LEGENDA PENDEKAR NAGA HITAM
Desa Pelangi merupakan tempat yang memiliki pemandangan indah dan mempunyai banyak sumberdaya alam yang berlimpah, tetapi sayangnya akibat keserakahan sekelompok orang menjadikan tempat tersebut menjadi tanah tak bertuan yang mengubur banyak warganya sekaligus menjadi pemakaman terbesar sepanjang sejarah. Meski sudah lima tahun berlalu, namun kejadian tersebut masih hangat di ingatan setiap orang yang berada di kawasan Pegunungan Lima Jari tersebut.
Tidak ada yang menyangka jika Desa yang semula tenang lalu berubah menjadi kuburan massal hanya dalam waktu sehari, mereka yang menamakan pihak yang bertanggungjawab dari peristiwa tersebut masih dirahasiakan seolah itu merupakan hal tabu yang tidak boleh diungkapkan. Bahkan sebagai penguasa wilayah pegunungan Lima Jari saja, Sekte Naga Hitam tidak mendapatkan hak untuk bertanya lebih jauh mengapa peristiwa tersebut bisa terjadi. Meski pada akhirnya, sejumlah pihak mengaitkan peristiwa tersebut dengan keberadaan suatu benda yang sedang diperebutkan oleh Klan besar dari Ibukota untuk menjadi pemimpin yang sesungguhnya.
Kehidupan ini memang tempat dimana para seniman bela diri berlomba-lomba untuk menjadi yang terbaik, mereka yang menamakan dirinya sebagai kultivator seringkali mengabaikan orang biasa demi pencapaiannya menjadi penguasa. Namun hal ini hanya dijumpai pada kultivator beraliran hitam yang kerap menghalalkan berbagai cara demi menguasai dunia. Di mata mereka orang-orang lemah hanyalah semut yang pantas ditindas dan dihina.
Xiao Shuxiang adalah salah satu korban dari para kultivator hitam tersebut, sebagai seorang murid pelataran luar Sekte Naga Hitam yang berusia lima belas tahun dan berada pada ranah Pemurnian Qi Tahap Awal, Xiao Shuxiang memiliki tekad untuk menjadi kultivator terkuat agar dapat melindungi banyak orang serta menciptakan kedamaian di muka bumi. Hal ini berdasarkan pengalaman pribadinya yang menjadi yatim piatu di kala usianya masih sepuluh tahun, saat itu Desa tempat dimana ia tinggal dibakar oleh sekelompok orang dan menyebabkan kedua orang tuanya ikut tewas dalam tragedi itu.
Xiao Shuxiang dan beberapa rekan bermainnya sedang tidak berada di tempat kejadian sehingga ia bisa selamat dari peristiwa naas itu, di saat dirinya sedang meratapi nasib Desanya tersebut beruntung ia diselamatkan oleh seorang pendekar hebat sekaligus seorang Tetua dari Sekte Naga Hitam dan membawanya untuk menjadi murid sekaligus mengangkatnya sebagai anak angkat.
Selama menjadi anak angkat Tetua kedua, bakat Xiao Shuxiang tampak biasa saja dalam berkultivasi dan juga memahami keterampilan beladiri. Selama lima tahun berada di Sekte Naga Hitam, kemampuannya hanya sampai tahap satu saja yakni alam Pemurnian Qi. Hal ini berbanding terbalik dengan murid-murid luar lainnya yang sudah berada di tahap kedua atau ranah Pondasi Qi. Sehingga banyak dikatakan jika Tetua kedua hanya memungut sampah dalam misinya lima tahun lalu di Desa Pelangi.
Sekte Naga Hitam, pemandian umum murid pelataran luar…
“Bang…!”
Seorang remaja terpelanting mundur dan jatuh ke tanah dengan keras, beruntung ia tidak sampai menghantam batu besar sehingga tidak memperparah lukanya. Namun akibat peristiwa tersebut mulutnya memuntahkan seteguk darah dan kantung yang berisi lima batu spiritual yang digenggamnya ikut terlepas.
“Dasar bodoh, apakah dengan berada di tanganmu maka benda ini akan berguna di tanganmu” seorang remaja lainnya memandang penuh kehinaan dan berkata dengan angkuh mengambil kantung milik Xiao Shuxiang.
“Saudara Fan, orang itu terlalu bodoh dan tidak bisa berpikir dengan baik. Bahkan di bawah asuhan Tetua Kedua saja ia masih menjadi seorang sampah yang hanya bisa menjadi pemboros sumberdaya Sekte” ucap remaja lainnya yang ikut merundung Xiao Shuxiang.
