ANTARA MIMPI DAN KENYATAAN

Aku sangat bosan berbaring di tempat ini, rasanya sangat sesak.Aku bahkan tidak bisa melihat kondisi yang ada diluar sana.Sudah hampir 3 Minggu aku berada didalam ruangan ini,tetapi kondisiku tetap sama,bahkan semakin memburuk.

Aku menghela napasku panjang,andai saja waktu bisa diulang aku tidak akan mau bertemu atau berkenalan dengan Satrya,mungkin jika aku mendengarkan perkataan Rendy waktu itu aku tidak akan seperti ini.Tetapi tetap saja apa yang bisa kulakukan aku terlanjur menyukai Satrya saat pertama kali aku melihatnya dan aku juga tidak pernah tau hal ini akan terjadi kepadaku.

Akhir akhir ini Satrya juga tidak pernah lagi datang mengunjungiku aku harap dia bisa sadar jika dia datang menemuiku,aku akan dalam bahaya lagi.

"selamat pagi,Bu.Bagaimana perasaan ibu hari ini"?

Tanya seorang perawat yang datang membawa sepiring sarapan pagi.

"Udah mendingan dari pada yang kemarin sus."

"Syukurlah kalo gitu, sekarang waktunya sarapan.ibu mau dibantu disuapin?"

"Aku udah bisa makan sendiri kok sus,makasih."

"Yaudah kalo gitu,ini sarapan ibu.Nanti saya kembali lagi kalo ibu udah selesai makan."

"Iyah sus, makasih."

Aku mengambil sarapan yang diberikan perawat dan memakannya,tanganku juga sudah bisa digerakkan jadi aku tidak perlu bantuan untuk menyuapiku makan.Setelah selesai makan, perawat datang untuk mengambil tempat makan tadi.

"Sus,aku boleh ngak pergi ketaman sebentar, soalnya aku udah bosan tidur disini terus."

"Tunggu saya tanya dulu sama dokter ya Bu,kalau diperbolehkan saya akan datang memberitahu."

"Iyah sus,makasih."

Aku berharap aku diperbolehkan untuk pergi keluar sebentar dari sini,aku benar benar bosan melihat ruangan ini.Taklama kemudian dua orang perawat datang ke ruanganku membawa kursi roda.

"Sus aku bisa jalan jalan sebentar keluar ngak."

"Iyah Bu bisa,tapi dokter tadi nyaranin ibu menggunakan kursi roda."

Aku tersenyum bahagia, akhirnya aku bisa menghirup udara setelah sekian lamanya aku berada didalam ruangan ini.

"makasih sus."ucapku

perawatpun membantu aku untuk duduk di kursi roda .Tak lama ketika perawat mendorong kursi rodaku ke luar pintu,pintu kamarku terbuka Satrya datang mengunjungiku setelah sekian lama dia tidak datang menjengukku.

"Thes,kamu mau dibawa kemana?"tanya Satrya

perawat yang berada dibelakangku,pergi setelah melihat Satrya datang menjengukku.

"Sat,kamu ngapain lagi sih kesini.kan aku udah bilang jangan pernah datang kesini lagi."

Satrya melihatku dengan tatapan yang sedih,dia menggunakan masker serta topi hitam.mungkin dia takut jika ayah atau keluarganya melihat dia datang kesini.

"Thes,maafin aku.Karena aku kamu jadi merasakan sakit seperti ini."

"Sat,aku udah maafin kamu.Tapi tolong jangan pernah datang lagi ke kehidupanku."

Satrya menghelas napas panjang,dia duduk jongkok didepan kursi rodaku,dia melepas masker dan topinya.Aku sangat terkejut melihat kondisi wajahnya yang penuh dengan luka dan memar.

"Sat,wajahkamu kenapa bisa begini."ucapku khawatir

"Thes,aku udah bilang ke kamu kalau sampai kapanpun aku ngak bakal ninggalin kamu."

"Sat jangan keras kepala begini,aku cuman ngak mau buat permasalahan ini semakin parah,dan wajahkamu kenapa bisa begini sat."

"Nanti aku ceritain ke kamu,kamu mau jalan jalan sebentar ketaman kan?"

"Iyah,tapi aku bisa ditemanin sama suster kok.jadi kamu ngak perlu repot repot buat temanin aku."

"Thes,biarin aku temanin kamu sebentar aja.Aku juga mau kasih tau sesuatu sama kamu.boleh kan thes?"

"yaudah boleh sat,jangan lupa kamu pake masker sama topi kamu lagi.Aku takut ada yang lihat kamu datang kesini buat jengukin aku.

"Iyah,kamu ngak perlu khawatir."

Satrya mendorong kursi rodaku dan membawaku ketaman.Aku sangat senang bisa melihat bunga yang bermekaran disini akhirnya aku bisa mendengar suara-suara burung yang berkicau dan bisa merasakan sinar matahari pagi.

Satrya menghentikan kursi rodaku di depan banyak bunga yang sedang bermekaran.

"Gimana,kamu senang kan.Sekarang kamu udah bisa lihat bunga dan hirup udara segar lagi."Ucap Satrya

Aku tersenyum melihat Satrya yang berada di sampingku.

"Iyah sat,aku senang banget."

