Ami adalah sahabat Diva. Merka berteman sudah dari semenjak SMP hingga sekarang. Diva mempunyai seorang kakak laki - laki yang sangat tampan membuat Ami jatuh cinta.
Wisnu nama kakak laki - laki Diva tengah galau dengan nasib rumah tangganya merasa terhibur dengan kehadiran Ami. Mereka mulai sering bertemu dan jalan bareng.
Hubungan keduanya semakin jauh dan tidak terkendali sehingga membuat Ami hamil. Semua keluarga Wisnu jelas saja kaget dan tidak terima. Tapi berkat perjuangan Wisnu yang menjelaskan keadaan rumah tangganya yang sebenarnya membuat kedua orang tuanya memberi restu,asalkan Wisnu terlebih dahulu menceraikan istrinya yang tertangkap basah berselingkuh dengan atasannya dikantor.
Takdir berkat lain saat Wisnu akan meminang kekasihnya tiba - tiba ia mengalami kecelakaan dan membuat memorynya tentang Ami hilang. Ami yang sudah lelah berusah memulihkan ingatan Wisnu memilih pergi.
Akankah ingatan Wisnu kembali?Bagaiman nasib Ami? Akankah cinta mereka bisa bersatu ke
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ima susanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18
"Den,makanan sudah siap. Silahkan dinikmati selagi masih hangat. " ujar mamang.
"Makasih,mang. " jawab Ami mewakili Wisnu. Keduanya beranjak menuju ruang makan. Makanan tersaji di meja menggugah selera.
Mamang meninggalkan Wisnu dan Ami yang tengah menikmati makan siang mereka.
"Enak,sayang?" tanya Wisnu saat melihat Ami begitu lahap makannya.
"Hmm..." jawab Ami dengan mulut penuh berisi makanan.
"Ga usah buru,yang. Ga ada yang minta." kekeh Wisnu membuat Ami tersenyum.
Setelah makan siang keduanya naik ke lantai atas,melihat pemandangan siang dari tas sana. Hamparan kebun teh menyejukan mata. Walau mentari bersinar dengan gagahnya tapi udara terasa sangat sejuk.
"Yang." Wisnu memeluk kekasihnya dari belakang sambil meletakkan dahinya di ceruk leher Ami.
"Kenapa,mas?" tanya Ami dengan pandangan lurus kedepan.
"Kamu suka ga tempatnya?" tanya Wisnu.
"Suka banget,mas. Mas Wisnu hebat tau aja tempat sebagus ini." ujar Ima mencium pipi Wisnu sekilas.
"Malam ini kita nginap ya?" pinta Wisnu.
"Tapi aku belum ijin,mas." tepis Ami.
"Kamu telpon aja orang tua mu,bilang kalau kamu nginap di rumah Diva seperti biasa." ujar Wisnu masih memeluk Ami dan sesekali mencium leher jenjang Ami membuat gadis itu meremang.
" Mas,geli. " Ami berusaha melepas pelukan Wisnu tapi bukanya lepas malah makin kuat.
Wisnu menggelitik perut Ami membuat gadis itu tertawa terbahak - bahak. Setelah puas menggelitik sang kekasih Wisnu membawa Ami naik keatas ranjang. Nampak nafas Ami naik turun.
Tanpa aba - aba Wisnu langsung mengulum bibir ranum milik Ami. Ami tidak menolak,sekarang ia sudah bisa membalas pagutan Wisnu. Walau masih sedikit kaku membuat Wisnu tersenyum.
Ciuman panas mereka membuat ular cobra yang tengah tertidur terbangun. Bagian tengah Wisnu menggembung, siap untuk meledak. Ami pun sudah merasakan basah di area sensitifnya..
Tangan Wisnu sudah tidak bisa di dikondisikan,bergerilya mencari mainan favoritnya. Quisy nan empuk sangat pas di genggaman tangannya.
Tak terasa kancing bagian atas kemeja sudah terbuka memperlihatkan gunung kembar yang sedikit menyembul di balik kain berbeda. Ami terlena dan pasrah saja yang Wisnu lakukan.
Tangan Wisnu terulur membuka pengait kain berenda itu. Sepasang Quisy menggoda untuk di mainkan oleh lidah Wisnu.
Ami mengerang saat lidah Wisnu bermain di gunung kembarnya. Di kulum dan hisap membuat Ami mengoyangkan tubuhnya kesana kemari. Tangannya mencengkeram kepala Wisnu.
"Ahhh....masssssh."
Ami semakin mengelinjang saat hisapan Wisnu makin kuat pada pucuk yang bewarna pink. Sesuatu dibawah sana sudah semakin basah dan cenat cenut.
"Yang....ahhhh." erangan Ami semakin membuat Wisnu semangat.
"Kamu basah sayang."
"Gara - gara mas Wisnu nih." ujar Ami tersipu malu.
Wisnu membuka bagian terakhir penutup tubuhnya. Senjatanya sudah sedari tadi berontak minta di keluarkan. Ami yang sudah pernah melihat tetap saja merasa kaget dengan ukuran senjata Wisnu yang lumayan besar.
"Mas aku boleh pegang." tanya Ami.
"Boleh sayang." Wisnu membawa tangan Ami menyentuh senjatanya dan mengajarkan tangan Ami memainkan senjatanya itu.
Wisnu dibuat merem melek akibat ulah permainan tangan Ami. Tangan Wisnu tidak bisa diam mencari titik sensitif Ami yang masih tersembunyi di balik segitiganya.
"Massssh."racau Ami merasakan sensasi yang luar biasa . Keduanya sangat menikmati permainan tangan hingga mereka mengejang bersama saat gelombang itu datang.
Nafas keduanya nampak naik turun. Keringat membasahi keduanya. Permainan kali ini lebih hebat dari sebelumnya.
********
Maaf kemaren tidak up, karna lg ga enak badan. Seharian di rumah sakit sehingga ide buat menulis blank.
Terimaksih untuk semua pembaca setia,saran dan komen kk semuanya membuat author semangat melanjutkan bab selanjutnya😊😘🙏🙏
