Fabby Alexandrina merupakan putri tunggal dari pengusaha kaya raya. Kedua orang tuanya meninggal karena mengalami kecelakaan, dan saat ini Fabby tinggal bersama Neneknya.
Neneknya ingin sekali melihat Fabby menikah hingga akhirnya Neneknya pun menjodohkan Fabby dengan seorang sekuriti. Awalnya Fabby menolak, namun Neneknya tetap memaksa.
Akankah Arga mampu membuat Fabby jatuh cinta kepadanya? dan apakah Fabby akan luluh dengan kesabaran Arga?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon poppy susan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 18 Salah Tingkah
Arga pun melepaskan Fabby. "Tapi aku mau pulang dulu ambil baju ganti," ucap Fabby.
"Tidak perlu, aku sudah meminta orang rumah untuk mengantarkannya kesini jadi kamu diam saja," sahut Arga.
Benar saja, tidak lama kemudian orang suruhan Andin datang dengan membawa koper berisi keperluan Fabby. Fabby sampai merengut, ternyata sejak awal Arga dan neneknya sudah bekerja sama. Fabby menggeret kopernya masuk ke dalam kamar Arga, dan terlihat Arga sudah merebahkan tubuhnya di atas kasur.
"Hai, kamu jangan tidur di sana aku gak mau tidur satu ranjang sama kamu," kesal Fabby.
"Kalau kamu gak mau tidur satu ranjang denganku, kamu tidur di sofa saja sana," sahut Arga dengan santainya.
Fabby sampai menganga mendengar jawaban Arga. "Berani sekali kamu menyuruh aku tidur di sofa, kamu saja sana yang tidur di sofa!" bentak Fabby.
"Ini rumahku bukan rumahmu, jadi selama tinggal di sini kamu harus menurut kepadaku," ucap Arga.
Fabby semakin kesal, dia pun menghampiri Arga dan tidur di samping Arga. "Enak saja aku harus tidur di sofa, badan aku bisa-bisa sakit. Pokoknya aku mau tidur di sini, kalau nanti kamu terkena tendangan aku jangan salahkan aku karena aku tidak biasa tidur di kasur sempit seperti ini," ketus Fabby.
Arga terkekeh, entah kenapa dia suka sekali jika mendengar Fabby menggerutu seperti itu. Fabby memakai earphone lalu merebahkan tubuhnya dengan posisi membelakangi Arga. Arga memperhatikan punggung wanita yang sangat dia cintai itu.
"Sampai kapan aku bisa merebut hati kamu, Fabby. Selama satu bulan ini aku akan membuat kamu jatuh cinta kepadaku," batin Arga.
Arga asyik mengotak-atik ponsel jadulnya hingga tidak sadar jika Fabby sudah tidur. Perlahan Arga melepaskan earphonenya dan mematikan ponselnya. Arga kembali melanjutkan bermain game di ponselnya dan menunggu Fabby bangun. Satu jam pun berlalu, Fabby mulai menggerakkan tubuhnya.
"Bagaimana, nyaman ya tidur di sini?" ucap Arga.
Seketika Fabby membuka matanya dan menoleh ke arah Arga. "Ah, kok bisa-bisanya aku ketiduran," gumam Fabby.
"Sayang, aku lapar, aku ingin makan," rengek Arga.
"Ya kalau mau makan, makan saja ngapain bilang sama aku," ketus Fabby.
"Masakin aku sesuatu," ucap Arga.
"Apa? ogah, enak saja. Kalau mau, kamu pesan gofood saja zaman sekarang sudah serba canggih dan gampang ngapain susah-susah masak," ketus Fabby.
Fabby hendak menghilang ponselnya namun kalah cepat dengan Arga. "Apa-apaan sih, sini ponsel aku," ucap Fabby.
"Enggak, aku ingin kamu belajar masak. Kamu itu wanita dan seorang istri, jadi sudah sepantasnya kamu memaksakan sesuatu untuk suamimu," tegas Arga.
"Kamu lama-lama semakin menyebalkan. Terserah kamu saja mau makan atau tidak, yang jelas aku tidak mau memasak karena seumur hidup aku, aku tidak pernah memasak," sahut Fabby dengan kesalnya.
Fabby pun keluar dari kamar Arga dan duduk di ruang tengah lalu menyalakan TV. Hari ini dia sungguh bosan, biasanya dia bekerja dan sekarang seharian dia harus berdiam diri tanpa melakukan apa pun. Bahkan ponselnya di sita oleh Arga membuat Fabby semakin kesal kepada Arga.
Tiba-tiba, perut Fabby berbunyi. "Astaga, kok perut aku lapar sih?" gumam Fabby.
