kembali dari kekalahan melawan tim Diego(raja petualang) 1000 tahun yang lalu,Syafa dan teman temanya menggunakan teknik reinkarnasi terlarang untuk kembali hidup dan menyelesaikan petualangannya di alam semesta,menuju planet terakhir,planet dengan julukan "planet para dewa", planet misterius,tersembunyi,menyimpan rahasia besar alam semesta
bersaing dengan petualang lain,penguasa-penguasa alam semesta,akankah dia bisa mencapainya??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon syafa aqilla fawaid, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 18 : PAL (2)
"Lihat kan betapa mengerikanya pembunuh berantai ini, kamu aja sampai bengong." Ujar Hikaru.
"Aku sama sekali tidak bisa melihat daya sihirnya, ada yang aneh dengan orang ini. Dia seperti tidak memiliki sihir." Hikaru melanjutkan.
Jean masih terdiam, menatap asih yang mata dan mulutnya ditutup dengan kain hitam, lalu tangan dan badanya diikat dengan tali emas milik PAL dengan 3 orang prajurit yang menjaga disampingnya.
Tali emas adalah benda super kuat yang biasanya digunakan sebagai borgol. Benda ini terbuat dari sebuah material di alam semesta yang berada di wilayah PAL.
Seseorang yang diikat dengan tali ini tidak akan dapat melepaskan diri baik dengan sihir maupun fisik. Perlu bantuan orang lain agar dapat lepas dari tali emas ini.
"Jean? Kau mendengarku?" Tanya Hikaru.
"A-ah iya, orang ini mengerikan. Lebih baik kita ke ruang tengah saja, perlu waktu 15 jam kan untuk tiba di planet Alcatraz, itu berarti kita akan sampai jam 3 pagi, aku mau tidur dulu." Ujar Jean sambil melangkah keluar.
"Sebentar, aku ingin bicara sesuatu denganmu." Ujar Hikaru.
"Nanti saja, aku ngantuk banget." Jawab Jean.
"Baiklah." Hikaru juga ikut melangkah keluar.
Jean dan Hikaru meninggalkan Asih yang berada di ruang tahanan sementara.
WUSHH! Kapal telah bergerak lepas landas meninggalkan planet Marie-joa.
"Ngomong-ngomong apakah pembunuh itu sudah diinterogasi?" Tanya Jean sambil berjalan.
"Dia tidak mengeluarkan sepatah katapun." Jawab Hikaru.
"Oke, biar aku yang menginterogasinya nanti."
"Baiklah."
Jean duduk di sofa, memperbaiki rambut pirang panjangnya, lantas berbaring di sofa tersebut. Sambil berfikir.
'Sepertinya sekarang saat yang tepat untuk berkhianat.'
'tidak-tidak, nanti malam saja, saat semuanya tertidur, aku juga perlu berbicara dengan asih terlebih dulu.'
'Bagaimana mungkin aku tidak tahu Asih berada di wilayah PAL selama ini, menjadi pembunuh.'
'ah benar juga, aku lupa. Kekuatan Asih....'
'nanti sajalah menemuinya, aku akan tidur sebentar.'
Jean memutuskan tidur sejenak.
Beberapa jam kemudian....
"Bangun Jean, waktunya makan malam."
"Jean, bangun!"
Jean membuka matanya, terlihat Hikaru membangunkannya.
"Makan malam? Aku tidur berapa jam disini?" Jean kaget, lalu melihat jam di tanganya.
"Haha, kamu tidur 6 jam tadi, nyenyak sekali sepertinya, sekarang sudah waktunya makan malam." Hikaru menjawab.
Jean melemaskan tangannya.
"Baiklah, ayo kita makan." Ujar Jean.
"Enak sekali hidupmu, tidur 6 jam bangun-bangun tinggal makan malam." Hikaru protes.
"Yaya Hikaru, nanti aku yang berjaga berikutnya, kamu bisa tidur. Aku tahu maksudmu."
Jean menjawab, sambil beranjak menuju ruang makan.
"Hei, kita makan di sebelah sini." Hikaru menegur.
"Loh, kita gak makan bersama-sama?" Jean bertanya.
"Sudah kubilang, aku ingin membicarakan sesuatu denganmu, berdua." Jawab Hikaru.
"Hah, mengerikan sekali kelihatanya." Ujar Jean.
"Tenang, aku tidak sampai akan membunuhmu, cuma bicara sebentar. Hal penting." Ujar Hikaru tersenyum.
Jean menghela nafas, lantas mengangguk, mengikuti langkah Hikaru.
Mereka tiba disebuah ruangan yang sudah disiapkan, terdapat meja bundar yang tidak terlalu besar dengan banyak makanan-makanan disitu.
Jean dan Hikaru sama-sama duduk, saling berhadapan, seperti seorang pasangan.
"Jadi apa hal penting apa yang kamu ingin bicarakan?" Tanya Jean sambil mulai menyantap makanan.
"Hmmm, mulai darimana ya.." Hikaru juga mulai menyantap makanan.
"Aish, bicaralah yang jelas." Jean menyuruh.
"Jadi begini Jean, sebenarnya sejak pertama kali kita bertemu di akademi MAL, aku telah jatuh cinta pada pandangan kepadamu. Wajahmu sangat cantik disertai rambut sangat indah. Aku ingin kamu menjadi kamu menjadi kekasihku."
"Yah mungkin aku mengatakan ini disaat waktu yang tidak tepat. Disaat sedang mengawal tahanan berbahaya, hahaha. Tapi aku sangat ingin mengungkapkan perasaan ini kepadamu, kita juga jarang bertemu."
Jean seketika hampir tersedak, wajahnya memerah. Dia tidak menyangka Hikaru akan mengatakan hal itu.
Hikaru adalah kakak tingkat Jean saat berada di akademi MAL, umurnya 5 tahun lebih tua dari Jean. Wajahnya sangat menawan dengan rambut hitamnya. Dia dulu adalah primadona di Akademi MAL, banyak perempuan yang naksir dengannya.
'Waduh, bahaya ini.'
'Sial, manapula aku akan mengkhianatinya malam ini, kenapa harus ada acara ginian sih.'
'Kalau dipikir-pikir sebenarnya Hikaru ganteng juga sih, apa ku ungkapkan identitas ku yang sebenarnya saja ya? lalu kuajak dia kabur dari sini.'
'Tidak-tidak, March menyuruh agar jangan mengajak orang lain bergabung dalam suratnya.'
'Jangan berpikir bodoh Jean, jawab dengan logis.'
Jean berpikir.
"Jadi bagaimana, Jean?" Hikaru bertanya.
Jean yang sedang berpikir kembali kaget, menatap hikaru. Wajahnya tambah merah.
"Ehm, jadi begini..." Jean mulai menjawab.
Menurutku Chapter pertama itu perkenalan dan apa menjelaskan apa yang jdi premis ceritanya sedikit biar pembaca tahu apa yg akan diceritakan novel ini konsepnya.