Kisah ini menceritakan tentang perantauan ku ke Kalimantan dan bertemu dengan seseorang perempuan yang ternyata perempuan itu menganut ilmu hitam.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Amak Tanah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 18
Bagas pun menuju ke tempat ia memarkirkan motornya, lalu ia pun segera tancap gas pulang ke mes, setibanya di mes Bagas pun segera masuk, setelah ia berada di dalam ia merasakan udara yang sangat panas tidak seperti biasanya, merasa udara panas ditambah pengap Bagas pun membuka semua jendela mes yang ia tempati supaya udara pada masuk, namun ia merasa bahwa panas di dalam me tak kunjung menurun ia mulai merasa curiga, seperti ada yang aneh soalnya tidak seperti biasanya, biasanya mes yang ia tempati adem-adem aja nggak pernah ia merasakan segerah ini, merasa ada yang janggal Bagas pun memutuskan membaca doa-doa yang ia ketahui, setelah beberapa saat kemudian, setelah Bagas membacakan doa-doa udara di mes kembali lagi seperti semulanya, Bagas tidak merasa gerah lagi "berarti benar tadi aku di gangguin sama penunggu mes ini' Bagas membatin.
Setelah bagas merasakan udara sudah kembali normal, Bagas pun memutuskan untuk segera mandi, selesai mandi Bagas pun berbaring di kasurnya sebentar sembari menunggu jam makan malam. Namun disaat Bagas sedang asyik-asyiknya rebahan di kamarnya ia samar-samar mendengar seperti suara tangisan orang dari arah kamar mandi, Bagas pun segera beranjak dari tempat tidurnya lalu ia mengecek ke kamar mandi namun ia tidak menemukan siapa-siapa di kamar mandi, namun yang bikin Bagas heran adalah keran air terbuka, padahal seingat Bagas ia sudah mematikan keran tadi sebelum ia keluar dari kamar mandi,
"Perasaan tadi udah aku tutup deh" ucap Bagas dalam hati, tak mau berpikir yang tidak-tidak Bagas pun segera mematikan kerannya lalu ia kembali ke kamar nya lagi. Ia kali ini duduk di kursi yang ada di kamarnya. Setelah beberapa saat kemudian jam pun menunjukkan pukul 18:00 Bagas pun memutuskan untuk makan malam, seperti biasa Bagas makan malam di dapur mes, di saat sedang asyik-asyiknya Bagas menyantap makanannya ia mendengar seperti suara langkah kaki di depan dapur mes, seperti orang bolak-balik namun nggak berhenti-henti, Bagas yang merasa makannya terganggu pun memutuskan untuk mengecek keluar mes, ia pikir itu adalah Samsul yang sengaja menjahili nya, Bagas berjalan menuju pintu namun pas pintu di buka Bagas celingukan mencari ke segala penjuru namun nihil, Bagas tidak menemukan siapa-siapa, akan tetapi di lantai teras dapur mes Bagas melihat ada bekas telapak kaki anak-anak, namun Bagas pun di saat itu masih berpikir positif "ah mungkin anak pak Samidi habis bermain disini" batin Bagas, mengingat jam masih menunjukkan pukul enam lewat lima belas menit, mungkin saja tadi anaknya pak Samidi habis bermain lalu di jemput ibunya pulang. Setelah menyelesaikan makannya Bagas pun segera kembali ke mes, setelah tiba di mes Bagas pun masuk kedalam lalu ia mengunci semua pintu dan jendela, lalu ia duduk di kursi lagi sembari bermain game offline yang ada di ponselnya, di tengah aktifitas Bagas yang sedang bermain game offline, Bagas di kagetkan dengan suara anak kecil tertawa di luar mes, ia pun segera mengecek keluar mengintip melalui jendela, setelah ia mengintip Bagas melihat ada dua anak kecil sedang kejar-kejaran di depan pos satpam, "anak siapa sih kok masih bermain di luar jam segini, katanya disini tidak boleh berada diluar rumah jikalau haru sudah malam" tanya Bagas dalam hati, Bagas pun tidak terlalu