Pada saat ini tubuh Xiao Shuxiang telungkup di atas tanah, tendangan telak di dadanya menyebabkan rasa sakit yang tidak terkira hingga membuatnya hampir tidak sadarkan diri. Di bawah tatapan buramnya, ia masih melihat bayangan Lin Fan dan Lin Bao yang telah membuatnya babak belur hingga tidak mampu berdiri. Xiao Shuxiang merasakan beberapa tulang rusuknya patah serta kaki dan tangannya menjadi lumpuh.
Sebelumnya Xiao Shuxiang tidak menyangka jika dirinya akan diikuti oleh Lin bersaudara sesaat meninggalkan Aula Sumberdaya setelah mengambil jatah bulanan. Biasanya para murid langsung kembali ke tempat tinggalnya setelah menerima sumberdaya yang ditunggu-tunggu, mereka segera menyerapnya untuk meningkatkan ranah kultivasinya masing-masing. Namun tidak dengan Xiao Shuxiang yang ingin membersihkan diri mumpung tempat pemandian air panas sedang sepi.
Tidak disangka jika Lin bersaudara menginginkan sumberdaya yang berada di tangan Xiao Shuxiang dengan cara paksa, meski ingin marah akibat tindakan mereka berdua namun Xiao Shuxiang hanya bisa menahannya. Perbedaan kekuatan diantara mereka terlalu besar, ditambah hal seperti ini sudah lumrah terjadi pada murid lemah yang tidak berhati-hati sehingga Sekte tidak menaruh pehatian besar terhadap hal ini.
Hari ini Xiao Shuxiang berada pada posisi sulit, meski itu hanyalah batu spiritual namun ia sendiri sangat membutuhkannya untuk mengejar ketertinggalannya yang ia rasakan semakin jauh dengan teman-temannya. Meski ia anak angkat Tetua Kedua sekalipun, berkaitan dengan sumberdaya diberlakukan secara ketat mengikuti aturan Sekte. Xiao Shuxiang memiliki kesempatan yang sama dengan yang lainnya untuk berkembang pada tahap awal Pemurnian Qi.
Xiao Shuxiang membuka matanya, lalu dengan segenap tenaganya ia berusaha bangkit untuk merebut kembali kantung yang berada di tangan Lin Fan. Baginya ini adalah kehormatannya, jadi ia harus mempertahankannya untuk tetap menjadi kuat dan membalaskan kematian kedua orangtuanya yang sampai kini belum terbalaskan. Kejadian pemusnahan tanah kelahirannya seperti menjadi peti es yang tidak ada orang yang berani mengungkapkannya ke permukaan.
“Apakah kamu benar-benar ingin cari mati?” ucap Lin Fan dengan ekspresi terkejut.
Ia tidak menyangka jika Xiao Shuxiang yang sudah tidak berdaya bisa bangkit dan secepat kilat merebut kembali kantung yang berisikan Batu Spiritual.
“Aku bukanlah orang lemah yang bisa dengan mudah kalian tindas” ucap Xiao Shuxiang dengan suara yang parau.
Meski saat ini ayah angkatnya sedang menjalankan misi, ia tidak ingin mengandalkan nama besar Tetua Kedua dalam menekan perbuatan Lin Fan dan juga saudaranya yang bernama Lin Bao. Sebagai sesama murid pelataran luar, Xiao Shuxiang masih berpikir jika tindakan keduanya sudah berlebihan dan sedikit kejam.
Setelah mengatakan hal itu, Xiao Shuxiang melemparkan kantung miliknya ke pusat air panas yang tidak berjarak terlalu jauh darinya. Hal ini terlalu cepat dan membuat Lin bersaudara menjadi geram karena tidak sempat bereaksi untuk mencegah tindakan Xiao Shuxiang.
“Dasar gila, apakah kamu benar-benar terlalu bodoh” umpat Lin Fan dengan marah.
“Tidak tahu diuntung…” Lin Bao pun ikut memaki.
Batu spiritual atau biasa disebut juga batu energi adalah sumberdaya yang sangat dibutuhkan oleh para murid pelataran luar, namun melihatnya tenggelam ke dalam mata air panas tentu saja membuat ketidakrelaan di hati semua orang. Tetapi Xiao Shuxiang melakukannya dengan sengaja di depan mata mereka, membuat situasi semakin memanas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
Zaenal Gerindo
cukup bagus
2024-09-16
1
Ice Blue
❤
2024-09-14
0
Ice Blue
😍😍
2024-09-13
0