Maisya Fahira, gadis bar-bar dengan segala keunikan yang di miliki nya,rela hidup sebatang kara di ibu kota hingga sukses menyelesaikan kuliah nya berkat bantuan dari sang kakak serta kedua sahabat baik nya, hingga di terima bekerja di sebuah perusahaan besar milik suami dari sahabat terdekat nya,siapa sangka dalam turun naik nya kehidupan yang dia jalani,Maisya justru bertemu dengan seorang pria yang berhasil mencuri seluruh hati nya.
Akan kah perasaan Maisya berbalas sempurna atau malah sebaliknya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon oland sariyy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sidang Terakhir
Empat bulan telah berlalu
Banyak hal yang sudah terjadi pada kehidupan Maisya juga Digo.
Selama itu pula mereka berdua tidak pernah lagi berkomunikasi,Digo sibuk dengan Laura nya ,kedua pasangan sejoli ini sudah tinggal satu atap tanpa ada status yang jelas,Digo merasa semua nya baik-baik saja karena kedua orang tua nya tidak pernah datang mengusik kehidupan nya,namun praduga itu salah,Pak Wibowo sengaja membiarkan Digo menikmati hidup yang putra nya ingin kan sebelum nanti menangis meratapi nasib.
Sedang kan Maisya sendiri fokus memperluas bisnis nya hingga berhasil memiliki cabang baru.
Setiap hari pundi-pundi rupiah nya bertambah banyak begitu juga dengan karyawan yang dia miliki, terhitung sudah puluhan orang yang bekerja pada Maisya.
Dari kejauhan kedatangan Bima sudah terlihat oleh Maisya yang kebetulan sedang duduk di teras depan ruko nya.
Maisya melambaikan tangan kepada sang sahabat.penampilan Bima terlihat begitu tampan di bawah terpaan sinar sang Surya.
" Bima ganteng." sapa Maisya heboh dan para karyawan nya menyulam bibir sudah biasa mendengar hal receh ini.
" Kangen kan Lo sama gue, gini-gini gue itu memang tipe-tipe pria yang patut di kangenin." kata Bima sangat angkuh.
" Cih...Tapi Lo nya malah belok ke selatan." ledek Maisya di iringi tawa keras nya.
" Suka-suka gue lah." dengan usil nya Bima memeluk tubuh kurus Maisya lalu mengecup kening wanita ini.
Semenjak hidup sendirian,hanya Bima yang bisa mencium kening Maisya.bukan karena nafsu ataupun cinta tapi lebih ke rasa sayang nya sebagai seorang sahabat.tau kan bagaimana melambai nya Bima kepada Digo dulu.tapi sekarang Digo adalah orang yang paling di benci oleh Bima setelah pria itu menaruh luka di hati sahabat nya.
Maisya bangkit di susul oleh Bima.beruntung Bima sampai tepat waktu di ruko .langit tiba-tiba mendung seperti nya sebentar lagi akan turun hujan lebat.
" Sya! Dila sudah Lo kasih tahu jadwal sidang terakhir Lo?"tanya Bima mengambil posisi duduk di sebuah sofa sambil memperhatikan karyawan Maisya yang tengah bekerja.
Sekedar informasi sekarang Maisya sudah jarang turun tampil di depan kamera,Maisya sudah punya pengganti nya yang lebih muda dan segar.
Walaupun tak jarang ibuk-ibuk online sering kali menanyakan tentang diri nya,Maisya muncul sekilas hanya sekedar memperlihatkan diri setelah itu kembali lagi ke balik layar.
" Tadi Lo nanya apa Bim?" tanya Maisya ulang.
" Ckk...Sibuk banget ibuk Bos,gue ulang nih ya pertanyaan nya,tapi Lo dengerin baik-baik." sungut Bima dengan gaya melambai nya.
" Tadi tuh gue nanya ,Dila nya udah Lo kasih tahu belum kapan jadwal sidang terakhir perceraian Lo?" ucap Bima mengulang pertanyaan yang sama.
Maisya menepuk kening nya,
Seharian berkutat di dunia bisnis membuat dia lupa untuk menghubungi sahabat nya yang lain,Dila sekarang sedang sibuk mengurus bayi mungil nya karena dua bulan yang lalu baru saja melahirkan seorang bayi tampan.
" Nanti gue kirim pesan aja sama dia."putus Maisya segera mengambil ponsel dan detik itu juga langsung mengirim pesan singkat kepada Dila.antara ucapan dan tindakan nya sangat tidak sejalan membuat Bima terkekeh melihat kelakuan Maisya.
