istri ke 2 Ustad

Setelah sampai di depan asrama, Dian, Lara dan Rere duluan turun dan masuk ke asrama setelah pamitan kepada Raffa sedangkan Mega masih berada didalam mobil karena ditahan oleh Raffa wajah Megaa terlihat kesal dari tadi, hal itu berawal dari kejadian didalam mobil ketika Raffa yang tiba tiba melepaskan ciumannya ketika berada di parkiran restoran yang mereka kunjungi.

Bagaimana tidak, ketika Mega yang sedang menikmati permainan bibir sang suami, Raffa malah melepaskan nya tanpa aba-aba terlebih dahulu.

"Sayang, jangan cemberut gitu dong. Mas jadi nggak tega untuk ninggalin kamu disini. "Ucap Raffa yang kini duduk menyamping mengahadap Меga.

"Sayaang!"Raffa meraih tangan gadis itu dan dan menggenggam nya erat Mega tetap dan diam dan tidak mau memandang sosok pria tampan yang kini tengah membujuk diri nya.

"Boleh bawa pulang gak sih?" Tanya Raffa tanpa alamat sambil menatap sendu ke wajah sang istri.

"Bawa apa?"Tanya Mega yang kini sudah membuka mulut nya.

"Kamu, boleh dibawa pulang nggak?"Tanya Raffa yang membuat gadis didepan nya itu mendadak bingung.

"Nggak."

"Tapi kok mas nggak rela ninggalin kamu disini. "Raffa menyelipkan helaian rambut Mega ke belakang daun telinga Mega yang tadinya jatuh diwajah gadis itu.

Mega terdiam mendengar sang suami berkata demikian sama seperti Raffa, Sebenarnya Mega saat ini juga tidak ingin berjauhan dengan suaminya itu namun entah kenapa bibirnya seakan terkunci saat akan mengatakan hal hal seperti itu.

"Sayang, mas bakalan kangen setelah ini."Ucap Raffa yang kini menarik Mega ke dalam pelukannya jantung Mega tiba tiba berpacu dengan cepat disaat Raffa membawa tubuh Mega ke dalam pelukannya.

"OMG! Ini jantung kenapa detak nya kuat banget. "Benak Mega yang merasa dirinya saat ini tengah dilanda kabut asmara.

"Kata mas kan bisa telponan." Jawab Mega berusaha untuk menyembunyikan perasaannya.

"Kan mas nggak bisa peluk sama cium kamu lagi. "Ucap Raffa yang kini mulai mengangkat tubuh gadis itu ke atas pah* nya.

"Duduknya hadap sini, sayang.' Ucap Raffa memutar tubuh sang istri menghadap dirinya.

Mega pun menurut dan mengubah posisi kakinya yang dari awal menghadap depan, kini kedua kakinya mengangk*ng diatas pah* Raffa Wajahnya pun kini sejajar dengan wajah sang suami, dengan tangan nya dilingkarkan ke leher Raffa kembali memeluk tubuh wanita yang berada diatas tubuhnya kini ingin rasanya dia menghabiskan sisa waktu nya ini hanya untuk memeluk tubuh indah Megaa yang menjadi pelepas penat baginya.

"Mas!"

"Ya,sayang."

"Jam berapa maa berngkat nya?"

"Bentar lagi, setelah kamu turun mas langsung berangkat. "Ucap Raffa yang kini menciumi leher kiri istrinya itu.

"Mmhh, maas. "Mega melenguh menahan geli ketika bibir basah Raffa menyentuh leher jenjangnya.

"Jangan dihisap mas! Nanti kelihatan sama anak anak. "Ucap Mega memperingati Raffa agar tidak meninggalkan bercak merah di lehe putih nya.

"Berarti kalau tempatnya tersembunyi boleh dong, mas his*p." Ucap Raffa yang kini menatap manik mata coklat milik Mega seraya tangan kanannya meraba benda kenyal yang menonjol dibalik dress yang dikenakan oleh Mega.

"Mas?"Mega membulatkan matanya tidak percaya dengan pikiran mesum suaminya itu.la menahan pergelangan tangan Raffa agar menjauh dari bukit kenyal itu, namun tenaga nya yang tak seberapa itu tak sebanding dengan Raffa tangan Raffa tetap tak bisa ditepisnya dari area sensitif nya itu.

