Namaku Anabel Rista
Sejak sebulan lahir aku sudah di buang oleh Ayahku, ibuku meninggal setelah 3 Minggu melahirkan aku.
Aku di rawat oleh para pelayan di rumahku dan tinggal di bangunan khusus para pelayan dan tak sekalipun masuk ke bangunan utama.
aku hanya keluar jauh saat ke pasar bersama mbok Ijah, ketika berumur 6 tahun.
Aku tak di sekolah kan, tapi mbok Ijah dan para pelayan giat mengajariku membaca dan menulis serta berhitung.
Akupun tak tahu siapa ayahku dan ibuku, hingga saat umurku 11 tahun, mbok Ijah bercerita dan pelayan yang tau siapa aku pun membenarkan cerita mbok Ijah, ternyata mbok Ijah akan berhenti bekerja.
Sehari sebelum mbok Ijah berhenti, kami ke pasar, aku membantu membawa belanjaan, di dalam pasar, ada seorang nenek pengemis.
Nenek itu terlihat lapar, dan akhirnya aku dekati, dan memberikannya Sebungkus biskuit dan uang 5 ribu karena hanya itu uangku.
Terimakasih Nak, ambilah ini, nanti teteskan darahmu ke Cincin ini saat kamu tiba di rumah,
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jhon Dhoe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab.18. Masalah disekolah
"Mereka tidak memberiku uang jajan, aku masih punya uang sendiri, jawab Anabelle.
"Pastinya kamu harus berhemat, agar kamu bisa sekolah bukan, begini saja,ilusi besok, kamu tunggu saya di gerbang sekolah dan bawa tas saya ke kelas, nanti aku kasih 10 ribu, cukup buat bakso bakar, seorang siswa perempuan menyela.
"Tidak perlu, aku masih punya uang jajan, biar sedikit tapi aku tak butuh pekerjaan, jawab Anabelle.
'Huffth... sudah miskin sok tak butuh kerjaan, dasar belagu? Ucap siswi itu.
Anabelle tak menanggapi, dia menjawab omongan mereka saja tanpa memandang orangnya,
Bel istirahat akhirnya berbunyi, tas sekolah Merk Nike dia tinggalkan di atas meja, dan ke taman, hatinya sangat senang, karena mbok Ijah membuatkan telor ceplok, sepotong ikan asin dan 3 pcs sayap ayam Serta sayur buncis, kentang dan wortel, sangat sederhana, tapi itulah favoritnya.
Teman-teman sekelas nya mencarinya di kantin, tapi tidak ketemu, namun ada seorang siswa yang melihat Anabelle makan di taman seorang diri, mereka mendatanginya dan melihat makanannya.
"Hahahaha, ternyata bawa bekal, telur ceplok, ada ikan asin dan sayap, hahahaha 5 orang itu tertawa menghina.
Anabelle tak menggubris dan terus menikmati makanannya, saat dia minum juice nya, salah seorang siswi menyambar dan menumpahkan isinya.
Kenapa kamu membuang juiceku, ? tanya Anabelle.
"Iseng saja, kenapa, tidak suka, lantas kamu marah , hardik siswi itu.
"Apa salahku sama kamu, hingga juiceku kau buang, siapa kamu dan apa maumu, ucap Anabelle berdiri dan menantang.
"Kalau Sisil mau buang juice mu, harusnya kau sadar, disini siapa yang berkuasa? Timpal seorang siswi.
"Mulai saat ini, kamu harus jadi babu dari kami semua, apa kamu mengerti.
"Hahahaha, apa kalian mampu menjadikan ku babu Kalian, dasar anak manja, bentak Anabelle.
"Jadi kamu mau melawan kami, hardik seorang siswa.
"Hey kalian pikir aku takut dengan kalian, masih bersyukur kamu yang buang juice ku tidak langsung ku pukul, aku kesini mau sekolah bukan cari masalah, minggir kalian, anak manja dan tidur masih sama orang tua, mau sok jagoan, umpat Anabelle.
"Belagu kamu, ucap seorang siswa dan berusaha meninju punggung Anabelle.
Banyak siswa yang kebetulan melihatnya, terkejut saat tinju seorang siswa itu hendak mengenai punggung Anabelle.
Anabelle membiarkan punggungnya kena pukulan dan pura terjatuh, siswa itu meringis kesakitan, Anabelle terus berjalan ke kelasnya tak peduli dengan teriakan siswa itu.
Siswa yang melihatnya tertawa dan mengejek siswa itu.
"Dia meninju, tapi dia yang kesakitan, dasar anak mami, mendengar suara berisik yang ada, seorang guru datang mendekati para siswa yang berkumpul
Guru itu terkejut, secara keluarga siswa itu adalah donatur terbesar, kakaknya juga sekolah di situ.
