NovelToon NovelToon
PENGGUNA BATU BINTANG

PENGGUNA BATU BINTANG

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Spiritual / Time Travel / Fantasi Wanita / Pembaca Pikiran / Pulau Terpencil
Popularitas:6.7k
Nilai: 5
Nama Author: Tenth_Soldier

Petualangan seorang putri dengan kekuatan membuat portal sinar ungu yang berakhir dengan tanggung jawab sebagai pengguna batu bintang bersama kawan-kawan barunya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tenth_Soldier, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Andiek Wakkawaru & Batu Bintangnya

Nenek Kaayat, lantas memandang Mawinei.

" Mawinei sudah saatnya kamu melihat dunia luar sertai dan jaga Tuan Putri Tihu". Nenek Kaayat mengingat-ingat masa mudanya dulu sambil tersenyum manis.

" Pengguna batu bintang memang dibebani tanggung jawab yang besar, dulu nenek dan empat pengguna batu bintang lainnya juga saling membantu melawan pengguna batu bintang kegelapan. Kalian harus bisa bekerja sama jangan memikirkan diri sendir,i" Nenek Kaayat masih memandang Mawinei dan teringat masa lalunya.

" Tapi nek siapa nanti yang akan menjaga Nenek dan Qeva? " tanya Mawinei pada neneknya

" Jangan khawatir Nenek akan meminta Panglima Burung untuk mengawasi dan membantu kita, Nenek akan buatkan dia satu kamar lagi di atas kamarmu," sambil menengok Qeva yang terlihat kurang nyaman. Qeva menundukkan kepalanya, dia merasa sedih jika harus ditinggalkan kakaknya.

Nenek Kaayat mengelus kepala Qeva

" Qeva jangan bersedih kakakmu punya tugas yang harus dijalankan demi kedamaian  negeri Nasutaran".sambil mengelus kepala Qeva dia berusaha Menenangkannya.

" Tapi nek... ", Qeva tak melanjutkan ucapannya.

" Ada apa adik kecil, apa kau mengkhawatirkan kakakmu ini? " Mawinei menyahut.

"Apa kamu lupa kakak pernah memberi pelajaran pada lima orang pencuri kayu hutan? " Mawinei melanjutkan ucapannya sambil melingkarkan lengannya di bahu Qeva.

" Kakak hati-hati ya sebab, lawan kakak nantinya kan juga pengguna batu bintang yang jahat... " ternyata sejauh itu yang di cemaskan Qeva.

" Ingat saling melengkapi dan membuat rencana yang matang dahulu jika kalian berpapasan dengan pengguna batu hitam kegelapan dan memaksa kalian membela diri. " kata nenek Kaayat memberi petunjuk.

Kemudian nenek Kaayat memandang Andiek dan bertanya padanya.

" Bagaimana kau bisa mendapatkan batu bintang biru beningmu itu nak? "

" Ceritanya panjang nek.. " jawab Andiek.

Tapi dia tetap melanjutkan ceritanya.

" Waktu itu di kampung kami mengadakan perayaan ritual selamatan karena panen tiram yang melimpah.

Berbagai permainan dilakukan seperti sepak raga, balap perahu thecalonca dan mencari kerang Mokua nek.. " cerita Andiek.

Nenek Kaayat, Mawinei dan Qeva mendengarkan cerita Andiek dengan penuh perhatian. Meskipun beberapa istilah tidak mereka pahami tapi mereka tetap diam dan mendengarkan Andiek.

Tihu yang sudah mengetahui asal mula Andiek mendapat batu bintangnya ikut mendengarkan tanpa mau memotong cerita Andiek, dia berharap Labosi yang menemaninya bertualang, namun begitu dia juga kagum pada kepandaian dan keberanian Andiek.

" Nah waktu Andiek ikut lomba mencari kerang Mokua nek... " Andiek sudah mulai ke arah penting yang di nanti.

Putri Tihu mengingat kejadian di Sahengidalaut. Dia juga merinding dengan pengalaman Andiek waktu itu. Untung saja dia selamat.

"Kaki Andiek terjerat ganggang Lulota nek..ganggang Lulota itu punya semacam cairan lekat karena itulah cara mereka mencari makan menjerat mangsanya sampai mati di serap.. "

" Oh jadi ganggang itu mirip tanaman telep ujung yang juga suka menjebak serangga? " Mawinei menimpali.

"Lalu apa yang terjadi ? " tanya Qeva merinding.

" Waktu itu tak hanya satu ganggang yang melekat di kakiku ketika aku meronta ganggang lainnya ikut terlekat di tubuhku... " Andiek menahan nafas karena kejadian yang dialami seperti dongeng kakek Dato' Lamaraeng.

" Aku kesulitan melepaskan diri ganggang Lulota itu... Nafasku hampir habis di bawah laut... Sampai kesadaranku hampir hilang namun ajaib ... saat aku membuka mata ada putri Duyong yang membantuku memotong ganggang Lulota yang melilit sekujur tubuhku dengan tombaknya dan saat itu aku seperti bisa bernafas di dalam air seperti mereka... Andiek meneruskan ceritanya.

" Putri Duyong itu ternyata memberiku kalung ini sambil tersenyum dan menganggukan kepalanya" Dia juga bisa berbicara seperti bahasa kita tapi tidak melalui mulutnya melainkan melalui pikirannya".Andiek berhenti sejenak sambil memegang kalung batu bintangnya yang dililitkan semacam serat kuat dari akar bahar.

