Usia yang sudah memasuki 33 tahun, membuat tuan muda Anderson merasa frustasi karena tekanan orang tuanya untuk segera menikah. Ditambah dengan semua adiknya sudah berumah tangga, hal itu membuatnya semakin tertekan.
Namun, pertemuan tidak sengaja dengan seorang perempuan muda yang ceria dan menarik, membuat Tuan muda terpesona.
Apakah akhirnya dia akan segera menemukan pendamping hidup dan terhindar dari tekanan kedua orangtuanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ennita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27
"Ka - kamu mau ngapain Ax?" tanya Sofia dengan gugup dan reflek berjalan mundur karena Axel terus berjalan maju mengikis jarak mereka dengan pasangan mata yang begitu lekat ke arah Sofia.
Bunda Meyva baru saja keluar dari kamar tersebut, membiarkan pasangan suami-isteri baru itu untuk beristirahat seperti apa kata Axel.
Sofia sudah terpojok, tak bisa mundur kemana-mana lagi, tubuhnya mentok membentur tembok di belakangnya.
"Ax ... bukannya kata bunda kita ... " kata Sofia yang langsung terhenti kala jari telunjuk tangan kanan Axel berada tepat di bibirnya.
"Kamu mikir apa, hem?" tanya Axel dengan senyum yang sungguh sulit untuk di artikan.
Sofia reflek memejamkan kedua matanya saat wajah Axel semakin mendekat kearahnya ... dekat dan terus mendekat mengikis jarak yang tercipta di antara mereka kedua, hingga ... Axel mengangkat tubuh Sofia ala bridal style menuju ke arah ranjang yang telah di siapkan untuk keduanya.
"Masih ada waktu untuk istirahat, ayo tidur." ujar Axel dan langsung ikut merebahkan tubuhnya tepat di samping Sofia.
Sofia yang masih merasa malu memilih untuk tidur dengan membelakangi Axel. Ini adalah pengalaman pertamanya tidur dengan seseorang pria di sampingnya dalam satu ranjang ayang sama.
Grep
Axel ikut memiringkan tubuhnya dan memeluk Sofia dari belakang.
"Tidur atau aku akan menidurimu sekarang juga." kata Axel karena Sofia berusaha untuk menyingkirkan tangannya dari tubuh wanita itu.
Sofia pun memilih menurut dan berusaha memejamkan kedua matanya, dari pada Axel benar-benar membuktikan perkataannya.
❤️
"Ax." panggil Sofia.
Dia tadi benar-benar tidur di pelukan Axel, bahkan posisi mereka pun sudah saling berhadapan tak seperti awal mereka tidur.
"Hem." gumam Axel dengan mata yang masih tertutup rapat.
"Ax, lepasin dulu ... aku mau bangun." pinta Sofia kala pelukan di tubuhnya malah semakin kencang.
"Mau kemana?" tanya Axel.
"Aku mau bersih-bersih Ax, ini sudah sore ... sebentar lagi tim MUAnya akan datang kesini." jawab Sofia.
"Sebentar lagi." sahut Axel yang rasanya masih tak rela melepaskan Sofia dari pelukannya.
Hingga ketukan pintu di iringi suara yang memanggil nama mereka terdengar , barulah Sofia bisa melepaskan diri.
"Ax, tolong buka pintunya ... aku mau bersih-bersih." kata Sofia yang sudah berdiri di depan pintu kamar mandi.
Axel mendengus kesal karena merasa moment kebersamaan dirinya dan Sofia terganggu. Namun tak ayal pria itu pun berjalan untuk membukakan pintu.
Cklek
"Ada apa bunda?" tanya Axel menatap wanita yang telah melahirkannya itu dengan wajah yang masih merasa kesal.
"Mana Sofia?" tanya bunda Meyva dengan kepala celingak-celinguk melihat kedalam untuk mengetahui keberadaan menantunya itu.
"Masih mandi bunda." jawab Axel.
Axel pikir bundanya akan pergi dari sana, eh tak taunya malah menerobos masuk ke dalam.
"Bunda tunggu di sini, lagian tim MUA yang akan merias Sofia sebentar lagi datang." kata bunda Meyva yang sudah duduk di atas ranjang.
"Terserah bunda." sahut Axel.
❤️
"Aku ke kamar ayah." kata Axel dengan membawa stelan jas yang akan dia kenakan nanti malam.
Seperti biasa, sebelum pergi Axel tak lupa melabuhkan kecupan di puncak kepala Sofia yang langsung membuat pipi Sofia merona.