menghiraukan anak kecil itu, "palingan sebentar lagi orang tua nya datang membawa mereka pulang" batin Bagas, lalu Bagas memutuskan untuk kembali ke kamarnya lalu berbaring di ranjangnya dan benar saja setelah beberapa saat Bagas berbaring suara anak-anak yang tadi bermain di luar pun sudah tidak ada lagi. Tak terasa jam sudah menunjukkan pukul sembilan malam, rasa kantuk pun datang Bagas memutuskan untuk segera tidur, tak butuh waktu lama untuk Bagas tertidur, di waktu sedang tidur Bagas pun bermimpi, ia mimpi seperti melihat seorang ibu-ibu dan anak kecil sedang duduk di ruang tamu mes, Bagas mendekati mereka lalu ia bertanya,
"Kalian siapa kok bisa berada di mes saya" namun ibu dan anak itu tidak merespon apa pun mukanya pucat pasi pandangannya lurus kedepan tanpa mengedip, namun selang beberapa saat kemudian ibu dan anak tadi menoleh ke arah Bagas lalu menyeringai, wajah yang tadinya pucat pasi tiba-tiba berubah menjadi menyeramkan, berlumuran darah dan ada beberapa belatung yang berjatuhan dari wajahnya. "Kamu yang harus pergi dari sini, ini rumah kami" ucap ibu itu dengan suara menggelegar, Bagas yang melihat penampakan mengerikan itu pun ketakutan ia mau lari akan tetapi seperti ada yang menahan kakinya, tidak ada yang bisa ia lakukan kecuali berteriak sekencang-kencangnya, hingga ia terbangun "hah..hah...hah..hah" nafas Bagas terengah-engah,
"Ternyata cuma mimpi" ucap Bagas, sembari menyeka keringat yang bercucuran di keningnya, ia membuka ponselnya di lihatnya jam ternyata sudah pukul empat dini hari, Bagas pun memutuskan untuk segera tidur lagi, namun setelah berusaha bersikeras memejamkan matanya ia pun tak kunjung tidur, ia masih kepikiran sama kejadian yang menimpanya, meskipun hanya dalam mimpi, kejadian menyeramkan itu cukup membuat Bagas tidak bisa tertidur lagi. Setelah tiga puluh menit berlalu, Bagas pun akhirnya tertidur, dan ia pun bermimpi lagi, tapi kali ini ia bermimpi bertemu dengan Nenek-nenek yang pernah ia temui di mimpinya, nenek itu pun berkata kepada Bagas,
"Kamu jangan takut sama mahkluk yang menghuni mes tempat kamu tinggal, semakin kamu takut mereka akan semakin senang, bukan kah derajat manusia lebih tinggi dari setan, jangan lupa untuk terus beribadah kepada Tuhan mu dan juga selalu berdoa, supaya mereka tidak mempunyai celah untuk mengganggu mu" pesan Nenek-nenek itu Kepada Bagas. Dan setelah si nenek berucap Bagas pun terbangun dari tidurnya, ia heran kenapa ia selalu bertemu dengan nenek itu "apakah nenek itu bukan manusia" batin Bagas. Bagas melihat jam di ponselnya ternyata jam sudah menunjukkan pukul enam lewat tiga puluh menit,
"Aduh telat ini, mana sudah janji dengan Nina" ucap Bagas yang teringat dengan janjinya untuk berangkat bersama dengan Nina ke kantor hari ini, Bagas pun segera menuju kamar mandi, setelah selesai mandi ia bersiap-siap untuk berangkat, ia memutuskan untuk tidak sarapan dikarenakan waktu yang sudah sangat mepet, ia tak ingin mengecewakan Nina, karena Nina sudah harus berangkat pukul tujuh pagi, setelah selesai bersiap-siap Bagas pun segera berangkat ke rumah Nina, ia pun memanaskan mesin motornya sebentar, setelah jam menunjukkan jam tujuh kurang lima menit ia pun segera melajukan motornya ke rumah Nina sesampainya di rumah Nina tampak Nina sudah menunggu di depan rumah, Bagas pun segera menghampirinya.
"Pagi Nin, maaf ya lama nunggu, soalnya hari ini aku bangunnya kesiangan" ucap Bagas yang tak enak hati
"Nggak apa-apa mas, belum lama juga kok" jawab Nina
"Yasudah ayok kita berangkat" ucap Bagas lagi.
BERSAMBUNG.....
***
di tungguin