Antara Cinta Dan Cita-cita

rasa puas terpancar di wajah Dila melihat bagaimana ayah tirinya dikerjai oleh Babar dan anak buahnya sesuai dengan perintah yang disampaikan oleh Agung

Dila tidak menyangka ayah tirinya begitu menderita di tangan Babar dan anak buahnya bahkan ayah tirinya harus mengeluarkan uang 200 juta untuk menyelamatkan dia dan selingkuhannya dari tangan Babar.

"thanks Gung..."

"kalau mau terima kasih bukan sama aku, tuh sama bar"

"iya tapi semuanya kan ide lu, kalau lu nggak kasih perintah sama Babar , ini nggak akan terjadi"

"oke kalau gitu sama-sama tapi rasanya nggak cocok, kita kan teman ya udah kita pulang yok"

Dila menganggukkan kepalanya, ayah tirinya juga sudah pergi dan mereka takut Babar dan anak buahnya nanti kemari, semuanya bisa repot karena harus lama ngobrol dengan Babar dan anak buahnya.

saat ini mereka tidak ingin bertemu Babar, rencananya nanti malam atau besok saja kalau mereka jumpa Babar.dan anak buahnya.

setelah mengantarkan Dila pulang, Agung juga berniat untuk kembali ke rumah sewanya dia mau istirahat karena nanti malam Agung harus kerja mengawasi gerobak jamnya.

ketika dia lewat di pasar pringgan Agung melihat ada seorang wanita yang sudah sangat tua sedang menjajakan barang dagangannya.

barang yang dijajakannya beberapa macam rempah-rempah yang mungkin bagi orang lain tidak terlalu menarik tapi Agung yang memiliki beberapa resep pengobatan tradisional warisan keluarga merasa tertarik dengan rempah-rempah tersebut.

setelah memarkirkan motor bututnya Agung berjalan ke tempat wanita tua yang sedang menjajakan dagangannya.

"berapa harganya Nek?"

si nenek tersenyum sumringah melihat Agung yang tertarik dengan dagangannya.

"mau beli yang mana nak? atau kalau nggak beli saja semua?"

sebenarnya Agung hanya tertarik untuk membeli beberapa jenis ramuan, namun melihat orang yang menjualnya sudah begitu rentan timbul rasa kasihan di hati Agung, sehingga dia memutuskan untuk membeli semuanya.

"memangnya berapa harga semuanya nek?"

"sebenarnya semua Rp 300.000 tapi karena mau diborong semua Rp.200.000 saja"

terlihat wajah si nenek yang sangat berharap jualannya akan diborong semua oleh Agung

"nenek tiap hari jualan di sini?

"iya nenek tiap hari juang disini kalau mau beli tanaman obat seperti ini atau mungkin mau pesan tanaman obat yang lain datang saja ke sini, dan kalau gak ada nanti nenek carikan "

"Oke aku beli semua ini uangnya nek"

si nenek langsung membungkus semua ramuannya dia takut Agung akan membatalkannya.

setelah memasukkan ke dalam plastik kresek dia menyerahkannya kepada Agung.sambil mengambil uang yang ada di tangan Agung.

Agung memberikan uang rp200.000 kepada si nenek kemudian dia pergi meninggalkan pasar pringgan pulang ke rumah sewanya.

sewaktu Agung kecil ayahnya menyerahkan sebuah buku teknik pengobatan dan cara membuat obat tradisional.

di dalam buku teknik pengobatan dijelaskan beberapa cara mengobati penyakit dengan melakukan urut tradisional.

urut tradisional bisa dilakukan jika seseorang telah mengenal struktur tubuh manusia termasuk posisi urat otot dan tulang manusia.

dan almarhum ayahnya pernah mengajarkan teknik ini sepintas kepada Agung namun sampai saat ini Agung belum pernah mempraktekkannya dia hanya sesekali menggunakan untuk dirinya sendiri jika ada luka atau sakit yang dialaminya.

adapun cara membuat obat tradisional dilakukan dengan merebus beberapa jenis tumbuhan, obat tradisional memiliki manfaat sesuai dengan ramuan yang direbus namun tujuannya adalah untuk beberapa hal seperti memelihara kesehatan,, meningkatkan stamina dan energi, serta menyembuhkan beberapa jenis penyakit.

selama ini Agung juga menyediakan bandrek di gerobak jamunya dan kali ini Agung berencana akan menyediakan rebusan yang bisa mengembalikan stamina para pekerja yang keletihan setelah bekerja.

