NovelToon NovelToon
Guru TK Yang Cantik

Guru TK Yang Cantik

Status: sedang berlangsung
Genre:Masalah Pertumbuhan / Karir
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: Esa

Di TK Pertiwi Masaran, Bu Nadia, guru TK yang cantik dan sabar, mengajarkan anak-anak tentang warna dengan cara yang menyenangkan dan penuh kreativitas. Meskipun menghadapi berbagai tantangan seperti balon pecah dan anak yang sakit perut, Bu Nadia tetap menghadapi setiap situasi dengan senyuman dan kesabaran. Melalui pelajaran yang ceria dan kegiatan menggambar pelangi, Bu Nadia berhasil menciptakan suasana belajar yang penuh warna dan kebahagiaan. Cerita ini menggambarkan dedikasi dan kasih sayang Bu Nadia dalam mengajarkan dan merawat anak-anaknya, menjadikan setiap hari di kelas menjadi pengalaman yang berharga dan penuh makna.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Esa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Wali Murid Nekat, Bu Nadia Salting!

Pagi yang cerah di TK Pertiwi. Seperti biasa, Bu Nadia datang lebih awal dengan penampilannya yang selalu rapi dan menawan. Hari itu, ia mengenakan dress batik simple berwarna cerah yang membuat penampilannya semakin bersinar. Senyum manisnya selalu membuat anak-anak dan wali murid merasa nyaman.

Saat Bu Nadia sedang menyambut anak-anak yang masuk, tiba-tiba seorang wali murid, Pak Arman, mendekatinya. Pak Arman adalah seorang duda berusia 40-an, dengan postur tubuh yang tinggi dan rapi. Dia selalu mengantar anaknya, Aldo, setiap pagi dan sering terlihat berusaha untuk mencari perhatian Bu Nadia. Namun, pagi itu ada sesuatu yang berbeda dalam sikap Pak Arman. Wajahnya terlihat lebih tegang, seolah sedang mempersiapkan diri untuk sesuatu yang besar.

Bu Nadia, Aldo masuk dulu ya, ucap Pak Arman sambil tersenyum. Seperti biasa, Bu Nadia menjawab dengan ramah.

Tentu Pak Arman, selamat pagi juga ya, Aldo! Ucapnya sambil melambaikan tangan ke arah Aldo.

Pak Arman, yang biasanya langsung pergi setelah mengantar anaknya, hari itu tidak langsung beranjak. Dia tampak berdiri canggung di dekat pintu kelas sambil memainkan kunci mobilnya.

Bu Nadia yang melihat Pak Arman masih berdiri di sana, merasa sedikit aneh. Eh, Pak Arman, ada yang bisa saya bantu? tanyanya sambil tersenyum lembut.

Pak Arman terlihat sedikit gugup, tapi akhirnya memberanikan diri. Sebenarnya, Bu, saya mau... mau minta nomor WhatsApp-nya Bu Nadia, biar kalau ada urusan soal Aldo, saya bisa langsung tanya... katanya dengan suara pelan tapi terdengar jelas.

Bu Nadia tertegun. Wajahnya langsung memerah. Ia tidak menyangka akan ada wali murid yang berani meminta nomor WhatsApp secara langsung seperti itu. Saking kagetnya, dia hanya bisa terpaku dan tertawa kecil karena salah tingkah.

Pak Arman yang melihat Bu Nadia salah tingkah, justru semakin grogi. Eh, tapi ya, kalau Bu Nadia enggak mau ngasih, enggak apa-apa kok, katanya buru-buru sambil menggaruk-garuk kepala yang sebenarnya tidak gatal.

Suasana di sekitar mereka mendadak kikuk. Bu Nadia mencoba meredakan rasa malunya dengan tersenyum.

Ah, anu... biasanya kalau urusan sekolah bisa lewat grup WhatsApp orang tua, Pak Arman... jawabnya dengan lembut tapi tetap kaku.

