"Daddy dan mommy menemukan wanita yang cocok untuk menjadi isterimu! Tepati janjimu! Kau akan menikah bila kami menjodohkanmu kan?"
"Baiklah. Dengan siapa?" tanya Xander
"Namanya Audrey Lee, puteri Christoper Lee dan Margareth Lee. Usianya sembilan belas tahun."
Xander langsung membelalakkan matanya, "Sembilan belas?!"
Bab 11
Jose tersenyum tipis, sepertinya tuannya akan sedikit kewalahan bila benar-benar menikah dengan gadis di sampingnya ini. Bagaimana tidak, tuannya sangat irit berbicara dan berekspresi lalu akan menikah dengan seorang gadis yang ekspresif dan memiliki rasa keingintahuan yang tinggi seperti Audrey.
"Benar nona. Tuan memiliki trauma yang membuat tuan tak bisa bersentuhan dengan lawan jenis kecuali nyonya, nona Ellea dan dua sepupu tuan, Nona Sala dan nona Daphne" jawab Jose
Audrey mengangguk pelan mendapatkan jawaban yang sama dengan yang diucapkan Xander padanya tadi. Kemudian dia tidak bertanya karena pintu lift terbuka. Audrey membawa langkahnya keluar dari lift dan Jose langsung membimbingnya ke tempat mobilnya berada.
"Silahkan nona" ucap Jose ketika membukakan pintu untuk Audrey
Audrey mengangguk, "Terima kasih tuan"
"Jose, panggil saja saya Jose" ucap Jose
Audrey mengangguk dan tersenyum lalu dia masuk dan duduk manis di bangku belakang sementara Jose duduk di samping supir. Karena memang sudah ada satu orang yang duduk di kursi kemudi. Setelah Jose duduk, mobil langsung berjalan meninggalkan hotel itu.
"Ehm, bagaimana kondisi Angeline sekarang? Apakah dia baik - baik saja?" tanya Audrey
"Nona Angeline sedikit mengalami pembengkakan di tenggorokannya. Sehingga sekarang agak kesulitan berbicara. Tapi selain itu kondisinya baik - baik saja. Anda ingin menjenguk nona Angeline?" tanya Jose
Audrey menggeleng cepat, "Tidak.
Kehadiranku juga tak akan diterima disana. Tolong langsung antarkan aku ke rumah saja"
Jose mengangguk, "Baik nona. Dan jangan khawatir, setelah ini tidak ada satu pun dari keluarga Lee yang akan berani menyentuh anda nona. Kamar anda juga sudah dipindahkan ke kediaman utama Lee."
Audrey mengerutkan keningnya mendengar ucapan Jose, "Apa maksudnya? Siapa yang menyuruh memindahkan kamarku?"
"Nyonya dan tuan besar kemarin berbicara dengan tuan dan nyonya Lee saat di rumah sakit. Dan nyonya sudah memaksa nyonya Lee untuk memindahkan kamar anda dan memperlakukan anda selayaknya anak di rumah itu" ucap Jose
Audrey mengerucutkan bibirnya, "Tapi aku tak suka. Bisakah kamu menghubungi aunty Mima? Aku akan berbicara dengan aunty Mima"
Jose mengulurkan paperbag pada Audrey.
Meskipun bingung dan ragu, Audrey menerima paperbag itu. Dia membuka paperbag itu dan dia sedikit membelalak saat tau isinya adalah ponsel keluaran terbaru.
"Ponsel itu sudah di setting nona. Anda tinggal menggunakan. Semua nomor keluarga Bastian sudah tersimpan di sana." Ucap Jose
"Terima kasih Jose" ucap Audrey
Dia membuka ponsel itu dan benar semua nama ada di sana. Hanya saja nama - nama penyimpanannya sedikit menggelikan menurut Audrey. Mommy dan daddy untuk nama Jemima dan Kevin. Sedangkan untuk nama Xander disimpan dengan nama suami.
"Ehm, siapa yang mengisi daftar nomor ponsel disini Jose?" tanya Audrey
Jose tersenyum, "Nona Ellea yang mengisinya"
Audrey mengangguk pelan, pantas saja. Calon adik iparnya itu memang sedikit unik. Ah mungkin sedikit mirip dengannya. Audrey memilih nama Mommy di sana dan menghubunginya. Tak berselang lama panggilan itu di angkat oleh Jemima
"Hallo sayang?" sapa Jemima lembut
"Ehm Aunty, maaf. Kata Jose, aunty meminta kamarku dipindahkan ke kediaman utama keluarga Lee? Bisakah dikembalikan saja ke paviliun belakang lagi?" tanya Audrey
"Kenapa sayang? Bukankah paviliun belakang tidak nyaman? Tenang saja, tidak akan ada yang berani menyentuhmu lagi nak, aunty jamin itu"
ucap Jemima lembut
Jemima sangat bahagia mendapatkan laporan dari Jose bahwa semalam memang terjadi interaksi antara Xander dan Audrey meskipun tanpa Xander sadari. Bahkan sebenarnya yang yang memindahkan Audrey ke ranjang adalah Xander, meskipun Xander harus melapisinya dengan selimut tebal agar kulit mereka tidak bersentuhan.
