NovelToon NovelToon
REKHA

REKHA

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Mengubah Takdir / Fantasi Wanita / Menyembunyikan Identitas / trauma masa lalu
Popularitas:14.5k
Nilai: 5
Nama Author: Xzava

Sepasang suami istri menitipkan anak perempuannya yang berusia 5 tahun di panti asuhan, karena tidak ingin repot-repot merawatnya setelah sang istri melahirkan bayi laki-laki, mereka beranggapan bahwa anak perempuan tidak dapat diandalkan.

Anak perempuan itu tumbuh menjadi anak yang pintar dan juga sangat keras kepala, tidak ada yang bisa menebak apa isi kepala anak perempuan ini, yang jelas hanya prinsipnya yaitu menghormati orang yang menghormati.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Xzava, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 18

Pagi-pagi ponselku sudah berdering berkali-kali, aku yang baru bangun merasa kesal karena ponselku tidak berhenti berbunyi.

Saat melihat layarnya ternyata Haikal yang menelpon ku berkali-kali. Aku pun menelponnya kembali, sepertinya ini hal penting karena ia menelpon berkali-kali.

"Kenapa?" tanyaku saat panggilan sudah terhubung.

"Kamu lupa ini hari apa?" tanya Haikal di seberang sana, mendengar pertanyaan Haikal aku pun melihat hari di ponselku.

"Hari Kamis." ucapku enteng.

"Bener-bener lu ya, HARI INI KITA JANJIAN BAYAR UKT REKHA." ucapnya sambil berteriak.

Mendengar ucapan Haikal baru aku mengingatkannya, padahal aku yang menetapkan harinya.

Aku melihat jam sudah menunjukkan pukul 7 pagi, "Aku siap-siap sekarang." ucapku lalu menutup panggilan telpon, karena jika tidak aku akan mendengar ia mengomel.

Aku pun mandi dengan cepat dan bersiap ala kadarnya lalu terburu-buru ke parkiran. Sistem pembayaran UKT bisa langsung ke bank atau online, tapi karena masih pembayaran pertama aku dan Haikal memutuskan bayar di bank untuk mempermudah.

Saat aku sampai di parkiran aku tidak melihat Haikal disana, aku menelponnya tapi tidak di jawab.

Aku kembali menelponnya tapi tetap tidak menjawab panggilannya, justru aku mendengar langkah dari belakangku.

"Sorry aku kebelet tadi." ucap Haikal dari arah belakangku.

"Setidaknya tinggalkan pesan kek." ucapku kesal.

"Aku lebih lama nungguin kamu ya, jadi santai aja tuh muka." aku pun langsung tersenyum ke arahnya, bukannya senang ia memukul jidatku.

"Let's go keburu banyak orang di bank." ucapnya, aku hanya mengikuti langkahnya.

Sesampainya di bank, benar saja sudah banyak orang yang mengantri. Untungnya semua berjalan lancar hingga akhirnya kami bisa bayar UKT, setelah selesai aku mencari warung untuk makan karena aku sangat lapar.

"Makan di warung sana aja yok, warungnya sepi." ajak ku ke Haikal setelah kami membayar UKT.

"Makan apa?" tanyanya.

"Gak tau kesana aja lihat menunya." ia pun mengangguk dan mengikuti langkahku.

"Kenapa kamu ikut?"

"Katanya mau makan."

"Terus motor kamu tinggal gitu?"

"Oh iya lupa." ucapnya sambil senyum pepsodent."

"Sana ambil, aku jalan aja." ucapku lalu menyebrang jalan.

Sambil menunggu Haikal, aku yang sudah sampai langsung melihat-lihat menu dan harganya.

"Makan bakso aja kali ya." ucapku dalam hati.

Tak berselang lama Haikal pun datang, ia mutar cukup jauh itu lah sebabnya aku memilih jalan kaki tadi karena tinggal menyebrang jalan.

"Aku mau makan bakso, kamu mau makan apa?" tanyaku saat Haikal berjalan ke arahku.

"Samakan aja." setelah mendengar ucapan Haikal, aku berjalan ke kasir untuk memesan makanan dan minuman kami.

Tak butuh waktu lama, makanan kami pun datang. Dengan cepat aku menghabiskannya karena memang sedang kelaparan.

Setelah selesai, aku langsung berjalan keluar warung.

"Heh gak bayar dulu?" tanya Haikal keheranan karena aku langsung berjalan keluar.

"Sudah, waktu pesan tadi langsung bayar."

"Oh sudah ternyata." ucapnya, "Kemana lagi?"

"Langsung balik aja, udah capek aku." ucapku, energiku benar-benar habis karena mengantri tadi.

"Thanks bro, aku mau istirahat dulu." ucapku saat sudah sampai di parkiran panti, dan langsung berjalan ke kamar.

"Oke."

Sesampainya di kamar, aku langsung menjatuhkan badanku ke kasur. Tidak butuh waktu yang lama aku terlelap.

Tidak tau aku tidur berapa lama, saat aku membuka mata langit sudah gelap. Dengan setengah sadar aku berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Setelah selesai aku ke kamar dan duduk di meja belajarku, aku hanya menatap ke dinding tanpa melakukan apapun.

"Tak terasa kurang dari sebulan aku sudah akan berangkat." ucapku tanpa memalingkan pandangan ku dari di dinding.

"Senang tapi juga sedih."

"Apa aku bisa?" tanyaku pada diri sendiri.

Aku menarik nafas panjang lalu menghembuskan secara perlahan.

