NovelToon NovelToon
Tetesan Air Mata Anggrek

Tetesan Air Mata Anggrek

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Spiritual / Cerai / Mengubah Takdir / Keluarga / Persahabatan
Popularitas:4k
Nilai: 5
Nama Author: Sebuah Kata

Menceritakan kisah seorang gadis malang bernama Anggrek. Gadis yang tak pernah diharapkan kehadirannya oleh siapapun termasuk ibu kandungnya sendiri.

Bahkan, gadis itu tidak mengetahui dimana keberadaan ayah kandungnya karena sang ibu selalu saja mengatakan jika ayahnya telah meninggal dunia. Bukan hanya keluarganya yang hancur, Anggrek harus menerima pahitnya kehidupan setelah masa depannya direnggut paksa oleh karyawan sang paman.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sebuah Kata, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 23

Hari ini adalah hari yang ditunggu-tunggu dua keluarga yang akan menjadi satu. Akad nikah antara, Anggrek dan pak Revan akan berlangsung sepuluh menit lagi.

Rumah sederhana milik, Tuti sudah terlihat ramai dipenuhi keluarga, Revan. Memang keluarga, Anggrek tidak sebanyak keluarga, Revan. Bisa dibilang Revan memiliki keluarga besar dan pada umumnya berasal dari 'Abdi Negara'.

Dan itu juga merupakan faktor kegalauan, Anggrek selama ini karena selain ia tak sempurna ia juga bukan berasal dari keluarga yang kaya atau terpandang.

Anggrek melangsungkan akad nikah di rumah karena berbagai faktor yang tidak memungkinkan ia melaksanakannya di masjid. Walau pada kenyataannya menikah di masjid lebih dianjurkan.

Acara ijab akan dimulai. Mc tengah membuka acara dengan berbagai kata sambutan.

"Baik, Bapak, Ibu yang kami muliakan dan keluarga yang berbahagia untuk menambah husyuk dan tawadhuk kita pada pagi hari ini sesaat lagi kita akan mendengarkan lantunan ayat suci Al Qur’an yang pada hari ini akan dilantunkan oleh saudara Revan Ardiansyah Z, kepadanya saya persilakan," Mc memberi alih mikrofon kepada, Revan.

Pria tampan dengan wajah teduh itu mulai melantunkan ayat suci Qs. Ar-rahman dengan merdu dan indah. Sungguh, ia terlihat begitu menenangkan. Bacaannya sempurna.

Usai membacakan ayat suci Al-qur'an, kini Mc memulai acara intinya. Dimana pernikahan Anggrek berwalikan hakim yang mana wali hakimnya ini bernama pak Najib.

Karena keberadaan sang Ayah yang tidak diketahui dan keluarga ayah pun tidak tahu dimana. Anggrek juga merupakan anak tunggal. Maka putusan terakhir adalah wali hakim.

******

Dua minggu berlalu, kini Anggrek resmi menjadi istri, Revan. Seminggu itu mereka habiskan untuk mencari tahu informasi tentang keberadaan sang ayah yang selalu ini ia rindukan. Jangan tanyakan pada mereka tentang bulan madu karena janji, Revan sebulan awal menikah ia akan membantu, Anggrek untuk menemui sang ayah mertua.

Semua cara sudah ia lakukan, mulai dari menyebarkan berita disosial media sampai, Revan sudah membayar orang untuk mencari keberadaan sang ayah mertua. Usahanya tidak mengkhianati hasil. Pencarian ke-7 ia menemukan titik terang tentang keberadaan Alexander ayah dari istrinya.

Alexander, kini sudah menikah dan memiliki dua orang anak dari pernikahannya sekarang. Istrinya bernama Cici dan dua anaknya bernama Jessica dan Jhosua. Alexander, tinggal di kota Makasar bersama keluarga besar yang juga merupakan orang asli sana.

