Pelakor Itu Adik Ipar Ku. ( Ipar Adalah Maut Bagi Rumah Tangga Ku ).

Mobil yang di kendarai oleh pak Dandi sudah tiba di kediaman Glen Alexsander. Di mana ke dua bodyguard yang mengikuti mobil pak Dandi dari belakang juga sudah memasuki kediaman itu.

Dengan sigap kedu pria besar itu langsung mengeluarkan tubuh sang majokan dari dalam mobil, untuk di bawa masuk ke dalam kamar pribadi milik nona mudanya itu.

"Bi, tolong telepon kan Dokter!" pinta bodyguard pada pelayan yang bekerja di kediaman majikan nya itu.

"Baiklah pak!" setelah itu, bibi Sumi pun langsung meraih ponsel miliknya dan segera menghubungi dokter pribadi milik Glen.

"Bagaimana bi, Dokter bisa kan datang ke sini?" tanya pak Dandi.

"Bisa pak, dan sebentar lagi dia akan datang!" jelasnya. "Sebaiknya, bibi ambil kan dulu minuman hangat siapa tau saat nona muda sadar dia bisa langsung meminumnya agar perut nona muda tidak merasa mual lagi!" jelas bibi Sumi. Sembari meninggalkan kamar pribadi sang majikan.

Ting-nong,,,, ting-nong,,,,, suara bel yang berbunyi.

Pak Dandi yang sudah keluar dari dalam kamar sang majikan, masih setia duduk di sofa yang ada di ruang tamu untuk menunggu kedatangan sang dokter.

Tak lama bel pun berbunyi, menandakan tamu sudah datang.

Ting-nong, ting-nong...

Dengan sigap pak Dandi yang berada di ruang tamu segera bangkit dari duduk nya, dan berjalan menghampiri pintu utama kediaman tuan nya itu.

Klek.

"Eh, pak Dandi!" ucap sang dokter wanita.

"Iya bu dokter. Silahkan masuk bu! Mari saya antarkan ke kamar nona muda!!" sembari mempersilahkan sang dokter masuk ke dalam rumah itu, dan pak Dandi pun langsung menghantar dokter Vidya ke kamar nona mudanya Azhara.

"Sebenarnya ada apa dengan nona muda pak?" tanya Vidya.

"Tadi saat di pasar nona muda mual-mual dok! Tetapi, saya tidak tau karena apa nona muda merasa mual! Jelas bibi Sumi yang baru saja datang dengan segelas air hangat.

"Baiklah, kalau begitu pak Dandi bisa tunggu di luar! Saya akan melakukan pemeriksaan terlebih dahulu pada nona muda." jelas Vidya. Sembari mengambil beberapa alat medist yang di bawanya tadi.

"Kalau begitu saya permisi dok, bi Sumi!" ucap pak Dandi. Dan langsung keluar dari dalam kamar sang majikan, tidak lupa pak Dandi segera menutup pintu kamar milik tuan nya itu.

Dokter Vidya yang memeriksa kedaan nona mudanya pun menyunggingkan sebuah senyuman. Dan hal itu membuat bibi Sumi heran.

"Dok, sebenarnya ada apa dengan nona muda?" tanya nya. Yang penasaran dengan apa yang sudah terjadi pada sang majikan.

"Tidak ada apa-apa bi! Hanya saja, nona muda sudah berapa hari merasa mual-mual bi?" tanya Vidya.

"Baru hari ini dok!" ucap jujur bibi Sumi.

"Oh, begitu ya!"

Tak berselang lama Azhara pun sudah membuka matanya, dan melihat ada dokter Vidya di sebelah nya dengan senyuman ramahnya.

"Hati-hati nona muda!" ucap Vidya. sembari membantu Azhara untuk duduk di ranjang nya.

"Ada apa dengan saya dok?" tanya Azhara. Yang merasa cukup cemas dengan apa yang sudah terjadi padanya.

"Sepertinya nona muda mengalami morning sickness. Ucap jujur Vidya. Setelah melakukan pemeriksaan pada sang wanita muda itu.

"Morning sickness itu apa dok?" tanya bibi Sumi. Yang tidak mengetahui arti dari bahasa gaul atau bahasa Inggris.

