Rindu Tak Bertepi

Dante membawa Elsa ke ranjang. Permainan Dante semakin ganas. Elsa benar - benar tidak berdaya. Dante melihat kalau wanita cantik itu, sangat menikmatinya. Dante benar - benar bisa memberikan kenyamanan untuk Elsa.

Ntah sudah berapa kali mereka melakukan nya.

Tanpa di sadari mereka, sprei berwarna putih itu terkena noda darah segar. Melihat hal itu, Dante merasa senang. Ternyata Elsa masih perawan.

" Maaasss? " Elsa terkejut melihat bercak darah di sprei itu.

Dante langsung memeluknya.

" Maafin aku ya!" Dante memeluk tubuh Elsa sangat erat sekali. Elsa terus menangis.

" Jangan nangis dong, ya uda sekarang kamu mandi ya. Biar aku yang merapikan kasurnya! "

Elsa langsung bergegas mandi. Elsa terus menangis di kamar mandi itu.

" Astaga? apa yang baru saja aku lakukan? kenapa bisa segampang ini aku memberikan kesucian ku pada mas Danteeee, kenapaaaaaa??? hiks... hiks.. hiks...! " tangis Elsa.

Nasi sudah menjadi bubur. Tidak ada gunanya lagi menyesalinya. Selesai mandi, Elsa langsung rebahan. Rasa kantuknya pun tidak tertahankan nya lagi.

Hari mulai pagi. Matahari telah menampakkan sinar mentarinya. Satria belum ada melihat Elsa, teman baiknya itu.

" Pak Dante, Elsa mana? "

Dante langsung salah tingkah dengan munculnya satria di hadapannya.

" Hhmm, Elsa masih tidur. "

" Lah, Jam segini belum bangun? "

" Ia, "

" Tumben anak itu lama bangunnya, biasanya dia itu cepat banget bangunnya. "

" Semalaman dia main game, hhmm maksud aku, main game di ponselnya. Biasalah, cari hiburan. "

" Ohhh, "

Dan tiba - tiba saja Elsa terbangun dan keluar dari kamarnya. Dengan jalan yang masih sempoyongan, dan masih merasakan kesakitan, Elsa terus memegangi daerah ke wanitaannya.

" Elsa? kamu kenapa? kamu sakit? " tanya Satria penasaran

Elsa pun langsung sadar kalau ada Satria.Elsa dan Dante saling menatap.

" Ia, aku sakit." jawab Elsa sembari melirik Dante. Dante hanya bisa menundukkan kepalanya.

" Kamu sakit apa? " tanya Satria lagi

" Aku lagi datang bulan! "

" Ohhh, gitu. "

Tiba - tiba saja, petugas penginapan datang membawa sebuah sprei putih.

" Mbak, kita mau ganti spreinya ya! " ucap salah satu pekerja itu.

Elsa mulai panik, ia takut petugas itu melihat bercak darah di sprei itu. Elsa langsung melirik Dante. Dante hanya menganggukkan kepalanya, memberi isyarat kalau semuanya baik - baik saja.

Dan benar saja, petugas itu melihat bercak darah di sprei itu.

" Maaf ya mas, istri ku lagi datang bulan!"

Elsa dan Satria langsung saling menatap.

" Sa, pie to, kamu sih ga pake pengaman, bocorkan? "

" Ia, lah aku kan ga tahu kalau mau datang haid. "

" Lah, masa kamu lupa sih tanggalnya? "

" Ia, namanya juga manusia. "

" Hhmmm, "

Petugas itu pun pergi meninggalkan kamar itu.

" Aku mau sarapan, kamu ikut ga?" tanya Satria pada Elsa.

" Ga, aku ga selera makan. Kamu aja ya! "

" Ya uda deh. "

Satria pergi meninggalkan kamar Elsa.

" Mas Dante ga sarapan? "

" Kok nanya aku sih? kamu sendiri gimana? "

" Aku malu keluar, mas! "

" Hahaha, kenapa malu? masih sakit? "

" Ia, sakit banget, mas. "

" Tapi kamu ga marah kan? "

Elsa terdiam dan menunduk.

" Kita uda sama - sama dewasa, "

" Trus kalau aku hamil gimana? "

" Aku akan tanggung jawab. "

" Bener? "

" Ia, sayang! "

" Kok panggil sayang? "

" Mulai sekarang kamu sayang nya aku, oh ya tapi jangan ada yang tahu tentang kita ya! "

Elsa menganggukkan kepalanya.

