🏆Juara Satu Fiksi Modern Jalur Kreatif
Bagaimana jadinya, jika seorang pemuda yang baru berusia 18 tahun, harus di penjara hingga 12 tahun lamanya?
Padahal pemuda itu tidak pernah melakukan kesalahan seperti yang dituduhkan kepada orang orang yang menuduhnya. Dia di Fitnah saat masih duduk di bangku Sekolah Menengah Atas. Atas kasus pembunuhan seorang pemuda yang tak lain adalah teman satu kelasnya.
Lalu apa yang selanjutnya pria bernama Jo itu lakukan? Setelah dinyatakan bebas dari hukuman yang dia jalani? Mampukah Jo menemukan para dalang yang sudah memfitnah nya dengan sangat keji?
Dan nilah perjuangan Jo.Yang Dinobatkan sebagai seorang mantan Narapidana yang melekat sampai akhir hidupnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ilham risa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Keterkejutan Pak Imran Dan Ibu Siti
Pak Imran dan Bu Siti yang sedang duduk di teras rumah merasa terkejut kala melihat beberapa mobil mewah berhenti tepat di depan pekarangan rumah mereka.
Bu Siti dan pak Imran langsung bangkit dari duduknya. Entah mengapa, saat melihat satu mobil yang berada di paling depan. Jantung bu Siti dan pak Imran menjadi berdetak hebat.
Seakan ada getaran yang membuat perasaan menjadi tidak karuan. Tatapan mata keduanya tidak lepas dari orang orang di dalam mobil mewah tersebut.
Sungguh, pak Imran dan Bu Siti merasa sangat penasaran. Hingga detik kemudian, pintu mobil pun terbuka dan di susul oleh keluarnya satu pasang kaki, yang mengenakan sepatu mengkilap yang turun dan menapak di atas rerumputan.
Melihat hal itu, jantung mereka berdua semakin berdegub kencang. Bu Siti dan pak Imran pun sama sama saling menyentuh dada mereka.
"Ada apa ini? Kenapa jantungku berdetak hebat! Siapa kira kira pemuda yang akan keluar dari dalam mobil mewah itu?" tanya bu Siti bergumam di dalam hatinya.
Tatapan mata mereka masih menatap lekat kearah orang yang baru turun dari dalam mobil. Lalu tampaklah tubuh tegap seorang pria yang berdiri sempurna di samping mobil miliknya.
Bu Siti dan pak Imran membulatkan mata sempurna, kala melihat paras dari pria tampan tersebut. Mulut mereka menganga lebar, dan terdiam tidak bisa berkata sepatah kata pun.
Sedangkan Jo. Yang sudah berdiri di samping mobil. Dia sangat mengetahui, bahwa kedua orang tuanya pasti bisa mengenali dirinya. Sebab, seburuk buruknya seorang anak, atau berubah nya paras seorang anak. Tetap saja orang tua dapat mengenali anak kandung mereka.
Tapi! Untuk saat ini, Jo tidak akan mengakui siapa dirinya yang sebenarnya ataupun menolak tebakan dari kedua orang tuanya. Jo akan diam dan memilih tersenyum. Nanti kalau waktunya telah tiba. Barulah Jo membongkar jati dirinya yang sebenarnya. Jika dia adalah Jo Andreas, yang selamat dan belum mati di tangan para Napi yang ada di penjara Kerobokan.
Lalu Jo pun melangkahkan kakinya, mendekati kedua orang tua yang berada tak jauh dari hadapannya. Setibanya di depan Pak Imran dan bu Siti, Jo membungkuk hormat sambil menyentuh kaki mereka berdua, guna meminta restu kepada ibu dan bapaknya itu.
"Salam kenal ibu Siti dan pak Imran." sapa Jo mengatupkan kedua tangannya.
Melihat sikap pak Imran dan ibu Siti yang hanya terdiam, membuat pak kades menjadi heran. Dengan cepat pak kades pun menyentuh bahu pak Imran sambil memanggilnya.
"Pak Imran!! Ada apa dengan bapak? Kenapa bapak terdiam membisu seperti ini?" tanya pak Kades mengejutkan pak Imran.
Pak Imran dan ibu Siti langsung tersadar dari ketertegunan mereka.
"Maaf! Maaf pak kades. Kami benar-benar terkejut ketika melihat kedatangan kalian semua."
"Ya sudah tidak apa apa. Saat ini ada tamu yang ingin bertemu dengan kalian berdua. Ayo tuan Jo. Silahkan jika ingin berkenalan dengan ibu Siti dan pak Imran." kata pak Kades mempersilahkan.
Mendengar nama Jo disebut, pak Imran dan bu Siti pun kembali tersentak kaget. Sedangkan Jo langsung memperkenalkan dirinya kepada pasangan suami istri tersebut.
"Pak Imran dan ibu Siti. Apakah benar jika kalian berdua adalah bibi dan pamannya Clara?"
"Iya benar nak. Kalau boleh tahu, kamu ini siapa ya?" tanya ibu Siti dengan mata berkaca kaca.
"Perkenalkan. Nama saya adalah Jo Anggara. Saya adalah pembisnis dari kota Jakarta yang akan membangun perusahaan di wilayah kampung ini. Dan saya, telah mengangkat keponakan bapak dan ibu yang bernama Clara, menjadi asisten pribadi saya sampai proyek pembangunan perusahaan yang saya bangun rampung dikerjakan. Saya harap bapak dan ibu mau mendukung keputusan Clara." ucap Jo menjelaskan dengan nada yang begitu lembut.
