NovelToon NovelToon
Calon TUMBAL

Calon TUMBAL

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / spiritual / matabatin / Horror Thriller-Horror / Iblis
Popularitas:19.2k
Nilai: 5
Nama Author: Ratna Jumillah

"Kamu spesial, Jingga.. Kalo ada yang nanya wetonmu, jangan di kasih tau ya, nak."

"Kenapa, uti?"

"Karena mereka bisa menyakitimu, lewat hari lahirmu.
Weton kelahiran itu ibarat senjata mematikan bagi orang jahat yang mau berbuat jahat padamu, maka dari itu jangan beritahukan wetonmu pada sembarang orang!"

Jingga, memiliki nama panjang Radenaruna Jingga. adalah gadis spesial yang menjadi incaran makhluk ghoib. Dia lahir di detik - detik kematian ibunya, dan hal itu menjadikan dia memiliki kemampuan melihat hantu dan berkomunikasi dengan mereka (Indigo).

Sampai suatu hari dia di adopsi oleh majikan mendiang ayahnya saat akan menginjak SMP dan ikut tinggal di Jakarta. Dia mendapati kejanggalan dan keanehan di rumah orang tua angkatnya itu. Banyak Arwah - arwah yang menangis meminta tolong dan ada juga yang selalu mengganggu Jingga!

Apa sebenarnya yang terjadi di rumah itu?? Misteri apa yang tidak di ketahui oleh Jingga??

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ratna Jumillah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

EPS. 18. Kamar Raka.

Jingga sampai di lantai dua yang juga tak kalah bagusnya dengan yang di bawah, tapi di sana ada banyak pintu yang Jingga tidak tahu apa saja isi di balik pintu itu, dan ada tangga lagi menuju ke atas. Delima membuka satu pintu yang berada di urutan nomor dua dan terdengar musik yang sangat keras.

"Ya ampun, abang!!" Delima langsung masuk dan mematikan musik di kamar itu.

Jingga belum berani masuk dan masih hanya berdiri melihat pemandangan kamar yang sangat bagus bernuansa biru navy dan biru muda dari luar.

"Jingga, masuk nak." Panggil Delima.

"Iya, Assalamualaikum.." Jingga, mulai melangkah masuk kedalam kamar yang begitu besar itu. Bahkan kamar itu dengan rumah Jingga di kampung saja masih lebih besar kamar itu.

"Jingga, ini kamar kamu. Kamu istirahat saja, ya. Kalo kamu mau mandi, kamar mandi nya di sana, pintu putih itu." Tunjuk Delima kearah pintu putih.

"Iya bu." Sahut Delima.

"Mama dong, nak.." Koreksi Delima.

"Oh, lupa.. Iya ma." Sahut Jingga, dengan senyum canggung.

Lalu muncul Raka di ambang pintu dengan wajah frustasinya, Delima pun tersenyum melihat itu.

"Ya udah mama keluar dulu.. capek, mau istirahat juga. Kalo kamu butuh apa - apa, tanya bang Raka aja, ya nak?" Ujar Delima, Jingga hanya mengangguk tanpa tahu artinya.

Delima menepuk bahu Raka yang berwajah protes lalu pergi turun ke bawah. Jingga yang melihat Raka masuk kedalam kamar itu pun bingung, apalagi saat Raka menutup pintu kamar nya.

"Bang Raka ngapain di sini?" Tanya Jingga.

"Salah ngomong, lu. Harusnya gue yang nanya, ngapain lu disini?" Ujar Raka, Jingga pun bingung.

"Katanya mama ini kamar Jingga." Sahut Jingga.

"Jingga - Jingga, nggak sekalian orens!? Udah gede masih nyebut diri sendiri pake nama, ck." Raka lalu membanting dirinya di ranjang dengan kesal.

Jingga yang melihat Raka malah tiduran di ranjang pun makin kebingungan, ia menggaruk kepalanya sambil menggumam dalam hati.

'Kenapa dia malah rebahan di ranjang, kan katanya mama ini kamarku.' Batin Jingga.

"Jangan ngeliat gue terus, bisa!?" Ujar Raka tiba - tiba membuka mata.

"Jingga nggak ngeliat abang." Sahut Jingga polos, memang nyata nya dia tidak memandangi Raka.

Raka yang frustasi lalu duduk di kasur dan menatap Jingga yang masih setia berdiri di ujung ranjang dengan tas usang nya. Mimpi apa dirinya semalam, malah di suruh tinggal sekamar dengan anak perempuan, sudah begitu kampungan pula.

"Ini sebenernya kamar gue, mama bilang lu tidur di sini sama gue, sekamar." Ujar Raka menjelaskan.

"Hah!? Nggak mau bang!" Jingga spontan terkejut dan menolak.

"Hah - heh hah - heh. Lu kira gue mau tidur sekamar sama elu? Kalo lu cowok masih mending." Ujar Raka.

