NovelToon NovelToon
Scary Night

Scary Night

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Horror Thriller-Horror / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan / TKP
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: Mr Light

Tama adalah seorang kurir pengantar barang yang melihat kejadian mengerikan di depan matanya, pada malam itu iya menyaksikan pembunuh*n yang dilakukan pria bertopeng

Detektif Lee ditugaskan saat itu menyelidiki kasus pembunuh*n berantai tersebut.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mr Light, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 18 Blood

Flashback on

Suara anak kecil yang sedang tertawa, bermain riang "kau ingin mencobanya Tama?" Tama kecil pun seketika mendekat, memegang gunting di tangannya "cobalah untuk membelah perutnya, sepertinya ada anak kel*nci di dalam perut ibunya." seseorang berbicara kepada Tama dengan senyuman smirk, Tama pun seketika mendekat memegangi perut kelinci itu, seseorang itu mendekat dan berbisik di telinga Tama kecil "seperti yang ku ajarkan kepadamu." tatapan Tama hanya tertuju di depan pandangannya.

"Tama, apa yang kau lakukan? mengapa tanganmu berdarah?" Tama pun terkejut mendengar teriakan seseorang yang sangat bergema, karena saat itu iya tengah berada di dekat hutan.

Flashback off

Tama menghirup nafas panjang membuka matanya dan langsung terduduk di atas ranjang dengan nafas terengah-engah

"apa kau bermimpi buruk lagi?" tanya Yoona sambil memasukkan baju ke dalam kopernya, Tama mengangkat pelipisnya kepalanya sedikit terasa sakit setelah bangun tidur,

"cepatlah bergegas, nanti kita akan ketinggalan bis." Tama pun melayangkan pandangannya ke arah jam dinding yang mengarah pada pukul tujuh.

"Apa harus sepagi ini?" tanya Tama sambil berlalu ke kamar mandi, Tama menatap dirinya di depan cermin sambil menyikat gigi, mencoba mengingat mimpinya yang mengerikan, membuat bulu romannya bergidik, ia berusaha mengingat masa kecilnya, namun tidak ada satu ingatan pun yang ia ingat, perlahan ia membuka bajunya dan membasahi tubuhnya dengan air, tubuhnya di penuhi dengan bekas luka yang sudah mengering.

"Sebelum pergi kita singgah ke apartemen mu, untuk mengambil baju." Tama pun seketika keluar dari kamar mandi "tidak perlu, kita beli dijalan saja." ucapnya sambil mengibaskan rambutnya yang basah dengan benda persegi panjang.

Tak lama beberes, mereka pun menunggu kedatangan bis yang tepat pukul delapan,

Tama mempersilahkan Yoona untuk menaiki bis duluan di susul dengan dirinya, tampak bis yang lumayan penuh, Tama dan Yoona duduk di kursi nomor dua paling belakang.

Tama melirik di kursi panjang belakang paling ujung, tampak seseorang mendongakkan kepalanya sambil menutup mata dengan sebuah topi,

Tak terlalu menghiraukan akhirnya dia pun sedikit menyandarkan badannya ke sandaran kursi, sementara Yoona sibuk memainkan ponselnya mengabarkan dirinya tengah mengambil cuti kepada temannya.

**

**

sembilan jam hilangnya Jenni, detektif Lee dan Detektif Ryu belum tidur sama sekali mereka bergadang di jalanan semalam mencari keberadaan Jenni.

"sebaiknya kau pulang dulu detektif Lee, biar aku saja yang melanjutkan pencariannya."

Detektif Lee seketika menghela nafas kasar dan memijit batang hidungnya, ia pun juga belum istirahat setelah pulang dari perjalanannya, matanya terasa sangat berat karena kelelahan.

"Baiklah, ku tinggal sebentar." ucap detektif Lee menepuk punggung detektif Ryu,

detektif Lee pulang ke apartemennya dan merebahkan tubuhnya di atas ranjang, seketika matanya langsung tertutup,

Sementara itu detektif Ryu sangat kelelahan mencari adiknya, sesuatu yang tidak ingin ia bayangkan melihat mayat adiknya yang terbujur kaku.

Detektif Ryu menghubungi teman Jenni untuk mencari informasi, ia pun mendatangi kampus jenni, mendatangi kedua teman jenni.

"apakah kalian bersama Jenni semalam?"

wanita berdua itu serentak mengangguk,

"Ada apa dengan Jenni?" tanya salah satu temannya.

"Dari semalam dia belum pulang."

Sontak kedua temannya terkaget, pasalnya mereka juga tidak mengingat bagaimana mereka bisa sampai di rumah karena sudah mab*k berat.

"Ha, atau jangan-jangan, pria kemaren"? ucap salah satu teman Jenni dengan menggigit bibir bawahnya.

Lalu iya pun berbisik "ada seseorang dengan tatapan yang mengerikan melihat ke arah Jenni." ucapnya melirik kiri kanan.

