Karena perjodohan, Rania bisa menikah dengan Adrian, pria yang menjadi cinta pertamanya. Namun sayang, pernikahan impian Rania jauh dari pernikahan yang saat ini dia jalani.
Setelah melewati dua tahun pernikahan, kekasih Adrian yang bernama Alexa kembali dari luar negeri. Itu berarti sudah tiba waktunya Rania untuk melepaskan Adrian dengan bercerai dari pria itu.
Bagaimana kehidupan Rania setelah dua tahun menikah?
Apakah dia rela melepaskan Adrian? Atau Adrian yang justru tidak rela melepaskan Rania?
Yuk ikuti ceritanya di Dua Tahun Setelah Menikah
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bunaya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18. Terima Nasib
"Jangan ganggu aku lagi Alexa!" ucap Adrian kesal, karena mantan kekasihnya itu masih saja datang menemuinya dan memaksanya untuk menikahi gadis itu.
"Adrian, aku mohon!"
"Cukup Alexa!" bentak Adrian lagi, namun Alexa tidak mau menyerah begitu saja.
"Aku tidak menghianati kamu, Adrian. Aku di jebak oleh managerku." ucap Alexa lagi.
"Aku tidak butuh penjelasan apapun dari kamu," balas Adrian.
"Adrian, aku...."
"Pergilah Alexa, aku sedang banyak pekerjaan." Ucap Adrian mengusir mantan kekasihnya itu.
Adrian tidak ingin tertipu untuk kedua kalinya dengan wanita yang sempat dicintainya itu. Lebih baik dia fokus pada Rania. Meminta maaf pada istrinya itu. Apalagi setelah mendengar penjelasan dari kakeknya. Dia dan Rania tidak bisa bercerai.
Biarkan saja Alexa menyelesaikan masalahnya sendiri. Salah Alexa sendiri yang sudah menghianati hubungan mereka. Adrian bersyukur, bukan dia ayah dari bayi yang Alexa kandung. Sehingga tidak ada kewajibannya untuk bertanggung jawab.
Salah Alexa juga yang sudah berani mendatangi Rania di tempat umum. Sekarang kehidupan pribadinya terusik dan jadi pembicaraan. Dia harus terima konsekuensinya. Siapa suruh mempermalukan Rania di depan umum. Alexa itu memang bodoh. Dia menggali lubang kuburannya sendiri.
"Baik aku akan pergi. Aku tidak akan menampakkan diriku lagi di hadapan kamu, Adrian! Tapi ingat kata terakhirku ini! Kamu tidak akan tenang menjalani kehidupan ini." balas Alexa lalu meninggalkan Adrian.
Adrian tidak peduli dengan ancaman Alexa. Apapun yang wanita itu lakukan saat ini tidak ada hubungannya dengan dirinya lagi. Untuk saat ini yang terpenting bagi Adrian adalah mendapatkan kembali hati Rania dan mempertahankan posisinya sebagai ceo Pradipta.
Adrian salah, nyatanya dia tidak bisa tenang begitu Dito mengabarkan Alexa melakukan percobaan bunuh diri.
"Sial! Dasar bodoh!" umpat Adrian kesal.
"Apa yang membuat kamu semarah ini?" tanya Aryan yang menemukan Adrian tengah mengumpat.
Sepulang dari rumah Rania, Aryan melajukan kendaraanya kembali ke kantor utama Pradipta Group. Tujuannya kali ini menemui Adrian. Memberi pengertian pada adik sepupunya itu untuk melepaskan Rania, agar masalah keduanya segera di selesaikan.
"Apa karena kabar yang mengejutkan dari Alexa?" tanya Aryan lagi.
"Dari mana Kakak tahu kabar tentang Alexa?" bukan menjawab Adrian balik bertanya.
Aryan terkekeh, "Kamu lupa Kakakmu ini siapa?" jawab Aryan membanggakan diri.
Adrian membuang muka. Dia tidak suka melihat Aryan yang membanggakan profesinya, "Ada keperluan apa Kakak menemuiku?" tanyanya tanpa melihat ke arah Aryan.
"Aku datang sebagai pengacara Rania," jawab Aryan.
"Kami tidak akan bercerai. Kakek sudah menjelaskan semua alasanya pada Rania, " balas Adrian.
"Kamu pikir Rania akan percaya begitu saja dengan alasan yang kakek sampaikan?"
Adrian terdiam dan tampak berpikir. Dia tidak berpikir sampai sejauh itu. Rania yang sekarang bukan lagi Rania yang selalu mendengarkan apa yang dia dan kakeknya sampaikan.
"Apa kamu pikir kakakmu ini akan membiarkan adiknya terus bersama laki-laki seperti kamu?" ucap Aryan lagi.
"Kakak juga tidak lebih baik dari ku!" balas Aryan.
