CINTA UNTUK NATALIA

Hari Minggu, setrika dan beberes rumah menjadi rutinitas Natalia. Sementara setrika, Natalia mendengar bunyi panggilan masuk dari ponselnya. Dihentikannya kegiatan setrika untuk mengangkat panggilan dari Maya.

"Hallo May, ada apa telpon aku?"

"Hallo Nat, aku mau kasih kabar terakurat dan ter up date tentang Presdir ganteng kita." Kata Maya yang terdengar heboh.

Natalia menghela nafas berat, "Hmmm ..kau ini kayak wartawan gosip saja. Sayangnya aku ga tertarik dengan berita tentang presdirmu." Dengus Natalia. Ada perasaan tak nyaman dalam hatinya setiap mendengar nama itu. Bukan lagi rasa desiran atau debaran seperti saat pertama kali dia melihat presdirnya dulu. Maya terkekeh mendengar jawaban temannya.

"Hahaha...presdir kita, cantik. Tapi kamu harus tetap mendengarnya Nat. Semalam aku kan di undang ulang tahun sahabat ku waktu kuliahku dulu di sebuah restoran mewah. Maklum selain dia anak dari orang kaya, tunangannya juga tajir. Dan di restauran mewah itu, aku melihat Presdir kita dengan orang tuanya sedang makan malam dengan Sherly yang selebgram itu loh. Sepertinya Sherly juga bersama keluarganya." Terang Maya antusias.

Natalia hanya diam saja mendengar cerita Maya.

"Nat....kamu denger suaraku kan? Tanya Maya memastikan.

"Iya." Jawab Natalia singkat.

"Ternyata bener berita yang beredar selama ini. Kalau Sherly itu kekasih bos kita. Memang Sherly cantik sih, dia juga dari keluarga tajir. Ini seperti garis nasip ya Nat. Yang kaya berjodoh dengan yang kaya. Sedang yang biasa-biasa kayak kita, jodohnya ya dari kalangan kita juga. Cerita Cinderella itu hanya dalam dongeng. Kalaupun ada di dunia nyata, itu hanya satu dua saja." Desah Maya seperti merenungi nasibnya.

"Hemmm, sudah itu saja berita ter up date mu itu?"

" Ih..Nat, kamu kok dingin gitu sih denger ceritaku. Hanya kamu saja yang aku lihat ga tertarik dengan Presdir kita. Kamu normal ga sih Nat. Pak Reno yang gantengnya satu tingkat di bawa Presdir kamu tolak. Presdir yang gantengnya paripurna, kamu ga tertarik. Cowok kayak gimana ya yang dapat membuatmu jatuh cinta?" Tanya Maya.

"Aku ga mau jatuh cinta pada yang namanya laki-laki May. Jatuh cinta itu pasti sakit. Dan cinta tidak selalu berakhir baik ataupun manis. Dan aku ga mau terjebak dengan keadaan seperti itu." Jelas Natalia.

"Nat, kamu belum merasakannya sih. Coba kalau kamu sudah alami jatuh cinta pada seorang pria. Rasanya sesuatu banget. Hidup ini terasa indah. Jatuh cinta berjuta rasanya." Kata Maya mengingat saat pertama kali jatuh cinta pada cowok.

" Udah ah may. Kok kita jadi ngomong ga jelas gini. Uda ya aku mau lanjutin setrikaanku yang masih banyak. See you tomorrow."

"See you Nat." Balas Maya lalu menutup panggilannya.

Natalia melanjutkan kerjaannya. Ia bersenandung untuk melupakan berita yang disampaikan Maya tadi.

Natalia memikirkan suara yang merdu. Bahkan juga bisa memainkan alat musik gitar dan keyboard. Tapi meski diajak gabung oleh band milik temannya atau memyanyi di acara-acara HUT atau pernikahan, ia menolak. Ia tidak mau mengkormesilkan suaranya. Ia lebih senang menggunakan kecerdasannya untuk mencari uang.

Malam menjelang. Di atas tempat tidurnya, Natalia termenung. Mengingat kembali obrolannya bersama Maya tadi siang.

Mengapa gadis itu harus Sherly, anak tiri papanya dan yang sudah merenggut kasih kasih sayang papanya dari dirinya dan adiknya. Ya..selama ini ia dan adiknya tidak mendapatkan kasih sayang dari papanya. Papanya lebih mengasihi dan mengutamakan anak tirinya dan anak hasil pernikahan papaya dengan ibu tirinya, yaitu mama Sherly.

Selama ini Natalia dan adiknya belajar untuk menerima keadaan yang sebenarnya tidak adil baginya. Tapi sekali lagi dia harus menerimanya dengan ikhlas tanpa ada rasa iri ataupun sakit hati pada keluarga baru papanya.

