NovelToon NovelToon
Belenggu Cinta Tuan Muda Sombong

Belenggu Cinta Tuan Muda Sombong

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Nikahmuda / Lari Saat Hamil / Berbaikan / Mengubah Takdir
Popularitas:31.5k
Nilai: 5
Nama Author: Ika Dw

Nasib malang dialami oleh gadis muda bernama Viona Rosalina. Karena terlilit hutang yang lumayan besar, Viona dijadikan jaminan hutang oleh orang tuanya. Dia terpaksa merelakan dirinya untuk menikah dengan Dirgantara, seorang pengusaha muda yang terkenal sombong dan juga kejam.

Mampukah Viona menjalani hari-harinya berdampingan dengan pria kejam nan sombong yang selalu menindasnya?

Atau mungkin Viona memilih untuk pergi dan mencari kebahagiaannya sendiri?

Nantikan kisahnya hanya ada di Noveltoon

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ika Dw, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 18. Gengsi Kok Dipelihara

Dirga berkali-kali melirik minuman buatan Viona yang masih berada di meja kerjanya.

Dia meminta Viona untuk keluar, namun ia tak mengizinkan Viona membawa minuman susu jahe buatannya keluar dan memberikannya pada pak satpam, enak saja pak satpam. Dia yakin pria itu bakalan besar kepala karena sudah dipedulikan.

"Memangnya enak minuman seperti itu? Kalau dilihat-lihat kayaknya cocok juga diminum di cuaca yang dingin-dingin kayak gini. Bukannya jahe bisa menghangatkan badan?"

Tangannya mulai terulur dan menyeruput sedikit karena penasaran. Dirasa-rasa cukup menarik untuk diteguk. Dirga pun langsung menenggaknya hingga tandas.

Pura-pura tak peduli dan tak menyukai apapun hasil masakannya, tapi nyatanya tandas juga. Gengsi kok dipelihara?

***

Jam makan malam telah tiba. Dirga keluar dari ruang kerjanya menuju ruang makan karena mendapatkan panggilan dari adik perempuannya.

Tiba di ruang makan dia mendapati Viona yang tengah sibuk menata hidangan, tentunya bukan hanya sibuk menata hidangan, tapi Viona juga yang memasaknya.

"Ngapain berdiri di situ? Nggak ikutan makan?"

Sania memberi teguran saat mendapati kakak laki-lakinya berdiri di ambang pintu menuju ruang makan.

Mendapatkan tatapan yang tak nyaman dari adiknya, ia pun langsung melangkahkan kakinya masuk ke dalam dan menarik salah satu kursi lalu menghenyakkan panggulnya.

"Wah, banyak banget menunya kak. Ini ada rendang juga."

Sania mengendus bau rendang begitu harum  dan tentunya sangat nikmat untuk disantap.

Gadis itu langsung ngambil piring dan menuangkan secentong nasi beserta lauk-pauk yang disediakan.

Melihat Viona hanya berdiri tak berniat untuk ikut makan bersama mereka, membuat Sania langsung menegurnya.

"Kakak ngapain hanya berdiri saja? Ayo lekaslah duduk, kita makan bersama!"

Baru kali ini Viona menikmati makan bersama suaminya, karena hampir setiap hari Dirgantara pulang terlambat dan tak pernah makan bersama keluarganya.

"Ambilkan aku nasi!!"

Viona yang hendak menghenyakkan panggulnya di kursi dekat dengan Sania, langsung ditegur oleh suaminya karena tidak dilayaninya.

Di tempat lain, tentunya seorang istri punya kewajiban untuk melayani suaminya dalam segala hal, tapi di rumah suaminya, baru kali ini dia diminta untuk mengambilkan makanan di piring, bahkan semenjak kejadian di mana ia diperlakukan begitu buruk, Viona tak lagi pernah masuk ke kamar suaminya dan berniat untuk membersihkannya, termasuk mencuci pakaiannya.

"Tuan mau makan sama lauk apa?" tanya Viona setelah mengisi nasi di piring Dirgantara.

