Shintia adalah seorang gadis yang mempunyai banyak teman laki-laki. Dia seorang gadis miskin yang mau di ajak berkencan siapa saja asalkan mendapatkan bayaran.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jamal Nurcahya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 23
Mereka terbuai dalam mimpi masing-masing sampai tengah malam. Ayu terbangun karena merasakan haus. Saat membuka matanya di depan matanya ia di suguhkan dengan pemandangan wajah tampan, hidung mancung, bibir tipis berwarna merah.
Ayu terpaku memandang wajah Abraham yang wajahnya miring ke arah wajah ayu. Ayu mengulas senyum melihat Abraham yang sepertinya sangat lelah.
" belum cukup liatin wajahku? Aku memang mempesona ya kan?" Tanya Abraham yang ternyata ia pura-pura tidur.
Mendengar suara Abraham ayu gelagapan sendiri.ia buru-buru memejamkan matanya kembali. Abraham pun tersenyum melihat ayu yang pura-pura tidur lagi.
"udah, nggak usah pura-pura... tadi bangun mau ngapain hem?" Tanya Abraham yang bangun dan memperhatikan ayu.
Ayu membuka matanya kembali dan malu saat di tatap Abraham dengan tersenyum. " aku haus kak" ucap ayu lirih yang berusaha untuk bangun. Abraham yang melihat ayu susah bangun pun membantu ayu terlebih dahulu. Setelah itu ia mengambilkan air minum dalam gelas di meja samping ranjang.
" makasih kak..." Ucap ayu tersenyum.
"Iya sama-sama...mau sesuatu ? Atau laper?" Tanya Abraham lembut.
" Mmmm...ada roti-roti gitu nggak kak aku nggak mau makan makanan rumah sakit tapi" ucap ayu lirih Karena takut Abraham akan marah.
" biar aku cari ke kantin ya siapa tau ada. Tapi jangan kabur lagi" ucap Abraham tegas.
" iya kak... Enggak" ucap ayu menunduk.
" Ya udah aku keluar bentar ya" ucap Abraham berdiri lalu mengacak rambut ayu karena gemas. Ia pun keluar ingin melihat ke kantin ada roti atau tidak, kalau tidak terpaksa ia harus mencari minimarket yang buka di dekat rumah sakit.
Setelah Abraham hilang dari pandangan ayu pun mengulas senyum. " sabar banget...apa bisa aku mendapatkan hatinya, kak Abraham terlalu baik ya Allah tidak pantas orang yang hina sepertiku mendapatkan orang sebaik kak Abraham" gumam ayu lirih, wajahnya mulai merebak jika mengingat dirinya.
" kalau dia tau aku sudah tidak lagi virgin, pasti dia nggak akan bersikap sebaik ini lagi" ucap ayu yang terus bermonolog sendiri. Setetes air matanya pun meluncur tidak bisa di cegah.
Ia buru-buru mengusapnya karena pintu terbuka dan menampakkan Abraham yang sudah kembali membawa sekantong plastik.
"kok cepet banget kak?" Tanya ayu heran.
"iya lah kan aku ngilang ke sananya" ucap Abraham bercanda.
" nggak mungkin banget...emang om jin bisa ngilang" ucap ayu sambil tertawa.
" Iya kalau kamu gosok pipi aku pasti akan datang" ucap Abraham membuat kekonyolan karena ia suka melihat ayu bisa tertawa lagi.
"nggak percaya aku..." Ucap ayu yang masih tertawa.
" udah nanti sakit perutnya...ini tadi aku nggak tau kesukaan kamu yang rasa apa jadi aku beli semua rasa" ucap Abraham membuka kantong plastik yang ia bawa tadi.
'ya Allah kak banyak banget kayak mau ngasih orang sekampung aja..." Ucap ayu yang tidak habis pikir karena Abraham membelinya lebih dari 15 bungkus roti. " aku semua suka kak..." Ucap ayu memberi tau.
" ya udah kalau gitu habisin, nggak perlu satu kampung" ucap Abraham santai.
"ya nggak gitu juga kak..." Ucap ayu cemberut mengerucutkan bibirnya.
" udah jangan di monyong-monyongin bibirnya kayak bebek tu" ucap Abraham tertawa melihat bibir ayu.
