NovelToon NovelToon
Jalan Menuju Pencabut Nyawa

Jalan Menuju Pencabut Nyawa

Status: tamat
Genre:Action / Tamat / Fantasi Timur
Popularitas:3.8k
Nilai: 5
Nama Author: pralam

Liu Wei, sang kultivator bayangan, bangkit dari abu klannya yang dibantai dengan Pedang Penyerap Jiwa di tangannya. Dibimbing oleh dendam dan ambisi akan kekuatan absolut, dia mengarungi dunia kultivasi yang kejam untuk mengungkap konspirasi di balik pembantaian keluarganya. Teknik-teknik terlarang yang dia kuasai memberinya kekuatan tak terbayangkan, namun dengan harga kemanusiaannya sendiri. Di tengah pertarungan antara takdir dan ambisi, Liu Wei harus memilih: apakah membalas dendam dan mencapai keabadian lebih penting daripada mempertahankan sisa-sisa jiwa manusianya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pralam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Resonansi Pedang

Keputusan telah dibuat.

Dengan gerakan yang menggetarkan udara, Liu Wei menghunuskan Pedang Penyerap Jiwa ke langit. Energi putih murni yang menyelimutinya berkumpul di ujung pedang, membentuk titik cahaya yang begitu terang hingga mengalahkan kegelapan di sekitar Altar Langit Terbalik.

"Bodoh!" Paman Chen tertawa di balik armor darahnya. "Kau pikir bisa menghentikan ritual ini begitu saja? Lihat!"

Di dalam formasi segel, tubuh Xiao Mei mulai melayang. Pedang Pembakar Surga berputar di atasnya, menciptakan lingkaran api yang semakin liar.

"Empat menit," Kaisar Bayangan memperingatkan. "Dan... ada sesuatu yang aneh dengan pedang itu."

Liu Wei juga merasakannya. Ada sesuatu yang familiar dari aura Pedang Pembakar Surga - seolah dia pernah merasakannya entah kapan, entah dimana.

"Pedang Pembakar Surga dan Pedang Penyerap Jiwa," Paman Chen berkata, suaranya berubah - ada suara lain yang berbicara bersamanya. "Dua saudara yang terpisah, akhirnya bertemu kembali."

Mendadak, Liu Wei diserang ingatan yang begitu kuat hingga membuatnya terhuyung:

Dua pedang kembar, ditempa dari meteorit yang sama...

Satu menyerap, satu membakar...

Terpisah karena perang saudara ribuan tahun lalu...

"Kau ingat sekarang?" Paman Chen - atau apapun yang berbicara melaluinya - tersenyum. "Pedang-pedang ini... mereka memilih pewaris mereka sendiri. Dan kau, Liu Wei... terpilih bahkan sebelum kau lahir."

Di belakang Liu Wei, Guru Feng berteriak di sela-sela pertarungannya, "Wei'er! Jangan dengarkan dia! Fokus pada..."

Tapi terlambat. Resonansi antara kedua pedang mencapai puncaknya. Pedang Pembakar Surga mendadak melesat dari atas Xiao Mei, langsung ke arah Liu Wei.

"MENGHINDAR!" Kaisar Bayangan berteriak dalam benak Liu Wei.

Tapi Liu Wei tidak bergerak. Alih-alih, dia mengangkat Pedang Penyerap Jiwa - membiarkan kedua pedang beradu.

Ledakan energi spiritual yang terjadi begitu dahsyat hingga menghancurkan sebagian Altar Langit Terbalik. Para pengawal elit terpental, bahkan Paman Chen dengan armor darahnya terdorong mundur.

Di tengah kekacauan itu, Liu Wei berdiri tegak - kedua pedang kini ada dalam genggamannya.

"Tidak..." Paman Chen mundur selangkah. "Ini tidak mungkin... kontrol seperti ini..."

"Tiga menit," Kaisar Bayangan memperingatkan, tapi ada nada berbeda dalam suaranya - sesuatu seperti... harapan?

Liu Wei merasakan kekuatan yang belum pernah dia rasakan sebelumnya mengalir dalam tubuhnya. Pedang Penyerap Jiwa di tangan kanannya bersinar putih, sementara Pedang Pembakar Surga di tangan kirinya diselimuti api keemasan.

Tapi dia tahu ini tidak akan bertahan lama. Tubuhnya yang sudah di ambang batas semakin memudar - kini nyaris transparan.

"Liu... Wei..." Xiao Mei, yang terbebas dari formasi segel, berusaha bangkit. "Aku... aku bisa membantumu..."

"Tidak," Liu Wei berkata lembut. "Kau sudah cukup menderita, Xiao Mei."

Paman Chen, yang telah pulih dari keterkejutannya, tertawa. "Mengharukan! Tapi percuma saja... tubuh fana itu tidak akan bertahan lebih dari beberapa menit. Dan saat kau hancur..." Dia mengangkat tangannya, dan puluhan formasi segel baru muncul di sekeliling altar. "Ritual akan tetap berlanjut!"

Liu Wei memejamkan mata sejenak. Saat dia membukanya kembali, ada resolusi baru di sana.

"Kau benar, Paman," dia berkata. "Tubuh ini memang tidak akan bertahan lama." Dia mengangkat kedua pedang. "Tapi beberapa menit... sudah lebih dari cukup."

Karena terkadang, dalam pertarungan hidup dan mati, bukan lamanya waktu yang menentukan...

Tapi apa yang kau lakukan dengan waktu yang tersisa.

"Dua menit," Kaisar Bayangan berbisik.

Dan di bawah langit yang semakin gelap, dua pedang kembar yang telah lama terpisah mulai menari - dalam harmoni yang sempurna, namun juga mematikan.

1
Yurika23
keren
Yurika23
suka karakter MC ya..kereeen...
ricky suitela
keren thor ceritanya jangan sampe berhenti
ricky suitela
up terus thor
ricky suitela
gasss
ricky suitela
mantap
ricky suitela
mantap
Yurika23
aku mampir ya Thor ..
Siti Komariyah
cukup bagus, semoga terus berlanjut ya
Anonymous
cukup bagus lanjutkan terus ceritanya
yos helmi
go..
asri_hamdani
Menarik. Penyampaian cerita berbeda dari kebanyakan.
Ismaeni
awal cerita yang menarik, bahasanya enak tidak berat. ..semoga selalu update ..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!