Pak Arman, yang merasa sedikit kecewa, mencoba mencari cara lain. Tapi, kalau ada yang penting soal Aldo, saya bisa langsung tanya ke Bu Nadia kan? tanyanya lagi sambil tersenyum canggung.

Bu Nadia tertawa kecil lagi, lebih karena tidak tahu harus menjawab apa. Eh... iya, tapi tetap lewat grup aja, ya, Pak... jawabnya dengan sopan sambil mengangkat alis sedikit, berusaha membuat suasana jadi lebih santai.

Mendengar jawaban itu, Pak Arman hanya bisa tersenyum kecut. Tapi sebelum ia pergi, tiba-tiba datang Bu Ratna, wali murid lainnya, yang selalu suka ikut campur urusan orang.

Eh, Pak Arman, lagi godain Bu Nadia ya? Awas, nanti kalah saing sama yang lain, loh! Bu Ratna berseru sambil tertawa terbahak-bahak.

Wajah Pak Arman langsung merah padam, sementara Bu Nadia hanya bisa tersenyum canggung, berusaha menahan tawa.

Bu Ratna kemudian mendekati Bu Nadia. Bu, hati-hati sama Pak Arman. Nanti dikirain kamu mau! katanya dengan nada setengah bercanda, setengah serius.

Bu Nadia yang masih salah tingkah hanya bisa tertawa kecil sambil menepuk pelan pundak Bu Ratna. Aduh, Bu Ratna, jangan gitu dong... Nanti saya makin malu, jawabnya dengan senyum lebar.

Pak Arman, yang merasa semakin malu setelah mendengar candaan Bu Ratna, langsung berpamitan dengan tergesa-gesa. Eh, saya pamit dulu, Bu. Hati-hati ya... ucapnya sambil melambaikan tangan dan berjalan cepat menuju mobilnya.

Begitu Pak Arman pergi, Bu Ratna langsung tertawa terbahak-bahak. Aduh, Bu Nadia, kayaknya Pak Arman beneran naksir deh! Gimana tuh? Apa enggak ada rencana buat jadian? Bu Ratna terus saja menggoda.

Bu Nadia hanya bisa tertawa, wajahnya masih merah karena malu. Aduh, Bu Ratna, jangan bikin saya salah tingkah dong... Saya ini fokus ngajar anak-anak dulu aja, enggak kepikiran yang begituan, jawabnya sambil tertawa.

Sepulang sekolah, cerita soal Pak Arman yang berani meminta nomor WhatsApp Bu Nadia mulai menyebar di antara para wali murid. Bahkan, Bu Siti yang terkenal suka gosip, sudah mulai membahasnya di grup WhatsApp orang tua murid.

Eh, kalian tahu enggak? Tadi pagi Pak Arman minta nomor WA Bu Nadia, loh! Waduh, makin seru nih kayaknya! tulis Bu Siti di grup, membuat para ibu-ibu langsung heboh.

Ada yang bilang, wah, nanti kalau Bu Nadia dapet wali murid yang ganteng, kita gimana nih, Bu?

Sementara yang lain menambahkan, Aduh, Bu Nadia itu emang cantik banget sih, wajar aja kalau wali murid banyak yang naksir!

Meski begitu, Bu Nadia tidak terlalu memikirkan gosip itu. Baginya, yang penting adalah fokus pada pekerjaan dan murid-muridnya. Namun, ia tidak bisa menahan diri untuk tersenyum geli setiap kali mengingat wajah Pak Arman yang kebingungan dan Bu Ratna yang tak henti-hentinya menggoda.

Hari itu menjadi salah satu hari yang paling berkesan bagi Bu Nadia. Meski ia kaget dan salting ketika Pak Arman nekat meminta nomor WhatsApp-nya, kejadian itu tetap membawa tawa dan warna baru dalam hidupnya di TK Pertiwi.

Dan siapa yang tahu? Mungkin di hari-hari berikutnya, ada lagi kejadian seru yang akan membuat Bu Nadia kembali salting dan menjadi bahan gosip para wali murid.

