Penjara CEO Dingin

Penjara CEO Dingin

Kanaya Adisti

Kanaya Adisti, gadis cantik pintar dan energik ia menjadi mahasiswa terbaik di tempatnya kuliah dengan kepintarannya ia menjadi kebanggaan kampus tempat ia mengenyam pendidikan.

Dengan kepintarannya ia mendapat beasiswa untuk terus melanjutkan pendidikan tanpa harus memikirkan biaya.

Kanaya berasal dari keluarga yang sederhana dan berkecukupan, sang Ayah memiliki toko bunga dan juga pengusaha tanaman hias.

Dengan beberapa bidang tanah yang di kelolanya dan ditanami berbagai tanaman hias dan beberapa bunga untuk menghidupi keluarga kecilnya.

Kanaya memiliki seorang Kakak perempuan dan saudara laki-laki dari sang Ibu sambung Ayahnya menikah kembali saat ia masih berusia satu tahun, Ibu kandung Kanaya meninggal saat melahirkan dirinya.

Beruntung Ibu sambung Kanaya sangat menyayanginya begitu juga dengan kedua saudara tirinya terutama Arga saudara laki-lakinya yang tulus menyayangi dan selalu memanjakan Kanaya.

Pagi ini seperti biasa Kanaya bersiap untuk pergi kuliah.

" Naya...ayo sarapan dulu nak!" panggil Irma sang Ibu dari lantai bawah .

" Iya Bu, sebentar lagi Naya turun"

Kanaya melihat pantulan dirinya di cermin ia merapikan baju dan yang ia kenakan dan rambutnya yang ia biarkan tergerai begitu saja.

Setelah merasa cukup rapi ia pun bergegas keluar dari kamar menuju lantai bawah dimana Ayah, Ibu dan Kak Arga sedang sarapan.

" Pagi semuanya!" ucap Kanaya sembari menarik kursi untuk ia duduk di samping Arga

" Pagi Nay" jawab Arga.

Irma mengambilkan nasi goreng buatannya ke piring yang Naya asongkan

" Makasih Bu"

" Iya sayang"

Naya nampak lahap menikmati sarapannya bersama yang lain namun ada yang kurang kembali terjadi pagi itu seperti pagi-pagi sebelumnya.

" Kak Yola , gak pulang lagi Bu?" tanya Kanaya menatap sang Ibu yang nampak terdiam

" Sudah, kau jangan tanyakan lagi tentang Kakak perempuan mu itu , kau makan saja habiskan sarapannya" ucap Arga.

" Tapi Kak, Naya sangat mencemaskan Kak Yola, sudah beberapa hari ini ia tak pulang-pulang, Ayah dan Ibu juga sangat cemas pastinya Kak" tukas Kanaya.

" Naya, sudah nak kau jangan ikut mencemaskan Kakakmu itu, kau fokus saja belajar " ucap Hadi sang Ayah.

" Tapi Yah..."

" Naya, sudah sayang Ayahmu benar cepat selesaikan sarapanmu, nanti kau bisa terlambat ke kampus, tidak apa-apa Ibu dan Ayah baik-baik saja jangan terlalu mencemaskan kami" timpah Irma.

" Huuhpp...kalian ini selalu saja begini kalau aku tanya tentang Kak Yola"

Kanaya menggigit bibir nya dengan kesal karena keluarganya selalu menutupi keberadaan Yola .

Arga yang melihat raut wajah Kanaya seperti itupun mencoba untuk memecah situasi tak mengenakan itu

" Aduuuh...duhh..duhh... Pipi bapau nya tambah mengembang enak nih kalau di cubit" ucap Arga dengan memegangi kedua pipi Kanaya

" Aww...Kak Arga, sakit tahu!"

" Habisnya pipi kamu gemesin"

" Tapi kan bukan untuk Kak Arga tarik-tarik gitu , gara-gara Kakak, make up pasti luntur lagi"

" Bodo amat, siapa suruh cemberut "

" Iihh...Kakak"

" Makan , ayo makan habiskan sarapanmu " Arga menyedok nasi dan menyuapi Kanaya yang kesal namun tak urung juga ia menerima suapan Arga.

Irma dan Hadi nampak tersenyum bahagia melihat kehangatan Arga dan Kanaya, meskipun dalam hati keduanya begitu cemas akan Yola.

☘️☘️☘️

Setibanya di Kampus Kanaya langsung menuju ruang kampus dimana sebentar lagi pembelajaran akan dimulai.

