
Keyko Khaka
sumpah smpe ckiet perutku gara2 ngakak baca di part nie , keren Thor , menghibur bngitz 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣👍
Katina
Luar biasa
gemini
la kok jadi betah
gemini
ya tuhan
Taris
Lumayan
maria handayani
/Shy/
Kunaenah
banyak typonya pembaca hrs pintar2 mencerna maksud dr othor😇😇😇😇😇😇😇
Mei Prw
luar biasa
Mindarsih 19
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!