Dirgantara menatap beberapa macam makanan yang disediakan di atas meja. Dia sendiri juga bingung mendapati menu yang berbeda-beda dan cukup menggoda lidahnya.

"Berikan apa saja, yang penting bukan makanan basi!"

Sania membulatkan bola matanya. Ada-ada saja ulah kakak laki-lakinya yang selalu mencari celah untuk menyalahkan Viona.

Entah otaknya terbuat dari apa, Dirga selalu memandang buruk terhadap Viona. Padahal apa yang ada pada Viona, hampir mendekati kata sempurna, selain cantik, Viona juga memiliki sifat yang baik dan juga sabar, kalau tidak sabar tentunya Dirgantara sudah masuk ke dalam bui karena kdrt yang dilakukannya.

"Eh buset!! Makanan yang ada di meja ini nggak ada yang basi! Semua ini di olah tadi sore. Kamu juga cari gara-gara terus bang! Tinggal makan doang masih juga kebanyakan Cing Cong!"

Setelah menegur Dirgantara, pandangan Sania teredar pada kakak iparnya. Dia kurang suka panggilan Viona yang ditujukan pada Dirgantara. Seorang istri sangatlah kurang pantas memanggil suaminya dengan sebutan Tuan, macam pembantu saja.

"Kak Vi! Mau sampai kapan kamu memanggil suamimu dengan sebutan Tuan? Apa nggak ada sebutan lain yang lebih elegan buat suamimu? Bukannya aku terlalu ikut campur urusan rumah tangga kalian, tapi sangatlah tidak pantas seorang Istri memanggil suaminya dengan sebutan Tuan, seakan-akan kamu ini di sini hanya sebagai pembantu. Jangan gitu kak Vi!"

Viona meneguk ludahnya. Bagaimana ia bisa menyesuaikan diri dengan suaminya, sedangkan Dirga saja tak pernah menganggapnya sebagai istri.

Sebenarnya ia juga risih dan tak nyaman memanggil suaminya dengan sebutan Tuan, tapi ia takut jika Dirga kembali mengoloknya jika ia memanggilnya dengan sebutan mas ataupun Abang. Sungguh serba salah Viona menghadapi kedua orang kakak beradik yang memiliki ego yang tinggi.

"Bisakah kau tutup mulutmu dan kita makan dengan tenang? Aku paling tidak suka ada orang yang berceloteh di meja makan. Kalau kalian ingin aku makan di rumah, jangan menghancurkan moodku! Viona! Kau duduklah dan segera makan. Jangan tanggapi katak yang mengorek mengharapkan hujan."

Viona mengangguk dan mengambil posisi di sebelah Sania, tepat berhadapan dengan Dirgantara.

Viona mengambil sedikit nasi dan juga lauk. Berbeda lagi dengan Dirgantara dan juga Sania, mereka berdua sampai nambah dua kali mungkin karena merasa kenikmatan hasil masakannya.

Viona hanya tersenyum dan membatin dalam hati melihat kerakusan dua manusia yang memiliki watak sama-sama egois yang kini menjadi bagian dari hidupnya. Dia hanya heran dengan sikap suaminya. Dirgantara yang suka merendahkannya, kini dengan rakusnya melahap makanan yang dibuat oleh tangannya sendiri, tanpa bantuan asisten di rumahnya.

'humm, katanya nggak doyan makanan buatanku tapi kenapa sampai nambah dua kali? Dasar laki-laki keras kepala. Apa dia lupa dengan ucapannya padaku tadi? Aku tidak Sudi makan makanan yang kau buat. Nah ini ..., belum genap 24 jam bilang seperti itu sudah melahap masakan buatanku. Sok gengsi.'

"Kak Vi kok makannya sedikit? Ayo nambah lagi dong," bujuk Sania.

Sania ingin Viona merasa nyaman tinggal bersamanya. Karena selama ini yang ia lihat Viona masih juga takut-takut saat mengambil makanan, padahal dia sendiri juga yang sudah mengolahnya.