"Jingga cari mama dulu." Ujar Jingga, tapi Raka melarang.

"Jangan! Mama udah istirahat, gak liat ini jam berapa!?" Cegah Raka, Jingga pun terhenti dan melihat jam, ternyata sudah jam 12 malam.

"Terus Jingga tidur di mana?" Tanya Jingga polos.

"Sofa, noh!" Tunjuk Raka dengan dagu nya.

"Boleh??" Tanya Jingga.

"Ya boleh, emang lu mau tidur di mana? Di ranjang sama gue? Jangan ngarep!" Ujar Raka ketus.

'Galak banget.' Batin Jingga.

"Makasih, bang." Ujar Jingga, ia lantas berjalan menuju sofa yang terlihat empuk dan nyaman.

Sofa itu bahkan lebih empuk dari pada kasur nya Jingga di kampung, perlahan Jingga meletakan tas usang berisi pakaian nya di lantai dan duduk di sofa.

'MasyaAllah, empuk banget sofa nya.' Batin Jingga mengagumi sofa yang ia duduki.

Sampai tiba - tiba sebuah bantal menghantam wajah nya hingga Jingga terkejut.

"ASTAGHFIRULLAH!" Jingga langsung bangun.

"Biasa aja nggak usah teriak. Pake tuh bantal, terus jangan berisik, gue mau tidur." Ujar Raka, lalu ia menyelimuti dirinya dengan selimut.

Jingga hanya mengusap dada saja melihat itu, dia sadar posisinya di rumah itu. Jingga pun meletakan bantal yang di lempar Raka tadi di sofa, lalu perlahan ia merebahkan dirinya di sofa. Sangat nyaman, dan lagi - lagi Jingga terkejut saat tiba - tiba lampu kamar itu mati.

"Gelap.." Gumam Jingga.

"Berisik, gue mau tidur." Ujar Raka.

"Maaf, bang." Ujar Jingga.

Jingga tidak suka gelap, walau di kampung pencahayaan nya minim tapi setidaknya masih ada cahaya dari lampu kecil. Sedangkan di kamar Raka sekarang benar - benar remang - remang sampai Jingga tak bisa melihat dengan jelas di mana Raka berada.

Jingga membuka tas nya dengan pelan lalu mengeluarkan kain jarit milik uti nya, ia lantas merebahkan diri dan berselimutkan kain jarit itu. Tapi sayang nya Jingga tak bisa tidur begitu saja, bagaimanapun itu adalah tempat asing baginya.

'Uti.. Jingga di rumah ibu Delima. Uti sedang apa di sana..' Batin Jingga.

Jingga menciumi kain jarit milik utinya yang masih berbau khas aroma kamar utinya, dan perlahan rasa kantuk pun datang. Jingga akhirnya perlahan terlelap setelah beberapa jam tidak bisa tidur.

Detik jam terus berlalu, tiba - tiba saja Jingga terganggu dengan suara seperti orang berjalan tapi menyeret kakinya di lantai. Lantai kamar Raka terbuat dari kayu, sehingga saat ada orang berjalan maka akan terdengar langkah nya.

"SREK!"

"SREK!"

Jingga mendengar suara aneh dan ia mengernyit dari tidurnya lalu perlahan membuka matanya. Jingga melihat seperti seseorang yang sedang berjalan menyeret kakinya dan membelakangi dirinya.

"Bang Raka." Panggil nya, tapi orang yang berjalan itu tak menyahut bahkan tak berhenti.

Jingga terus memperhatikan nya kemana sosok tadi berjalan, dan alangkah terkejutnya Jingga saat orang itu berjalan menembus dinding dan menghilang.

'Astaghfirullah, apa itu tadi?' Batin Jingga.

Jingga tak melihat dengan jelas jam dinding yang terpasang di kamar itu, karena gelap. Tapi samar - samar terdengar suara Adzan subuh yang terdengar dari kamar Raka, Jingga pun bangun dari duduk nya dan dengan pandangan gelap dia berjalan menuju ke kamar mandi.

"CKLEK!" Jingga menyalakan lampu kamar mandi dan mencari keran untuk berwudhu.

"Ini gimana cara nyalain nya?" Gumam Jingga, ia tak tahu bagaimana cara menyalakan shower kamar mandi.

Jingga memegang gagang shower kamar mandi itu dengan tatapan kebingungan, ada tiga tuas di sana dan dia tidak tahu yang mana tuas yang harus dia putar, bagaimanapun dia biasanya menimba di sumur.

"Ngapain lu?" Tiba - tiba Raka berdiri di belakang Jingga sampai Jingga spontan menjatuhkan shower ke lantai.

Suara besar khas bangun tidur di tambah rambut Raka yang sedikit gondrong itu acak - acakan, Raka terlihat mengerikan. Apalagi wajah dingin nya masih wajah bantal bangun tidur, suram.

