NovelToon NovelToon
TEROR SEKOLAH

TEROR SEKOLAH

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / spiritual / Kutukan / Kumpulan Cerita Horror / hantu / Roh Supernatural
Popularitas:2.6k
Nilai: 5
Nama Author: Sefty A. E.

Dalang di balik teror sekolah akhirnya diketahui Jefri dan Mira. Untuk mendapatkan bukti, mereka mencurigai semua orang terdekat dan menganggap mereka terlibat dengan pelaku utama.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sefty A. E., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chap 29

Dalam hati Jefri menggerutu. Dasar bermuka dua.

"Setidaknya gue jujur di depan orangnya langsung."

Muka Juan pura-pura tidak mengerti maksudnya.

"Lo yang pertama curhat gak mau Mira ikut mereka," balas Jefri tersenyum sungging.

"Ngeri bet sodaraan sama Jefri, njir." Kalau gini sih mending Surya bangga jadi anak tunggal meski gak kaya-kaya amat. Ketimbang tiap hari terima kalimat-kalimat sindiran. "Sudah, sudah. Jangan rebutan aku."

"Najis!" Pacarnya sendiri bahkan langsung menampol badan Surya. "Terus sekarang Mira mana? Awan gak ada juga."

"Mereka lagi nge-date," tandas Jefri.

"Ngapain?" Bukankah Mira gamon dari Mirza dan Awan belum pacaran sama Putri? Benak Dewi mau bilang begitu tapi takut kena semprot sepupu-sepupunya.

"Ngapain lagi. Awan pasti ngerayain Mira yang gak jadi minggat," jawab Surya sudah ketebak tujuan Awan.

Bocah tengil itu pasti bersenang-senang keluar bersama Mira tanpa aturan-aturan dari Jefri dan Juan. Mereka berdua saja tidak mengajak yang lain. Seenggaknya Awan sekarang sudah bisa menjaga Mira dan Mira mampu membatasi diri.

**

Dua jam yang lalu

Brakk!

Bunyi bagasi belakang mobil ditutup. Rudi berbalik, Hana tengah berpamitan dengan keluarga kecilnya.

Hana memeluk Mira, mengelus rambutnya dengan lembut. "Jaga kesehatan... Jangan sakit. Makan yang teratur. Belajar yang giat."

Mira menganggukkan kepala. "Mama juga."

Selepas peluk Mira, Hana dan Ratih berpelukan erat.

"Mba, saya titip Mira di sini."

"Iya. Tenang aja. Mira udah aku anggap anak sendiri.

Kamu di sana sehat selalu ya."

"Mba juga." Hana tak lupa memeluk lelaki yang seperti putra sekaligus kakak Mira. "Maaf kali ini ngerepotin kamu lagi, Jefri. Tolong bantu Mira seperti biasa."

Jefri hanya mengangguk paham.

"Mamaaa!" Awan memeluk Hana padahal belum melepas pelukannya pada Jefri. Jadilah mereka bertiga berpelukan.

Jefri sekilas lihat Rudi tapi segera buang muka ke arah lain.

"Nanti kirim alamat, secepatnya kita main ke sana."

"Kita bahkan gak tau kapan bisa libur panjang," imbuh Mira agar tidak memberi harapan palsu ke ibunya.

Tidak mau sendirian Ratih lantas ikut memeluk mereka bertiga. "Sedih banget deh."

"Bunda jangan lebay, Bun." Jefri acuh seperti biasa.

"Bunda gak lebay. Emang beneran sedih tau," ucap Ratih.

Dalam hati Jefri menjawab, ya jelas sedih. Siapa yang bantu mengurus rumah jika Hana tak ada? Mereka bertiga sangat bandel. Cuci piring saja pasti ada yang pecah, entah gelas atau piring.

Mira melirik Jefri. Pria itu terlihat gagah dari luar tapi menyapu serumah saja lama sekali seperti menyapu istana.