" Kita sarapan ya! "

" Ga mas, mas aja ya! "

" Ya uda ntar aku bawain ya! "

Dante mencium kening Elsa dan berlalu pergi. Ponsel milik Dante tertinggal di nakas kamar itu. Ada seseorang yang menghubunginya. Elsa melihat nama tersebut ternyata Anisa.

" Bu Anisa? "

Elsa mulai cemburu pada Anisa. Tak berapa lama, Dante kembali.

" Mas nya ga sarapan? "

" Ga, kita sarapan bareng aja deh! "

" Lah? "

" Kenapa? "

" Mas, kita kapan pulang nya? "

" Aku ga mau pulang, "

" kenapa? "

" Aku maunya disini terus bareng kamu! "

" Yeeee..

Mereka berdua pun menikmati sarapan pagi nya. Hari itu juga mereka pergi jalan - jalan menikmati puncak. Elsa merasa lelah. Ia pun berhenti sejenak.

" Kamu capek? " tanya Dante sembari memberikan sebotol air mineral.

Elsa menganggukkan kepalanya

" Ya uda kita istirahat disini aja ya! " ucap Dante lagi.

" Mas Dante, bulan depan jadi pergi nya? "

" Ia, aku akan selalu kabari kamu, kok! "

Kedua mata Elsa mulai berkaca - kaca.

" Kenapa? "

" Aku kan -! "

" Ia, aku tahu. Tunggu kepulangan ku! "

Merasa lega atas jawaban Dante, Elsa pun tersenyum. Mereka berdua kembali melanjutkan perjalanannya.

****

" Fareeellll! " panggil mama nya.

" Ia ma, "

" Kamu tahu ga, mama tadi malam mimpi tentang Elsa. OG yang dulu pernah bekerja di kantor mas mu itu. "

" Trus? "

" Rel, mama kok jadi kepikiran sama dia ya? ''

" Kepikiran gimana? "

" Ntah kenapa, mama jadi sayang sama dia. Padahal kamu tahu kan, mama tu masih kesal sama Elsa itu. Tapi kok, mama jadi kepikiran dia terus ya? "

" Bagus deh kalau mama uda sayang sama dia. Lagian ga baik tau, benci sama orang. "

" Mama pengen ketemu sama Elsa, nak! "

" Mau dimana aku cari, ma? "

" Coba tanya mas mu! "

Farel menganggukkan kepalanya.

" Demi mama, semua akan aku lakukan! "

Niat baik mama Dante ingin bertemu dengan Elsa, diketahui suaminya, papa Dante. Papa Dante tidak setuju, kalau istrinya itu ingin bertemu dengan Elsa.

" Elsa itu pembawa petaka bagi keluarga kita. Coba mama bayangin, gara - gara dia, perusahaan Dante bangkrut."

" Bukan karena Elsa, pa! "

" Apa? bukan karena Elsa? kalau si Elsa itu ga mau diajak Dante kencan, ga akan seperti ini akibatnya. Pusing papa! "

****

" Elsa! " panggil Dante.

" Ya mas, "

" Bulan depan aku akan pergi. Aku janji, aku akan kembali. Setelah aku kembali, aku akan menikahi mu. Kamu sayang kan sama aku? "

Elsa tidak dapat menahan air matanya. Elsa langsung menangis.

" Mustahil mas Dante itu mau menikahi orang seperti aku. "

" Kenapa mustahil? Kalau kamu sayang sama aku, aku juga akan menyayangi mu. Kamu beda dari kebanyakan wanita. Kamu orangnya pengertian. Disaat aku terpuruk seperti ini, hanya kamu yang selalu setia bersama aku. Kamu uda banyak menolong aku. Orang tua ku saja, tidak perduli dengan aku. Aku sayang sama kamu. Walaupun pertemuan kita sangat singkat seperti ini. Tapi jujur, aku nyaman dekat dengan kamu. Tunggu aku ya! " Dante langsung memeluk Elsa. Elsa pun kembali menangis.

Hari itu juga, mereka pun kembali ke kota J. Liburan mereka telah selesai. Elsa hanya diam, sesekali ia melamun dan menangis. Elsa harus berpisah jauh dengan Dante. Elsa sangat takut kalau Dante tidak memegang janji nya. Elsa sudah tidak perawan lagi, mau tak mau ia harus rela menunggu Dante sampai Dante kembali menjemputnya.

Satria terus melihat kalau teman baiknya itu tidak seperti biasa nya. Seperti ada masalah yang di pendam.