Bukan hanya mengetahui tentang keberadaan sang ayah mertua, Revan juga mendapatkan nomor hp yang kiranya bisa dihubungi.

Dihari itu juga, Anggrek bertemu sang ayah untuk pertama dan terakhir karena rencana, Anggrek untuk menemui ayahnya sirna setelah ia mendapatkan kabar sehari setelah itu bahwa, Alexander sang ayah sudah pulang kerahmatullah.

Pilu, sesak, sakit, pedih, kecewa, marah semua bercampur menjadi satu, ketika kabar buruk itu terdengar menusuk telinganya. Lagi dan lagi dunia tidak pernah berpihak kepadanya. Baru saja mengenali wajah sang ayah namun wajah itu menjadi memori terakhir baginya. Ayahnya kini benar-benar pergi dan ia takkan pernah bisa untuk memeluk tubuh sang ayah.

Ucapan ibunya menjadi nyata sekarang. Anggrek hanya bisa menatap miris nasibnya.

Usai mendengar kepergian ayah yang begitu cepat membuat, Revan susah payah menenangkan istrinya. Larut dalam kesedihan hingga lupa orang sekitar dan diri sendiri. Anggrek seakan tidak peduli lagi dengan hidupnya dan suaminya.

Penuh kesabaran dan cinta kasih yang, Revan salurkan demi kesehatan mental sang istri dan perjuangan, Revan berhasil. Kini Anggrek sudah mulai mengikhlaskan kepergian sang ayah.

Allah lebih menyayangi ayahnya ketimbang dirinya.

Lepas dari semua peristiwa yang menghantui benak, Anggrek dan itu membuat bulan madunya bersama sang suami diundur, kini bisa terlaksana dengan tenang dan bahagia.

Pagi ini, Revan tengah menyiapkan pakaian yang akan ia bawa ke bali untuk beberapa hari disana. Ia telah merancang bulan madu yang romantis untuk ia dan istrinya.

"Sayangg, kamu udah siapa?" seru Revan yang telah berdiri di depan cermin hias.

"Udah kok." ujar Anggrek seraya berjalan menghampiri sang suami yang tersenyum manis kearahnya.

Revan merentangkan kedua tangannya, bermaksud agar Anggrek memeluknya. Paham dengan gerakan suami, dengan senyum manis Anggrek berhamburan dalam pelukan, Revan.

"Kamu terlihat tampan dengan balutan kemeja putih pak suamii." Goda Anggrek sambil menggerakan jarinya didada Revan.

Mendengar pujian dari istrinya membuat, Revan menempelkan wajahnya pada wajah Anggrek, "Kamu juga terlihat cantik dengan dress putih ini, sayangku." ucapnya merayu hingga wajah Anggrek tampak memerah.

"Udah Ah! Kalau gini trus kapan berangkatnya?" ucap Anggrek melepas pelukannya dari Revan dan berjalan cepat menuju mobil.

Melihat tingkah istrinya, Revan pun tersenyum simpul, "Kau lihat nanti sayangku." gumamnya seraya mengikuti Anggrek dari belakang.

******

Cukup lama mereka di perjalanan kini akhirnya mereka sampai ditempat tujuan.

Mereka sampai di Villa milik, Revan. Villa nan terlihat mewah dan asri.

Tanpa aba-aba, Revan langsung menggendong Anggrek masuk menuju Villa. Ets, tepatnya kamar yang ada didalam villa.

Sesampai di kamar, Revan menidurkan Anggrek diatas ranjang nan besar, dengan cepat pula pria itu mengunci pintu kamar membuat, Anggrek menatap punggung suaminya dengan tatapan takut. Ia masih belum siap dengan semua ini. Ia tak mau kalau, Revan tau yang sebenarnya.

Siapapun tolong, Anggrek sekarang juga.

Anggrek mengubah posisinya menjadi duduk dan bersandar ditepi ranjang. Kamar bernuansa putih nan besar itu membuat ia semakin takut. Ini belum saatnya hal buruk yang menghantui benaknya terjadi.

