NovelToon NovelToon
Cinta Yang Tersurat

Cinta Yang Tersurat

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Diam-Diam Cinta
Popularitas:66.9k
Nilai: 5
Nama Author: Lailatus Sakinah

Kisah cinta dua remaja yang membawa mereka pada impian untuk sehidup sesurga.

“Lima tahun lagi aku akan datang melamarmu, tunggu aku” kalimat itu meluncur begitu lantang dari lisan seorang pemuda berseragam putih abu, di hadapannya seorang perempuan berjilbab putih yang menjulur menutupi hampir seluruh tubuhnya tengah tertunduk malu.

“Tak perlu mengikatku dengan janji. Bila aku takdirmu, kita pasti akan bertemu. Untuk sekarang, kita kerjakan bagian kita masing-masing, aku dengan hidupku, kamu dengan hidupmu. Perihal temu, datanglah bila sudah benar-benar siap. Itu juga bila belum ada yang mendahuluimu.” Helaan nafas terdengar menjadi pamungkas dari ucapan gadis itu.

Akankah kisah cinta mereka berakhir bahagia?
Atau justru hadir orang yang mendahului?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lailatus Sakinah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kisah Kita Selesai

Pertemuan itu akhirnya terjadi setelah melebihi batas waktu yang sudah ditentukan. Kamilia dan Ariq duduk lesehan berhadapan, terhalang meja kecil yang menjadi tempat dua cangkir teh manis terhidang. Hanya bersisa dua, karena yang dua lagi sudah dibawa oleh Mirza dan Elisha ke teras, tidak lupa dua toples camilan pun tak lupa mereka bawa.

Keheningan tercipta, Kamilia memilih menunggu, menunggu apa yang akan Ariq katakan, dia tidak cukup percaya diri jika kedatangan laki-laki itu untuk memenuhi janjinya. Fakta jika Ariq sudah memiliki tunangan masih melekat dalam ingatan Kamilia.

"Maaf ..." hening kembali menyapa,

"Maaf aku baru menemuimu sekarang" lanjut Ariq, diiringi hembusan nafas pelan yang terdengar jelas di telinga Kamilia.

"Dan ...terima kasih karena sudah menunggu" Ariq kembali melanjutkan bicaranya,

"Aku percaya kamu akan setia menantiku. Kamu tidak banyak berubah ya, tetap cantik dan sederhana" entah darimana Ariq mendapat kalimat itu, meluncur begitu saja dari lisannya,

"Dan aku suka ..." ucapnya lagi, membuat Kamilia yang memilih masih diam tersipu karena ucapan terakhir Ariq.

"Aku akan menunaikan janjiku, tapi ..." Kamilia mendongak, bukan karena Ariq yang menjeda ucapannya dengan helaan nafas namun karena kalimat pertama yang diucapkan Ariq sudah pasti tak.akan mampu dia penuhi.

"Tapi ...aku mohon agar kamu bersedia bersabar sedikit lagi, beri aku waktu enam bulan lagi untuk menyelesaikan semuanya?" pinta Ariq, dia menatap Kamilia yang memilih menundukkan pandangan dengan penuh harapan.

"Sudah selesai?" Kamilia memulai bicaranya dengan pertanyaan dan dijawab Ariq dengan anggukan kepala yang terlihat ragu. Dari cara dan nada bicara Kamilia Ariq sudah merasakan sesuatu yang tidak nyaman di hatinya.

"Terima kasih kamu telah menyempatkan waktu untuk menemuiku setelah hari itu. Terima kasih kamu masih ingat dengan kalimat yang pernah kamu ucapakan padaku, lima tahun satu bulan yang lalu." Kamilia menjeda ucapannya, menghela nafas yang tiba-tiba terasa sesak,

"Dan aku harap kamu masih ingat dengan jawaban yang aku katakan saat itu"

"Tak perlu mengikatku dengan janji. Bila aku takdirmu, kita pasti akan bertemu. Untuk sekarang, kita kerjakan bagian kita masing-masing, aku dengan hidupku, kamu dengan hidupmu. Perihal temu, datanglah bila sudah benar-benar siap. Itu juga bila belum ada yang mendahuluimu.”

Seketika jawaban Kamilia saat itu seolah rekaman yang diputar ulang di benak Ariq.

Deg ...

Sesuatu terasa menghantam dadanya, Ariq kembali mengulang kalimat terakhir yang diucapkan Kamilia dalam hatinya.