Malahan kini Raffa semakin menggerakkan jemarinya dibukit kenyal itu, ia meremas lembut dan melakukan hal itu berulang kali sedangkan satu tangan lainnya yang menganggur diletakkan nya dibelakang tengkuk Megaa dan membawa nya mendekat ke bibirnya cupp! B*birnya berhasil meraih b*bir sang istri.

"Mmmhh...Mmmhh..Ssshhh" Lenguhan keluar dari mulut Mega kedua tangan pria itu tetap sibuk dengan pekerjaannya, sedangkan Megaa kini menggerakkan jemarinya ke ujung kemeja Rqffa dan memasukkan jemari lentik itu ke dalam nya.

Mega meraba setiap inci tubuh sang suami tanpa ada penghalang diantara kulit sang suami dan jemari lentik nya itu jemarinya semakin lama semakin naik ke atas dan menyentuh putik kecoklatan milik Raffa dia mempelintir putik kecoklatan tersebut yang mampu menimbulkan sensasi geli yang luar biasa bagi Raffa.

"Sshhh...Sayang Geli tau. "Ucap Raffa yang kini melepaskan tautan bibir mereka namun, gadis itu tetap tidak melepaskan jemarinya dari kedua benda yang berwana kecoklatan tersebut.

"Sekarang kamu sudah pandai menggoda mas ya. "Ucap Raffa yang kini kembali mencium bibir ranum sang istri dengan penuh gairah tangannya kini tak lagi berada di bukit kenyal itu, namun sekarang tangan nya mulai turun ke bawah menuju pah mulus Mega.

Raffa mengelus kulit putih tersebut dengan lembut (Pah*).Kini ia mulai menelusupkan tangannya kedalam dress yang dipakai Mеga dan bergerak menuju pangkal pah* sang istri tangan nya mulai liar, ia mulai berani memegang area sensitif Mega dari luar boxshort yang Mega gunakan.

"Ngghhh..."Lenguh Mega ketika merasakan jemari Raffa yang kini meraba bagian sensitif nya.

Mengetahui Mega menyukai sentuhannya itu, Dengan tangan yang gemetar Raffa mulai memberanikan dirinya untuk memasukkan jemarinya ke dalam BS yang digunakan istrinya tersebut dengan sedikit menyibakkan BS Mega dari samping, Jemari Raffa kini mulai menyentuh area yang menjadi impiannya itu Raffa meraba mahkota tersebut dengan sangat hati hati karena dirasa jemarinya terlalu sulit bergerak akhirnya Raffa mengangkat tubuh Mega dan menurunkan BS yang digunakan oleh wanita itu, kemudian dia membalikkan tubuh dan menyandarkan tubuh gadis itu pada dirinya.

"Mas, mau ngapain?"Tanya Mega mentap Raffa bingung karena Raffa mencopot BS yang ia gunakan tanpa menjawab Raffa mulai meraih tengkuk Mega dan menekannya ke arah bibirnya lalu memesrai bibir gadisnya itu kembali, Setelah dirasa Mecca menikmati ciuman nya itu, kini Raffa menaikkan salah satu kaki gadis itu ke pah*nya untuk memberikan ruang agar jemarinya bisa bergerak bebas.

Raffa mulai kembali meraba kerang kenikmatan itu lalu menyelipkan salah satu jemarinya ke area tengah kerang kenikmatan itu mendapati belahan tersebut yang sudah becek dan terasa begitu licin Raffa menggerakan jemari yang kini berada disela sela kerang kenikmatan itu turun, lalu menariknya kembali ke atas.

"Akkhhh...Mas!"Mega mengerang kenikmatan dengan kedua tangannya meremas pah* sang suami.

"Enak?"Tanya Raffa sambil memutar mutarkan jemarinya di bagian daging mungil yang berada diantara dua bibir kerang itu.

"Aakkkhhh... Mmhhh... Maass." Mendengar desahan Mega yang semakin menjadi, Raffa pun mulai memasukkan kedua tangannya dan memainkan kedua jemarinya itu dibagian sensitif milik Mega.