"Hai, kamu kenapa?" tanya Revan yang telah berhamburan diatas ranjang seraya memeluk pinggang Anggrek.

"Aku capek, mas." alibinya.

Revan menatap wajah istrinya dengan adem, "Jadi rencana malam ini batal?" tanyanya melemah.

Anggrek tak sanggup menatap wajah sang suamu namun bagaimanapun ia belum siap dengan semuanya.

"Besok aja ya mas, hari ini kita istirahat dulu." ucap Anggrek diakhiri dengan senyum terpaksa.

"Yaudah, kalau kamu capek mau gimana lagi." ucapnya sedikit kecewa.

"Maaf ya mas." ucap Anggrek menyesal.

"Yuk tidur, biar cepat bangun."

Anggrek mengangkat satu alisnya heran, "cepat bangun maksudnya mas?" tanyanya.

"Iya, biar malam ini cepat berganti pagi, biar gak kelamaan aku nunggunya." ucap Revan diakhiri kecupan dikening Anggrek.

"Maafkan aku mas." Batin Anggrek.

 

Kini mentari kembali menyapa bumi dan pagi ini senyum diwajah Revan tak pernah hilang membuat Anggrek semakin cemas. Ia tak tau alasan apa yang ia cari untuk menghindari masalah ini.

"mas, nanti malam makan di luar yuk!" ajak Anggrek dengan harapan Revan akan mengiyakannya dan dengan begitu niat Revan untuk jima bisaa dibatalkan.

"Aku sudah pesan makanan buat malam nanti, kamu gak usah mikirin hal itu sayang." ucap Revan entang.

"Tapi aku mau liat-liat suasana malam di Bali mas."

"Kan kita lama di Balinya sayang."

Entah, alasan apa lagi yang bisa menyelamatkannya?

"Yang, aku punya sesuatu buat kamu." ucap Revan seraya menyodorkan paper bag pada Anggrek dengan ragu-ragu Anggrek menerimanya.

"Apa ini yang?" tanya Anggrek.

"Buka aja yang." ucap Revan dengan penuh senyum.

Dengan tangan gemetar Anggrek membukanya.

Mata Anggrek membola ketika mendapati isi paper bag tersebut.

"Gimana suka?" tanya Revan ketika melihat Anggrek mengeluarkan isi yang ada dalam paper bag itu.

"B---baju haram." ucap Anggrek terkejut.

"Pakai buat nanti malam ya!" ucap Revan dengan senyum kemenangan.

"Ini terlalu seksi mas." tolak Anggrek.

"Kan makenya buat aku yang. Bukan dosa malah pahala yang kamu dapat kalau kamu bisa nyenangin suami loh." ucap Revan penuh kemenangan.

"Tapi yang-"

"Pokoknya aku mau kamu pake itu nanti malam! Gak usah protes sayangkuuu..." geram Revan seraya berjalan menuju kamar meninggalkan Anggrek yang menatap cengo baju haram itu.

"Baju apa ini? Warnanya putih dan transparan bangetttt, sumpah menjijikan banget." monolog Anggrek mengumpati baju haram itu.

Bagaimana bisa Revan membelikannya baju haram dengan model seperti ini. Sungguh ini diluar dugaan Anggrek.

"Sayaaanggg..." teriak Anggrek tak terima.

"Iya ada apa? Kok teriak-teriak?" tanya Revan.

"Kenapa bajunya model beginian sih? Gak ada yang versi alimnya gitu?" tanya Anggrek kesal.

Revan terkekeh geli, "Itu jauh dari kata sempurna sayang. Baju itu bisa membawamu kesurga nantinya. Ingat bahwa istri yang sholeha adalah istri yang taat dengan perintah suami." ucap Revan kembali kedalam kamar meninggalkan Anggrek yang kesal setengah mati.