Dan mendengar itu saja Jemima sudah sangat bahagia. Dia merasa semua ini akan menemukan ujungnya. Suatu saat puteranya akan bisa kembali normal dengan sering berinteraksi dengan Audrey.
Terlebih bila mereka bisa saling mencintai nantinya.
"Tapi aunty aku sudah nyaman di belakang. Jadi bisakah aku tetap disana?" tanyanya hati - hati
Jemima menghembuskan nafasnya panjang, Baiklah aunty akan menghubungi ibumu untuk mengembalikan kamarmu. Tapi nak, bilang sama aunty bila mereka memperlakukanmu tidak baik, ya?"
"Iya aunty. Asal mereka tidak melukaiku maka aku akan baik - baik saja aunty. Aku sudah biasa" ucap Audrey senang. Dia merasa sangat nyaman berinteraksi dengan Jemima. Jemima sangat perhatian dan sayang padanya.
"Baiklah kalau begitu. Ehm besok, aunty akan menjemputmu. Kita akan fitting baju pengantin" ucap Jemima
Audrey mematung mendengar itu, sepertinya memang ini adalah kenyataan bahwa sebentar lagi dia akan segera menyandang sebagai isteri orang. Tapi kemudian dia tersenyum ketika kembali mengingat perjanjiannya dengan Xander bahwa mereka akan menjalani pernikahan tanpa kontak fisik artinya mereka hanya dipaksa serumah saja.
"Baiklah aunty. Tapi besok aku harus ke sekolah dulu" jawab Audrey
"Aunty akan menjemput ke sekolahmu dan kita pergi bersama nak" ucap Jemima
"Baiklah"
*
*
*
Di sebuah rumah sakit mewah, Angeline yang sudah membaik berbaring setengah duduk dengan dibantu minum susu oleh Margareth. Semalam Angeline memang langsung di larikan ke rumah sakit oleh Jose. Dan Kevin dan Jemima juga langsung datang untuk mengurus masalah ini.
Hingga pagi ini kondisinya memang sudah cukup membaik kecuali memang ada beberapa luka luar akibat tubuhnya yang sempat membentur vas besar juga tenggorokannya yang memang membengkak karena perbuatan Xander. Margareth dan Christoper datang pagi ini untuk menjenguk puteri mereka.
"Aku sudah bilang hentikan saja usaha kalian! Kalian hanya akan membawa keluarga kita dalam masalah besar!" ucap Christoper yang duduk di sofa "Sudahlah pa jangan memarahi Angeline.
Bukankah papa sudah melihat bagaimana kondisi Angeline!" ucap Margareth
"Aku mau papa menuntut keluarga Bastian! Bukankah apa yang dilakukan Xander padaku sudah termasuk dalam kekerasan?!" ucap Angeline lirih, dia merasa sangat terhina dengan apa yang dilakukan Xander padanya.
Angeline bahkan sudah menurunkan harga dirinya untuk menggoda Xander. Dan jangan salah! Angeline bukan wanita jelek, dia sangat cantik dan body nya juga seksi. Sehingga tidak mungkin kalau Xander normal tidak tertarik dengannya. Tapi yang semalam itu sangat menyinggung harga diri Angeline!
Xander bukan hanya menolaknya tapi juga menyakitinya secara fisik! Dengan begitu marahnya Xander melukai dan melemparkannya bak dia adalah kuman dan penyakit. Angeline yang ketika sadar sudah terbaring di rumah sakit langsung merasa tersinggung ketika mengingat kejadian semalam lagi.
"Menuntut apanya?! Mereka justru mengancam kita karena apa yang sudah kamu dan mama kamu lakukan pada Audrey!" ucap Christoper
Angeline menoleh pada ibunya, Margareth memang tidak menceritakan apapun pada Audrey bahwa kedua calon mertua Audrey sempat datang dan menegaskan pada mereka untuk memperlakukan Audrey dengan baik atau mereka akan menuntut keluarga itu atas kekerasan dalam rumah tangga.