Fabby bangkit dari duduknya dan membuka kulkas, ternyata isinya cuma bahan-bahan mentah dan tidak ada makanan sama sekali. "Astaga, kenapa tidak ada makanan sama sekali," batin Fabby.
Fabby terus mencari makanan, hingga dia pun melihat mie instan. "Bagaimana cara membuat mie instan ini?" batin Fabby.
Fabby melihat cara-cara untuk membuatnya di belakang kemasan, tapi tetap saja dia tidak bisa. "Ah, elah ribet banget sih. Si Arga memang menyebalkan, bisa-bisanya dia menyita ponsel aku," kesal Fabby.
Dengan kesalnya, dia pun masuk kembali ke dalam kamar Arga dan Arga masih sibuk dengan ponselnya. "Kembalikan ponsel aku, aku lapar," rengek Fabby dengan mengulurkan tangannya.
"Aku 'kan sudah bilang, kamu masak untuk makan kita berdua," sahut Arga.
"Gak mau, kembalikan tidak ponsel aku," sentak Fabby.
"Enggak."
Fabby mulai geram, dia pun mencoba mengambil ponselnya dari Arga namun Arga tetap tidak membiarkan Fabby untuk mendapatkan ponselnya. Keduanya saling berebut ponsel, hingga akhirnya tubuh Fabby oleng dan jatuh di atas tubuh Arga. Keduanya saling tatap satu sama lain. "Cantik sekali istriku," ucap Arga.
Fabby tersadar dan langsung membenarkan posisinya. Wajah Fabby memerah, entah kenapa dia merasa malu dan salah tingkah saat Arga menyebutnya cantik. Fabby pun membalikan tubuhnya untuk menutupi wajah merahnya dari Arga, lagi-lagi perut Fabby berbunyi dan Fabby hanya bisa mengusap perutnya.
Arga tersenyum. "Ayo, aku ajari kamu masak," ucap Arga.
Arga berjalan perlahan, Arga masih pincang dan dia menuju ke dapur diikuti oleh Fabby. Arga membuka kulkas. "Kamu mau makan ayam atau cumi?" tanya Arga.
"Ayam saja," sahut Fabby dengan wajah cemberut.
"Sini, kamu harus lihat aku masak biar kamu bisa karena bagaimana pun wanita itu harus bisa masak," ucap Arga.
"Kata siapa wanita harus bisa masak? makanan diluaran sana banyak, kita tinggal pesan saja apa yang kita mau," ketus Fabby.
"Kalau beli terus itu boros. Lagipula, kita tidak selamanya hidup enak karena roda berputar bagaimana kalau tiba-tiba kita jatuh miskin, memangnya kamu masih bisa beli makanan yang kamu mau?" tanya Arga.
"Aku gak bakalan jatuh miskin, uangku banyak dan perusahaanku juga banyak jadi aku gak usah capek-capek masak," sahut Fabby dengan angkuhnya.
Arga geleng-geleng kepala. "Lihat aku masak, biar kamu bisa," titah Arga.
Fabby pun memperhatikan Arga memasak, tidak bisa dipungkiri kalau di dalam hati kecilnya Fabby kagum kepada Arga. Fabby bukanya memperhatikan cara masaknya, tapi justru tanpa sadar malah memperhatikan wajah Arga. "Dia tampan juga, mana keren bisa masak pula," batin Fabby tanpa sadar memuji Arga.
Arga melirik dan dia tahu jika saat ini Fabby sedang melihat ke arahnya. "Aku tahu, aku memang tampan tapi aku minta kamu memperhatikan cara aku memasak bukan memperhatikan ketampanan aku," goda Arga.
"Idih, percaya diri sekali anda," ketus Fabby.
Fabby pun akhirnya memilih untuk duduk di meja makan menunggu masakannya jadi daripada berdiri di samping Arga. "Otak aku mulai tidak beres ini, masa aku malah memuji si sekuriti itu sih," batin Fabby.
Tidak membutuhkan waktu lama, masakan Arga pun selesai. "Ayo cicipi masakanku," ucap Arga.
Harum masakan Arga membuat Fabby semakin lapar dan tidak sabar untuk memakannya. Dia pun mulai mengambil nasi dan ayam buatan Arga. "Bagaimana rasanya, enak tidak?" tanya Arga.
"Biasa saja," sahut Fabby.
Sebenarnya rasa masakan Arga enak namun dia gengsi untuk mengakuinya. Masakan Arga sederhana, namun terasa sangat enak. Fabby makan dengan lahapnya, Arga sampai terkekeh melihat Fabby.
gasss season 2