Qeva akhirnya bertanya tak bisa menahan keingin tahunnya, " Apa itu putri Duyong? "

" Oh iya putri Duyong itu bangsa bawah laut.. Setengah badan mereka seperti ikan dan sebagian tubuh atas mereka seperti badan kita hanya saja di jari jemari mereka punya selaput" Andiek menjelaskan dan teringat cerita Dato' Lamaraeng.

" Oh lain tempat lain pula wujudnya" Nenek Kaayat menggumam.

" Maksud Nenek ? " Putri Tihu penasaran.

"Kalau di Walesisu ada putri Duyong di Lamakintan ada bangsa peri bunga", jelas nenek Kaayat.

" Peri bunga???? " putri Tihu dan Andiek serentak bersamaan berseru menjadi tertarik cerita nenek Kaayat.  Tapi justru Qeva yang mencoba menerangkan.

" Iya mereka berukuran sangat kecil mungkin hanya sebesar kunang-kunang mereka juga punya sayap bening dipunggungnya, mirip sayap capung dan di malam hari tubuh mereka juga bercahaya seperti kunang-kunang... tapi..." Qeva menghentikan ucapannya dan memandang neneknya.

Nenek Kaayat tersenyum manis sambil meneruskan keterangan Qeva perihal peri bunga.

" Tapi biarpun sekecil kunang-kunang mereka itu makhluk ajaib yang bisa mengancam nyawa manusia,"sambung Nenek Kaayat.

" Eh lanjutkan dulu kejadian waktu kau diberi kalung berbatu bintang biru bening yang kau kenakan pemberian dari putri Duyong itu... " Mawinei kembali mengingatkan Andiek untuk melanjutkan ceritanya.

" Yah seperti pengguna batu bintang lainnya putri Duyong itu memberitahu padaku lewat pikirannya bahwa kekuatan batu bintang yang aku pakai ini bisa mengendalikan air, coba lihat," lanjutnya sambil menunjuk air minum di depannya. Dia berkonsentrasi melihat air itu dan seketika air yang berada di cangkir kayu itu melayang seperti bulatan gundu.

" Wow... Hebat sekali!" Qeva terpukau dengan kekuatan istimewa Andiek.

Tak hanya itu Andiek juga mengubah bentuk air yang tadinya bulat menjadi meruncing seperti jarum dan...

Wuut! Andiek meluncurkan air itu sangat cepat dengan pikirannya. Dan air itu menancap ke dinding kayu yang akhirnya kembali mencair.

" Seperti kak Mawinei memotong kayu dengan tebasan anginnya!" seru Qeva bersemangat.

" Dan aku juga bisa bernafas normal di dalam air selama memakai batu bintangku ini", lanjut Andiek.

"Nah nek tolong beritahu kami tentang bangsa peri bunga itu," cepat-cepat Tihu mengingatkan nenek Kaayat.

" Benar nek aku juga baru tahu ada yang namanya bangsa peri bunga," Andiek menambahkan.

"Hmmm...seperti kita manusia yang punya raja dan Kerajaan begitu juga peri bunga hanya saja pemimpin mereka adalah ratu bukan raja."Nenek Kaayat pun melanjutkan ceritanya.

" Apakah mereka berbahaya Nek? " tanya Andiek.

Nenek Kaayat kembali tersenyum manis dan berucap " Apakah kita juga berbahaya bagi mereka? " Ucapannya itu membuat masing-masing anak merenungkannya.

Dan mereka pun memahami maksud nenek Kaayat.

" Apakah mereka berbicara seperti bangsa Duyong nek? " tanya Andiek lagi.

"Oh oh oh... tidak.. mereka bisa berbicara lisan seperti kita hanya saja karena ukuran mereka yang sangat kecil itu kalau sedang berbicara mereka terdengar seperti kepakan sayap lebah sangat kurang jelas, bagi nenek sih." sambil mengangkat kedua alisnya.

" Jadi nenek sudah berjumpa dan bercakap-cakap dengan mereka?", giliran putri Tihu yang bertanya

" Ya tentu saja kami kan penjaga rimba Lamakintan," jawab Nenek Kaayat.

Bahkan Qeva dan Mawinei pun pernah mengunjungi kerajaan kecil mereka, " jawab Nenek Kaayat. Tihu dan Andiek memandang Mawinei dan Qeva bergantian.

" Aku ingin sekali melihat mereka bisakah kalian mengantarku ke tempat peri bunga itu? " Tihu memohon Mawinei dan Qeva.

1
Nitopeng
samurai showdown /Sneer/
Dwi Utomo
ok
Nitopeng
keren!
Nitopeng
Luar biasa
Nitopeng
gila!
Nitopeng
wuk wuk
Rosy
OK banget apalagi ada gambarnya
Rosy
Suromenggolo kurang gede badannya
Rosy
Garudaaaa!!!
Guns
nyummy
Guns
penempatan ilustrasinya kasih jarak Thor biar imbang
Guns
good night
Guns
kreatif, rumah pohonnya asyik
Guns
banyak pengetahuan baru, itu kan elf Thor? hhhh tapi bagus memperkaya etnis kita hhhh
Guns
/Good/
Guns
hhhhh Goblin itu Thor! hhhh sip!
Guns
jadi ingat Saur Sepuh
Guns
keren, pengetahuan baru nih /Good/
Guns
hhhhh
Guns
bagus
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!