Bu Siti tidak tahan melihat pria yang ada di hadapannya saat ini. Di dalam hatinya, terus berkata bahwa pemuda itu sangat mirip dengan Jo anaknya.
"Ya Tuhan...! Kenapa kau mengirimkan seorang pria muda yang sangat mirip dengan putraku! Apakah ini sebagai balasan, untuk rasa rinduku yang sudah lama aku rasakan?" tanya ibu Siti meneteskan air matanya.
Jo yang melihat kesedihan ibu nya menjadi tidak tega. Tapi dia harus bertahan, demi keselamatan dari seluruh keluarganya.
Sedangkan pak Kades menatap heran kearah bu Siti.. Kira kira apa yang menyebabkan wanita tua itu menjadi menangis.
"Maaf Bu Siti! Kenapa ibu tiba-tiba menangis? Apakah ada sesuatu yang membuat ibu terluka?" tanya pak Kades menatap heran.
Mendengar pertanyaan dari pak Kades, pak Imran langsung tersenyum dan menjawab pertanyaan dari pria tersebut.
"Maaf pak Kades. Mungkin istri saya merasa sedih, setelah melihat kehadiran nak Jo. Jujur saja, jika nak Jo ini sangat mirip dengan almarhum putra kami yang sudah meninggal dunia. Dia juga memiliki nama depan yang sama seperti nak Jo. Bedanya, cuma nama belakangnya saja. Sedangkan wajah dan usianya. Juga memiliki kemiripan dengan almarhum putra Kami itu pak Kades." jelas pak Imran yang mengejutkan pak Kades dan juga Jo.
Ternyata benar tebakannya, jika kedua orang tuanya pasti dapat mengenali siapa dirinya.
Lalu Jo pun tersenyum sambil mengusap air mata yang menetes di pipi ibu Siti. Jo sangat mengerti akan perasaan yang kedua orang tua nya rasakan saat ini.
"Ibu Siti. Maaf, jika kehadiran saya telah membuat anda merasa bersedih. Tapi jika mau, ibu boleh memeluk tubuh saya. Sebagai pelampiasan rasa rindu ibu kepada almarhum putra ibu."
"Hiks... hiks.....! Terimakasih nak... Terimakasih."
Greppp.......
Dengan cepat bu Siti mendekap tubuh Jo dengan sangat erat. Sungguh, sebagai seorang ibu, ibu Siti mempunyai naluri yang begitu kuat. Dan dia merasa yakin. Bahwa pemuda yang ada di pelukannya saat ini, memang Jo putra kandungnya.
"Aku yakin jika kau memang putra ku Jo. Naluri ku tidak pernah salah, sekuat apapun kau bersandiwara, aku tetap mengetahui siapa kau sebenarnya nak. Baiklah! Untuk saat ini ibu tidak akan memaksa mu. Mungkin kau mempunyai alasan tersendiri mengapa harus menyembunyikan identitas mu yang asli. Tapi yang pasti, ibu tidak akan membiarkan mu pergi untuk saat ini Jo.. Biarkan ibu meluapkan rasa rindu ibu. Ibu mohon Jo." gumam ibu Siti di dalam hatinya.
Jo yang memeluk tubuh ibunya, diam diam telah meneteskan air mata. Tapi dia berusaha menghapus dan menahannya.
"Kuat Jo! Kau harus kuat. Ini Demi keselamatan mereka semua." batin Jo mengingatkan dirinya sendiri.
Setelah itu, Jo pun melerai pelukannya dan gantian memeluk pak Imran. Ya walaupun dia harus berbohong, setidaknya Jo telah berhasil bertemu dengan kedua orang tuanya dan memeluk tubuh kedua orang tuanya dengan erat.
Dari balik mobil. Clara dan Nadia meneteskan air mata, melihat apa yang kedua orang tuanya lakukan. Rasanya dada Clara begitu sesak.
Andai pria itu memang benar benar Jo Andreas. Pasti, Clara tanpa malu akan langsung menghambur memeluk pria tersebut. Dan Clara juga akan mengungkapkan isi hatinya yang sudah lama dia pendam.
Tapi, hal itu sangat tidak mungkin dia lakukan. Karena pria itu bukanlah Jo. Walaupun hati kecil Clara selalu berkata kalau dia adalah Jo. Jo Andreas.
"Terimakasih Tuhan! Karena engkau telah mengirimkan seorang pemuda yang memiliki kemiripan seperti Jo. Semoga dengan ini, rasa rindu paman dan bibi bisa terobati. Dan untuk mu Jo yang telah berada di surga. Aku akan selalu mencintai mu sampai kapanpun itu." doa Clara di dalam hatinya.
Setelah itu, Pak Imran dan bu Siti pun mempersilahkan tamunya untuk masuk ke dalam rumah mereka.
Jo merasa lega, ketika masuk ke dalam rumah kedua orang tuanya. Karena semenjak ada Clara di samping mereka. Kehidupan mereka menjadi lebih layak dari yang dulu.
"Terimakasih Clara! Aku janji akan membalas semua kebaikan mu ini. Aku akan menjadikan mu seorang wanita paling bahagia di dunia ini. Itulah janji ku untuk mu Clara." batin Jo tersenyum tipis.
.