NovelToon NovelToon
Cerita Inspiratif Di Sudut Kota Tangerang

Cerita Inspiratif Di Sudut Kota Tangerang

Status: sedang berlangsung
Genre:Mengubah Takdir
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: mugiarni

Alinah seorang guru SD di kampungnya. Tidak hanya itu, Bahkan Alinah mengajak turut serta murid muridnya untuk menulis buku Antologi Alinah DKK. Alinah tidak memungut biaya sepeserpun atas bimbingan ini. Selain itu sosok Alinah juga sebagai seorang istri dari suami yang bernama Pak Burhan. Bagaimana aktivitas Alinah dalam keseharian itu akan terutang dalam buku ini. Alinah sebagai pendamping suami begitu sayang pada Pak Burhan. Bagaimana Alinah menjalani hari - hari selanjutnya tanpa ada Pak Burhan disisinya? Bagaimana pula Alinah meniti karir sebagai penulis novel? Simaklah buku ini untuk menatap dunia di luar sana .

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mugiarni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 18: Sisi lain Kehidupan Alinah

Sisi lain Kehidupan Alinah

Alinah Hamba yang menyukai curhat dengan Rabb- Nya.

Setelah hamba berjumpa dengan Fariz Hamba merasa begitu iba. Hamba sangat empati padanya. Bahkan ingin melindunginya. Apa yang harus hamba lakukan. Setelah berdoa Sakinah merasa lega. Karena perasaan yang kini sedang menghimpit, telah tercurah pada sang Pencipta.

Namun keesokan harinya, Alinah berhadapan dengan persoalan baru yang tak terpikirkan sebelumnya.

Persoalan antara Alinah dengan seseorang di Perbatasan Lahan tanah. yang beberapa waktu yang lalu telah dibelinya.

Alinah dihadapkan pada sikap seorang tetangga dekat perbatasan lahan itu. Seperti seorang Jawara tanpa tanding.

"Bila sedang marah dan kemarahannya meledak - ledak" tutur seorang pekerja yang sedang menggarap saung sederhana di pekarangan Alinah.

Mamang Parjo nama orang yang menggarap saung itu.

Kronologisnya:

"Ada 5 pohon bambu yang harus ditebang agar lahan Ini tidak terganggu. Untuk kepentingan itu pun Sakinah meminta tolong kepada tetangga untuk menebang bambu yang condong ke lahan itu Karena Alinah dan Pak Burhan masih memegang adat ketimuran, mereka meminta izin terlebih dahulu kepada pemiliknya. Alinah dan Pak Burhan pun mendatangi rumah pemilik bambu dan mengutarakan maksud dan tujuannya. Tak lupa mereka menyiapkan uang lebih di dalam amplop. Tapi pemilik bambu mencegahnya. Menurutnya, uang itu diberikannya setelah bambu itu di tebang"

Pada suatu hari, Alinah dan Pak Burhan hendak membuat saung di lahan itu. Setiap Alinah dan Pak Burhan datang ke lahan itu, kedua bola mata nya tertumbuk pada pemandangan pohon bambu yang bercabang dan menutupi sebagian bidang tanah hampir 200 meter persegi.

"Pak, ini gimana ya, batang bambu menutupi lahan! rasanya terganggu banget" Alinah menyampaikan keluh kesahnya pada Pak Burhan.

"Harusnya waktu cabangnya masih muda-muda kita tebang" tutur Alinah.

"Ya tapi bagaimana lagi waktu itu kan sudah bilang ke rumah. Tanggapan orangnya seperti itu" jelas Pak Burhan.

"Mamang membuat saung bambu, dia menebang beberapa pohon bambu yang mengganggu di lahan itu. Tapi Pak Burhan telah menyiapkan beberapa potong bambu yang dibelinya pada seseorang."

Sore harinya, Mamang pun pun datang ke rumah dan berkata "Bu, bambu yang mengganggu di lahan Ibu sudah saya tebang". Alinah menyimak perkataan Mamang Parjo.

"Tadi waktu saya sedang menebang pohon bambu, istri pemilik bambu datang dan menyuruh bambu-bambunya dibersihkan sekalian. Makanya aku menebang empat pohon bambu yang batangnya tegak lurus. Dan bambu yang tumbuh dengan liar diatas lahan Ibu sudah aku tebang Bu! Nanti ibu tinggal membayar bambunya". Itulah penjelasan panjang dan lebar dari Mamang.

Sakinah Pun terdiam, mencoba untuk mencerna penjelasan yang diutarakannya.

"Oh, maksud Mamang bambu yang empat batang yang lurus itu boleh dibeli? Ya syukurlah, Ibu tidak perlu jauh-jauh membeli bambu lagi " Kata Sakinah dengan pikiran yang begitu polosnya.

"Iya Bu, tadi aku sudah bilang sama istri pemilik pohon bambu itu. Istrinya yang menyuruh agar pohon bambu itu dibersihkan. Anaknya yang katanya udah lama nyuruh ". Mamang melanjutkan ceritanya.

Setelah mendengar penjelasan itu Alinah beritikad baik untuk memberi uang membayar bambu yang telah ditebang oleh Mamang.

Alinah memberinya uang seratus ribu rupiah. Karena harga satu batang bambu di kampung itu per batang lima ribu rupiah bila menebang sendiri. Tapi tidak ada jeleknya bila Alinah membayar dengan uang lebih.

