Vindra adalah menantu yang tinggal di rumah keluarga istrinya dan selama itu juga, Vin selalu mendapatkan hinaan dan di rendahkan karena kastanya yang rendah.
Namun suatu hari, tanpa sengaja ia mendapatkan batu permata dan mengaktifkannya kembali yang membuatnya memiliki kemampuan medis dan berhasil menyelamatkan seorang anak yang berada diambang Kematian. Berkat pertolongannya membuat Vin mendapatkan black Card yang mampu mengubah hidupnya.
Bagaimana kisah Vindra, Mengubah hidupnya dari menantu hina menjadi Penguasa tak tertandingi bersama batu permata dan keahlian Medis yang dimilikinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dina Auliya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6. Lukisan Palsu
Mendengar Ucapan Vin semua mata tertuju pada Mateo dan merasa heran, tapi Mateo pun Segera menepis tuduhan Vin.
"Aku tidak akan pernah memberikan hadiah lukisan palsu. Apa kamu tau aku membeli ini dari tempat yang cukup terkenal dan para ahli mengatakan jika lukisan ini asli. Kamu tidak punya cukup bukti untuk mengatakan jika lukisan ini palsu. Jadi jangan sembarangan kamu bicara. Lebih baik kamu minta maaf sekarang atau aku akan mempermalukan kamu lebih dari yang kamu lakukan padaku." Ucap Mateo yang geram dengan tuduhan Vin
Rania melangkah maju untuk menghampiri dan ingin membantu suaminya menghadapi tuduhan Vindra.
"Vin, kamu tau kan suamiku ini pria kaya raya, jadi mana mungkin orang berani menipu suamiku. Sedangkan kamu hanyalah pria miskin yang tidak tau cara melukis lukis apa lagi menilai sebuah karya seni lukis yang asli dan yang palsu, jadi jangan lancang mengatakan lukisan ini palsu." ucap Rania.
Vin dengan tenang menanggapi hinaan dari kakak ipar dan saudara iparnya.
"Aku memang tidak bisa melukis dan aku juga tidak bisa menjelaskan lukisan itu palsu. Tapi setidaknya ayah mertua akan mengenali lukisan itu asli atau palsu." Jawab Vin dengan tenang.
Mendengar ucapan Vin membuat Rania dan Mateo sedikit tersentak dan mulai cemas dengan apa yang di ucapkan Vin, jika tuduhan Vin benar maka riwayat mereka akan tamat.
Tak lama kemudian, Gultom dan juga Miranda tiba, dan semua kerabat yang saling berkerumun menyaksikan perdebatan kedua ipar itu pun segera kembali ke kursi mereka masing-masing dan pura-pura tidak perduli dengan apa yang terjadi.
Mateo pun mengambil kesempatan dengan segera menghampiri ayah dan ibu mertuanya, ia pun mengeluh atas tuduhan yang dilontarkan Vin tentang lukisan yang akan dia berikan kepada ayah mertuanya.
"Ayah aku sengaja membeli lukisan ini dengan harga mahal untuk hadiah ayah mertua, tapi saudara ipar Vin mengatakan jika lukisan ini palsu. Tidak kah ayah juga bisa melihat kalau lukisan ini asli." Ucap Mateo Seraya menunjukkan lukisan itu di depan ayah mertuanya.
Gultom pun memperhatikan lukisan itu sekilas dan sudah bisa menilai antara asli dan palsu.
Gultom pun bergumam kepada istrinya. " Apa yang dikatakan Vin itu benar. Jika lukisan yang di bawa Mateo ini memang palsu. Apa yang akan kamu lakukan sekarang?" Ucapnya lirih membuat Miranda terbelalak, namun ia kembali memikirkan harga diri menantu laki-laki itu agar tidak di permalukan di tempat umum.
Miranda memandang Mateo dengan tatapan tidak senang, "Apa yang di katakan Vin itu sama sekali tidak benar. Lukisan yang di bawa Mateo ini benar-benar asli. Dan kamu Vin tidak seharusnya kamu merendahkan saudara ipar mu dengan memfitnahnya. Lebih baik kamu minta maaf padanya." Ucap Miranda.
Vindra tercengang dengan pernyataan ibu mertuanya, Vin yakin jika ayah mertuanya tau kalau lukisan itu palsu.
"Ayah, bisakah ayah perhatian lagi lukisan itu, aku yakin ayah bisa membedakannya." Ucap Vin yang masih tak yakin dan ingin meminta ayah mertuanya untuk memastikan kembali.