"Siapa yang memukulnya? tanya guru itu.
"Bu Guru, tadi terlihat 5 anak kelas 1 itu, berdebat dengan seorang siswi, namun siswi itu pergi dari situ, nah anak jagoan ini memukul siswi dari belakang, hingga siswi itu tersungkur, dia bangkit dan memegang punggungnya, jadi yang salah anak laki-laki ini.
Soal pangkal masalah, tanya ke mereka, apa yang mereka lakukan, tapi kayaknya mereka mau menindas anak itu, karena tadi saya lihat sebelum ke kantin, anak itu mengeluarkan kotak makanan, jadi yakin saya, mereka mau menindas nya, ucap siswa kelas 2 itu.
"Apa kalian mengenal siswi itu, tanya guru itu ke teman-teman siswa cengeng itu.
"Kami lupa namanya, tapi dia sekelas dengan kami, jawab seorang siswi
"Kenapa sampai, kamu memukuli siswi itu, tanya guru itu.
"Dia tidak mau kami suruh bawa tas kami, harusnya dia sadar kalau dia orang miskin dan harus tunduk pada yang punya uang, sekarang sekolah harus membelinya hukuman, atau ku telepon ayahku.
"Yah, kami juga akan menelpon orang tua kami, dan tidak lagi menyumbang di sekolah ini, ancam mereka.
"Berarti kalian ingin memperbudaknya, di sekolah ini tidak di ijinkan yang seperti itu, silahkan hubungi orang tua kalian, dan kalian juga sekarang ikut ibu kekantor Kepala sekolah.
Anabelle di datangi seorang siswi dan menyuruhnya ke Kekantor Kepala Sekolah.
"Siapa namamu nak? tanya ibu Kepala Sekolah.
"Anabelle Rista, panggil saja Anna.
"Apa masalah yang terjadi, ceritakan saja, tidak usah takut kalau kamu merasa benar, Sekolah ini ibu dirikan bukan tempat untuk berkelahi dan menindas orang lain, siapapun dia pasti akan ibu tindak, ucap Kepala Sekolah.
"Bisa kamu hubungi, wali kamu, ucap Kepala Sekolah.
"Bisa, kemudian Anabelle menghubungi, Harno agar datang ke sekolah, Harno yang lagi belajar terkejut melihat nomor Anabelle.
"Baik Non, Paman kesana sekarang, ucap Harno panik.
"Nona Ayu, Nona Muda kena masalah, ada yang memukulnya, Ucap Harno.
"Bagio... ! cepat ke sekolah Nona Muda... Siapa orang bodoh yang berani memukul Nona Muda... Seketika seisi rumah tersentak mendengar teriakan Ayu.
Mbok Ijah dan bi Ina serta istrinya Harno lagi buat makan siang pun terkejut hingga apa yang di tangan mereka terlepas.
"Tenang Non Ayu, ucap Harno.
"Kamu tau Pak Harno, Nona Muda kita adalah harapan terakhir bagi Nyonya Besar Arimbi, apa jadinya jika Wakil CEO Jordan Albert mendengarnya, ucap Ayu gemetaran.
"Ya sudah Non ayo ke sekolah.
Pak Bagio segera melajukan mobil Alphard menuju ke sekolah, hanya 30 menit mereka sudah sampai.
Ayu dan Harno turun dengan wajah panik, dan menuju Ruang Kepala Sekolah.
Disana terdengar ibu Kepala Sekolah sudah terpojok, mendengar ocehan orangtua siswa cengeng itu.
"Kami tidak mau tau, pihak sekolah harus segera menindak anak perempuan itu, sekolah kalian tidak becus menerima siswa yang bar-bar seperti dia, dasar anak miskin dan kampungan, maki orangtua siswa itu.
"Apa kamu bilang, kau bilang aku bar-bar, anakmu yang memukulku kenapa saya yang kamu salahkan dan bilang bar bar, apa saja isi otakmu hingga orang yang di pukul di salahkan, sekarang mau kalian apa ? tegas Anabelle yang sudah malas mendengar kata kasar.
"Ibu Kepala Sekolah dengar kan, dia berbicara begitu tidak sopan, lanjut orang tua itu.
"Baiklah, lebih baik putra anda silahkan pindah ke sekolah lain, semua saksi sudah di panggil, dan bersaksi, tapi anda tetap menyalahkan siswi ini, ingat baik-baik, sekolah ini milik saya dan aturan disini hanya saya yang bisa merubahnya.
Jangan karena anda menjadi donatur di sekolah saya, lantas sekolah ini kamu yang atur, saya akan menyarankan keluarga siswi ini untuk melaporkan ke pihak berwajib dan sekolah siap untuk membantu.
Kami kembalikan biaya masuk yang sudah anda bayarkan tanpa kurang sepeserpun, tegas Kepala Sekolah itu.