" Semenjak hidup menjanda Lo mendadak jadi pikun ya guys." ledek Bima untuk yang kesekian kali nya
Maisya mendelik tajam tak terima dengan ucapan Bima,Maisya merasa hidup nya sekarang jauh lebih baik ketimbang harus tetap bertahan di samping Digo.selama mereka berpisah Digo sudah menghentikan segala macam tanggung jawab nya kepada Maiysa tentu saja itu atas hasutan dari Laura.
" Belum janda tapi otw janda." tegas Maisya cemberut.
" Hahaha...Sama saja bego." tukas Bima mendorong bahu Maisya menggunakan jari telunjuk nya.
Maisya meminta tolong karyawan nya untuk segera menutup jendela yang ada di lantai atas,di luar sudah sangat gelap, titik - titik hujan mulai berjatuhan menjadi gerimis kecil.ada beberapa orang yang berhenti di depan ruko menepi menyelamatkan diri dari basah nya kucuran air hujan.
" Oh ya Sya! Kemarin Marsel nanyain Lo?"kata Bima seraya mengunyah kue yang baru saja di antar oleh karyawan Maisya.
Bukan tanpa sebab Bima berkata seperti ini, hampir setiap hari dan setiap ada kesempatan Marsel yang merupakan sahabat dari Bima selalu mencari dan menanyakan Keberadaan Maisya.Bima bahkan sampai jengah mendengar nya karena Maiysa bukan lah anak kecil yang bisa dia bawa kemana-mana.
" Dia lagi?" tanya Maisya mengernyit heran.
" Iya." kekeh Bima bisa menebak apa yang ada di dalam pikiran Maisya saat ini.
" Kayak nya dia suka banget sama Lo." ujar Bima lagi.
Maisya tidak lagi menampik,namun demikian waktu nya tidak lagi tersisa untuk mengurus masalah hati, seperti nya perasaan nya sudah mati rasa untuk makhluk berjenis kelamin laki-laki.bukan karena trauma yang menyelimuti batin nya,yang ada di pikiran nya saat ini masa depan nya sendiri dan juga keluarga yang ada di kampung halaman. Lagian mana ada pria yang bersungguh-sungguh mau menerima wanita yang sudah bekas orang lain.
" Gue nggak tertarik mengurus urusan hati." balas Maisya tegas.
" Kenapa Lo nggak tertarik sama dia? Setahu gue dia anak yang baik dan tidak pernah punya kisah buruk dalam hidup nya,kaya iya, tampan apa lagi." kata Bima menatap intens wajah Maisya yang sukar untuk di tebak.
Kata suka saja tidak cukup bagi Maisya,dulu pria itu juga pernah mengutarakan rasa suka nya terhadap dia tapi nyatanya tidak pernah mencintai nya seperti apa yang dia harapkan.untuk itu Maisya memagari hati nya cukup tinggi,tampan tak lagi menjamin sebuah kebahagiaan, sedang kan kaya ,dia pun tidak butuh harta karena setelah berpisah dari masa lalu nya Maisya mampu menghidupi dirinya sendiri beserta seluruh keluarga nya juga.
" Kalau Lo suka ambil aja buat Lo." Bima sampai terbatuk-batuk mendengar ucapan Maisya.
"Kenapa jadi gue, nggak pun Lo suruh gue sih mau-mau aja tapi dia nya pengen Lo."balas Bima cepat.
" Tapi gue nya nggak mau,gimana dong?" sungut Maisya melahap habis brownies terakhir yang ada di dalam piring, membuat Bima menggerutu kesal.
" Kalau Lo punya suami Lo jadi punya teman tidur lagi,tiap malam bisa olahraga terus,dan satu lagi Lo nggak perlu capek-capek kerja karena sudah ada yang bertanggung jawab untuk hidup Lo ke depan."kali ini Maisya yang di buat menggerutu oleh ucapan Bima barusan.
Karena setelah perceraian nya kemarin, Maisya semakin yakin kalau perempuan tetap harus memiliki penghasilan untuk berjaga-jaga terhadap kemungkinan buruk seperti perceraian contoh nya, terlalu bergantung pada seseorang tidak lah baik karena para wanita nanti akan kesulitan sendiri menghadapi kenyataan setelah mereka di campak kan oleh para pria.