" iiihhhh..." Ayu pun memilih membuka 1 bungkus roti dan memakannya. " kakak nggak mau ?" Tanya ayu karena Abraham tidak memakan padahal sangat banyak.
"nanti aja, kamu kenyangin dulu baru nanti aku bantu ngabisin kalau kamu udah kenyang" ucap Abraham menatap ayu dan tersenyum.
Ayu mengunyah roti dengan salah tingkah melihat ke kanan dan kiri karena di tatap terus dengan Abraham.
"kak... kalau kak Abraham nggak makan terus aku di tatap kayak gini aku nggak enak makan kak" ucap ayu yang tidak tahan di tatap terus.
"oh...ok ok kalau gitu aku duduk di sofa ya mau selonjoran dulu" ucap Abraham berdiri dan menuju sofa.
Ia pun merebahkan tubuhnya di sofa dan perlahan matanya pun tertutup dan terdengar suara dengkuran halus karena memang ia masih sangat mengantuk dan kelelahan.
Ayu yang masih memakan roti pun melihat Abraham yang sepertinya sudah tertidur pun hanya bisa menggelengkan kepalanya. Ia pun menyimpan kembali roti ke dalam plastik dan menggapai air minum yang tidak jauh dari tempatnya duduk.
Berusaha kembali merebahkan tubuhnya setelah mengisi perutnya karena ia juga sudah mulai mengantuk.
***
Setelah 2 hari di rawat intensif keadaan ayu pun sudah membaik, saat ini ia menuju ke ruangan neneknya. Infusnya sudah di copot kemarin.
Di antar Rita menuju ke kamar neneknya karena Abraham harus ke kantor ada meeting yang tidak bisa di wakilkan.
" maafin ayu ya Tante sudah merepotkan Tante terus menerus" ucap ayu sambil terus berjalan menyusuri lorong.
" udah nggak usah di pikirin... lagian siapa yang di repotkan sama calon mantu" ucap Rita cekikikan menutup mulutnya.
Ayu hanya tersenyum malu karena Rita selalu menganggapnya sebagai calon mantunya. Mereka sampai di depan kamar nenek saroh. Sebelum masuk mereka di haruskan memakan baju khusus agar tetap steril.
Rita dan ayu pun memasuki ruangan tempat neneknya di rawat. Ayu mendekati brangkar di mana neneknya terbaring lemah dengan selang infus dan alat-alat lainnya.
"nek...ayu datang...nenek apa kabar" tanya ayu saat sampai di samping nenek saroh. Ayu pun meneteskan airmatanya.
"bangun nek, ayu kangen sama nenek...ayu merasa kesepian nek"
"nenek cepat bangun ya, nanti biar ayu saja yang kerja biar nenek tidak kecapekan"
"tapi nenek bangun ya, jangan buat ayu menunggu lama" ayu menggenggam tangan neneknya dan terus berbicara sendiri sambil berlinang air mata.
Rita juga tak kuasa menahan sesak di dadanya ia juga beberapa kali harus mengusap air matanya.
" Udah kita keluar ya" ucap Rita berusaha meredakan tangisan ayu. Tangisan yang sangat menyayat hati.
Ayu pun mengusap airmatanya dan berdiri.
" ayu keluar ya nek...besok pagi ayu datang lagi, ayu mau pulang melihat rumah" ucap ayu lembut lalu mencium kening neneknya dan berbalik.
"ayo Tante..." Ajak ayu.
Rita langsung menggandeng tangan ayu keluar dari ruangan nenek saroh. Meraka pun mencopot baju yang tadi mereka kenakan saat sudah di luar ruangan. Sebelum benar-benar pergi ayu melihat dari kaca kecil yang berada di pintu... melihat neneknya dari luar.
"sudah...semoga nenek cepat sadar dan sembuh seperti sedia kala ya ...Tante dan Abraham akan mencari pengobatan yang terbaik untuk nenek" ucap Rita sambil mengusap bahu ayu.
" makasih ya Tante...pasti nanti ayu akan berusaha buat ganti" ucap ayu. " saya ingin pulang ke rumah saja Tante" ucap ayu memberi tau karena tadi Rita mengajaknya untuk menginap di rumahnya.
" tapi nanti siapa yang jagain kamu sayang?" Ucap Rita khawatir dan tidak bisa memaksa ayu.
***
See you next BAB:::::>>>>>
lanjut Thor.
lanjuttttt