Dan tentang hubungan Presdir dengan Sherly, Natalia tidak perduli.

Senin, kembali kepada aktifitasnya sebagai karyawan PT Cipta Buana Corp. Setelah memarkirkan motornya. Natalia berjalan menuju lobby gedung perusahaan. Dengan tersenyum ramah ia menyapa resepsionis dan beberapa teman kantornya.

Sementara menunggu di depan lift karyawan, Natalia mendengar bisik-bisik beberapa karyawati menyebut nama Presdir mereka

" Eh ilihat tuh pak Yosef datang. Ya ampun pak Yosef aku lihat-lihat makin hahiakin ganteng saja." Kata salah satu karyawati.

Natalia hanya menghela nafasnya mendengar para wanita yang sedang mengagumi bosnya.

"Pagi pak Yosef, pagi pak Jimmy." sapa mereka pada Presdir dan asistennya.

"Selamat pagi." sahut Jimmy, sedang Yosef meresponi hanya tersenyum dan mengangguk.

Natalia pura-pura tidak tahu keberadaan bos dan asistennya. Dia langsung masuk lift karyawan, namun saat sudah di dalam lift, tanpa sengaja mata Natalia berserobok dengan mata Yosef yang saat itu juga sudah ada di dalam lift khusus CEO.

Seperti dipengaruhi alam bawa safarnya, Tanpa disadarinya, tmenatap dingin Yosef yang juga sedang menatapnya..

masing-masing pintu lift tertutup. Menyisahkan dua anak manusia yang larut dalam pikirannya masing-masing.

Natalia berjalan menuju ruang kerjanya dengan melamun. Ia sadar bahwa tidak semestinya dia bersikap dingin pada bosnya. Tidak menyapa dan beri hormat pada atasan adalah sikap yang tidak sopan. Natalia mengutuk kebodohannya yang sudah bersikap tidak sopan pada bosnya. Rasa tidak suka karena pesona bosnya dan ditambah hubungan bosnya dengan Sherly spontan keluar saat ia bersitatap dengan bosnya.

Sejak matanya berserobok dengan mata

Natalia yang menatapnya dengan dingin, Yosef terus memikirkan gadis itu.

"Angkuh." Batin Yosef. Sepertinya sikap angkuh Natalia tadi berlawanan dengan cerita papinya tentang sosok Natalia sebagai sosok yang ramah dan baik. Bukankah Yosef juga pernah melihat keramahan Natalia pada security.

Selama ini Yosef melihat mata yang memuja dar mengagumi dari wanita-wanita yang menatapnya.

Baru Natalia yang menatapnya dengan dingin dan seperti tidak menyukainya. Yosef berpikir mungkin ini hanya perasaannya saja. Tetapi sorot mata Natalia seakan menusuk hati Yosef. Benar saja, Yosef merasa terluka dengan tatapan itu. Apakah karena dia memang mencintai Natalia.

Jimmy melihat kegelisahan pada bosnya sejak ia melihat Natalia di lift. Jimmy juga sempat melihat sorot dinginata Natalia yang ditujukan pada Yosef. Jimmy menghela nafas.

"Bos lagi mikirin gadis itu ya?"

Josef melirik asistennya., "Menurutmu?" tanyanya balik.

"Kalau bos suka, kapan mulai mendekatinya? Apa masih ragu karena ia gadis yang pernah dekat dengan Reno?"

"Mungkin aku terlalu idealis, Aku mencari gadis yang masih murni. Yang hati dan tubuhnya belum pernah tersentuh cinta laki-laki."

"Hahaha...mana ada seperti itu di zaman sekarang. Bisa-bisa, bos ga bakalan nikah kalau cari perempuan yang seperti itu." komentar Reno dengan menggeleng-gelengkan kepalanya. Ia merasa aneh dengan pemikiran bosnya itu.

"Tapi kalau kita bener-bener mencintai seseorang, kita akan berjuang untuk mendapatkan perempuan tersebut tanpa peduli latar belakangnya." Lanjut Jimmy.

Yosef hanya tersenyum tipis menanggapi perkataan Jimmy.

"Jim, aku mau kau sekarang hubungi pak Hendra. Minta dia dan seluruh staf di divisinya bertemu di ruang meeting. " Perintah Yosef.

Jimmy mengernyitkan alisnya, "Dalam Rangkah apa? Bukankah mereka sudah memberikan laporan pada saat meeting dengan masing-masing divisi, seminggu setelah bos menjabat Presdir. Apa ada tujuan terselubung menyangkut Natalia?" Tanya Jimmy penasaran.

CK, kamu ini banyak tanya. Kamu cari alasan yang logis ke pak Hendra untuk pertemuan besok jam sepuluh." Tegas Yosef.