Ketika tiba di rumahnya, kebetulan yang berada di rumah adalah istri pemilik pohon bambu. Suaminya waktu itu pergi entah kemana. Alinah memberikan uang satu lembar senilai seratus ribu rupiah. Istri pemilik bambu itu pun menerimanya.

"Iya Bu nanti saya sampaikan kepada suami saya, Bu!" Setelah uangnya diterima Alinah pun merasa lega. Alinah merasa tidak ada ganjalan sedikitpun di hati. Alinah segera pamit pulang.

Tapi dua hari setelah Alinah memberikan uang seratus ribu rupiah, sungguh ada kejadian di luar dugaanku. Ketika Mamang sedang berada di kebun, pemilik bambu itu marah tak terkendalikan pada Mamang yang telah menebang pohon bambu itu. Mamang berusaha menjelaskan duduk persoalan yang sebenarnya. Jika Istrinya yang telah menyuruh menebang bambu-bambu yang batangnya tegak lurus. Akan tetapi pemilik bambu itu bertambah marah. Bahkan pemilik bambu itu menyuruh istrinya untuk mengembalikan uang seratus ribu rupiah yang dulu Alinah berikan. Bahkan cangkul Mamang pun ditahannya.

Menurut cerita dari Minang ketika pemilik bambu sedang marah, tidak seperti orang kebanyakan, sangat menakutkan. Setelah kejadian itu Alinah dan Pak Burhan mencari waktu yang tepat untuk bersilaturahmi ke rumah pemilik bambu itu. Tibalah hari raya Idul Fitri. Pemilik bambu itu menyambut kedatangan Alinah dan Pak Burhan dengan kepala dingin. Tapi diluar dugaan Alinah dan Pak Burhan pemilik bambu itu meminta uang damai melalui bahasa kiasan" Seumpama mau memberi uang satu juta atau separuhnya atau seperempatnya, silakan!"

Setelah terjadi pembicaraan antara Alinah dan Pak Burhan, akhirnya Alinah dan Burhan bersepakat mengganti bambu-bambu yang telah mereka tebang itu dengan memberinya uang senilai lima ratus ribu rupiah.

"Assalamualaikum" Alinah masuk ke kantor balai desa.

"Pak saya mau membuat SPPT"

"Orang yang bertugas untuk mengurus SPPT tidak ada di tempat, coba Ibu hubungi saja! Ini no hp nya"

Perjuangan Alinah dan suami dalam mewujudkan cita cita untuk memiliki lahan yang luas untuk dibangun sebagai tempat untuk mengurus anak asuh mereka tidaklah mudah. Banyak rintangan yang menghadang.

Di luar persoalan dengan tetangga perihal bambu yang menutupi pekarangan Alinah, muncul persoalan baru. Tanah Alinah berkurang ukuran luasnya hampir seratus meter persegi.

"Mengalah" Itulah Alinah. Dirinya banyak mengalah. Meski Alinah dikenal sebagai orang yang sensitif dan mudah tersinggung.

"Apalagi yang bisa aku lakukan, selain mengalah? Duhai suamiku" tutur Alinah dengan nada pelan.

Pak Burhan tak berkata apapun. Dia hanya mendengar dan menyimak perkataan Alinah.

Sebenarnya Pak Burhan kaget dengan beraneka persoalan hidup yang baru.

Banyak ujian hidup yang dia lalui dalam mengarungi bahtera rumah tangga. Hidup ini memang sejatinya suatu ujian. Ketika Pak Burhan dan Alinah berpindah tempat tinggal dengan harapan dirinya akan bercocok tanam untuk memperbaiki ekonomi keluarga justru yang mereka tuai sebuah malapetaka. Coba saja, bambu dua batang di minta ganti rugi dua juta. Entah apa yang merasuki jiwanya sampai- sampa ada orang yang tega pada Pak Burhan dan pada Alinahm Betapa beratnya beban hidup Alinah. sudah jatuh tertimpa tangga pula. Tanah kecorok hampir 100 meter.

Pak Burhan dan Alinah duduk di teras.

“Bu, ujian datang silih berganti, aku tak mengerti Bu,”

Pak Burhan menatap ke luar sana. di dapati bocah kecil yang sedang lari berkejar,- kejaran.

“Aku juga tak mengerti Pak. Banyak persoalan yang sebelumnya tak terduga sama sekali”

Alinah pasrah.

“Dari pada pusing, aku mau bikin teh dulu ya Pak”

Alinah bergegas ke dapur. Membuat minuman teh manis hangat.Alinah berharap agar nanti persoalan hidupnya akan larut seperti gula pasir yang larut dalam air teh panas yang akan dia minum bersama Pak Burhan, Suami tercinta.

1
Choi Jaeyi
Aku udah mampir dan ninggalin like & komen.
Mampir juga ya kak ke cerita aku, mari saling mendukung sesama penulis baru. Jangan lupa like & komen nya🤗🤗💋
Black Jack
Pengalaman yang luar biasa
mugiarni: terimakasih
total 1 replies
Ritsu-4
Maafin aku udah nunda untuk membaca nih novel, penyesalan banget!
mugiarni: terimakasih, salam kenal
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!