Terang berganti gelap, mentari pamit undur diri. Bulan bersinar menyambut malam. Namun tidak untuk seorang gadis yang kini tengah duduk di depan kaca besar yang ada didalam kamar berwarna putih itu. Anggrek, menatap wajahnya dengan rasa gugup yang menyelimutinya.

Sesekali ia menatap baju yang tadi pagi, Revan berikan untuknya. Ia, tak berniat untuk mengenakan baju itu. Sungguh ini akan menjadi akhir baginya. Ia tak bermaksud untuk mengecewakan suami namun takdir membawa ia kejurang ini.

"Maafkan aku mas, aku akan membuatmu kecewa malam hari ini." monolognya.

"Sayang, kok belum dipake bajunya?" tanya Revan tiba-tiba.

"Seksi banget mas, aku risih." ucap Anggrek membuat Revan memeluknya dari belakang.

"Kalau kamu makenya didepan yang bukan suamimu wajar kamu risih, tapi ini suamimu sayang." ucap Revan meyakinkan.

Anggrek menarik nafasnya dalam dengan mata yang mulai berkaca-kata dan bahu bergetar hebat. Menyadari kondisi istrinya, Revan pun menarik bahu Anggrek agar berhadapan dengannya.

Revan menangkup wajah Anggrek dengan kedua tangan kokohnya, "Kamu kenapa? Kok nangis?" tanya Revan lembut.

Anggrek hanya mampu menundukkan kepala tanpa berani menatap mata suaminya.

"Jawab, Anggrek! Kamu kenapa? Aku ada salah?" tanya Revan tak mengerti.

Anggrek menggeleng, "Kamu gak ada salah apapun mas. Aku yang bersalah." ucapnya lirih.

Revan mengerutkan keningnya masih tak mengerti, "Kamu salah apa? Coba jelaskan!" ucap Revan sedikit tegas. Namun, Anggrek masih saja bungkam membuat Revan geram dengan sikap istrinya yang tiba-tiba berubah.

"Anggrek! Kamu kenapa? Jangan diam gini dong! Kamu gak mau kasih hak aku? Kalau benar begitu aku bisa terima kok!" ucap Revan.

Anggrek memberanikan menatap mata Revan yang kini juga terlihat basah.

Apa pria itu menangis?

Kenapa? Kenapa dia menangis?

Anggrek mengulurkan tangannya meraih tangan Revan dan mengenggamnya.

"Mas, bukan aku tak mau memberikan hak mu, melainkan aku tidak----" Anggrek tak sanggup meneruskan ucapannya. Itu sanggat menyakitkan untuknya apalagi untuk suaminya.

"Maafkan aku mas, aku gak bisa menjaga hakmu." batin Anggrek.

"Tidak apa? Kamu mau bilang kalau kamu gak bisa memberikan seluruh hak aku? Kenapa?" tanya Revan sedikit mejauhi badannya dari Anggrek.

Melihat raut kecewa suaminya Anggrek berdiri dan berhamburan dalam pelukan Revan namun tidak ada respons baik dari suaminya.

"Aku sudah tidak gadis lagi, mas. Aku tidak bisa menjaga ---" ucap Anggrek terputus dan semakin erat memeluk Revan.

Revan mengadahkan wajahnya keatas dengan tarikan nafas yang panjang dan kini ia membalas pelukan Anggrek tak kalah eratnya. "Aku sudah tau itu semua." ucap Revan membuat Anggrek melepaskan pelukannya dan mundur beberapa langkah dari sang suami.

Anggrek menggeleng tak percaya, "Kamu tau?" tanyanya memastikan.

Revan menggangguk, "Seminggu sebelum kita menikah, Manto menemuiku dan menceritakan semuanya." jelas Revan.

"Manto? Dia cerita apa?" tanya Anggrek tak percaya.

"Dia menceritakan semuanya tentang hubungan kalian yang membuatku ingin membatalkan pernikahan kita. Sakit rasanya mengetahui hal itu dari orang lain, Nggrek." ucap Revan.

