NovelToon NovelToon
"My Love...." LILY

"My Love...." LILY

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / cintapertama / Pernikahan Kilat / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati
Popularitas:2.8k
Nilai: 5
Nama Author: mom fien

Aku membacanya di sebuah buku, bunga Lily memiliki pesona yang manis dan lugu, mungkin itulah yang membuat dia jatuh cinta padaku.
Lily biru memiliki arti kesetiaan dan kepercayaan, mungkin inilah yang menginspirasinya untuk selalu menungguku.

Takdir mempertemukannya dengan Reiner.
Lily dan Reiner saling mencintai, namun takdir juga yang memisahkan mereka.
"Apa salah kita Li, kita hanya jatuh cinta".
"Kamu dan aku tidak salah, yang salah adalah waktu, karena kita bertemu diwaktu yang salah".

Disaat itulah Leo datang mengobati Lily.
"Dulu kamu menungguku bertahun tahun untuk aku datang padamu, kali ini maafkan aku membuatmu menunggu lagi...."

Tiger Lily memberi makna kepercayaan diri.
Lily, I dare you to fall in love.
And, I dare you to love me.

Full of love from me,
Author

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mom fien, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 3: Kuliah dan Kerja

"Li nanti ada anak baru datang, dia anak kuliahan juga sama kaya kamu, nanti kalau dia ada kesulitan tolong dibantu ya Li", atasanku berkata kepadaku.

"Baik bu", aku menjawabnya.

Saat aku sedang melayani pengunjung, aku melihat sosok yang kukenal sedang membersihkan meja tidak jauh dari mejaku, ya orang itu adalah Reiner. Sepertinya sejauh ini Reiner tidak mengalami kesulitan apapun, jadi aku berencana akan menyapanya di jam istirahat saja.

"Hai Rei"

"Loh Li, kamu kerja disini juga ya", Reiner agak terkejut melihatku.

"Ya begitulah, aku lihat kamu sudah menyesuaikan diri dengan perkerjaan ini, apa ada pertanyaan? Ibu bos menitipkan kamu kepadaku untuk masa penyesuaian ini". Aku menjelaskan pada Reiner tentang tugasku.

"Terima kasih Li, nanti kalau butuh bantuan aku bilang ya" jawab Reiner.

"Kamu diganggu anak baru Li?", tanya Adi tiba-tiba datang disela pembicaraanku dengan Reiner.

"Santai bro", kata Reiner sambil pergi menjauh sambil melambaikan tangannya padaku.

"Dia temen kampus Di", jawabku.

Aku pergi menuju meja tempat makan siang rekan-rekanku yang lain, diikuti oleh Adi dibelakangku.

Hari-hariku kulalui seperti biasa antara kampus dan part time. Kadang aku melihat Reiner di kampus, ia sering terlihat merokok di kantin kampus bersama teman-temannya. Kami hanya memiliki kesamaan di 1 kelas saja, jadi kami jarang berinteraksi. Begitu pula saat kerja part time, kami hanya menyapa seperlunya saja dan berlalu begitu saja.

Hingga suatu malam sepulang kerja, biasanya aku akan naik ojek sampai depan kost, karena masih agak lapar jadi aku memutuskan untuk membeli makanan di warung tidak jauh dari kost. Saat berjalan pulang ke kost aku merasa diikuti oleh beberapa pemuda, karena takut aku sengaja berjalan menuju ke arah minimarket terdekat.

Tuhan sungguh mendengar doaku, di dalam minimarket kulihat Reiner sedang membeli rokok. Kedekati Reiner dan berkata pelan,

"Rei tolong aku, ada orang yang mengikutiku".

Reiner melihat kearah keluar minimarket mencari orang-orang yang kumaksud.

"Yang mana orangnya", tanya Reiner.

Aku ikut melihat mencari apa mereka masih ada diluar menungguku. Ternyata diluar tidak ada orang-orang mencurigakan yang mirip dengan mereka yang tadi mengikutiku.

"Aku juga ga tau mereka menghilang kemana", kataku sambil terus berdiri disamping Reiner.

"Apa kamu mau aku antar pulang?", tanya Reiner.

"Kost ku ga jauh dari sini, tapi kalau mereka jadi tau kostku bagaimana, aku takut Rei".

Lalu aku berkata lagi, "Boleh tunggu aku bentar Rei, aku mau telepon temanku mau ke kost temanku dulu untuk sementara".

Reiner menganggukan kepalanya mengiyakan.

Kucoba menelepon beberapa teman dekatku, cuma karena sudah hampir jam 12 malam tidak ada yang mengangkat teleponku.

Mungkin Reiner iba melihatku panik, ia berkata,

"Apartemenku tidak jauh dari sini, apa kamu mau menenangkan diri dulu disana sebentar, baru nanti kuantar pulang".

Aku tidak melihat pilihan lain untuk saat ini, jadi aku mengiyakan ajakan Reiner.

Apartemen Reiner ternyata berada di pinggir jalan raya, hanya berbeda beberapa gedung dari minimarket. Sedangkan kostku, berada di gang belakang tidak jauh dari apartemennya. Saat aku masuk ke dalam apartemen nya, ruangannya terlihat cukup luas, memiliki 2 kamar dan dengan interior yang menarik, tidak sesuai dengan gaji part time pelayan cafe.

Akupun bertanya, "Ini apartemen kamu Rei?".

"Bukan punya aku, punya orangtuaku", jawab Reiner.

"Maaf aku cuma punya air mineral" katanya sambil menyerahkan segelas air padaku.