Aku beranjak dari dudukku, dan menyusun berkas-berkas yang sudah ku persiapkan. Berkali-kali aku mengeceknya agar tidak ada yang kurang.

Setelah persyaratannya lengkap, aku memasukkan ke dalam satu map agar tidak berceceran, tak lupa aku juga mempersiapkan berkas-berkas ku yang lainnya.

"Oh Aini." ucapku saat melihat layar ponselku, ada pesan dari Aini.

"Ternyata dia berangkat lusa." aku langsung menelponnya.

"Ni." ucapku saat panggilannya terhubung.

"Rekha, keberangkatan ku di majuin." ucapnya.

"Loh kenapa? Tanyaku penasaran, karena awalnya keberangkatan ku dengan Aini hanya berjarak satu Minggu, tapi ini justru di majukan 2 Minggu dari jadwal sebelumnya.

"Ibuku mau ikut ke Jakarta, kalau berangkat 3 Minggu lagi keburu cutinya habis."

"Kirain kenapa di majuin."

"Besok kamu sibuk gak?" tanya Aini.

"Besok? Kayaknya gak sih."

"Kalau gitu besok ke rumahku ya."

"Oke Ni, siang aja ya aku kesana."

"Iya, kamu lagi ngapain?"

"Lagi beres-beres aku."

"Ya sudah kalau begitu, besok ingat ke rumah ku ya."

"Iyaa." ucapku, aku pun menutup panggilannya, dan menaruh kembali ponselku di atas meja.

Aku membuka pintu lemari ku, melihat bajuku yang tidak begitu banyak.

"Harus kah aku membawa semuanya?" ucapku.

"Kayaknya gak usah deh, yang gak ku pake lagi kasih ke yang lain aja." aku pun langsung memilah-milah bajuku yang masih bagus tapi tidak aku gunakan lagi.

Cukup banyak pakaian yang tidak aku pake lagi dan masih bagus, aku pun memutuskan untuk memberikan ke anak lain yang sekiranya pas dengan ukuran bajuku.

Karena sekarang sudah larut malam, aku akan memberikan keesokan paginya.

"Satu koper besar kayaknya cukup sih ini." ucapku setelah melihat baju-baju di lemari ku.

Jam sudah menunjukkan pukul setengah 1, karena belum mengantuk aku pun mulai mencatat yang akan kami beli ketika sudah sampai di sana.

Mulai dari perlengkapan mandi, perlengkapan dapur dan kebutuhan lainnya. Karena rumah yang kami sewa benar-benar rumah kosong, itu membuat banyak barang yang aku catat.

"Sepertinya ini harus aku bicarakan dengan Haikal." ucapku setelah melihat catatan ku penuh satu lembar kertas.

Badanku terasa pegel, jadi aku merebahkan tubuhku di lantai sambil mengangkat kaki dan ku sandarkan ke kasur.

Lama-lama aku merasa ngantuk tapi aku malas untuk pindah ke kasur, akhirnya aku tidur di lantai.

Paginya aku bangun sedikit kesiangan, setelah melihat jam aku kaget karena sudah jam 9 pagi, aku pun buru-buru mandi untuk menyegarkan badanku.

"Pagi kak Rekha." Sapa Nita yang melihatku keluar kamar.

"Pagi Nit." ucapku sambil berjalan ke kamar mandi.

Selesai mandi ku melihat catatan yang aku buat semalam, aku mengirimkan fotonya ke Haikal untuk ia lihat.

"Kenapa?" ucapku saat mengangkat panggilan dari Haikal.

"Sebanyak itu?" tanyanya cukup kaget.

"Sepertinya sih, sejujurnya aku gak yakin."

"Kamu dimana? Ayok bicarakan." ajak Haikal.

"Oke di gazebo ya." ucapku lalu menutup panggilannya.

Sesampainya di taman aku belum melihat Haikal, jadi aku berjalan ke dapur dulu untuk sarapan, setelah selesai aku pun kembali ke gazebo.

"Dari mana?" tanya Haikal.

"Sarapan."

Aku menyodorkan kertas yang penuh dengan catatan yang aku tulis semalam, Haikal melihat dan membacanya catatan itu.

"Itu gak pasti ya, aku tulis yang mungkin akan kita butuhkan." ucapku.

"Oh iya soal kompor, aku gak bisa pasang gas." ucapku ke Haikal.

"Aku juga gak bisa." ucap Haikal sambil menggelengkan kepalanya.

"Kalau gitu beli kompor portabel aja, bagaimana?"

"Oke beli itu aja." aku pun mengangguk.

"Simpan aja dulu catatanmu, nanti kita liat kalau sudah disana." aku pun mengambil catatan dari Haikal dan menyimpannya di bukuku.

1
Yuyun Rohimah
next Thor
Yuyun Rohimah
next
Yuyun Rohimah
next Thor
Yuyun Rohimah
next
Yuyun Rohimah
next Thor
Yuyun Rohimah
next
Yuyun Rohimah
next Thor
Yuyun Rohimah
next
Yuyun Rohimah
next Thor
Yuyun Rohimah
up lg Thor
Anto D Cotto
lanjut, crazy up thor
Anto D Cotto
menarik
Mom Dee 🥰 IG : damayanti6902
sedih banget anak 5th dibegitukan 🥲
Yuyun Rohimah
next Thor
Yuyun Rohimah
up Thor
Yuyun Rohimah
next Thor
Yuyun Rohimah
Bagus
Yuyun Rohimah
lanjut thor
Yuyun Rohimah
next Thor
Yuyun Rohimah
next
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!