Rebusan yang dibuat oleh agung juga bisa meningkatkan dan menjaga stamina orang-orang yang bekerja di malam hari.

beberapa jenis tanaman herbal akan dicampur dalam rebusan yang akan diolah oleh Agung seperti jahe daun meniran serta serta bahan lainnya.

karena ini adalah pertama kalinya Agung memasak ramuan herbal maka Agung terlihat sangat serius karena dia tidak ingin terjadi kesalahan dalam pembuatan obat tradisionalnya.

beberapa kali percobaannya tidak memuaskan hati Agung , meskipun khasiatnya telah sesuai dengan yang tertulis dalam buku obat warisan ayahnya, namun Agung merasa hasilnya belum memuaskan karena aromanya terlalu menyengat dan rasanya sedikit pahit.

Agung terus mencoba meramu rebusan yang akan dijualnya dengan bahan-bahan herbal yang bisa membuat rebusannya lebih nyaman untuk dikonsumsi.

Agung ingin membuat rebusannya rasanya tidak pahit dan aromanya wangi sehingga para pembeli akan tertarik untuk mencobanya.

setelah melakukan percobaan selama 2 jam dan berkali-kali meramu dengan mencampur beberapa jenis tumbuhan yang aman dan tidak berbahaya, akhirnya rebusan yang sedang diramu oleh Agung menghasilkan sebuah rebusan yang berkhasiat bagi kesehatan, khususnya untuk stamina dengan rasa yang enak dan aromanya nyaman tidak menyengat.

"aku akan mencobanya malam ini aku akan menyuruh Babar dan anak buahnya meminumnya, jika mereka merasa berkhasiat dan nyaman dikonsumsi, aku akan menjual rebusan ini di semua gerobak jamuku.

satu jam kemudian ramuan yang akan dibawa ke gerobak jamu Gatot Subroto telah selesai dikemas.

namun Agung yang selama ini mengabaikan buku ramuan obat warisan ayahnya mulai mempelajari satu persatu, ternyata buku ini sangat berguna untuk dipelajari sehingga Agung mulai fokus mempelajarinya.

selain buku ramuan obat Agung juga mempelajari urut tradisional seperti yang pernah diajarkan almarhum ayahnya.

bahkan almarhum ayahnya telah mengajarkan struktur tubuh manusia kepada Agung, sehingga Agung tidak kesulitan untuk mempelajari urut tradisional.

namun selama ini Agung mengabaikan buku warisan ayahnya dan kali ini Agung cukup terkejut karena ternyata urut tradisional bisa menyembuhkan atau setidaknya mengurangi penyakit kronis yang diderita seseorang dengan melakukan urut tradisional yang benar.

"buku yang hebat, dari mana ayah mendapatkannya ini? kalau memang sehebat ini kenapa ayah dulu tidak buka klinik tradisional?"

Agung merasa heran melihat ayahnya yang sebenarnya memiliki banyak kemampuan seperti ilmu silat yang tinggi dan ilmu pengobatan tetapi hidupnya sangat memprihatinkan sampai akhir hayatnya.

"ya sudahlah mungkin ayah tidak ingin melakukannya atau mungkin ada alasan lain yang penting aku akan mencoba mempelajari semua warisan ayah" ucap Agung dalam hatinya

Agung mendengar ada panggilan di hp-nya dan ketika dia melihatnya ternyata yang menghubunginya adalah Dila.

Agung menekan tombol speaker suara di hp-nya karena dia masih asik belajar ilmu pengobatan warisan ayahnya.

"halo Dil ada apa?"

"di rumah lagi heboh Gung Mama telah lihat di medsos, Mama telah melihat uploadan anak buahnya si Babar, oh ya Gung aku ikut kamu nanti ya soalnya aku mau berterima kasih sama Babar dan anak buahnya"

"Oke nanti aku jemput jam 07.30"

"makasih ya Gung bye"

Agung menarik nafas pulang ketika dia teringat perasaannya pada Dila, dia tidak tahu apakah dia harus mengungkapkannya suatu saat nanti atau memendamnya sampai mati.

jujur perasaan suka sama Dila telah lama bersemi di hati Agung, namun karena kesepakatan mereka akhirnya di harus memendamnya.

dan Agung juga tidak tahu apakah Dila akan mau menunggunya sampai dia bisa menggapai cita-citanya, dia sudah berjanji pada dirinya, se cinta apapun dia pada seorang wanita namun dia akan tetap mengutamakan cita-citanya.

", ah sudahlah tapi mungkin nanti aku bisa ngajak Dila ke pesta pertunangan Fika, biar orang tidak menganggap aku terlalu patah hati karena ditolak sama Fika"

Agung membereskan semua peralatannya dan bersiap untuk berangkat mengantarkan ramuan obat yang baru dimasaknya sebelum menjemput Dila.

setelah semuanya beres dia menaikkan rebusan obatnya ke motor bututnya dan berangkat ke lapak gerobak jamu Gatot Subroto.