Awan mengamati mereka berdua adu pandang lama. Mampus, umpatnya dalam hati baru sadar jika peraturan di rumah mereka yang termuda harus mau disuruh. Tidak, peraturan itu seharusnya tidak ada. Tapi semalam baru disepakati. Sial sekali hidupnya.

Rudi tak ingin mengganggu waktu dan momen mereka berempat. Hana segera menarik diri dan melambaikan tangan.

Jefri memegang bahu Awan. "Di belakang banyak cucian piring abis nyuguhin Pak Rudi. Cuci yang bersih, dilap sampe kinclong, jangan ada yang bau amis apalagi bau sabun." Dia lantas masuk rumah sambil mengantongi tangan ke saku celananya.

"Bajingan, dia pikir gue babu. Okay gue lakuin sekarang juga!" Awan menggulung lengan panjang kaosnya sesiku dan bergerak masuk rumah.

"Hati-hati, ya!" seru Ratih.

Hana tersenyum pada Ratih sebelum masuk mobil. la hendak masuk juga namun berhenti sesaat ketika Mira mengatakan sesuatu.

"Gak pamit sama saya, Pak?" Butuh keberanian dalam diri Mira mengajukan pertanyaan pada Rudi yang mau masuk mobil padahal belum pamit secara langsung.

Ratih terus berjalan seolah memberi mereka ruang bicara. Mira yang menghampiri Rudi terlebih dahulu.

Wajahnya yang mirip Ridwan sedikit memudahkan Mira untuk menerima kehadirannya.

Rudi bingung harus pamit bagaimana lagi. Dia sudah bilang di dalam rumah. Bola matanya bergerak lirik kanan dan kiri mencari kalimat "pamit" yang dimaksud.

"Tangan."

Rudi mengulurkan tangan kanannya sukarela meski tidak tahu tujuannya.

"Dibuka."

Telapak tangan Rudi lantas terbuka lebar menuruti perkataan Mira.

Mira memberi gelang yang diberikan ayahnya saat SD. Setelah lulus SD tidak pernah dipakai lagi karena kekecilan. Sebagai rasa hormatnya Mira menyimpan dengan baik hingga kini.

"Ayah saya, Om Alfian, yang kasih ini dulu. Simpan, Pak."

Rudi mengenyitkan alis belum paham.

"Saya udah jaga ayah saya selama ini. Sekarang Pak Rudi jaga mama. Bukan berarti saya gak ikut, saya gak tau apa-apa."

Mira sangat sedih harus berpisah dengan ibunya yang sejak kecil menemani, sekarang memilih pria lain untuk hidup bersama. Lantas siapa yang harus Mira percaya untuk menjaga Ratih selain Rudi. Tak ada orang lain, hanya Rudi yang berada di sisinya.

Rudi menggenggam benda emas di tangannya seraya tersenyum tulus. Putrinya tinggi dan tumbuh sangat cantik, tanpanya.

"Kamu mudah memahami orang lain, persis seperti Alfian."

Mira menahan air mata ketika nama ayah yang sudah membesarkannya disebut. "Mungkin karena lama tinggal bareng jadi sifatnya ada yang turun ke saya," kekehnya berusaha tegar.

Hana dapat melihat dan mendengar pembicaraan mereka sampai tanpa sadar menangis mengingat Alfian dan perjuangannya dalam menjaga mereka mati-matian.

"Jaga mama ..." Bibir Mira bergetar menyampaikan pesan terakhir sebelum mereka pergi. "Saya tau bapak lebih banyak di kantor polisi. Begitu pulang hibur mama.

Mama gampang bosen di rumah sendirian, seenggaknya kasih cemilan yang banyak."

1
Darmawati
syuka
Darmawati
ceritanya absurd banget 🤣
anggita
👌☝👍👏., top
anggita
introvert.. ?🤔
anggita
👌thor, semoga novelnya sukses.
anggita
like👍+hadiah tonton iklan☝
Hasnah Siti
iyah bener...ada waktunya rasa sakit itu hilang🥺
Hasnah Siti
hai kakak author...aku hadir 🙋🏻‍♀️moga seru yah story nya 😘❤️
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!