NovelToon NovelToon
Jodoh Yang Di Tukar

Jodoh Yang Di Tukar

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta setelah menikah / Pengantin Pengganti / Cinta Seiring Waktu / Identitas Tersembunyi / Romansa
Popularitas:8.7k
Nilai: 5
Nama Author: shangrilla

Azzam tidak menyadari bahwa wanita yang ia nikahi bukanlah kekasihnya, melainkan saudara kembarnya.

Sejak kepulangannya dari Kanada, sebenarnya Azzam merasa ada yang aneh dengan kekasihnya, ia merasa kekasihnya sedikit berubah, namun karena rasa cintanya pada sang kekasih, ia tetap menerima perubahan itu.

Bagaimana jika suatu saat Azzam mengetahui yang sebenarnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon shangrilla, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ada yang berbeda

Happy reading..

Azzam duduk di kursi kerjanya, beberapa dokumen persetujuan menanti untuk di tandatangani, namun pikiran Azzam melayang ke berbagai pertanyaan tentang kamar rahasia milik istri dan mertuanya, berbagai dugaan muncul di benaknya, untuk apa mereka memiliki kamar rahasia segala?

Azzam menghela napas berat, matanya yang sayu menatap tumpukan dokumen di meja kerjanya. Tangannya seolah-olah berat untuk mengambil pena dan menandatangani dokumen-dokumen penting tersebut. Pikirannya tidak berada di sana, melainkan terus menerawang mencoba mengurai misteri yang belakangan ini mengganggu ketenangannya.

Sejak beberapa hari lalu, Azzam mengetahui bahwa istrinya, dan ibu mertuanya, memiliki sebuah kamar rahasia di rumah mereka yang selama ini tersembunyi dari pengetahuannya.

Mungkin itu adalah hal yang wajar, tapi terasa aneh bagi Azzam, dan mengundang rasa penasarannya.

Kerutan di dahi Azzam semakin dalam, berbagai pertanyaan berkecamuk dalam benaknya. Untuk apa kamar rahasia itu? Apakah ada rahasia keluarga yang sengaja disembunyikan dari dirinya? Yang tidak pernah ia ketahui?

Azzam semakin tenggelam dalam lamunannya, bahkan Abiyan sudah beberapa kali memanggil nama Azzam, tapi tak ada jawaban. Ada kesunyian yang terasa, membuat ruangan terasa lebih hening dari biasanya. Abiyan mendekati Azzam yang duduk termenung di meja kerjanya di temani dengan tumpukan dokumen dan secangkir kopi yang sudah dingin.

Dengan gerakan yang perlahan, Abiyan menyentuh bahu Azzam, membuatnya tersentak kaget. Matanya terbuka lebar, seolah baru saja terbangun dari mimpi buruk. "Azzam, kamu kenapa? Aku sudah panggil kamu beberapa kali," tanya Abiyan dengan raut muka yang penuh kekhawatiran.

Azzam mengusap wajahnya, berusaha mengumpulkan kembali kesadarannya. "Maaf, kak. Aku... aku hanya teringat sesuatu," ujarnya dengan suara yang serak.

Abiyan mengangguk, lalu mengingatkan kembali tentang dokumen yang harus segera ditandatangani. "Dokumen ini harus segera kita bereskan, Azzam. Sudah harus dikirim satu jam lagi," kata Abiyan sambil menunjuk tumpukan kertas di atas meja Azzam.

Azzam menghela napas, menyesali kelamunannya yang membuat pekerjaan terbengkalai. Ia mengambil pena dan mulai menandatangani dokumen dengan cepat, berusaha mengejar keterlambatan yang tidak disengaja. Abiyan berdiri di sampingnya, mengawasi agar tidak ada yang terlewat.

"Sudah," ucap Azzam sembari menutup map terakhir yang ia tandatangani.

"Sebaiknya kamu pulang sekarang, sepertinya kamu sedang tidak fokus hari ini." ujar Abiyan.

Benar dugaan Abiyan, Azzam memang sedang tidak fokus, ia terus teringat dengan kamar rahasia itu.

Azzam pun beranjak dari kursi kerjanya. "Aku pulang duluan kak," pamit Azzam.

Abiyan kembali menepuk bahu Azzam. "Kalau ada apa-apa, cerita sama kakak, jangan sungkan-sungkan."

Azzam tersenyum simpul. "Iya kak," jawabnya.

Hari itu langit tampak mendung, menambah berat langkah Azzam meninggalkan pabrik lebih cepat dari biasanya. Hatinya terasa tidak menentu, ia ingin segera sampai di rumah.

Mobilnya melaju kencang menembus jalanan yang mulai lengang menjelang sore. Sesampainya di depan rumah, Azzam turun dari mobil. Dahinya berkerut ketika melihat pintu depan terbuka sedikit. Dengan langkah cepat dan berat, ia mendorong pintu dan memasuki rumah yang sepi.

"Assalamualaikum.." ucap salamnya.

"Tumben sepi," gumam Azzam pelan sembari berjalan memasuki rumah.

Rumah yang biasanya di isi dengan obrolan Ibu dan istrinya, kini hanya menyisakan keheningan yang mencekam.

"Ma!" panggilnya. "Zahwa, sayang!"

Tak ada jawaban juga, "Kemana mereka?" gumam Azzam lagi.