"Morning sickness itu, setiap pagi nona muda Azhara akan mengalami mual yang datang dengan cara tiba-tiba! Hal itu sudah biasa terjadi pada ibu hamil muda!" jelas Vidya. Dan berhasil membuat bibi Sumi membolakkan matanya, karena hal yang baru saja di dengarnya membuat dirinya terkejut dan bahagia.

Berbeda dengan Azhara. Dia hanya diam, dan menatap sendu ke bawah, tampa mau berkata sedikitpun.

"Nona tidak apa-apa kan?" tanya bibi Sumi. Setelah melihat expresi dari wajah sang majikan, yang terlihat tidak ada raut kebahagiaan sedikitpun itu.

"Aku tidak apa bi, hanya saja aku benar-benar sangat bahagia sekali. Sudah lama aku menunggu kehadiran nya, dan baru kali ini Tuhan kasih!" ucap Azhara. Sembari menitihkan air matanya.

Vidya pun langsung berhambur untuk memeluk tubuh wanita muda itu, dengan memberikan semangat atas apa yang telah di dapatkan nya.

"Selamat untuk nona muda, sebentar lahi jagoan akan ada di kediaman ini!" jelas Vidya.

"Jika nona muda mau memastikan jika ini benar, sebaiknya nona muda datang ke rumah sakit. Sekaligus, kita cek sudah berapa minggu kandungan nona muda." jelas Vidya.

☆☆☆☆☆

Di salah satu apart yang di tempati dua orang pria dan satu wanita. Di mana saat ini Alexsa sedang menikmati makan malam nya, dengan senyuman yang mengembang.

"Besok aku akan mencarikan mu apart! Tidak baik untuk mu tinggal di sini!" jelas Glen. Dengan expresi datarnya.

"Tapi ka, aku mau tinggal di sini!" tolak Alexsa. Dengan memberhentikan makan nya.

"Tidak Al. Aku, tidak ingin terjadi sesuatu di hubungan rumah tangga ku dengan istriku Azhara! Kau taukan, bagaimana hubungan kami saat ini." ucap Glen.

"Baiklah, tapi aku mau apart di sebelah kaka!" jelasnya. Tampa mau menerima penolakan.

"Baiklah!" setelah mengatakan itu. Glen berlalu pergi menuju kamar nya, di mana Jakson saat ini sudah berbaring terlebih dahulu.

Jakson dan Glen harus berbagi kasur, karena kedatangan wanita itu. Apart yang di tempati Glen hanya memiliki dua kamar saja. Setiap kamar memiliki kasur yang berukuran King Size.

Jadi kasur yang di tempati Glen dan Jakson masih muat untuk kedua tubuh kekar pria itu.

"Aku tidak akan membiarkan kau lepas dari genggaman ku ka!" ucap Alexsa. dengan senyuman jahatnya.

"Setelah pulang dari sini, aku akan menggugat cerai Ronal!" Alexsa. Yang masih menikmati makan malam nya, sembari menonton sebuah film sinetron yang berjudul Pelakor Itu Adik Iparku. Di ponsel miliknya. Sudah menjadi film favorite nya film itu semenjak tayang di salah satu TV Nasional.

Sementara Ronal saat ini, sibuk dengan beberapa berkas penting miliknya. Sembari meminum sebuah coffe saset, untuk menemani pekerjaan nya saat ini. Dengan keadaan perut kosong, keseharian Ronal semakin membuat sakitnya itu semakin parah saja, apa lagi semenjak rumah tangganya retak dengan sang istri.

Akh,,,,, sakit di bagian lambung nya membuat Ronal menjerit dan terjatuh dari kursi kebesaran nya, tubuhnya yang mulai mengeluarkan keringat, wajah memucat, tangan meremat kuat bagian lambung nya.

"To-TOLONG!" Teriak Ronal. Dengan suara cukup meninggi, agar sekretarisnya itu mendengar suara permintaan tolong nya.

Pak Herry yang mendengar suara teriakan minta tolong pun langsung berlari memasuki ruangan tuan nya, dan betapa terkejutnya pak Herry saat melihat tubuh tuan mudanya sudah tergeletak tidak sadarkan diri dengan wajah yang memucat, bibir yang sudah mulai membiru.