Alvia Alianza, wanita yang sudah menjalani kehidupan rumah tangga selama satu tahun. Ia menikah dengan Bintang Askara. Pemuda tampan yang membuat para wanita selalu mengejarnya.
Namun pernikahannya bukanlah pernikahan yang di idamkan oleh setiap wanita.
Karena pernikahannya hanyalah sebuah tameng untuk menutupi hubungan Bintang dan kekasihnya.
Bintang telah membayarnya untuk menikah dengannya selama satu setengah tahun ke depan. Karena orang tuanya tidak menyetujui hubungannya dengan kekasihnya.
Bagaimana kisah kehidupan Via selanjutnya? ikuti terus ceritanya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rima Andriyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps 23
"Seandainya Kau tahu, Aku berbohong untuk menjaga jarak di antara kita. Aku yakin sikap baik dan lembut mu padaku karena Kau merindukan kekasihmu Bintang. Aku hanya tidak ingin merasakan sakit saat Kau menghempaskan hatiku setelah kekasihmu kembali." Via berucap dalam hati. Ia menatap Bintang yang mencari jawaban dari dirinya tentang kebohongan yang Via lakukan.
"Ya, Aku memang berbohong kepada mu Bi. Aku tidak ingin Kau terus menindas ku," kilah Via. Ia tidak mungkin mengatakan bahwa ia mencintai Bintang. Menghindarinya hanya untuk menjaga hatinya. Via mengerucutkan bibirnya pura-pura marah.
Bintang kembali merasa bersalah kepada Via. Waktu itu ia tidak melihat dan mendengarkan kelanjutan saat menguntit istrinya. Ternyata Via menolak Rony. Dan karena itu,ia hampir saja membuat Via menjadi hampir gila.
"Maafkan Aku Vi," ucap Bintang lirih. Membuat Via menatap Bintang. Tatapan Bintang begitu sendu. Via tidak mengerti alasan Bintang meminta maaf kepadanya.
"Kenapa Kau minta maaf Bi?" Via mengerutkan keningnya.
Bintang tidak mungkin mengatakan alasannya. Ia tidak mau membuat Via berpikir yang tidak-tidak tentang dirinya. Bintang terus meyakinkan dirinya bahwa hatinya hanya untuk Alesha. Jadi ia tidak ingin Via berpikir hal lain dengan perlakuannya. Ia hanya ingin berteman dengan gadis di depannya. Bukankah itu tidak masalah?
Bintang tersenyum, lalu jarinya mulai menyentil kening Via. Membuat sang empunya mengaduh kesakitan seraya memegangi keningnya. Via pun kembali ke posisi duduknya yang benar. Mengusap keningnya yang sakit.
"Kau jahat sekali. Ini sangat sakit," ucap Via masih mengusap keningnya.
Bintang tersenyum, lalu ia pun mulai menyalakan mobilnya dan melajukannya.
"Itu adalah hukuman karena Kau sudah membohongi ku Vi." Bintang tersenyum usil.
Dan itu semakin membuat bibir Via mengerucut. Via kesal karena Bintang selalu semena-mena terhadap dirinya. Namun sikap Bintang saat ini berbeda dengan sikapnya saat pertama kali mereka bertemu. Kali ini Bintang bersikap lebih hangat padanya. Yah, walaupun terkadang juga suka usil terhadapnya, tapi Via suka.
Via kembali bimbang dengan perasaannya. Rasanya Via ingin memiliki hati Bintang sepenuhnya. Apakah itu salah? Bintang adalah suami sahnya. Walaupun ada surat kontrak di antara mereka. Tapi tetap saja pernikahannya sah di mata hukum dan agama kan?
Via mulai menjadi egois. Keinginan untuk memiliki hati suaminya terus menari-nari di otaknya. Masih ada waktu 8 bulan lagi. Apakah Via mampu mendapatkan hati Bintang? Tapi tidak ada salahnya untuk mencoba kan?
Sekali lagi Via memutuskan akan berusaha untuk mendapatkan hati Bintang. Impiannya adalah menikah sekali seumur hidup. Dan ia memutuskan untuk mempertahankan pernikahan ini. Ya, Via sudah bertekad dalam hati. Via pun tersenyum memikirkan tentang apa yang ia pikirkan. Akankah ia mampu mendapatkan hati suaminya?
Bintang melirik Via yang kini nampak tersenyum sendiri. Hingga bibirnya pun ikut tersungging melihat senyum Via.
***
Tak berapa lama, mobil Bintang sampai di sebuah butik.
"Eh, kenapa berhenti Bi?" Via mengerutkan keningnya.
"Ayo turun," ucap Bintang tanpa menjawab pertanyaan Via.
Via menganggukkan kepalanya dan menyetujuinya. Ia tidak mengerti mengapa Bintang mengajaknya pergi ke butik.
Mereka mulai memasuki butik itu. "Aku ingin kita memakai pakaian yang senada nanti malam. Jadi pilihlah pakaian yang menurut mu pantas untuk kita pakai," ucap Bintang.
"Haaah?" Via hanya mengedipkan matanya tak mengerti. Ia melihat Bintang yang kini mulai duduk di sebuah sofa yang ada di sana.
"Ada yang bisa Saya bantu Nona, Tuan?" tanya pegawai butik di tempat itu.
"Bantu istriku memilih pakaian yang cocok untuk kami," ucap Bintang kepada karyawan butik itu.
Karyawan butik itu pun mengangguk mengerti. "Mari Nona, Saya akan menunjukkan beberapa model pakaian untuk Anda."
Via menatap Bintang sejenak. Disaat yang di tatap mengangguk, Via pun berjalan mengikuti karyawan butik itu.
Bintang tersenyum. Lalu ia mengeluarkan ponselnya dan mulai bergelut dengan benda pipih tersebut. Ia mulai memantau pekerjaannya dari sana.
Via dengan langkah ragunya mulai mendekati Bintang. Kini ia mengenakan pakaian yang ia pilih untuk nanti malam. Via ingin meminta persetujuan Bintang. Sementara karyawan butik itu membawa pakaian yang akan Bintang kenakan nanti, kalaupun Bintang menyetujui pilihan Via.
"Bi, apakah Aku pantas menggunakan pakaian ini?" tanya Via menatap Bintang yang masih menatap layar ponselnya.
Seketika itu Bintang menatap ke arah Via. Bintang terdiam untuk beberapa saat menatap Via. Ia menganggukkan kepalanya tersenyum. Lalu pandangannya kembali menatap layar ponselnya.
"Sudah hanya begitu saja? Apa Kau tidak terpukau dengan pakaian ini?" Via merasa kesal. Tadi karyawan butik itu terus memuji Via karena sangat cantik memakai pakaian itu. Via jadi memikirkan apakah Bintang juga akan memujinya juga.
Tapi Bintang hanya bersikap biasa saja. "Apa Aku tidak terlihat cantik? Apa hanya Alesha saja yang terlihat cantik di matanya? Ishh... Menyebalkan!" Via berdecak dalam hati.
***