Azzam masuk ke kamarnya, dan kamarnya pun sama sepinya. Kemudian Azzam duduk di tepian ranjang, melepas sepatu dan kemeja kerjanya, setelah itu ia berjalan menuju lemari untuk mencari pakaian ganti untuknya.

Azzam mengambil pakaian ganti yang lebih santai hanya celana pendek dan kaos saja. Namum ketika ia hendak menutup pintu lemari, mata Azzam tertuju pada satu sudut khusus. Tumpukan pakaian istrinya yang terlipat rapi dan beberapa yang tergantung dengan hanger, mencuri perhatian Azzam.

Sejenak, Azzam terpaku. Ada yang berbeda. Gaya pakaian istrinya yang kini lebih modern feminim sangat kontras dengan yang biasanya lebih ke model yang simple dan kebanyakan polos serta warna gelap.

Sedangkan pakaian yang sekarang kebanyakan warna cerah dan potongan yang lebih trendi menggantikan motif floral dan pastel yang tenang.

Azzam merasa ada jarak yang mulai menganga, tidak hanya pada pilihan pakaian, tetapi mungkin juga pada banyak aspek lain dalam hidup mereka. Sesuatu dalam dirinya bergumul dengan perubahan itu. Azzam menyadari, mungkin selama ini ia terlalu sibuk dengan pekerjaannya hingga kurang memperhatikan perubahan yang terjadi pada istrinya.

Dengan penuh tanya, Azzam menutup lemari itu perlahan. Ia bertanya-tanya, "Apakah aku masih mengenal wanita yang tidur di sampingku setiap malam?"

Azzam mengganti pakaiannya kemudian kembali duduk di tepian ranjang, ia membuka kunci layar handphonenya hendak menghubungi sang istri.

Seketika suara deringan handphone terdengar nyaring dari dalam laci nakas sebelah tempat tidurnya, Azzam menghela napasnya karena sang istri pergi tidak membawa handphone. Handphone milik istrinya tersimpan di laci nakas.

Azzam meletakkan handphonenya di nakas, ia berbaring di ranjang dengan kedua tangannya ia gunakan sebagai bantalan, perlahan Azzam menutup matanya dengan pikiran yang melayang tentang kamar rahasia milik istrinya, tentang selera pakaian yang berbeda, dan tentang panggilan sayang yang di ganti dengan Mas.

Baru beberapa saat matanya terpejam, ia mendengar handle pintu kamarnya yang di buka oleh seseorang dari luar, Azzam pun membuka matanya kembali.

"Loh, Mas. Tumben sudah pulang jam segini?" tanya Zura sembari berjalan ke ranjang.

Azzam beringsut duduk. "Sedang pengen pulang awal aja, sayang." jawabnya. "Kamu darimana?"

Zura dudukan di sebelah Azzam. "Tadi aku jalan-jalan sama Mama, cuma jalan-jalan sore di sekitar sini."

Azzam tersenyum simpul. "Aku seneng melihat kamu semakin dekat dengan Mama, makasih, sayang."

"Mama kamu adalah Mamaku juga Mas. Dan juga sebaliknya, Ibu aku adalah ibu kamu juga, begitu kan?"

"Bisa nggak, manggilnya sayang aja? Jangan, Mas. Jujur aku lebih suka kamu manggil sayang." pinta Azzam membuat Zura terdiam seketika.

"Tapi malu kalau di depan orang manggil sayang, Mas." tolak Zura.

"Kenapa sekarang malu? Dulu waktu di Kanada kamu tidak malu dan terlihat biasa saja manggil sayang." tanya Azzam.

"Di Kanada sama disini beda, Mas. Kalau disana kan tidak ada yang melihat," kilah Zura.

Azzam pun mulai merasa ada yang berbeda dengan istrinya. Zahwa yang dulu dan Zahwa yang sekarang berbeda, dari sikap, cara bicaranya pun terlihat berbeda. Ada apa dengan Zahwa yang sekarang? Mengapa berubah? Pertanyaan Azzam dalam benaknya.

"Atau begini saja, Mas. Kalau kita sedang berdua gini aku akan manggil sayang, tapi kalau di depan orang, aku manggilnya tetep Mas ya?"

"Aku maunya kamu manggil sayang di depan umum sekalipun. Karna itu adalah bukti bahwa kamu milikku."

Zura menghela napasnya, "Baiklah, mulai sekarang aku akan manggil sayang."

"Makasih sayang, kamu udah nuruti permintaanku,"

"Sama-sama, Mas. Eh, sayang,"

To be continued.

1
ㅤㅤ ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ ㅤ 𒈒⃟ʟʙᴄ
baru mampir novel kembaran🙈🙈bab awal aja sudah banyak teka teki ini🏃‍♀️🏃‍♀️🏃‍♀️
Linda Semisemi
kok ga ngerasa ada perbedaan ya? walo pun kembar pst ada bag fisik yg berbeda. pdhl udh pacaran lama di Kanada
Nurul Safitri
sebener nya zahwa itu kmna ya ??
Nurul Safitri: innalillahi
farila: meninggal
total 2 replies
farila
lanjut Thor
𝐙⃝🦜༄iannaimutsekaliM⃟3💋࿐👥
masuk pak ekooo... undaaaa cynkkkk
ᴍᴜsᴀғɪʀ_24434: muacchhh 😘😘😘
total 1 replies
farila
tetap semangat author
ᴍᴜsᴀғɪʀ_24434: makasih kak😍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!