Cinta seorang ibu untuk sang buah hati bukan lah sesuatu yang bisa di ukur dengan apa pun, Seorang wanita membesarkan putri nya dengan perjuangan nya sendiri, ia rela melakukan apa pun agar sang putri tetap hidup dan bahagia bersama nya.
Meninggalkan cinta sekaligus ayah dari janin yang kandung, harus wanita ini lakukan, ketika cinta tidak di restui untuk mereka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shanti san, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
24 - Makan siang
"Aku tidak ingin terlalu tertekan mengikuti mu terus, aku sudah tidak menginginkan kamu lagi ada di hidup ku, aku hanya ingin memastikan kalau ada atau tidak nya sebuah tanggung jawab ku pada Putri mu." Ucapan terakhir Bryan yang menggema di pikiran nya.
Sementara Bu Mery mendengar kabar kalau Bryan dan Jane sepakat untuk melakukan tes DNA pada Kyana. Tentu Bu Mery tidak memungkiri kalau ia pun penasaran apakah benar Kya adalah putri Bryan.
"Langkah yang kamu ambil sudah benar Bryan?." Kata Pak Heru di meja makan bersama Bryan dan Bu Mery. Bu Mery pun tampak tidak senang mendengar dukungan suami nya itu pada Putra mereka.
"Kapan kamu akan melakukan tes DNA nya?." Tanya Bu Mery.
"Mungkin lusa." Balas Bryan datar.
"Biarkan Steffi menemani mu, Agar si Wanita itu tidak berfikir kalau kamu ingin dia kembali."Kata Bu Mery. Bryan pun hanya diam saja tidak menjawab perkataan ibu nya.
•••
Di tempat lain.
Jane yang baru selesai memandikan Kyana mendengar dering telefon nya berbunyi. Jane lekas menghampiri dan melihat no tidak di kenal.
Sejenak ia diam berfikir sebelum akhirnya ia mengangkat sambungan telefon itu.
"Hallo. "
"Hallo, ini Jane ya?." Tanya suara berat itu.
"Iya, ini dengan siapa?."
"Saya Heru, yang kamu tolong kemarin, kamu ada waktu untuk kita bertemu Jane, apa hari ini bisa?." Tanya Pak Heru.
Jane pun sejenak berfikir, ia diam beberapa saat sebelum suara Pak Heru menyadarkan nya.
"Jane, kamu mendengar saya?." Tanya Pak Heru.
Jane yang tahu kalau pak Heru adalah ayah Bryan pun merasa tidak ingin berurusan dengan mereka. Namun ajakan Pak Heru yang kedua kali nya membuat Jane tidak enak untuk menolak lagi.
"Bisa Pak."
"Syukurlah, Nanti saya beritahu kamu dimana kita bertemu ya, ajak sekalian putri cantik mu itu." Balas Pak Bryan. Jane pun mengiyakan dengan sopan, lalu sambungan telefon pun berakhir setelah nya.
Di restoran
Pak Heru pun sudah menunggu, saat Jane dan Kya datang pak Heru menyambut dengan senang.
"Maaf buat bapak menunggu."Kata Jane.
"Hallo kakek." Sapa Kya.
"Hallo juga anak cantik, ayo duduk." ajak Pak Heru.
Kedua nya pun duduk menikmati makan siang mereka, sembari terlihat Kya yang tampak bermain di area bermain anak. "Maaf ya Jane, kalau saya mengajak kamu bertemu, pasti menganggu kerja kamu ya."Kata Pak Heru.
"Tidak apa apa pak, lagi pula saya sudah berhenti bekerja."
"Kenapa?." Pak Heru mengerutkan kening nya terkejut.
"Tidak apa apa pak, saya merasa sudah tidak cocok saja bekerja disana."
"Apa putra ku menyakiti mu, sudah ku duga anak itu memang tidak bisa menjadi atasan yang baik."Kata Pak Heru.
"Tidak pak, hanya ada masalah pribadi saja."
"Hm syukurlah kalau dia tidak menindas mu Jane, saya khawatir nanti kamu akan benci dengan Bryan." Kata Pak Heru lagi.
"Jane, boleh saya tanya sesuatu?." Tanya Pak Heru lagi. Jane mengangguk.
Di tengah obrolan mereka, tiba tiba Bryan datang menghampiri mereka, membuat Jane terkejut.
"Bryan, kenapa kamu begitu telat." Kata Pak Heru.
"Maaf Pa."Balas Bryan, mata nya menatap Jane. Jane mencoba berusaha tetap tenang.
"Jane, saya tadi mengajak Bryan juga, tapi dia telat datang."Kata Pak Heru. Jane membalas dengan senyum kilas kecil.
"Oh iya, soal tadi, saya hanya ingin bertanya, Dimana suami mu?." Kata Pak Heru melanjutkan pertanyaan nya.
"Maaf kalau ini terlalu agak kepribadi."
Jane menatap dingin Bryan, Bryan pun tampak menatap nya menunggu jawab Jane.
"Tidak apa apa Pak, Suami saya sudah meninggal." Kata Jane dengan dingin dan datar.
aku kasih tau ya brian, mamamu yang menyebabkan kamu dan jane berpisah. mamamu dulu sebenarnya sudah tau kalau jane mengandung anak kamu. bahkan mamamu yang mengusir kedua orang tuanya jane dari rumahmu supaya menjauh dari kamu, brian.