"Aku senang bisa lihat senyuman kamu yang seceria ini thes,dan aku harap aku selalu bisa melihatnya."ucap Satrya

"Ngomong ngomong tadi kamu bilang,kamu mau nyampein sesuatu.mau bilang apa sat?"

Satrya membuka masker dan topinya,dia duduk disamping kursi rodaku.

"Thes sebenarnya aku dan ayahku bertengkar hebat setelah aku tau kalau dia yang udah menyebabkan kamu seperti ini,dia juga yang udah buat wajah aku seperti ini."

Aku terkejut mendengar perkataan Satrya.

"Sat,kamu serius?Ngapain sih kamu lakuin itu,dia ayah kamu sat ngak baik kamu melakukan itu kepada ayah kamu."

"Tapi dia ngak pernah sama sekali mikirin perasaan aku thes,dia itu selalu nganggap aku sebagai seorang boneka yang bisa dia permainkan semau dia,dan aku ngak mau kalau orang yang aku sayang dilukai sama dia lagi."

"Sat,ayah kamu cuman mau kasih yang terbaik buat kamu.Itu sebabnya dia melakukan itu."

"Thes,kamu ngak pernah tau gimana perasaan aku selama ini.semenjak aku kecil aku hidup dan besar bersama nenek tapi ada suatu kejadian yang membuat nenek aku meninggal,dan ayah aku yang udah menyebabkan nenekku meninggal.aku juga harus selalu menuruti peraturan dia,aku ngak pernah merasakan masa kecil layaknya anak anak seumuranku.Aku selalu dituntut untuk menjadi sempurna,jika dia mengetahui kalau aku mendapatkan nilai yang buruk dari sekolah,dia pasti akan mengurung aku kedalam sebuah ruangan yang paling aku benci seumur hidupku."

Aku tercengang mendengar apa yang dikatakan Satrya.

"Kamu tau,ayah aku bilang kalau ibu aku meninggal ketika melahirkan aku.Dan ketika aku berumur 5 tahun ayahku menikah dengan seorang perempuan yang benar benar aku benci.Seumur hidupku aku tidak pernah menganggap dia sebagai ibuku,karena aku tahu dia menikahi ayahku hanya untuk mengambil hartanya saja.mereka juga mempunyai seorang putra yang sangat mereka sayangi itu,sampai sampai aku seperti tidak terlihat dirumah hanya karena dia."

Aku melihat wajah Satrya, sekarang dia seperti orang yang sangat putus asa.

"Dan kemarin aku bertegkar hebat dengan ayahku,dia seperti orang yang tidak bersalah atas perbuatannya kepada kamu Thes,tapi aku ngak akan tinggal diam.Aku pastiin kalau dia harus membayar apa yang sudah dia lakuin kekamu thes".

"Sat,kamu ngak perlu lakuin itu.Aku takut kalau kamu lakuin itu ayah kamu bakal lakuin hal yang lebih parah lagi dari ini."

"Aku ngak peduli thes,aku cuman mau dia tanggung jawab atas apa yang dia perbuat kekamu."

"Tapi sat aku khawatir kalau kamu terluka lagi hanya karena ini."

"Kamu nggak usah khawatir thes,aku janji aku bakal nyelesaiin masalah ini tanpa membuat kamu dalam bahaya lagi.Aku juga janji aku bakal nyari donor itu secepatnya buat kamu."

"Sat,maafin aku.Aku udah berprasangka yang ngak baik ke kamu selama ini."

"Ngakpapa thes,aku yang harus minta maaf ke kamu.hanya karena aku kamu jadi ngalamin hal yang buruk seperti ini."

"Yaudah,aku bawa kamu keliling taman ini aja,biar kamu bisa rileks."

"Iyah sat,aku mau lihat kolam yang didepan sana."

Satrya membawaku melihat kolam yang berada didepan gerbang rumah sakit.

"Wahh airnya jernih banget sat,bunga teratai nya juga bagus banget."

"Iyah bagus banget yah."ucap Satrya

"thesa? ngapain kamu bareng dia"ucap Rendy yang sudah berada dibelakang kami

Satrya pun memutar kursi rodaku menghadap Rendy.

"Rend,kamu udah lama disini?"Ucapku

Rendy melihat kami dengan pandangan yang marah.

"Thes,aku ngak salah lihat kan?"ucap Rendy

"Rend,Satrya cuman mau bawa aku jalan jalan ketaman aja sebentar, soalnya aku bosan didalam terus."ucapku

"Ngapain sih Lo datang temuin thesa lagi,dan Lo tau dari mana kalo thesa ada disini."ucap Rendy yang mendekat kearah Satrya

"Emang masalah buat Lo,lagian Lo siapanya thesa"ucap Satrya marah

"Mending Lo pulang aja,biar gua yang temenin thesa disini."ucap Rendy yang mendorong bahu Satrya

"Lo ngak berhak buat ngusir gua dari sini,lagian gua yang pertama ngejengukin thesa kesini."ucap Satrya

"Trus kalo Lo yang duluan ngejengukin thesa emang kenapa?gua ngak peduli!!."ucap Rendy

Aku melihat pertengkaran mereka yang semakin tidak bisa di kontrol lagi,ketika aku ingin melerai mereka kepalaku sangat pusing, aku tidak bisa mendengar jelas apa yang mereka katakan lagi, penglihatanku juga tiba tiba menjadi gelap.