Sedangkan uang lainnya langsung berteriak heboh saat Axel sudah keluar.
"Kak, lihat itu ... hem sengaja banget mengumbar kemesraan di depan kita." ujar Flo pada Zea.
"Bunda bahagian melihat hubungan kalian yang terlihat begitu manis." kata bunda Meyva. "Maaf ... " bunda Meyva meraih kedua tangan Sofia untuk di genggamnya.
Pandangan mata Sofia melihat ekspresi tangannya dan beralih ke wajah bunda Meyva. Dia masih belum mengerti kenapa ibu mertuanya ini tak ada angin tak ada hujan kok tiba-tiba minta maaf padanya.
"Bunda minta maaf karena sudah pernah berburuk sangka pada hubungan kalian berdua, bunda sempat berpikir bahkan curiga jika hubungan kalian ini adalah sandiwara belaka dan kamu adalah wanita sengaja Axel bayar untuk menjadi pemeran wanita dalam drama ini." papar bunda Meyva. "Bagaimana tidak berpikir seperti itu? Axel yang kami tau selama ini tak pernah berhubungan dengan seorang wanita bahkan selalu menolak para wanita yang kami kenalkan padanya dengan tiba-tiba mengenalkan kamu sebagai calon istrinya pada kami di saat waktu yang kami sepakati akan berakhir kurang dari satu bulan." jelas bunda Meyva dengen begitu jujur tanpa ada yang ditutup-tutupi.
"Kesepakatan?" tanya Sofia dengan mengerutkan kedua alisnya.
"Ya dia bunda beri waktu tak lebih dari dua bulan untuk mengenalkan calon istrinya atau dia mau tak mau akan menikah dengan gadis pilihan kami." jawab bunda Meyva. "Tapi sudah lupakan, saat ini bunda sangat bahagia akhirnya Axel bisa menikah ... bunda juga senang bisa mempunyai menantu seperti kamu." imbuhnya lagi.
"Terimakasih bunda karena sudah mau menerima Sofia jadi bagian keluarga ini." ucap Sofia langsung mendapatkan pelukan dari bunda Meyva.
Sedangkan Flo yang masih ada di sana berpelukan dengan Zea.
Tak berselang lama orang-orang yang akan merias Sofia pun datang. Butuh waktu sekitar dua jam untuk Sofia selesai bersiap dengan penampilan yang begitu menawan.
"Ini untuk kamu sayang." kata bunda Meyva menyerahkan tiga kotak beludru dengan ukuran yang berbeda pada Sofia, tim MUA yang ada di sana pun saat ini sudah keluar karena tugas mereka sudah selesai.
"Apa ini bunda?" tanya Sofia.
Bunda Meyva mulai membuka satu persatu kotak tersebut.
"Ini adalah gelang turun temurun dari keluarga Anderson, gelang ini di berikan pada istri putra sulung keluarga Anderson ... ini di berikan pada bunda oleh mendiang Omanya Axel karena ayah adalah putra pertama dan kini bunda berikan pada kamu yang menikah pada Axel ... putra sulung kami." terang bunda Meyva mengenai gelang yang saat ini di pakaikan pada pergelangan tangan kiri Sofia. "Ini satu set perhiasan dari bunda untuk kamu." kata bunda Meyva membuka satu kotak yang terlihat besar sendiri. Karena Sofia sudah memakai gelang turun temurun jadi bunda Meyva hanya mengambil kalung dan di pakaikan pada leher menantunya itu. "Yang ini adalah cincin ... cincin sebagai tanda wanita di keluarga Dave Anderson." kata bunda Meyva sambil memakainya di jari tengah tangan kiri Sofia. "Sama kayak punya bunda." ujar bunda Meyva memperlihatkan jarinya yang memakai cincin yang sama.
"Kami juga pakai kak." sahut Flo yang juga menunjukan jari tangannya, begitu pula Zea.
"Tapi bunda, apa ini tidak terlalu berlebihan ... aku merasa tak pantas untuk memakai semua ini." kata Sofia.
"Siapa yang bilang tak pantas dan apanya yang berlebihan, kamu itu sekarang adalah menantu pertama keluarga Anderson ... jadi semua ini memang pantas dan berikan padamu." kata bunda Meyva dengan begitu tegas.
"Apa yang di katakan bunda itu benar kak, jadi terima saja dan selamat datang menjadi bagian keluarga Anderson." kata Flo.
next, semangatt thorr
cerita bagus ..