Berkali-kali Dania memberikan pemahaman pada suaminya Alex agar hidup mandiri dan tinggal berpisah dari sang mertua,namun Alex tak pernah menghiraukannya. Sang suami enggan untuk meninggalkan kedua orang tuanya yang selalu memanjakannya dalam hal keuangan. Meskipun Alex telah bekerja,namun sang ibu masih sering memberinya uang apabila Alex membutuhkan. Hal inilah yang membuat Alex enggan tinggal berjauhan dari sang ibu tanpa memperdulikan nasib Dania yang mendapat perlakuan tak adil dari ibunya.
Hingga pada akhirnya Dania berontak karena sudah benar-benar merasa muak dengan semua hal tak adil yang diterimanya selama ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kinly Secret, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ide Dania
Alex begitu terlena dengan kecantikan yang dimiliki oleh Dania. Tanpa sadar ia memandangi istrinya itu tanpa berkedip,hingga tiba-tiba wanita cantik itu menoleh padanya. Untuk beberapa detik tatapan mereka saling mengunci. Dan Dania sadar bahwa itu adalah sebuah tatapan penuh kekaguman dari suaminya.
"Menjijikkan! Sekarang ia menatap kagum padaku,sebentar lagi ketika bertemu Sania ia akan menatap penuh nafsu. Dasar bajingan!" Maki Dania dalam hati. Tanpa sadar tatapan matanya menyiratkan sebuah kebencian,sehingga Alex yang merasa perubahan dari tatapan mata indah istrinya,segera memutuskan kontak. Pria itu akhirnya segera menyibukkan diri dengan menyimpan tas kerja dan masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri.
Selesai mandi dan berpakaian rapi,Alex segera turun dan menuju meja makan. Rasanya ia sangat lapar dan berpikir bahwa istri barunya atau sang ibu pasti memasak.
"Loh,kok nggak ada makanan ?" Seketika pria itu langsung emosi. Dengan langkah lebar ia masuk ke kamar istri keduanya tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.
Saat pintu kamar terbuka,pemandangan pertama yang ia lihat,Sania sedang duduk bersandar di kepala ranjang sambil memainkan handponenya. Jari-jarinya yang dihiasi oleh kuku yang amat panjang,menari lincah di atas sebuah benda pipih yang ia pegang. Wanita itu begitu serius sehingga tak menyadari ketika pintu kamarnya di buka.
"Sania!" Panggil Alex dengan suara tertahan. Tampak sekali ia sangat marah dan mencoba menahan gejolak emosi di dalam dada. Wanita itu mendongakkan kepalanya dan kembali menatap handponenya.
"Sania!" Kali ini Alex langsung meraih benda pipih yang dipegang Sania.
"Ada apa sih Mas ? Pulang-pulang bukannya bawain sesuatu yang enak,ini malah marah-marah. Kembalikan handpone ku!" Gerutu Sania tanpa merasa takut sedikitpun.
"Seharian kamu di dalam kamar tanpa mengerjakan apa-apa ?!" Tanya Alex dengan nada mulai keras.
"Emangnya aku harus ngapain Mas ? Masak-masak ? Aku bukan pembantu!" Bantah Sania tak mau kalah.
"Jadi kamu hanya ingin makan tidur setiap hari tanpa melayani suami mu ? Aku pulang bukannya di masakin,ini malah enak-enak bersantai di dalam kamar. Istri macam apa kamu ini."
"Hiss,berisik. Berikan handpone ku Mas. Cuma masalah lapar doang kan bisa beli makanan jadi. Gitu aja kok repot."
Perkataan Sania yang terkesan santai dan tak mau tahu itu,membuat kemarahan Alex mencapai ubun-ubun. Hatinya begitu panas dan rasanya ingin menampar istri nya itu.
"Baiklah,jangan harap aku akan memberikan gaji ku sepeserpun padamu. Ini! Ambil handphonemu."Ucap Alex dan melempar benda canggih milik istrinya ke tempat tidur. Ia pun segera berlalu meninggalkan kamar tersebut.
"Lex,anterin mama buat beli makanan." Bu Linda tiba-tiba datang menghampiri sang anak yang baru saja keluar dari kamar istri mudanya.
"Aku capek Mah baru pulang kerja. Emangnya mamah sama Sania ngapain aja di rumah kok nggak masak ? Percuma dong banyak wanita di rumah ini,sedikitpun makanan di atas meja nggak ada." Omel Alex dan langsung melewati sang ibu. Pria itu kembali ke kamarnya. Sedangkan Bu Linda hanya bisa terdiam dan memandangi punggung putranya yang berjalan menjauhinya. Ia pun merasa bersalah karena tak memasak untuk anaknya yang bekerja.