"Aku tahu, karena itu aku tidak memilih Rania menjadi istriku. Dan ingat Adrian! Aku pernah memberikan kepercayaan padamu. Menitipkan Rania untuk kamu bahagiakan. Tapi kamu sia-siakan."
"Kakak mencintai Rania?" tanya Adrian setelah menyimak perkataan kakak sepupunya itu.
"Siapa yang tidak akan jatuh cinta pada gadis baik hati yang selalu tulus menyayangi orang-orang yang ada di dekatnya. Kecualiii, kamu!" ucap Aryan.
Adrian kembali terdiam mendengar penjelasan Aryan. Ingatan Adrian kembali ke masa lalu, tepatnya sepuluh tahun yang lalu.
Seorang wanita datang padanya dan bicara buruk tentang Rania. Menurut Adrian, semua yang wanita itu sampaikan sebagian benar. Setelah dia memperhatikan Rania, gadis itu memang tidak sebaik yang dia lihat selama ini. Adrian tidak sadar, jika pikirannya sudah dipengaruhi oleh wanita itu.
Karena pengaruh wanita itu, berlahan Adrian menjauh dari Rania. Semakin Rania mencoba mendekati Adrian, semakin Adrian menjauh. Sampai akhirnya dia pergi keluar negeri dan bertemu Alexa. Bersama Alexa, Adrian menemukan kehidupan yang baru. Membuatnya jatuh cinta dan semakin lupa dengan sosok Rania.
Siapa wanita itu? Mengapa Adrian percaya begitu saja dengan apa yang disampaikannya?
"Sekarang terima saja nasibmu adik sepupu!" seru Aryan, menarik lamunan Adrian.
"Apa yang menjadi alasan kakek melarang kalian bercerai tidak kuat. Rania sudah memiliki salinan perjanjian yang kakek sampaikan kemarin malam."
Untung saja Aryan bergerak cepat menemui pengacara pamannya. Sebelumnya, tuan Widodo sudah mengajak pengacara tersebut bekerja sama. Mengubah isi kesepakatan antara tuan Widodo dengan bibinya Naura. Serta merubah perjanjian antara tuan Widodo dengan pamanya, Rahadi.
Tidak mudah bagi Aryan membuat kakeknya mengakui semuanya, seperti yang mereka bicarakan pagi tadi. Aryan harus menunjukkan bukti yang kuat. Barulah pria tua itu mau mengakui semuanya.
Meski tujuan tuan Widodo baik. Namun, memaksakan kehendak agar Rania dan Adrian tetap bersama tidaklah baik. Untungnya, tuan Widodo cepat menyadari kesalahannya. Dia harus menjaga amanah dengan baik dan benar hingga akhir hayatnya.
"Dari siapa?" tanya Adrian yang tidak ingin percaya begitu saja.
"Tidak penting dari siapa. Aku datang ingin menyampaikan pesan dari Rania," jawab Aryan.
"Apa yang Rania inginkan?"
"Tentu saja bercerai dari kamu!" jawab Aryan cepat.
"Tapi bukan itu poinnya. Rania minta kamu mempermudah proses perceraian. Dia akan memberikan salah satu kantor cabang menjadi milik kamu sebagai imbalannya. Bagaimana?" ucap Aryan lagi.
***
Nyonya Alana dan Ansel pergi ke rumah sakit di mana Alexa mendapatkan penanganan. Tuan Bryan sudah berada di rumah sakit saat keduanya tiba. Pria paruh baya itu segera berjalan menghampiri istri dan putranya.
"Alana, maafkan Alexa," ucap tuan Bryan begitu sudah berdiri di hadapan sang istri.
"Selalu saja membuat masalah." Balas nyonya Alana.
"Aku yang salah, membuat Alexa menjadi seperti ini."
Nyonya Alana tidak membalas pengakuan tuan Bryan. Jika mengikuti kemarahannya, nyonya Alana tidak ingin peduli dengan keadaan Alexa. Namun demi menjaga nama baiknya, nyonya Alana terpaksa datang ke rumah sakit ini.
Untung saja tidak ada yang tahu tentang kejadian ini. Nyonya Alana juga segera memerintahkan orang kepercayaannya untuk mendatangi hotel tempat Alexa terakhir berada. Meminta pihak managemen untuk tidak melaporkan kejadian ini pada pihak yang berwajib.
Dari ruangan tindakan, dokter yang melakukan penaganan pada Alexa keluar.
"Bagaimana keadaan putri saya Dok?" tanya tuan Bryan.
"Kami mohon maaf sebelumnya." Ucap dokter tersebut.
Wajah tuan Bryan menegang mendengar permintaan maaf dokter tersebut. Itu berarti Alexa tidak selamat. Haruskah seperti ini cara berakhir hidup putrinya.