" Gue nggak butuh suami atau teman kencan atau apa lah nama nya,gue bisa menghidupi diri gue sendiri.kenapa nggak Lo aja yang nikah biar orang tua Lo senang."kali ini Bima benar - benar di bikin kesal oleh sahabat yang keras kepala ini.untung saja rasa sayang nya kepada Maisya cukup banyak sehingga membuat dia berpikir dua kali untuk memusnahkan wanita ini.
Bima mengatur nafas supaya lebih tenang menghadapi Maisya yang sifat nya sangat mirip dengan dirinya.sudah ada beberapa pria yang mendekati ,tapi sahabat nya ini selalu menolak dengan alasan yang sama.Maisya sama sekali tidak tergiur apalagi tergoda dengan segala kelebihan yang mereka perlihatkan kepada nya.
Entah sampai kapan Maisya akan menutup diri,Bima rasa sudah saatnya bagi Maisya untuk membuka hati menunjukkan kepada pria masa lalu nya bahwa dia juga mampu bahagia tanpa harus bersama pria bajingan itu.tapi seperti nya keinginan nya itu tak pernah terpikirkan oleh Maisya.
****
Keesokan pagi nya, sidang terakhir atas gugatan cerai yang Maisya layangkan kepada Digo akhir nya di gelar juga.
Secara terpisah Digo dan Maisya sudah berniat untuk menghadiri sidang ini.
Digo sudah tidak sabar lagi ingin mengakhiri pernikahan yang sama sekali tidak pernah dia harapkan dalam hidup nya.Digo mengendarai mobil dengan pakaian yang sangat rapi.
Belum juga sampai di tempat tujuan,Laura sudah menghubungi nya lagi.
" Halo Honey." Digo.
"Iya Honey,Aku mau ikut ke persidangan Kamu ya,Aku bosan kalau di apartemen terus."Laura.
" Please honey,kita sudah membicarakan tentang ini ,Kamu di apartemen saja,Aku janji begitu sidang nya selesai Aku akan segera pulang dan kita akan pergi jalan-jalan ke mana pun yang Kamu inginkan." Digo.
Digo sengaja tidak memperbolehkan Laura untuk ikut hadir menemani nya, keluarga besar nya pasti tidak akan terima dengan kehadiran Laura di tengah keluarga mereka.belum lagi ancaman Pak Wibowo yang sangat tidak suka dengan sosok Laura.
Untung saja Pak Wibowo tidak berbuat yang macam-macam selama persidangan berlangsung,semua karena Maisya.
Ya Satu Bulan yang lalu,Maisya akhirnya bisa bertemu lagi dengan kedua mertua nya, pasangan paruh baya ini terpaksa menyetujui keputusan yang sudah di ambil Maisya ,tapi mereka tetap marah kepada Digo yang tidak bisa membahagiakan Maisya menantu kesayangan di keluarga Wibowo.
" Selalu aja kayak gitu,kapan sih keluarga mu itu mau menerima kehadiran Aku lagi,capek tahu kalau harga main kucing-kucingan terus." Laura merajuk.
" Sabar ya Honey,Kamu di apartemen saja ,Aku tutup dulu telpon nya ya." Digo langsung memutuskan sambungan telepon karena mobil nya sudah sampai di parkiran pengadilan agama.
Di luar sana tampak pengacara nya sudah hadir dan sedang mengobrol dengan seorang pria,tanpa di ketahui oleh Digo kalau pria itu adalah pengacara dari Maisya.selama ini Digo tidak pernah mau tahu tentang persidangan sehingga membuat dia tidak mengenali sosok pria itu.
" Gue harus bikin Laura hamil dulu,kalau Luara hamil pasti bokap sama Nyokap akan menerima kehadiran Laura, mereka sudah sangat lama mendambakan sosok bayi mungil." batin Digo sibuk dengan pikiran nya sendiri.
Digo sangat bingung bagaimana lagi cara nya untuk meyakinkan orang tua nya agar mau menerima kedatangan Laura di tengah keluarga mereka.segala macam bujuk rayu sudah dia lakukan sampai kehadiran nya pun di tolak mentah-mentah oleh orang tua nya.
" Kenapa susah sekali bikin Laura hamil, padahal kami sudah sering melakukan nya." batin Digo tanpa pernah menduga bahwa di balik semua ini ada sebuah rahasia besar yang sedang di sembunyikan oleh Laura dari nya.
Bersambung...
Sepi banget sih penonton....mana nih jempol yang udah mampir ke sini .
Dukungan kalian bikin author tambah semangat dalam menulis