"Lima tahun sudah aku menunggumu, hingga hari itu aku menerima kabar kalau kamu sudah pulang. Tapi sampai beberapa hari berlalu kamu tak kunjung datang mencariku. Sejujurnya aku sangat berharap kamu datang padaku walau sekedar untuk menyapa, namun nyatanya ekspektasiku terlalu tinggi"

"Sampai pada akhirnya aku menerima kabar jika kamu sudah memiliki tunangan"

Deg ...

"Tidak Milia, itu tidak benar" sanggah Ariq seketika,

"Sekarang bagian aku yang bicara, aku harap kamu mau menghargai dan mendengarkannya" pinta Kamilia sopan dan Ariq pun langsung mengangguk dengan wajah khawatir.

"Kalau kamu bertanya seperti apa hari-hariku selama lima tahun itu, tolong ajari aku menghilang tanpa kabar, nanti akan aku ajari caranya menunggu dengan sabar." nyesss ...hati Ariq mencelos, kata-kata Kamilia benar-benar berhasil menusuk hingga ke ulu hati.

"Ingin sekali aku percaya jika kamu tidak mungkin mengabaikan permintaanmu padaku di masa lalu, tapi setiap kali aku melihat foto-fotomu dengan wanita itu aku rasa aku harus cukup sadar diri."

"Milia, dia hanya sepupuku, aku tidak ada hubungan sespesial itu dengannya" Ariq tidak tahan lagi untuk tidak bicara, dengan cepat dia menyanggah prasangka Kamilia.

"Baiklah, aku percaya, terima kasih sudah mengatakan yang sebenarnya padaku. Tapi maaf, semuanya sudah terlambat."

"Waktu lima tahunku untuk menunggumu telah habis terkikis keadaan salah satunya tuntutan dari keluargaku untuk segera menikah, beberapa kali ada laki-laki yang datang untuk meminangku, berkali-kali itu pula aku mencari cara untuk menolaknya."

"Sampai pada akhirnya kedatangan seseorang dengan keluarganya di saat aku tak mampu membuktikan penantianku mengubah segalanya"

"Maaf, Ariq, sepertinya kita memang tidak berjodoh. Aku sudah ada yang meminang, aku berpikir mungkin kamu memang belum siap dan kita memang hanya ditakdirkan sekedar singgah yang tak berakhir indah, kenal yang tak berakhir kekal dan takdir yang sekedar mampir"

"Maafkan aku Ariq, kali ini aku tidak bisa memenuhi permintaanmu"

Jeddeerrr ...dunia Ariq seolah berhenti berputar, bayangan masa putih abu-abu kembali melintas. Rencana hang sudah disusunnya dengan matang waktu itu kini menguap begitu saja, terbantahkan dengan kenyataan dirinya sendiri yang tak mampu komitmen atas apa yang sudah direncanakannya itu. Kini pemuda yang dengan lantangnya berjanji itu telah mengingkari janjinya sendiri.

"Milia ...benarkah itu?" tanya Ariq kembali memastikan kesimpulan yang ada dalam pikirannya,

"Iya" diiringi anggukan Kamilia tak ragu mengungkap kebenaran situasinya saat ini. Ariq memejamkan matanya, tanpa terasa bulir bening lolos begitu saja dari kedua sudut matanya.

"Aku sudah berusaha semampuku, jika pada akhirnya harus berakhir seperti ini itu sungguh di luar kendaliku" ucap Ariq dengan kepala menunduk.

"Maafkan aku, selama ini, menjagamu dalam do'a, merindukanmu dalam diam dan menunggumu tanpa bertemu sesuai dengan waktu yang kau pinta sudah aku lakukan. Dan akhirnya penantianku harus berakhir dengan kepastian. Tak ada lagi pilihan untukku."

"Jadi sudah tidak ada lagi kesempatan untukku?" tanya Ariq dengan mata memerah usai tangis yang tak mampu dia cegah.

"Maaf ..." jawab Kamilia sendu,

"Mulai sekarang kamu bisa fokus dengan apa yang harus kamu selesaikan, enam bulan, satu tahun, dua tahun, kamu bebas menentukan, tidak lagi terbebani lagi oleh penantianku."

