SIAPKAN KANEBO UNTUK MENYEKA AIR MATA!!!
"Manakah yang akan membunuhnya, siksaan suami atau penyakit mematikan?"
Demi menghindari perjodohan dengan seorang pria yang merupakan mafia, ia menjebak seorang montir dan memaksa menikahinya. Tanpa disadari olehnya, bahwa sang montir ternyata adalah bekas seorang bos mafia.
Bukannya bahagia, Naya malah mendapat perlakuan buruk dari sang suami. Mampukah Naya bertahan dengan siksaan Zian di tengah perjuangannya melawat maut akibat penyakit mematikan yang menggerogoti tubuhnya?
IG otor : Kolom Langit
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kolom langit, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Senin
Dikamar, Naya memandangi obat-obatan nya dengan tatapan sedih. Pikirannya mulai melayang kemana-mana.
Setelah obat ini habis, apa yang akan terjadi padaku. Aku tidak mungkin menggunakan uang yang di berikan Zianku untuk kontrol. Dia akan mengusirku dari rumah ini kalau aku menghamburkan uangnya untuk sesuatu yang tidak penting. Aku kan tidak penting baginya, kalaupun aku mati, mungkin dia akan senang. Kenapa hatiku sakit memikirkannya.
Naya segera memasukkan obat itu kedalam lemari. Lalu membaringkan tubuhnya di kasur. Selang beberapa lama, dia tidak dapat memejamkan matanya.
"Zianku sudah tidur, belum ya... " gumam Naya.
Gadis itu pun kembali mengendap-endap menuruni tangga menuju kamar Zian. Namun, saat memutar gagang pintu, ternyata pintu kamarnya terkunci.
"Dia menguncinya," Naya bergegas pergi ke belakang kamar Zian, mengintip lewat jendela.
Bagai mendapat durian runtuh, Naya begitu kegirangan mendapati jendela di kamar suaminya itu ternyata tidak terkunci.
Dengan sangat hati-hati, Naya memasuki kamar Zian. Kakinya berjinjit berjalan mendekati pembaringan suaminya itu agar langkah kakinya tidak terdengar.
Dia menatap wajah Zian yang sedang tertidur dengan kekaguman. Senyum pun kembali terbit di sudut bibirnya.
Naya pun harus kembali menjadi penyelinap dan masuk ke dalam selimut yang di pakai Zian, lalu berbaring disana.
Maafkan aku, harus menyelinap ke sini lagi. Aku akan kembali ke kamarku sebelum kau bangun.
Gadis itu kembali tertidur di kamar itu setelah puas memandangi wajah Zian yang sedang tertidur lelap. Tengah malam, Zian terbangun dan mendapati ada tangan kecil melingkar di perutnya. Ia terlonjak, berusaha mengumpulkan kesadarannya.
Kekesalan pun kembali merajai hatinya. Zian segera menyalakan lampu kamar. Saat akan meneriaki gadis itu, ia menatap dalam wajah Naya yang tertidur lelap.
Ada perasaan tidak tega di hatinya yang entah berasal dari mana. Zian menghela napas, pelan-pelan memindahkan tangan Naya yang melingkar di pinggangnya, lalu beranjak dari tempat tidur dan memilih tidur di sofa.
Aku akan memberimu pelajaran besok pagi karena sudah berani menyelinap masuk ke kamarku.
Subuh-subuh, Naya terbangun dari tidurnya. Ia meraba tempat di sebelahnya dan tidak menemukan apapun. Matanya seketika membulat sempurna.
Matilah aku
Naya bangkit dari posisi berbaringnya. Tubuhnya sudah bergetar saat menyadari Zian tidak berada di sampingnya. Dan, saat mendapati Zian tertidur di sofa, jiwa ketakutannya kembali meronta-ronta.
Hah, sejak kapan dia bangun? Dia pasti menemukan aku tidur di sini? Dia akan menelanku hidup-hidup pagi ini.
Naya menelan saliva, pelan-pelan turun dari tempat tidur empuk itu, lalu mengendap-endap menuju pintu. Saat memutar gagang pintu terdengarlah suara Zian mengagetkannya.
"Mau kemana kau?" Naya mematung di tempatnya berdiri mendengar suara Zian yang terasa seperti mengancam.
"Hehe, ka-ka-kau sudah bangun?" tanya Naya seraya menyunggingkan senyum getirnya.
Zian bangkit dari posisi berbaringnya, berjalan mendekati Naya. Gadis itupun beringsut bersandar di dinding.
"Siapa yang mengizinkanmu masuk ke kamarku lagi?"
"A-aku... Aku... Aku... Aku... " hanya kata itu yang terus terulang diucapkan Naya membuat Zian kesal dan kembali membentaknya dengan keras.
"AKU APA?"
"Ma-maaf... Aku tidak bisa tidur, jadi aku kesini untuk menemanimu tidur," Naya kembali berusaha menyunggingkan senyumnya.
"Menemaniku? Kapan aku bilang mau di temani olehmu?" Tatapan Zian yang sangat mengintimidasi itu membuat nyali gadis itu menciut.