"Pak Arman dan Misi Mendapatkan Nomor Bu Nadia"

Pak Arman duduk di mobilnya dengan perasaan campur aduk setelah pertemuannya dengan Bu Nadia pagi itu. Dia merasa kesal karena rencana sederhananya untuk mendapatkan nomor WhatsApp Bu Nadia gagal total. Wajah Bu Nadia yang tersipu malu masih terbayang-bayang di benaknya, dan rasa penasaran Pak Arman semakin membuncah.

"Sial! Kok bisa enggak dapet sih? Harusnya lebih nekat tadi!" gumam Pak Arman sambil memukul setir mobilnya pelan.

Namun, tiba-tiba, sebuah ide cemerlang muncul di kepalanya. "Aha! Aku kan ada di grup WhatsApp orang tua murid! Di situ pasti ada nomor Bu Nadia! Dia kan adminnya!" seru Pak Arman sambil tersenyum licik.

Dengan cepat, Pak Arman merogoh saku celananya, mengeluarkan ponselnya, dan membuka aplikasi WhatsApp. Jarinya dengan cepat menelusuri daftar grup yang ada hingga akhirnya menemukan grup "Orang Tua Murid TK Pertiwi." Wajahnya berseri-seri ketika ia melihat nama Bu Nadia terdaftar sebagai admin grup.

Pak Arman terkikik sendiri. "Akhirnya dapet juga cara gampangnya!" pikirnya sambil mengusap-usap dagunya.

Tanpa pikir panjang, Pak Arman segera menekan nama Bu Nadia dan membuka profilnya. Dan, benar saja, di sana tertera nomor telepon Bu Nadia yang selama ini ia cari. Dengan hati-hati, dia menyimpan nomor itu di kontaknya dengan nama "Bu Nadia Cantik 🌸". Sambil tersenyum lebar, dia merasa seperti seorang detektif yang baru saja berhasil memecahkan misteri besar.

"Bu Nadia, akhirnya nomormu ada di genggamanku," gumam Pak Arman penuh kemenangan.

Malam harinya, setelah memikirkan kata-kata yang tepat untuk memulai percakapan, Pak Arman mulai mengetik pesan.

"Hai Bu Nadia, ini Pak Arman, wali muridnya Aldo. Tadi pagi saya minta nomor WhatsApp, tapi kayaknya Bu Nadia lupa kasih, hahaha. Ya udah, saya dapet dari grup aja ya, biar lebih gampang komunikasi."

Dia membaca ulang pesannya, merasa cukup puas. "Perfect!" ucapnya sambil menekan tombol kirim.

Tidak lama kemudian, tanda centang dua berwarna biru muncul. Bu Nadia sudah membaca pesannya! Jantung Pak Arman sedikit berdebar. Bagaimana reaksi Bu Nadia? Apakah dia akan marah karena Pak Arman mengambil nomor tanpa izin?

Beberapa menit berlalu, namun tidak ada balasan. Pak Arman mulai gelisah. "Aduh, jangan-jangan dia marah beneran nih..."

Di saat dia hampir putus asa, ponselnya bergetar. Pesan balasan dari Bu Nadia masuk.

"Halo Pak Arman, oh iya, maaf ya tadi saya enggak kasih nomor saya. Tapi, untuk urusan sekolah, lebih baik lewat grup aja ya."

Pak Arman tersenyum kecil membaca pesan itu. "Aha, berarti dia enggak marah. Tapi masa iya cuma lewat grup?"

Pak Arman mencoba lagi, kali ini sedikit lebih santai.

"Ah, iya Bu, tapi kan kadang-kadang ada yang lebih penting yang perlu ditanyain langsung. Misalnya soal Aldo, kan enggak selalu semua hal bisa dibahas di grup, hehe."

Sambil menunggu balasan, Pak Arman merasa bangga dengan strateginya. Dia yakin kalau kali ini Bu Nadia pasti luluh dan membalas dengan lebih santai. Tapi beberapa saat kemudian, pesan balasan yang masuk malah membuatnya tertawa terbahak-bahak.