"Vin sudah aku katakan jika lukisan yang dibawa saudara ipar mu itu asli jadi jangan ngotot untuk meminta ayah mertuamu untuk memastikan, lebih baik sekarang kamu minta maaf kepada Mateo atau keluar dari sini." Sela Miranda yang tetap membela membantu laki-laki keduanya itu. Membuat Mateo menjadi besar kepala dan menyeringai menatap Vin.
Miranda tetap bersikeras membela Mateo walaupun tau jika lukisan itu palsu. Miranda tidak ingin mempermalukan menantu keduanya itu kerena Mateo memiliki perusahaan Konstruksi yang bisa menjanjikan kebahagiaan untuk putri keduanya.
"Vin lebih baik kamu minta maaf kepada kakak ipar, Ayah sudah membuktikan kalau lukisan yang dibawa kakak ipar itu asli. Apa lagi yang ingin kamu buktikan. jangan lagi membuat masalah dan membuatku malu, lebih baik kamu minta maaf saja " ucap Sofi.
Mendengar Sifa yang tidak mendukungnya dan malah membela Mateo membuat Vin sangat kecewa. Vin bersikeras tidak mau meminta maaf karena ia merasa tidak bersalah.
"Aku tidak akan minta maaf. Apa yang aku katakan memanglah benar. Jika ayah dan ibu mertua masih membela saudara ipar padahal jelas-jelas tau jika lukisan itu palsu. Baiklah akan aku buktikan kepada kalian semua, apa yang aku katakan memanglah benar dan aku tidak akan pernah menundukkan kepalaku jika itu benar." saut Vin yang sudah benar-benar kecewa. Vin sudah tidak peduli lagi untuk menjaga perasaan Sifa, saat Sifa sendiri sudah tidak perduli.
Vin pun melangkah maju dan mendekati lukisan itu, tanpa izin Vin menghancurkan lukisan itu di depan semua orang. Dan mereka yang melihat hanya bisa tercengang dengan kenekatan Vin.
Tak lama Vin mengeluarkan seutas benang nilon dari lukisan itu dan menunjukkan kepada semuanya jika lukisan itu benar-benar palsu.
"Kalian bisa lihat ini apa kan? Sudah aku katakan berulang kali jika lukisan ini tidak lebih dari sampah. Karena ini hanyalah duplikatnya saja. Jika kalian tau, lukisan ini yang asli hanya ada satu dan yang memiliki lukisan adalah itu orang berkuasa di tempat ini." jelas Vin dengan kesal.
"Apa yang dikatakan Vin itu benar. Dari awal aku juga sudah tau jika lukisan itu memang palsu. Satu-satunya orang yang memiliki lukisan itu adalah Tuan Gon dan pelukis aslinya hanya membuat satu lukisan itu saja. Dan suamiku Firman, asal kamu tau hadiah yang di berikan Vin itu lebih berharga dari pada lukisan palsu yang diberikan Mateo. Walaupun terlihat sederhana tapi itu adalah suplemen panjang umur. Suplemen ini bisa mengatasi segala penyakit dan juga membuat siapa saja yang mengkonsumsinya akan awet muda tak hanya itu suplemen sudah teruji ini terbuat dari bahan-bahan yang berkualitas sangat baik dan itu sangat dibutuhkan ayah saat ini. Karena berkualitas suplemen ini memiliki harga yang fantastis, satu butir suplemen itu seharga satu juta lebih, jadi bisa di hitung berapa total harga dari hadiah yang diberikan Vin untuk ayah." Jelas Kania untuk pertama kalinya membela Vin membuat orang yang mendengarnya tercengang, kerena suplemen tersebut tidak beredar bebas di pasaran.
Penjelasan Kania tentang suplemen itu membuat Gultom ingin melihatnya, Karena untuk mendapatkan suplemen tersebut membutuhkan waktu agar sampai di tangan dan sekarang Vin memberikannya sebagai hadiah, namun sayangnya Miranda segera mencegahnya, tak ingin Vin merasa menang atasnya.
"Kania, untuk apa kamu membela adik ipar mu ini. Walaupun dia benar, tapi dia sudah mempermalukan keluarga di saat ayahmu ulang tahun ya ke lima puluh. Apakah seorang menantu pantas melakukan itu. Vin lebih baik kamu pergi dari sini. Keberadaan mu di sini hanya bisa mempermalukan kami saja. " Usir Miranda.
Tanpa banyak Bicara, Vin meninggalkan hotel Sunwei dengan rasa kecewa. Kecewa kepada keluarga Gultom yang tidak menghargai dirinya dan juga kecewa kepada istrinya yang lebih membela saudara iparnya ketimbang dirinya sebagai suami
To Be Continued ☺️☺️☺️☺️