Masa lalu membuat Sapphira Mazaya membenci suaminya. Namun, demi kedua buah hatinya, ia terpaksa menikah dengan Kaivandra King Sanjaya, ayah dari kedua anak kembarnya.
Kaivan melakukan berbagai cara hingga Sapphira mau menjadi istrinya. Rasa tanggung jawab atas hadirnya sepasang anak kembar yang baru ia ketahui tujuh tahun kemudian membuat ia harus rela hidup dengan kebencian dari perempuan yang kini berstatus sebagai istrinya.
Akankah Kaivan mampu merubah rasa benci di hati Saphira padanya menjadi cinta kembali seperti di masa lalu? Serta memberikan kebahagiaan yang bukan sekedar sandiwara untuk kedua putra dan putrinya?
Happy reading 🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sasa Al Khansa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SYKB 18 Mulai Mempercayainya
Suami Yang Ku Benci (18)
Laura duduk bersandar sambil menikmati teh pesanannya. Di temani kue sebagai camilannya sambil melihat ke luar. Dimana mobil-mobil mulai berdesakan di jalan.
" Dasar pengadu !!," gumamnya kesal.
Sejak ia di panggil masuk ke ruangan Dimas. Laura terus mengutuk Saphira. Kalau bukan karena Saphira , pasti semuanya baik-baik saja.
Laura malah sibuk menyalahkan orang lain ketimbang menyadari kesalahannya sendiri.
Apalagi ancaman pemindahan ke kantor cabang tempat ia pertama memulai karir sebagai sekertaris terus membayangi.
" Apa hebatnya kamu? jangankan dibandingkan dengan Jeni, dibandingkan dengan aku saja kamu tidak ada apa-apanya." lagi-lagi,teh itu di sesapnya.
" Laura!!," seorang perempuan menghampiri meja Laura.
Tanpa meminta izin ia langsung duduk berhadapan dengan Laura.
" Benar. ini kamu. Beda banget sekarang," pangling. Perubahan Laura benar-benar membuat dia seperti orang baru.
Laura hanya tersenyum tipis. Bisa-bisanya bertemu dia disini.
" Kamu kerja dimana?,"
" Di sebrang," tunjuk Laura pada gedung megah di sebrang kafe
" Sebagai apa?,"
"Sekretaris,"
" Sesuai impianmu."
" Ya. Begitulah,"
Tiba-tiba terdengar desahan berat yang membuat Laura penasaran.
" Kamu kenapa, Jen?,"
" Susah ya mau bertemu orang penting. Kamu tahu Kaivan mantanku dulu? ternyata keturunan konglomerat. Ayahnya pengusaha hotel. Kakeknya pemilik perusahaan Sanjaya. Ah nyesel aku tahu sekarang. Kalau tahu dari dulu, mana mungkin aku mengkhianati laki-laki sehebat itu," curhat Jeni. Bagi Jeni Laura masih seperti dulu. Tempat dia bercerita.
Padahal, ia tak tahu saja tidak hanya perubahan fisik, hati manusia pun bisa berubah. Bahkan saat ini Laura justru malah menjadi rival Jeni untuk mendapatkan Kaivan.
" Ah iya. Aku juga baru tahu. Tapi, yang mengejutkan dia sudah menikah dengan Saphira dan punya anak kembar," ucap Laura.
Ia akan menjadi sahabat seperti yang Jeni inginkan di depan wanita itu tapi akan menjadi saingan di belakangnya.
" Kamu juga tahu?," Jeni terkejut.
" Hmm. Mengejutkan bukan?,"
" Yang lebih mengejutkan adalah alasan keberadaan si kembar. Mereka ada sebelum pernikahan itu terjadi."
" Serius??,"
Jeni mengangguk.
" Oh iya, aku juga pernah bertemu saudara tiri Saphira. Tak sengaja. Dia terus cerita tentang saphira yang h@mil di luar nikah. Dan yang mencengangkan ayah dari anak yang di kandung Saphira adalah Kaivan,"
Keduanya akhirnya terlibat obrolan seru dengan topik Saphira dan Kaivan.
Laura mendengar karena ingin tahu kenapa Kaivan dan Saphira bisa menikah. Sementara Jeni karena ingin mengeluarkan unek-unek dan berharap bantuan Laura.
"Laura, kamu mau bantu aku kan? Minimal kamu kasih tahu aku jika perusahaan tempat kamu bekerja akan bertemu Kaivan. Mungkin aku bisa menemui Kaivan di luar kantornya,"
...******...
Kaivan senang saat Desta memberitahunya jika Dimas memilih mengganti sekretarisnya. Itu sudah bisa dia tebak karena siapa juga yang mau kehilangan proyek gara-gara sekretaris.
" Lalu bagaimana kondisi Saphira dan hubungan kalian?," tanya Desta.