Detektif Ryu mengerutkan dahinya "apa kau mengenal orangnya?"

dia pun menggeleng "lalu bagaimana dengan Jenni? Tolong temukan dia secepatnya." ucap mereka sambil menangis.

"Aku akan segera menemukannya, terimakasih atas informasi mu."

Detektif Ryu kemudian menaiki motornya menuju toko toserba, dimana tempat terakhir Jenni singgah.

Iya mengecek rekaman cctv mencari tahu siapa pria yang mencurigakan, tampak jelas seseorang di sana memakai masker dengan topi hitam, tidak terlalu jelas wajahnya, namun perawakan nya terekam jelas dengan detektif Ryu.

Hari pun semakin larut, detektif Ryu semakin lelah menelusuri setiap sudut kota namun tidak menemukan tanda-tanda apapun.

Ia pun kembali ke persimpangan tempat Jenni menghubunginya untuk di jemput.

Dengan tertunduk detektif lee meneteskan air mata, rasa penyesalan yang selalu menghantuinya, membuat nya seketika membenci dirinya sendiri, menepuk-nepuk dadanya yang terasa sangat sesak, semakin lama semakin sesak.

Iya pun seketika terduduk bersimpuh, tungkainya terlalu lemah karena lemas seharian belum mengisi perutnya.

lama ia terduduk lalu bangkit memutuskan untuk pulang ke rumahnya.

sepasang mata memperhatikannya, seseorang itu berjalan di setiap gang, mengikuti langkah kaki detektif Ryu,

seketika detektif Ryu melirik melihat seseorang yang memakai topi, ingatannya kembali kepada pria di cctv, ia lantas mengejarnya dengan sekuat tenaga, mengejarnya cukup jauh hingga membuat nafasnya terengah-engah.

detektif Ryu kehilangan jejaknya,

"kemana perginya brengs*k itu?" gumamnya kesal, beberapa bunyi kayu yang jatuh, detektif Ryu menemukan persembunyiannya, lalu menendangnya, seketika pria itu terpental, detektif Ryu mendatanginya lalu menonjok wajahnya beberapa kali, hingga akhirnya iya membuka topi pria tersebut,

"siapa kau?" ucap detektif Ryu dengan nafas yang sangat memburu.

Pria itu tersenyum sambil menyeka darah yang menggumpal di sudut bibirnya,

detektif Ryu kemudian membawanya ke kantor polisi untuk di interogasi.

Kini mereka berhadap-hadapan di ruang interogasi,

"apa yang kau lakukan di sana?" tanya detektif Ryu.

pria tersebut hanya diam, memandangi ruangan tersebut.

"apa yang kau lakukan dengan adikku?"

tetap tidak ada jawaban dari pria itu.

Detektif Ryu memukul meja dengan kepalan tangannya, beranjak dari kursi dan menarik kursi tersebut, kursi yang akan iya layangkan kepada pria tersebut, sontak detektif Baek yang dari tadi mengamati cctv langsung berlari ke ruang interogasi untuk menghentikan detektif Ryu yang sudah kesetanan.

Detektif Baek menahan dada detektif Ryu untuk tidak bertindak gegabah, "hentikan detektif, lebih baik kau keluar dulu, tampaknya kau sudah sangat lelah." detektif Baek mendorong tubuh detektif Ryu keluar ruangan.

Sementara detektif Lee masih terbaring di kasurnya, dengan mata yang menyipit ia membuka ponselnya, matanya seketika melebar melihat angka di layar ponsel yang menunjukkan pukul sepuluh malam.

Sontak ia terbangun, lalu mengambil botol air di kulkas, memegangi perutnya yang belum terisi dari kemaren, tiba-tiba ponselnya berdering, ternyata panggilan dari detektif baek, "detektif Lee, lebih baik kau ke kantor sekarang." detektif Lee seketika mengambil jaketnya dan berlari menuju lift lantai satu.

Menuju perkiraan mobil dan tidak lupa memakai seatbelt, iya pun melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi, dengan sekejap iya pun tiba di kantornya.

Ia berlari menuju ruang interogasi, melihat detektif Ryu yang sudah sangat acak-acakan, detektif Lee memasuki ruangan perekam suara dan melihat seseorang di layar cctv, ruangan mereka tampak bersebelahan.

Detektif Lee memperhatikan seseorang yang tengah duduk menunduk, lalu mengecilkan matanya, pria itu perlahan menaiki kepalanya, seketika membuat mata detektif lee membulat, seseorang yang iya kenal berada di sana, detektif Lee mengepalkan tangannya "Junggi." ucapnya.

1
Nurul Fardian
bagus
Mr Light
makasi masukannya, kedepannya akan di perhatikan lagi 🙏
nina_alyno
titik dua akhir dialog jangan sampai lepas
Mr Light
suka banget ceritanya
Joysee Thokchom
Wah, bikin baper!
Diana
cerita ini benar-benar menarik perhatianku. Teruslah menulis, author!
Isabel Hernandez
Cerdik dan mengejutkan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!