Kanaya berencana ingin menjadi seorang desainer interior atau arsitektur ia sangat suka sekali mendesain rumah ataupun gedung beberapa kali ia juga berkesempatan mengikuti seminar ataupun acara-acara berbagai pameran ia ikuti sebagai perwakilan dari kampus.

Tahun ini Kanaya bisa lulus kuliah dan bekerja di perusahaan yang telah memintanya untuk bergabung setelah melihat kemampuan dan kepintaran dirinya.

" Pagi Nay!"

Sapa Luna sahabat Kanaya

" Pagi Lun"

" Kenapa sih Lo, gue perhatiin daritadi Lo lebih banyak bengong" tanya Luna

" Gak, gak ada apa-apa "

" Jangan boong deh sama gue Nay, gue kenal Lo itu dah lama , gue tahu Lo pasti lagi ada problem" ucap Luna.

Kanaya tersenyum mendengar penuturan Luna

" Lo, bener Lun, gue lagi mikirin Kak Yola"

" Kak Yola? Emang kenapa lagi dia Nay? Apa dia gak pulang lagi ?"

Kanaya mengangguk dengan ucapan Luna yang benar adanya.

" Nay, kenapa Lo gak coba tanya kemana dan kenapa dia jarang pulang itu ke Kak Yola"

" Eh Lo itu aneh tahu gak?

" Aneh? Aneh apanya ? Gue kan cuma ngasih saran?"

" Ya elah, Luna, kalau gue bisa tanya Kak Yola ngapain gue pusing mikirin dia? Kan dianya gak ada dodol,gue harus tanya siapa tanya setan?"

" OMG...kok gue , jadi telmi gini ya?"

"Hahahaha....baru nyadar Lo, dasar "

Kanaya terbahak-bahak dengan tingkah Luna yang memang terkadang nyeleneh

" Tapi karena gue, Lo jadi ketawa kan?"

" Eh...apaan sih Lo ...tapi emang beneran Lo bikin gue terhibur "

Kanaya memeluk Luna dengan perasaan senang begitu juga dengan Luna , tanpa di duga keduanya Dandy dan teman-temannya datang menghampiri keduanya.

" Wow...so sweet banget sih kalian pagi-pagi gini"

" Eh Lo Dan, ngapain sih pagi-pagi gini jangan bikin rusuh deh Kanaya lagi bete tahu gak? Jadi jangan bikin dia tambah bete lagi" ucap Luna.

" Memangnya kenapa Bidadariku ini? ayo bilang aja nanti aku hajar tuh yang bikin bidadariku bete kayak gini" ucap Dandy yang sudah lama menyukai Kanaya.

" Udah deh Dan, jangan mulai lagi aku lagi gak mood" Kanaya dengan wajah kembali suntuk dan memilih untuk menghindari Dandy yang selalu berusaha mendekatinya.

" Sayang, jangan ngomong gitu dong, Ayo ikut sama aku aja di jamin kamu pasti happy"

Dandy menarik tangan Kanaya sampai gadis itu beranjak dari duduknya.

" Aww...lepasin tangan aku Dan, sakit!"

" Hey, Dandy Lo jangan keterlaluan gitu dong Sama Naya!" bentak Luna

" Apaan sih Lo, berisik banget jadi cewek " tukas Dandy pada Luna

" Bodo amat Lo lepasin tangan sahabat gue atau gue teriak , biar semua orang datang semua gebukin Lo karena Lo dah kasar sama Naya, Lo tahu kan secara Naya kebanggaan kampus kita jadi Lo pikir aja sendiri apa akibatnya jika Lo nyakitin dia!"

Perlahan Dandy melepaskan tangan Kanaya yang kemudian meninggalkan dirinya dan pergi bersama Luna.

" Sialan , cewek itu makin lama makin berani aja sama Lo Dan" ucap teman Dandy

Tangan Dandy mengepal dengan kuat mendengar perkataan Jodi sahabatnya itu.

" Gue, dengan cara apapun harus bisa dapetin Kanaya dia cinta mati gue" gumam Dandy

" Lo harus berjuan bro, berat usaha Lo dia gak suka sama Lo"

" Gua gak peduli, apapun caranya Kanaya harus jadi milik gue!!!"

" Parah Lo ,Dan rupanya Lo dah cinta mati sama tuh cewek "

Dandy hanya tersenyum kecut menanggapi perkataan Jodi.

Terpopuler

Comments

lena

lena

nyimak dulu ya Thor

2024-06-02

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!