"Dengar baik-baik, kalau berani menyelinap lagi ke kamarku, aku akan membuatmu menyesal pernah lahir ke dunia. Kau mengerti?" bentak Zian lagi, membuat Naya merinding.
Gadis itu hanya dapat menjawab dengan menganggukkan kepalanya. Dengan wajah lesu, ia keluar dari kamar Zian. Langsung menuju dapur untuk membuat sarapan pagi.
Apa dia sebenci itu padaku?
Buru-buru Naya menyadarkan diri dari lamunannya, Menyemangati hatinya dengan memikirkan hal-hal baik.
Bersabarlah, Naya. Suatu hari Zianmu akan luluh. Dia akan menyadari betapa dirimu sangat berharga.
Naya pun kembali belajar memasak dengan riang gembira, sesekali terdengar melantunkan beberapa lagu favoritnya. Gadis itu menutupi semua perasaan sakit di hatinya dengan keceriaannya.
Setelah Zian berangkat kerja, Naya kembali melanjutkan aktivitasnya di rumah itu. Membersihkan dan mencuci pakaian. Tidak sedikitpun dia mengeluh dengan semua pekerjaan rumah yang di bebankan Zian padanya.
***
Siang itu, Naya membawakan Zian makanan ke bengkel karena Zian tidak pulang untuk makan siang. Jarak bengkel dan rumah itu tidak begitu jauh, sehingga Naya bisa kesana dengan berjalan kaki.
"Dimas, dimana Zianku?" tanya Naya ketika baru memasuki bengkel itu. Matanya berkeliling kesana-kemari mencari objek yang ingin di lihatnya. Namun, Zian tak juga memunculkan batang hidungnya.
"Ini kan hari senin. setiap hari senin bos libur. Kau kan istrinya. Kenapa kau tidak tahu?"
"Benarkah? Dia kemana?"
Apa dia marah padaku karena aku menyelinap masuk ke kamarnya? batin Naya.
"Aku tidak tahu. Ini sudah kebiasaannya sejak membuka bengkel ini. Setiap hari senin, dia libur."
Sebenarnya Dimas juga merasa penasaran, mengapa setiap hari senin, Zian selalu libur. Dia pergi entah kemana.
"Oh, baiklah. Kalau begitu makan siang ini untukmu saja. Aku pulang dulu ya..."
"Baiklah. Terima kasih, ya..."
Ya ampun. Apa aku harus makan makanan itu. Kemarin saja aku terpaksa memakannya karena ada bos. batin Dimas.
Naya pun bergegas meninggalkan bengkel itu. Ia akan pergi ke pasar untuk berbelanja. keperluan dapur.
****
Sementara itu, disebuah gedung tinggi menjualng, Seorang pria sedang duduk di kursi kebesarannya. Dia terlihat di sibukkan dengan setumpukan pekerjaan di atas mejanya.
Seorang asisten wanitanya memasuki ruangan itu hendak memberikan laporan perusahaan.
"Bagaimana? Kau sudah temukan gadis itu?" tanya pria itu.
"Kami belum menemukan petunjuk."
Lelaki itu terlihat menghela napas. Seperti sedang menahan marah. Dia kemudian menghentikan pekerjaannya sesaat, lalu mengambil sebuah kalung. Dipandanginya kalung itu dalam.
"Kau dimana, Kia?" gumamnya pelan.
"Apa sebaiknya kita berhenti saja mencarinya? Bukankah kita sudah bertahun-tahun mencari info tentang gadis itu. Tapi belum ada petunjuk sedikitpun..."
Pria itu terlihat tidak senang mendengar ucapan asistennya itu.
"Aku tidak meminta kalian berhenti kan? Aku meminta kalian untuk terus mencari. Aku memberimu waktu sampai kau bisa menemukannya. Artinya tetap cari info tentangnya."
"Baiklah," kata wanita itu, "Ini laporan keuangan Yayasan Kia, dan ini laporan keuangan Kia Group." ucapnya kemudian seraya menyerahkan beberapa map.
"Aku akan membacanya dulu," Pria itu kemudian membaca laporan itu satu-persatu, "Bagaimana dengan perusahaan keluarga Adiwinata?" tanya pria itu pada asistennya.
"Sekarang sepenuhnya berada di tangan Marvin Alexander Rusman. Dia mengambil alih seluruh aset perusahaan itu."
"Aku ingin membeli perusahaan itu darinya." ucap pria itu dengan santainya.
"Untuk apa? Lagi pula aku rasa dia tidak akan mau menjualnya."
"Aku membutuhkan perusahaan itu untuk sesuatu. Kita lihat saja nanti sampai kapan Alex mampu mengelola perusahaan itu." Pria itu menyunggingkan senyum lalu kembali membaca laporan perusahaannya.
"Oh, ya... Aku tugas untukmu," katanya kemudian.
"Tugas apa?"
"Akan ku beritahu nanti. Tapi mungkin tugas ini akan sedikit menyulitkanmu,"
"Aku selalu siap,"
"Baiklah, "
****
dulu dah baca tapi ilang judulnya dan akhirnya semua judul mafia Q baca..
siapin tisu dan bergadang 😅