"Maass. "Mega memanggil Raffa dengan suara yang gemetar ia merasakan sensasi nikmat yng luar biasa dari area sensitifnya yang kini disentuh oleh jemari Raffa.

"Ya,sayang?"Tanya Raffa dengan suara serak bagian bawah tubuh nya kini juga sudah meneg*ng sedari tadi ia berusaha menahan suaranya agar tidak beradu dengan suara Mega. Takut juga kalau ada orang yang mendengar kegiatan mereka di area parkiran tersebut.

"Digesekin mas, jemari nya." Ucap Mega yang merasa bagian bawahnya terasa gat*l. Raffa pun menuruti permintaan istrinya itu cairan bening Mega kini telah melimpah keluar dan sedikit mengenai celana hitam milik Raffa.

Cairan itu terasa hangat dan membuat Raffa semakin mempercepat gesekan jemari ya diarea kenikmatam tersebut.

"Ouuchh..Akkhhh...M-mas a-aku udah ng-nggak ta-tahan mas. A-aku pengen pipis. "Ucap Mega yang merasa ada sesuatu yang ingin segera keluar dari li*ng kenikmatannya itu Mendengar istrinya berkata seperti itu Raffa semakin mempercepat gerakan tangan nya dan tanpa minta izin ke Mega Raffa memasukkan jadi tengah nya ke dalam lubang kenikmatan tersebut yang menyebabkan Mega mengerang keras merasakan kenikmatan yang lebih setelah seperempat jari tangah Raffa memasuki dirinya.

"Maasss...Mmmhhh...tetap didalam mas!"Ucap Mecca pada Raffa ketika Raffa memaju mundurkan jari tengah nya di lubang kenikmatan itu.

Tak lama kemudian tubuh gadis itu menegang dan menggelinjang terangkat keatas dan...

"Akkhhh...Akkhhh...Maas.. Mmmhh..."Mega mengerang tanpa rasa malu pada Raffa atau pada seseorang yang dikuar sana yang mungkin saja mendengar suaranya ia mencengkram kedua pah kekar Raffa dengan sekuat tenaga dan mengapit tangan Raffa yang kini masih berada di area int*m nya itu dengan kedua pah*nya sampai sampai Raffa sedikit meringis menahan rasa sakit akibat ulah Mecca yang mencengkram kedua Pahanya.

Tubuh Mega bergetar hebat ketika miliknya mengeluarkan lahar putih hasil kerja sang suami. Setelah pelepasannya berakhir, tubuhnya kini terasa lemas begitu juga kakinya yang sampai saat ini masih bergetar akibat rasa nikmat yang luar biasa itu Raffa menciumi puncak kepala istrinya dengan penuh perasaan, ketika jemari tengahnya yang kini masih tertanam didalam liang kenikmatan milik Mega la merasakan jemarinya itu seperti di dik*ny*t oleh daging lembut didalam sana yang bekedut seiring keluarnya lahar panas dari dalam tubuh sang istri.

"Maas"Panggil Mefa dengan suara seraknya.

"Ya,sayang?"Tanya Raffa menatap lekat wajah istrinya itu, yang kini dipenuhi oleh keringat.

"Jangan pulang sekarang ya mas. "Mega menatap suaminya itu dengan mata yang berkaca kaca.

"Kenapa mas nggak boleh pulang sekarang?"Raffa mengeluarkan Jemarinya pelan dari milik Mecca.

"Ngghhh...maas."Tubuh Mega kembali menggelinjang akibat gesekan jari tengah Raffa yang menarik diri keluar dari bawah sana.

"Sakit?"

"Nggak, mas."Mega menundukkan kepalanya.

Raffa menutup milik Megq dengan menurunkan kembali dress Megaa yang tadi sempat terangkat.

"Hei, sayang kenapa nangis?" Tanya Raffa yang kini cemas melihat butiran air mata yang mengalir hangat di pipi Mega.

"Mas jangan pergi! Tetap disini aja. "Ucap Mega lalu memeluk tubuh kekar pria tampan itu entah kenapa dia merasakan takut akan ditinggal oleh pria tersebut.

"Mas akan tetap disini, sayang. Rumah mas juga tidak terlalu jauh dari sini. Mas nggak pergi ke tempat yang jauh kok."Ucap Raffa menenangkan hati Mega.