"Aku udah cukup segini aja. Kamu makan aja, segini aja aku udah kenyang," jawab Viona.

Menatap piring yang berisi nasi milik Viona, Sania pun menggumam namun didengar oleh Viona dan juga Dirgantara. "Ya ampun kak Vi, makananmu sedikit amat, gimana kamu bisa gemuk? Aku aja yang makan dua piring masih juga ingin nambah, padahal aku masih harus diselingi oleh camilan."

Setelah menghabiskan makanan yang ada di piringnya, Viona langsung beranjak untuk mencuci piring yang kotor.

Dia mengambil piring di depan Dirgantara dengan canggung.

Sebenarnya pria itu nampak begitu cuek, tapi bayangan di mana ia diseret, diinjak dan didorong masih membekas di dalam benaknya.

"Aku bantuin kak Vi."

Sania juga telah menghabiskan makanannya dan beranjak ingin membantu Viona, namun Viona langsung melarangnya. Sania belum pernah mengerjakan pekerjaan dapur, ia tak mau Dirgantara marah karena sudah melibatkan adiknya dalam urusan dapur.

"Enggak usah Nia, aku bisa sendiri. Kamu istirahat saja ya?"

Viona melangkahkan kakinya menuju dapur dengan membawa beberapa piring kotor.

Melihat suasana dapur yang sepi, Dirgantara melangkahkan kakinya menemui Viona yang tengah mencuci piring.

Ekhem

Kembali Viona dikejutkan oleh deheman Dirgantara yang menghancurkan lamunannya.

Entah apa lagi yang akan dilakukan oleh pria itu terhadap dirinya.

"Besok cucikan semua pakaianku yang kotor. Aku ingin kau mencucinya dengan tanganmu. Tapi ingat! Jangan sampai kau mengambil barang-barang yang ada dikamarku, jika sampai itu terjadi ~~

Hadeh, nyatanya masih butuh sama Viona. Emang laki-laki suka rese. Sok-sokan nggak respect tapi buktinya masih butuh.

Ini author mau cerita sedikit mengenai pengalaman pribadi yang membuat author down. Jujur author sedih ada pembaca di pf sebelah yang ngatain author tak punya otak, tepatnya author otak sampah 😭😭, author di sini niatnya cuma ingin memberikan hiburan melalui karya, kalau nggak suka cukup di skip aja, nggak  harus ngata-ngatain author otak sampah. Biar bagaimanapun author juga punya perasaan 🥺, dikasih bacaan gratis, malah maki-maki kelewat batas, kalau author minta buat buka koin tentunya malas bukan??

Maaf, author sudah curhat,😔 jangan lupa tinggalkan jejak vote like dan komen ya?? Makacih🥰😊

1
kaylla salsabella
ya tamat ya Thor ..... terima kasih atas karya mu semoga selalu sehat dan semangat berkarya terus ku tunggu karya terbaru mu 🥰🥰🥰🥰🥰
ardiana dili
terimakasih thor
ardiana dili
lanjut
kaylla salsabella
lanjut thor semangat berkarya thor 🥰❤️
ardiana dili
lanjut
kaylla salsabella
jreng ... jreng..... gedobrak .... gedobrak ayo vio semangat ....😂😂
ardiana dili
lanjut
kaylla salsabella
lanjut thor semangat berkarya thor 🥰🥰🥰
kaylla salsabella
nah gitu tegas Dirga jangan bodoh mau " nya di bodohin Anita
ardiana dili
lanjut
kaylla salsabella
lanjut thor 🥰🥰
ardiana dili
lanjut
kaylla salsabella
nah mampus kamu madam mau bilang apa coba
kaylla salsabella
lanjut thor semangat berkarya thor 🥰🥰
ardiana dili
lanjut
kaylla salsabella
ku pegang janji mu mas Dirga 🤭🤭
ardiana dili
lanjut
kaylla salsabella
satu kata untuk viona kapok gak dengarin omongan suami dan orang tua
ardiana dili
lanjut
kaylla salsabella
wah sepertinya madam udah kong kalikong sama kelvin
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!