"Apa yang terjadi Dok?" tanya Ansel karena melihat tuan Bryan diam saja.
"Kami terpaksa harus mengeluarkan janin yang ada dalam kandungan pasien. Kondisi ibunya yang banyak kehilangan darah membuat janinya lemah dan tidak bisa diselamatkan." Jawab dokter tersebut.
"Lalu bagaimana dengan putri saya?" sahut tuan Bryan setelah mendengar penjelasan dokter tesebut.
"Putri Bapak selamat, tapi dia masih belum sadarkan diri. Kita tunggu saja perkembangannya beberapa jam kedepan."
"Terima kasih Dok," ucap tuan Bryan setelah dokter itu pamit untuk kembali keruangannya.
***
Rania berada di kamarnya, ditemani Karla dan Winda. Meski Harsa dan yang lainnya mengatakan bukan Rania yang menyebabkan Alexa mencoba mengakhiri hidupnya, namun Rania tetap merasa bersalah.
"Harusnya aku diam saja waktu dia datang menghampiri kita tempo hari Win," ucap Rania.
"Ayolah Ra. Jangan seperti ini. Ini bukan salah kamu. Iman perempuan murahan itu saja yang lemah." Ucap Winda.
Sungguh kebetulan yang tidak direncanakan. Winda berencana hanya ingin melihat kondisi Rania saja sepulang kerja. Tapi ternyata dia jadi ikut mendengarkan penjelasan nyonya Alana. Winda tidak percaya, tapi itulah kebenarannya.
"Kehidupannya saja seperti itu, mana ada imannya," sahut Karla.
"Dia pikir dengan mengakhiri hidupnya masalah bisa selesai begitu saja? Dasar bodoh! Yang ada dia merepotkan banyak orang," timpal Winda.
"Yap, betul sekali!" ucap Karla sambil menjentikkan jarinya.
"Sekarang kamu fokus saja dengan gugatan cerai kamu dan mengambil alih Pradipta Ra,"
"Benar yang Karla katakan Ra. Kamu fokus dengan diri kamu sendiri saja, dari pada mengurusi hidup orang lain. Apalagi memikirkan wanita murahan itu," sahut Winda.
"Fokus juga sama rencana kamu jadi jurangan kontrakan." ucap Winda lagi.
"Apa ada yang aku lewatkan?" tanya Karla tidak terima dia ketinggalan informasi. Rania hanya menjelaskan permasalahannya dengan Adrian saja pagi tadi, waktu mereka sarapan di kediaman Sucipto.
"Tuan putri kita baru saja membeli tanah dan akan membuat perumahan untuk di sewakan." ucap Winda menjelaskan.
"Itu baru Rania yang aku kenal!" seru Karla.
"Apa kalian tidak ingin makan siang?" tanya Harsa yang berdiri di ambang pintu kamar Rania.
"Sudah siap ya?" tanya Karla. Harsa mengangguk.
Selama tiga sahabat itu berbicara di kamar Rania, Harsa membantu mbok Asih menyiapkan makan siang untuk mereka.
"Ayo makan! Aku sudah lapar sedari tadi," ucap Winda sambil menarik tangan Karla.
Rania ikut berdiri menyusul kedua sahabatnya, namun langkahnya terhalang oleh Harsa.
"Kamu sudah lebih baik?" tanya Harsa. Rania mengangguk.
Harsa tersenyum sambil mengusak pucuk kepala Rania. Mendengar Rania akan bercerai, menumbuhkan kembali rasa percaya diri Harsa untuk meluluhkan hati gadis yang sejak dulu mencuri hatinya.
"Ayo kita makan!" ucap Harsa sambil mengulurkan tanganya pada Rania.
...☆☆☆...
bkannya bhgia,tp mlah mkan ati tiap hri....
adrian ko bs sih pnya istri ky gt????
Btw....slmt y rania....yg ni pst baby gir....
udh ktmu sm psangn msing2 y,trs udh bhgia pula.....
Ksusnya mama ana sm ky yg aku alami dlu....tp mau gmn lg,toh ayhku jg udh ga ada....mskpn smp skrng msh pnsran,brp bnyk uang yg mreka ambil dr alm ayhku dlu????scra kn aku msih kcil,jd ga tau apa2....
ga tau diri....blang benalu sm holang kaya,trs apa kbr dia yg cma numpang?????
Ayo harsa,ksih pljrn tu orng....kl tlat dkit aja,mngkn bkln trjdi ssuatu yg ga d inginkn sm istrimu....usir aja mreka dr rmhmu...
Iissshhhhh.....pgn bgt bejek2 mukanya.....
pntsn songong.....udh d tolak,mlah dktin rivalnya....tdk smudah itu buat ngusik mreka,bsa2 mlh dia sndri yg d tndang nnti....