NovelToon NovelToon
Menjadi Suami Kilat CEO Cantik

Menjadi Suami Kilat CEO Cantik

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Dikelilingi wanita cantik
Popularitas:6.2k
Nilai: 5
Nama Author: grandpa

Berangkat dari cinta manis di SMA, Daris dan Felicia duduk bersanding di pelaminan.

Perkawinan mereka hanya seumur jagung. Felicia merasa tertipu dengan status sosial Daris. Padahal Daris tidak pernah menipunya.

Dapatkah cinta mengalahkan kasta, sementara berbagai peristiwa menggiring mereka untuk menghapus jejak masa lalu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon grandpa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Perjanjian Baru

Tiara tertawa saat Daris menceritakan tentang salah hapus nama itu.

Gadis yang dibicarakan sedang mandi.

"Richardo pasti ilfil membaca kata-kata cinta darinya," kata Tiara. "Padahal sudah putus."

"Fiona tidak pernah mengirim kata-kata cinta."

"Preet."

"Kok gitu?"

"Tiap hari ia kirim chat kata-kata cinta setiap kali menemukan kalimat indah di internet."

"Sampai kapan itu?"

"Sampai kita wisuda, setelah itu aku tidak tahu lagi."

Herannya Richardo membiarkan hal itu terjadi bertahun-tahun.

Barangkali Richardo menikmati chat salah kirim itu.

"Jangan lebay. Masa nggak boring tiap hari kirim chat tanpa dibalas?"

"Bosan bukan sifatnya. Kau tahu, aku makan tiap hari ganti menu, Fiona setahun sekali ganti menu."

Banyak orang mempunyai kebiasaan unik. Makan soal selera, dan selera tidak berubah.

Prinsip dasarnya, orang tidak pernah bosan makan.

Fiona muncul dari kamar mandi dengan rambut basah.

"Kok mandi basah?" tanya Tiara. "Kalian tadi masuk kamar gak?"

"Di mobil juga jadi."

"What?"

"Bercyandya...!"

Daris melihat tidak ada gambaran kalau Fiona jatuh hati kepadanya.

Barangkali cinta itu sudah terbang tersapu waktu, atau Tiara berdusta.

Daris merasa persahabatan mereka hidup kembali.

"Kalian lagi ngomongin aku ya?" tanya Fiona.

"Iya," jawab Tiara jujur. "Soal salah kirim kata-kata cinta."

"Pasti banyak bumbunya."

"Kayaknya kebanyakan bumbu, jadi mati rasa."

Mati rasa barangkali cocok untuk mereka bertiga.

Sering sekali mereka mengalami kejadian kayak di sinetron, seperti tubrukan dan terjadi persentuhan bibir, terpeleset dan jatuh ke pelukan, tapi biasa saja.

Mereka merasa saling memiliki tapi bukan untuk berpacaran, bukan juga friends with benefits.

"Aku tidak bisa menemani kalian," kata Daris sambil melihat chat di gawai. "Ibuku memintaku pulang."

"Ada apa?"

"Tidak dijawab."

Daris curiga ada masalah di PKL. Tapi masalah apa?

Uang kontribusi lancar. Kadang ada preman minta soto gratis. Daris memberinya, tidak mau ribut.

Padahal jagoan juga dirinya. Sekali mengeluarkan jurus pencak silat, mereka pasti bapak belur. Mereka menang tato saja.

"Jangan-jangan...."

Kekuatiran menyelimuti mata bening memikat itu.

"Aku baru sadar hidungmu sangat indah."

Daris memencet hidung bangir itu dengan gemas.

Tiara mendelik. "Kau pikir hidungku klakson main pencet saja?"

"Jangan-jangan apa? Jangan berpikiran jelek deh."

Daris tidak memikirkan hal buruk terjadi. Ia kira Alvian hendak pergi berlibur bersama teman sekolahnya, tidak ada yang jualan.

Tiara bukan sedih Daris pulang, ia justru senang.

"Buruan deh pulang. Rumah ini jadi tenteram dan damai tanpa dirimu."

"Jadi aku ini perusuh?"

"Aku tidak suka cowok pecicilan."

Daris tersadar, ia sudah berbuat kurang ajar dengan memijit hidung Tiara.

Wibawa Tiara sebagai kepala Puskesmas pasti jatuh jika ada suster Nina.

Rania bahkan bisa minta pulang karena malu.

Adiknya sangat menjaga kesopanan.

"Maafkan aku," sesal Daris. "Aku mestinya sadar kau sudah berbeda."

"Baperan." Tiara memijit hidungnya. "Aku tidak berpikir sejauh itu."

Tapi Daris berpikir jauh. Kekurangannya saat kuliah adalah tata krama kepada sahabatnya.

Daris kadang mencium bibir mereka jika pamit pergi, terpengaruh budaya Eropa. Kebiasaan itu hilang sejak kehidupannya ambruk.

Tiara bukan lagi calon dokter yang jijik melihat kadaver, atau alergi dengan praktek anatomi.

Ia seorang pimpinan lembaga kesehatan yang sangat dihormati di kampung ini.

"Aku menemui Rania dulu untuk pamit."

Tiara meraih tangannya. Persentuhan itu tidak berpengaruh apa-apa bagi mereka.

"Ada apa denganmu?" selidik Tiara. "Apakah ucapanku menyakiti hatimu?"

Daris tersenyum. "Sekarang ketahuan yang baper siapa."

Fiona muncul dari dalam kamar. Ia sudah berpenampilan rapi.

"Bagus ya," kata Fiona. "Pegang-pegangan, pandang-pandangan. Aku pulang saja biar kalian bebas berbuat apa saja."

Tiara melepaskan pegangannya.