"Mas kejadiannya tidak seperti yang kamu dengar mas. Aku bisa jelasin semuanya." ucap Anggrek.

Revan menggeleng, "Kamu memang membuatku terluka, Anggrek tapi luka ku tidak sebanding dengan lukamu. Aku tau semua ceritanya maka dari itu aku tetap melanjutkan pernikahan ini. Sakit, Nggrek! Benar-benar sakit. Tapi tidak sesakit ketika aku mendengar cerita pilumu sayang. Murni sudah menjelaskan semuanya." Ucap Revan seraya berjalan menghampiri Anggrek dan mendekapnya erat.

Anggrek tak percaya, hal buruk yang selalu menghantuinya kini tidak terjadi. Sunggu ia beruntung mendapat pria seperti suaminya. Allah maha baik kepadanya dan pikiran Anggrek tentang pria yang lebih mengutamakan keperawanan salah adanya.

"Kamu bisa menceraikan aku jika kamu mau mas. Kamu bisa mencari pasangan yang sempurna untukmu." ucap Anggrek.

Revan menggeleng, "Tidak ada manusia yang sempurna sayang. Aku dan kamu adalah penyempurnaan yang sesungguhnya. Aku menutup kekuranganmu dan kamu menutup kekuranganku. Ini takdir Allah yang menyatukan kita jadi tidak ada alasan untukku mencari yang lain.

Cerai bukanlah jalan terbaik dalam menyelesaikan semua permasalahan yang terjadi didalam rumah tangga kita. Aku tidak akan menceraikan kamu. Aku bersyukur memiliki kamu, Anggrek." ucap Revan membuat isakan Anggrek semakin menjadi-jadi.

"Aku gak mau kamu menyesal menikahi aku mas, lebih baik ceraikan aku sebelum kamu menyesal. Kamu bisa mendapatkan yang lebih mas." ucap Anggrek merasa tak pantas untuk suaminya.

"Cerai adalah perbuatan yang dibenci Allah sayang." ucap Revan meyakinkan sang istri.

Cintailah pasanganmu sebagaimana kamu mencintai dirimu dan keluargamu. Jangan menuntut sempurna karena tidak ada kesempurnaan melainkan hanya milik Allah pemilik alam semesta.

Jangan pernah menyalahkan masalalu pasanganmu jika ingin masa depan kalian bahagia. Setiap orang memiliki masa lalu yang buruk namun tidak selamanya buruk akan tetap buruk. Ingatlah, bahwa Allah maha membolak balikan hati manusia. Bisa jadi dulunya mereka hina tapi tidak untuk masa yang akan datang.

Biarkan masa lalu menjadi guru terbaik untuk masa depan. Tidak ada masa lalu tidak akan ada masa depan yang cerah.

Banyak problem yang terjadi ketika kita mulai mengukit masa lalu yang sebenarnya tidak harus diungkit. Belajar untuk berdamai agar semua baik-baik saja.

Ingatlah bahwa bahagia bukan dicari tapi diciptakan dan yang bertugas menciptakan bahagia untuk kita ya diri kita sendiri. Jadi stop untuk membahas atau mempermasalahkan masalalu yang sebenarnya tidak harus diungkit. Apalagi orangnya sudah mengakui kesalahan itu.

Terima kurang lebihnya pasanganmu. Cintai dia sebagaimana kau mencintai dirimu dan keluargamu.

Percayalah, apa yang kita tanam itu yang akan kita tuai.

1
Inayah Riyadi
jadi males baca
Inayah Riyadi
banyak cramahnya di timbang cerita nya
Sebuah Kata: haloo kak, makasih atas kritikannya
total 1 replies
Arsène Lupin III
Terus terang, aku harus tahu kelanjutan cerita ini sekarang juga.
Phedra
Aksinya keren banget, semangat terus author!
Sebuah Kata: terimakasih
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!