"Ya terima kasih Rei".

Reiner keluar kearah balkon apartemen lalu merokok. Sedangkan aku duduk di ruang tamunya menenangkan diri sebentar.

Kulihat jam dinding sudah jam 12.30 malam.

"Rei, terima kasih untuk tumpangannya, aku pamit pulang dulu".

"Aku antar aja Li, ini sudah terlalu malam", jawab Reiner.

"Apa ga apa apa Rei?".

"Ya, santai aja Li".

Aku sangat berterima kasih padanya, karena sebenarnya aku masih merasa sedikit takut untuk malam ini.

Kami berjalan tanpa banyak mengobrol.

"Ini kostku Rei, terima kasih banyak".

"Sama-sama Li, bye Li" pamit Reiner.

Di tempat kerja, saat jam istirahat Reiner menghampiriku.

"Apa hari ini ada yang akan mengantarmu pulang?", tanya Reiner.

"Ga ada, ga apa apa Rei, aku sudah tidak takut lagi", jawabku.

"Aku rasa sebaiknya kamu tidak pulang sendiri dulu beberapa hari ini", kata Reiner kepadaku. Lalu Reiner pergi berlalu untuk makan siang.

Saat cafe sudah tutup, aku seperti biasa segera memesan ojek onlineku. Saat aku menunggu ojek datang, Reiner menghampiriku,

"Untuk 3 hari ini aku akan mengikuti ojekmu dibelakang ya", kata Reiner.

"Tidak perlu Rei, aku ga apa apa", jawabku.

Lalu Adi juga datang menghampiriku,

"Lily kuantar pulang ya Li".

"Terima kasih Di, itu ojekku sudah datang".

Aku pulang ke kost dengan ojek pesananku. Saat turun depan kost kulihat motor Reiner berada tidak jauh dari depan gangku, lalu ia pergi begitu saja setelah melihatku turun depan kost.

Seperti kata Reiner sebelumnya, ia melakukan ini selama 3 hari berturut turut.

Seminggu sekali aku memiliki kelas yang sama dengan Reiner. Hari ini aku sengaja mencari sosok Reiner untuk duduk disampingnya.

"Rei, terima kasih untuk 3 hari kemarin", kataku kepada Reiner.

Reiner hanya menganggukkan kepalanya.

"Rei aku merasa tidak enak, aku juga belum belum berterima kasih saat kejadian di minimarket yang lalu itu", aku melanjutkan pembicaraan, tetapi Reiner tetap tidak merespon ucapanku.

"Bagaimana jika aku membelikanmu makan siang atau kopi mungkin, kamu mau yang mana?".

"Kita tidak perlu makan bareng, kamu hanya perlu mengatakan suka yang mana dan aku akan membelikannya", cerocosku.

Lalu akhirnya Reiner melihat kearahku dan berkata,

"Kalau catatanmu selama semester ini bagaimana? Aku suka mengantuk kalau di kelas".

"Kamu mau pinjam catatanku?", tanyaku.

"Ya, akan kufoto copy lalu kukembalikan saat di tempat kerja", jawab Reiner.

"Baiklah".

...----------------...

POV Reiner:

"Akhhhh sial, mana cukup uang makan yang mama berikan untukku bersenang-senang". Kataku berbicara sendiri di apartemen yang mama telah sediakan untuk aku tempati selama kuliah.

Aku sudah beberapa kali menolak ajakan temanku datang ke klub karena tidak cukup uang.

Akhirnya aku memohon pada mama untuk membolehkanku bekerja di salah satu cafe tidak jauh dari kampusku. Aku rasa dalam hati mama mungkin senang mendengar permohonanku. Tetapi mama mempunyai syarat yaitu tidak ada perlakuan khusus dan tidak ada yang boleh tau aku anaknya, hanya manajerku saja yang tau tentang hal ini.

Di hari pertamaku, aku dikejutkan dengan Lily, aku tidak menyangka akan bertemu dengannya selain di kelas.

Saat jam istirahat kadang aku mendengar rekan rekan kerjaku membicarakan Lily. Ya, Lily memang lumayan cantik, tidak heran mereka membicarakannya, salah satu rekan kerjaku juga secara terang-terangan mendekati Lily.

Hingga suatu malam, aku bertemu Lily di minimarket, dia terlihat ketakutan, aku merasa iba padanya, menawarkan pertolongan. Begitu juga dengan beberapa hari setelahnya. Tidak heran jika perempuan pulang sendiri ditengah malam suka ada iseng yang menganggu, apalagi dengan wajah Lily yang lumayan.

Dia berterima kasih dengan menawarkan makanan atau minuman, dalam hati aku berkata, dia sepertinya bekerja untuk kebutuhan sehari-hari melihat dari kostnya yang terletak di gang dan penampilannya yang sederhana, aku pun menolak tawarannya. Tetapi dia tetap memaksaku karena merasa tidak enak. Akhirnya aku meminta catatannya saja, kupikir itu win win solution bagi kami berdua.

Aku melihat Lily suka menggambar kecil di sudut bagian bawah kertasnya. Jika kupercepat saat membuka tiap halamannya, maka gambar itu akan bergerak. Sungguh Lily adalah perempuan yang menarik.

1
Whyro Sablenk
mkch thor...
crtnya bagus, ending-nya bikin nyesek, harusnya bikin ending mereka bs bersama lg thor...
fien: endingnya diambil dari kisah nyata ditambahkan bumbu2 menjadi karya fiksi kak 🥰
terima kasih kak untuk dukungannya.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!