"Bang Raka, kaget aku." Ujar Jingga sambil mengelus dada.

"Mau ngapain gue tanya." Ujar Raka lagi, masih dengan suara dingin.

"Mau wudhu bang, tapi nggak tahu cara nyalain air nya." Ujar Jingga.

"Seriously? Emang di rumah lu nggak pake beginian?" Tanya Raka, tangan nya sambil menyalakan tuas shower.

"Dirumahku harus nimba dulu di sumur, bang." Sahut Jingga.

"Cepetan, gue mau berak." Ujar Raka, lalu dia keluar dari kamar mandi.

"Makasih, bang Raka." Ujar Jingga, tapi Raka tak menggubris.

Jingga tersenyum karena walau Raka cuek, tapi Raka mau membantunya membuka tuas air. Sementara itu Raka menunggu di luar sambil bergumam sendiri tentang Jingga.

"Nimba di sumur? Emang dia berasal dari pedalaman mana?" Gumam Raka.

Dan akhirnya setelah Jingga selesai berwudhu, Jingga pun keluar dan Raka menatapnya dengan tatapan aneh.

"Wudhu apa mandi lu? Lama banget." Ujar Raka.

"Bang Raka sakit kaki?" Jingga malah balik bertanya.

"Di tanya malah balik tanya." Ujar Raka lalu masuk ke kamar mandi.

Jingga memperhatikan cara jalan Raka, dan sepertinya Raka tidak pincang sama sekali..

"Jadi yang tadi jalan pincang - pincang siapa?" Gumam Jingga dengan terheran - heran.

BERSAMBUNG..

1
Susilawati
apa mungkin yg di cari Bu delima keris milik nenek Rumi ya.
nah kan pada akhirnya si pelaku pesugihan juga di serang sama hantu nya
jingga beneran harus berhati2 nih, dan semoga aja ayah nya Ilham bisa bantu jingga.
YNa Msa
Karena ke Seringan d kasih Tumbal Jadi ketagihan Kunkun Merah Ny
YNa Msa
Nagih karena Tumbal Ny Telat,, knp ga Buah Delima Sendiri yg d Ambil
Susilawati
Tuh kan benar ortu nya Raka melakukan pesugihan dan jingga calon tumbal nya, jgn2 nanti bakalan di jadi kan penganten nya si gendoruwo dan Raka lah yg jadi titisan si gendoruwo nya, maka nya jingga di suruh satu kamar sama Raka.

Selamat hari raya Iduk Adha Thor, mohon maaf lahir batin 🙏
Ratna Jumillah: Selamat hari raya idul Adha juga, kak.. 🙏🏻😁
total 1 replies
Susilawati
jingga kan bisa ngaji, sering2 bawa ngaji/baca doa biar hantu2 nya pada takut mendekati jingga.
icha amelia
selamat idul adha
Ratna Jumillah: Selamat Idul Adha juga kak..
total 1 replies
lellytasya
k crazy up dong pokoknya love,,,, love,,,,lah
Ratna Jumillah: Akan Othor usahakan ya kak.. 😊💪🏼
total 1 replies
YNa Msa
buah Delima pura" baik x sm Jingga karena Mau d Jadikan Calon Tumbal
Susilawati
apa yg terjadi sama pengasuh Riki yg dulu, kenapa di ganti, mungkin kah juga sdh jadi tumbal.
itu yg gigit jingga pasti si Kunti merah yg masuk ke tubuh nya Riki.
icha amelia
mudah2an besok pagi atau siang up lg thor
Ratna Jumillah: Othor up tiap hari kak, cuma karena othor nya lagi sibuk banget jadi up nya mundur ke jam - jam malem. 😁

makasih udah setia nungguin kak.. 😊
total 1 replies
lellytasya
ok
Susilawati
Raka mulai peka kayak nya nih.

next thor
Susilawati
ada apa dgn paman nya Ika, apa dia juga bisa merasakan kehadiran makhluk2 tak kasat mata kayak jingga.
Ratna Jumillah: Kebanyakan kalo orang desa punya kemampuan khusus kak. 😁
total 1 replies
Susilawati
ngeri ah rasanya nginep di hotel yg banyak hantu nya hiiii seram.
Susilawati
kalo memang sdh takdirnya putri meninggal di usia muda mau bagaimana lagi.
jingga coba lah utk berteman dgn yg lain nya.
Susilawati
jgn2 tuh lukisan emang hidup hiiiiii
YNa Msa
Meninggal juga putri, kasian
Susilawati
penasaran itu keris milik siapa, dan apa mungkin ada hubungan nya sama kemampuan jingga ngelihat hantu
YNa Msa
Sukur lah putri Selamat
Susilawati
hiii serem, sekarang makhluk2 astral nya makin gencar menampakkan diri.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!