"Hari ini banyak orang baper," gerutu Tiara. "Tadi pagi kalian sarapan apa sih?"

Tiara jadi ingat kalau mereka belum makan siang.

"Ya ampun! Aku belum menyiapkan makan siang! Pantas kalian pada baper!"

"Aku pergi dulu," kata Daris. "Aku usahakan akhir pekan ini ke mari lagi untuk berkemah."

"Makanlah dulu," ucap Tiara. "Sopnya tinggal dipanaskan saja."

Fiona memandang Daris dengan tidak senang. "Bagaimana sih? Aku datang kau pulang! Kalian pasti sudah melanggar perjanjian!"

"Perjanjian apa?" tanya Tiara bingung.

"Di antara kita bertiga tidak boleh ada cinta, pegang teguh tiga S."

"Apaan tiga S?"

"Sahabat, sahabat, sahabat."

"Perasaan kau pernah menolak perjanjian itu."

"Sekarang aku menerima, sebelum telat."

"Aku kan tidak berbuat apa-apa kok telat?" canda Daris.

"Diam...!" bentak mereka serempak.

Kemudian Tiara bertanya kepada Fiona, "Kau yakin dengan keputusanmu?"

"Yakin! Setelah memergoki perbuatan kalian, aku rasa perlu ada perjanjian baru."

"Deal." Lalu Tiara menoleh ke arah Daris. "Suaramu tidak penting."

"Sejak dulu aku tidak tertarik sama kalian. Aku pacari dua-duanya kalau kalian pantas jadi pacarku."

"Lalu Princess Leonor dari Spanyol yang pantas jadi pacarmu?"

Barangkali si Neneng, sahut hati Daris pahit. Ia mesti menurunkan view agar tidak ditertawakan orang.

Tiara dan Fiona ketinggian untuknya. Cinta butuh kepatutan juga. Ia tidak bangga mendapatkan perempuan berkasta tinggi dengan keadaan sekarang.

Daris berangkat ke Bandung setelah makam siang. Tiara sungguh pandai memasak. Ayam panggangnya lezat sekali.

"Aku tunggu akhir pekan," kata Fiona. "Aku rindu berkemah di mana aku bisa menikmati kehidupan tanpa lalat ijo."

Sejak lama Fiona menyebut Felicia lalat ijo. Ia kesulitan meniti karir di dunia akting karena ada peran Felicia di dalamnya.

Tapi Fiona susah membuktikan kecurigaannya. Ia lebih suka dicap tidak berbakat dalam seni peran, ketimbang berurusan dengan polisi atas pencemaran nama baik.

Dendam masa lalu menyeret Fiona dalam lingkaran api di mana ia tidak boleh terbakar di dalamnya.

"Aku kira karir Fiona sebentar lagi tamat," keluh Daris sambil menjalankan pick up dengan kencang. "Ia sulit mengatasi intervensi Felicia terhadap orang-orang yang terlibat di dalam dunianya."

Fiona mulai kesulitan mendapat endorse lokal, timnya bekerja keras mencari endorse mancanegara.

Siniarnya juga banyak diserbu haters, sehingga berpengaruh pada jumlah tayang.

Haters menyerang Fiona dari fashion sampai materi tayang. Bahkan muncul isu ia menjadi simpanan pejabat.

"Fiona selalu salah di mata haters," gumam Daris. "Sekali berbuat salah, habislah ia."

Daris pernah melihat Fiona jalan bersama pejabat itu. Tapi ia percaya temannya tidak berbuat seperti yang diviralkan netizen..

Tiara juga tidak lepas dari masalah. Orang tuanya mendesak untuk menerima lamaran Nino, pemuda yang memintanya menjadi pacar pura-pura saat wisuda.

"Persahabatan orang gagal," senyum Daris kecut. "Tiga-tiganya tersesat dalam kegelapan."

Mereka mesti bangkit dari keterpurukan. Kegagalan akan menjadi fondasi kesuksesan jika dapat melewatinya.

Daris menghubungi adiknya lewat gawai, "Aku sudah sampai di kota Bandung. Aku langsung ke PKL."

"Aku di rumah."

Daris kesal. "Kau suruh Ibu jualan?"

"Soto mie tidak laku."

1
hj julaeha
daris tertindas banget
hj julaeha
hmm
Wawa Hartini
wah ada masalah nin dengan tidak laku soto nya, apakah ulan Felic
Eri Pentol
up min
hj julaeha
Dari awal sudah menunjukkan konflik menarik.
Wawa Hartini
mau mengingat kenangan masa lalu darks.
Wawa Hartini
darks memang sangka untuk masa mini, karena selalu berfikiran positif.
Wawa Hartini
wah sesuai ekspetasi Darks mau buka usaha di kampung.
Wawa Hartini
mulai deh rump I tanya ujian hati.
Wawa Hartini
soy seram juga cerita Bu dokter.
Wawa Hartini
wah cal on gebétan Saris nih...
Wawa Hartini
ha..ha.ada aja jawaban Darius ke adiknya...
Wawa Hartini
wah hati Felix mulai jahat, apa yang terjadi ya sama Dars..,
Wawa Hartini
Hidup harus pen uh perjuangan seperti Daris...cuy
Wawa Hartini
apa ya yang akan di berikan sama sekre itu?
Wawa Hartini
cinta Felicia karena harta dan harga Dori.
Wawa Hartini
pusing deh Daris dengan dilemma dia saat ini?
hj julaeha
Cerita ini menarik, mendekati realita.
grandpa
Cerita ini mengisahkan insan biasa yang mencoba melakukan hal yang luar biasa, coba disusun dengan gaya tutur ringan dan mudah dipahami.
grandpa
Like dan komen adalah bahan bakar penulis untuk meluncur ke bab berikutnya.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!