Diawali dengan kisah perjalanan cinta seorang gadis muda bernama Iren Zefanya, saat pertama kali diterima bekerja diperusahaan ternama di kota nya,,,
Ada salah satu pria yang Iren kagumi saat di kantornya, tapi yang tidak diketahuinya pria itu adalah anak tunggal pemilik perusahaan tersebut,,,
Bagaimana selanjutnya perjalanan cintanya Iren?, apakah dia bisa memperjuangkan cintanya bersama pria itu?, atau dengan pria yang lainnya? yuk simak cerita selanjutnya bestieee...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rainara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 17
Abian sudah tiba dikantornya, ia pun berjalan masuk kedalam, diikuti manager seno dibelakangnya…
setelah sebulan lebih para karyawan tidak melihat wajah tampan bosnya itu, mereka pun terpana saat melihat abian datang, lumayan cuci mata di pagi hari..
“Sepertinya direktur abian lebih tampan deh dari sebelumnya”…
“Iya aku juga berfikir sepeti ituu…
“wah aku sangat ingin menjadi istrinya…
“Dia benar benar lelaki yang sangat kuidam idamkan”
"tipe aku banget si tapi tidak dengan karakternya yang tegas dan dingin itu"
banyak bisik bisikan para karyawan Wanita yang kagum saat melihat abian...
Beberapa karyawan lainnya sudah menunggu diruang meeting, mereka menunggu kedatangan boss nya saat mananger seno mengumumkan bahwa direktur sudah mau sampai, para karyawan sudah tau boss mereka tidak suka jika harus menunggu karyawan yang belum datang saat meeting, abian pasti akan sangat marah dan membatalkan meeting mereka…
“Risss… riss… risaaaa” iren memanggil risa yang ada disebelahnya dengan suara bisik bisik,, risa yang mendengar bisikan iren langsung melihat kearah iren dan memberi kode ada apa memanggilnya…
“Riss ini lama lagi ya, uda 30 menit nih kita disini, lama banget si ga ngehargai waktu banget” bisik iren Kembali yang sudah merasa bosan..
“Emang gitu ren kalo mau meeting kita tu harus sudah ada diruangan meeting 1 jam sebelum direktu datang” jelas risa, karna risa sudah tau peraturannya, lebih baik karyawan yang menunggu boss...
“Udah deh kamu tunggu aja jangan berisik” jawab risa Kembali dengan suara yang masih berbisik…
Tidak lama kemuadian pintu ruangan itu terbuka, iren yang sangat penasaran langsung liat kearah pintu itu, yang pertama masuk keruangan ialah mananger seno yang membukakan pintu dan mempersilahkan Abian masuk terlebih dahulu, saat mananger seno sedang menahan gagang pintu dan ia pun mempersilahkan direktur yang ditunggu tunggu iren… Dan akhirnya masukla SANG DIREKTUR…
“HHHAAAAA,, ABIAN?” batin iren yang terkejut melihat direktur itu yang tak lain adalah abian lelaki yang diidamkan dia juga lelaki yang buat iren kesal karna kejadian semalam… iren pun langsung memalingkan wajahnya agar tak terlihat oleh abian...
“Duhh mampus guee, kok bisa dia sihhh yang jadi boss gueee” batin iren yang kelimpungan menyembunyikan wajahnya dengan dokumen…
Abian pun duduk dan memulai meeting untuk membahas meeting mereka..
“Saya sudah membaca laporan yang kalian buat ini” kata abian sambil menunjukkan map coklat yang ada ditangannya, abian pun membuka isi map itu dan membaca perlembar demi perlembar, abian pun tertawa meledek sambil melihat setiap lembar yang ia buka...
"Bahkan saya sendiri saja tidak tertarik dengan tawaran yang kalian buat ini” lanjut abian…
“Bagaimana kalian sangat yakin bisa membuat PT. CAHAYA bisa menerima kerja sama dengan kita?, kalian mau bikin saya malu dengan laporan sampah ini?” abian melemparkan dokumen dokumen itu kearah para karyawan…
“Kalian tau berapa kerugian jika saya gagal membuat mereka bergabung dengan saya?, 80 MILIARRRR” suara abian menggelegar diruangan itu, para karyawan yang kaget dengan suara abian pun hanya bisa tertunduk dan meminta maaf, mananger seno yang melihat abian sangat marah langsung bicara untuk meredakan kemarahan abian…
“Maaf bos saya akan menyuruh mereka mengubah beberapa dokumen yang salah, sebelum tuan Abraham (direktur utama PT. CAHAYA) datang ke indonesia dan bertemu dengan anda, saya akan memastikan laporan mereka tidak akan salah lagi” ucap seno yang ingin memberi kesempatan kepada karyawan untuk memperbaikinya...