"Aku percaya setiap orang ada masanya, dna setiap masa ada orangnya. Pada waktunya nanti kamu akan dibersamakan dengan wanita yang tepat untuk menjadi pasanganmu, dan itu tentunya bukan aku." pungkas Kamilia, dia menyodorkan tisu ke hadapan Ariq yang langsung diterimanya untuk mengusap pipinya yang basah.

"Maafkan aku Kamilia, aku yang salah karena tidak bisa menepati janjiku"

"Jangan salahkan dirimu, qadarullah, semua terjadi atas kehendak-Nya"

"Tapi kita masih bisa berteman kan?" tanya Ariq dengan senyum yang dipaksakan dan suara yang melemah.

"Aku tidak bisa menjamin, ketika jiwa dan ragaku telah terikat secara halal oleh seseorang saat itu pula ridhonya yang harus aku raih, hatinya yang harus selalu aku jaga" jawab Kamilia yang lagi-lagi hanya mampu membuat Ariq kembali sejenak memejamkan matanya.

"Aku do'akan, semoga kamu bahagia" ucap Ariq tulus, pada akhirnya hanya kalimat itu yang dia ucapkan sebagai penutup semua harapan dan cita-citanya bersama Kamilia tanpa ada keinginan untuk bertanya dengan siapa gadis pujaan hatinya itu akan mengarungi bahtera rumah tangga, dalam hati menyisakan tanya namun rasa sakit jauh lebih mendominasi.

"Do'a yang sama juga untukmu, dari pertemuan kita hari ini, dua kabar yang kita dapatkan. Kabar buruknya, aku maupun kamu tidak bisa kembali dan mengubah masa lalu dan kabar baiknya mulai hari ini kamu bisa mengubah masa depanmu."

Tak ada kata yang bisa Ariq ucapkan untuk membalas ucapan Kamilia, dia memilih diam dan mencerna sendiri apa yang diucapkan gadis itu.

"Aku pamit"

"Terima kasih, Ariq" balas Kamilia singkat.

"Ayo, Mir, kita balik!" seru Ariq,

Dengan langkah gontai Ariq menuju mobilnya, tanpa menoleh lagi dia memasuki mobil itu dan menunggu Mirza mendatanginya.

"Aku balik ya, Elisha kamu bisa pulang sendiri kan?" Mirza memastikan keamanan Elisha sebelum benar-benar meninggalkan tempat itu.

"Kamil, aku pergi ya. Assalamu'alaikum" ucap Mirza lalu setengah berlari ke arah mobilnya, tak ingin suasana semakin runyam jika Ariq harus menunggu lebih lama.

Mobil yang dikendarai Mirza pun perlahan melaju meninggalkan halaman rumah kontrakan Kamilia dengan segala kesunyian malamnya.

"Selamat atas tercapainya cita-citamu, aku turut berbangga dan bahagia. Kisah kita sudah selesai, Ariq" batin Kamilia sembari menatap mobil itu hingga tak terlihat.

1
Mbing
sedih aku cakra sakit 😓
Mbing
nah kan, cakra sakit. aduuh padahal aku tim cakra thor 😓
Mbing
wah ini, cakra sakit kayanya.
Meli Anja
lanjut kak
Mbing
cakra junior otw kayanya
Mbing
tanyakan lgsg ke suami aja
Mbing
semoga samawa ya Kamila Cakra
Mbing
nyesek yaa
Mbing
kesalahan Ariq kenapa gak kasih kabar ke Kamilia
Mbing
masih ingat Kamila nggak ya?
Mbing
Ariq kok belum muncul
Mbing
semangat thor
Mukmini Salasiyanti
up nya everyday napa, thor..... 🤗
Mukmini Salasiyanti
hadehhhhhhhh...
aukh ah... , Riq..
Gelap..... 😡🤣
Biru
Jangan salah milia...yg masih bertahta di hati ariq cuma kamu belum tergantikan
Yhanie Shalue
tetap berharap tulang rusuk Ariq tetap kamu mulia😌
Adiba Shakila Atmarini
lnjut up thor
Biru
tuch kan si Amelia ada rahasia jangan2....
Riq... kayanya harus pikir ulang dech kalau sama Amelia kaya kurang sreg gk cocok gituh
Yhanie Shalue
ad hubungan ap Rendi sm tunangan Ariq,, duh semakin penasaran,, lanjut kak lail🥰
Mukmini Salasiyanti
Nah kan??
irit bgt up nya, thor...😭
.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!