"Iya Pak, kalau ada yang penting bisa lewat grup juga kok, saya sering baca pesan di sana. Jangan khawatir ya, hehe."

Pak Arman menggeleng-gelengkan kepala sambil tertawa. "Aduh, Bu Nadia bener-bener jaga jarak nih... Susah juga ternyata ya!"

Dia mencoba membalas lagi dengan sedikit humor.

"Hahaha, iya Bu, tenang aja. Saya juga enggak akan gangguin kok. Paling cuma tanya-tanya soal Aldo, atau... siapa tahu kita bisa ngobrol-ngobrol soal kopi, hehe."

Lagi-lagi, pesan itu dibaca, tapi balasan dari Bu Nadia membuat Pak Arman tertawa lagi.

"Haha, Pak Arman ada-ada aja. Saya enggak terlalu suka kopi, jadi mungkin kita bisa bahas teh aja kali ya."

Pak Arman tergelak sendiri, merasa percakapan ini sudah mulai menghibur. "Wah, ternyata Bu Nadia bisa dibawa bercanda juga!" pikirnya sambil mengetik balasan.

"Teh? Waduh, kalau gitu saya harus belajar dulu nih soal teh, Bu. Biar enggak kalah pinter kalau ngobrol sama Bu Nadia, hehe."

Namun, kali ini Bu Nadia hanya membalas dengan emoji tertawa dan senyum. Pak Arman tahu bahwa dia harus berhenti di sini agar tidak terlalu memaksa. Meski begitu, dia merasa puas karena sudah berhasil mendapatkan nomor Bu Nadia dan bisa ngobrol santai, meskipun belum sesuai harapannya.

Esok paginya, Pak Arman kembali mengantar Aldo ke sekolah dengan senyum yang tidak biasa. Ketika melihat Bu Nadia, dia melambaikan tangan dengan penuh semangat.

"Selamat pagi, Bu Nadia!" serunya dengan ceria.

Bu Nadia hanya tersenyum tipis dan mengangguk pelan. "Pagi, Pak Arman."

Melihat respons Bu Nadia yang tetap ramah tapi agak hati-hati, Pak Arman hanya bisa tertawa dalam hati. "Wah, memang Bu Nadia ini susah ditaklukkan. Tapi, aku enggak akan nyerah!"

Sementara itu, dari jauh, Bu Ratna yang biasanya gemar menggoda sudah melihat tingkah Pak Arman dan mendekat sambil menyeringai. "Wah, wah, Pak Arman! Udah dapet nomor Bu Nadia ya? Hati-hati nanti Bu Nadia langsung block loh, hahaha!"

Pak Arman yang mendengar candaan Bu Ratna hanya tersenyum. "Ah, Bu Ratna, jangan begitu dong. Saya kan cuma wali murid yang baik hati, siapa tahu nanti Bu Nadia butuh bantuan saya buat ngajarin Aldo!"

"Halah, halah!" Bu Ratna tertawa terbahak-bahak. "Nanti Aldo malah enggak jadi belajar, yang ada Pak Arman sibuk ngajarin yang lain! Hahaha!"

Pak Arman menggelengkan kepala sambil tersenyum lebar. Pagi itu, meskipun dia belum berhasil benar-benar mendekati Bu Nadia, dia sudah merasa puas dengan pencapaiannya. Setidaknya, dia sudah punya nomor WhatsApp sang guru cantik dan sudah bisa ngobrol meskipun belum terlalu jauh.

Dan siapa tahu, suatu hari nanti, Bu Nadia mungkin akan luluh dengan kesabaran dan kegigihan Pak Arman... atau mungkin, Pak Arman yang harus memikirkan strategi baru lagi.

Cerita ini mungkin belum selesai, tapi yang pasti, hari-hari di TK Pertiwi akan selalu penuh warna dan kejutan—terutama bagi Pak Arman dan misinya yang belum tuntas!

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!