Sementara itu,Dania yang sedang duduk di taman tiba-tiba memiliki sebuah ide. "Bagaimana kalau saat ini diriku mencoba mengambil hati Mas Alex. Pasti ia akan luluh dan akan berada di pihak ku. Apalagi akhir-akhir ini jika diperhatikan,Mas Alex mulai terpesona dengan diriku. Ya,ide yang bagus untuk memberi pelajaran pada sang pelakor!" Pikir Dania dalam hati dengan bersemangat.
Dengan senyum manis yang menghiasi wajahnya,Dania meninggalkan taman dan melangkah menuju kamar. Ia berniat akan memulai aksinya.
"Mas,baru pulang kerja ?" Sapa Dania berbasa-basi saat melihat suaminya itu sedang memainkan handponenya. Ia sengaja memulai pembicaraan karena ingin mengetahui respon dari pria tersebut.
"Udah dari tadi. Mmmm...." Suara Alex tertahan seperti ingin mengatakan sesuatu. Dania yang cepat paham segera bertanya.
"Ada apa Mas ? Katakan saja." Suara Dania begitu lembut hingga membuat Alex begitu terhipnotis untuk berkata jujur tanpa merasa sungkan.
"Aku lapar Dania,bisakah kamu memasakkan sesuatu untuk ku ?" Tanya Alex sambil menatap istri pertamanya penuh harap.
"Oh hanya itu Mas ? Baiklah,bukan hal yang sulit. Tunggu di sini." ujar Dania dan langsung berjalan keluar dari kamar.
Hati Alex begitu senang mendapatkan perubahan sikap dari Dania yang menurutnya dalam beberapa waktu terakhir tampak galak dan kini kembali lembut serta perhatian seperti dulu. Sebenarnya ada rasa sungkan dalam diri Alex untuk meminta dimasakkan nasi oleh Dania,mengingat dulu sedikitpun ia tak menghargai setiap perhatian istrinya itu. Ia selalu dingin dan berkata kasar semaunya. Kini,dalam hati ia berjanji untuk mulai membangun sebuah hubungan yang baik bersama sang istri.
"Mas,makanannya sudah siap. Sudah ku letakkan di atas meja." Ucap Dania membuat Alex terkejut dari lamunan.
"Ya,terima kasih." Jawab Alex. untuk pertama kalinya dirinya mengucapkan terima kasih dengan apa yang sudah dikerjakan Dania. Wanita itu sampai terpaku karena tak menyangka akan apa yang di dengarnya saat ini.
Alex tak menghiraukan respon yang ditunjukkan oleh Dania atas perubahan sikapnya. Ia lebih memilih untuk segera tiba di meja makan karena sudah sangat lapar. Bau harum nasi goreng begitu menggugah selera. Di meja sudah tersedia nasi goreng dan telur ceplok menghiasi bagian atasnya. Alex dengan cepat menarik kursi dan langsung menyantap makanan tersebut. Dan lagi-lagi rasanya sungguh membuatnya harus mengacungkan jempol pada istri pertamanya. Rasanya sangat enak dan tak kalah dengan nasi goreng yang dijual pada restoran.
"Oh gitu ya Mas,beli sendiri,dan makan sendiri. Bagus!" Teriak Sania dengan suara kesalnya. Wanita yang entah kapan keluar dari kamarnya itu,sudah berdiri dibelakang suaminya.
"Aku nggak beli. Tapi Dania yang masak."Alex sengaja berkata seperti itu karena ingin membuat Sania merasa kesal. Dan benar saja. Wanita itu langsung terpancing emosinya.
"Kenapa nggak sekalian kamu suruh masakin buat aku ?" Tanya Sania dengan pongahnya.
"Emang kamu siapa sehingga aku yang harus masakin juga buat kamu ?" Tiba-tiba Dania sudah berada di dapur sambil menuangkan air minum di gelasnya. Sania tampak sedikit terkejut namun segera menguasai rasa terkejutnya tersebut.
"Mbak kan nggak kerja jadi Mbak dong yang masakin untuk kita semua."
"Emangnya kamu kerja ?" Balas Dania santai sambil duduk di samping Alex. Sania yang melihat itu merasa sangat cemburu dan semakin marah.
"Aku kan punya anak Mbak, cucu dari keluarga Dwindara,sedangkan Mbak belum. Jadi wajar dong kalo mbak yang tugasnya masak di sini." Jawab Sania tak mau kalah.
"Apa hubungannya itu semua dengan ku ? Kamu yang punya anak,kok aku yang harus repot masak. Sana bayar pembantu kalau mau nyantai. Saat ini aku hanya berkewajiban melayani Mas Alex sebagai suami." Ujar Dania hingga membuat Alex tersenyum senang. Sania yang melihat itu semakin kesal dan membanting kakinya. Ia pun meninggalkan meja makan dan masuk ke dalam kamar.