"Masih begini saja. Dia lebih pendiam. Biasanya banyak berdebat jika aku melakukan pendekatan. Kini hanya menerima saja,"
" Itu kemajuan lah," Desta mengerutkan keningnya kenapa di bilang masih begini. Setidaknya tidak ada penolakan kan?
" Iya. Tapi, rasanya aku seperti sedang bersama manekin jika berdua dengannya," keluh Kaivan.
Desta terkekeh. "Dia mungkin masih mengamati semua sikapmu. Dia masih ragu,"
" Itu dia,"
" Berarti pertebal saja kesabaranmu itu," satan Desta.
" Ya, aku tahu.'
" Kapan Phira bisa pulang ke rumah?,"
" Besok sepertinya. kondisinya sudah semakin stabil.'
" Baguslah. Berarti kamu sudah bisa kembali ke kantor kan? kerjaan menumpuk,"
Kaivan berdecak kesal. "Hampir saja aku cemburu karena kamu sering bertanya tentang Phira. Ternyata hanya karena pekerjaan," gerutu Kaivan yang membuat Desta tertawa.
" Iya lah pekerjaan. Aku bukan pagar makan tanaman. Istri Sahabat sendiri di embat,"
Keesokan paginya, setelah pemeriksaan terakhir, akhirnya Saphira di izinkan pulang. Ia hanya pulang berdua dengan Kaivan dan supir saja.
Keluarga yang lain menyambut kepulangannya di rumah mereka.
" Van, bisa mampir dulu ke TPU? Aku mau mengunjungi Bu Aisyah." lirih Saphira sambil melihat ke arah suaminya yang hanya mengangguk.
mereka pun mampir membeli bunga sebelum masuk ke area pemakaman.
Kaivan meninggalkan Saphira yang memintanya untuk membiarkan sendiri saja. Ia ingin bercerita pada wanita yang dulu pernah menolongnya hingga si kembar bisa selamat sampai ke dunia ini.
" Bu, aku hamil lagi. Anak dari ayahnya si kembar. Maaf, sempat berpikir untuk menyusul ibu karena Phira takut akan mengalami apa yang dulu Phira alami saat hamil si kembar.
Padahal ibu selalu bilang selalu ada hikmah di setiap kejadian.
Phira sempat berpikir pendek dan akan meninggalkan Shila dan Shaka dengan ayah mereka. Dia sangat menyayangi mereka begitu pula keluarganya.
Bu, apa Phira harus membuka hati padanya? Dia yang sudah membuat hidup Phira semakin jungkir balik dan menyakiti Phira. Tapi, dia pula yang menawarkan obatnya?
Phira hanya takut semua ini hanya fatamorgana. akan hilang dalam sekejap..."
Saphira mengeluarkan unek-uneknya di atas pusara. Memang tidak akan ada jawaban karena Bu Aisyah sudah meninggal lama. Sebelum Saphira dan Kenan bertemu.
Namun, Saphira hanya terbiasa bercerita pada wanita itu. Walaupun hanya sekejap hadir di kehidupannya, Bu Aisyah sangat berjasa dan baik padanya.
...******...
" Kenapa kita pulang ke rumah Bunda?," tanya Saphira heran karena ternyata ia di ajak ke rumah mertuanya bukan rumah mereka.
" Bunda minta selama masa kehamilan di awal ini kita menginap disini. Agar ada yang menemanimu saat aku pergi bekerja," jelas Kenan ia turun lebih dulu dari mobil dan membukakan pintu untuk Saphira.
" Aku tidak akan berpikir pendek lagi," ketus Saphira menyangka alasan mereka menginap karena kejadian itu.
Kaivan tersenyum sambil merangkul pundak Saphira.
" Iya aku percaya. Bunda hanya khawatir kalau kamu akan memaksakan diri beraktivitas padahal masih harus banyak istirahat. Kalau disini ada Bunda dan yang lainnya yang mengingatkan.
Belum lagi aku pasti sibuk di kantor karena pekerjaan menumpuk,"
Saphira mendesah. "Maaf merepotkan kalian semua,"
Melepaskan rangkulannya di pundak, Kaivan merangkul pinggang Saphira membuat jantungnya berdegup kencang.
" Jangan pernah berpikir seperti itu. Kami tidak merasa di repotkan."
Saphira mengangguk. Ia bersyukur ibu mertuanya perhatian padanya. sekilas saphira melihat ke arah tangan Kaivan yang bertengger di pinggangnya.
Ia sepertinya akan memulai untuk mempercayai Kaivan sebagai laki-laki yang akan menemaninya dalam kondisi apapun.
Jika bukan bersandar padanya, pada siapa lagi ia harus bersandar. Ayahnya hanya datang saat ia butuh bantuan saja. Jika hidupnya sedang bahagia, Saphira dilupakannya.
Kaivan membuka pintu perlahan sambil mengucapkan salam, hingga mata Saphira membulat melihat apa yang ada di balik pintu.
TBC
lanjut thor