NovelToon NovelToon
Deal, 31 Hari Kita Bercerai!

Deal, 31 Hari Kita Bercerai!

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikah Kontrak / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:656.1k
Nilai: 5
Nama Author: Annami Shavian

Karena pengkhianatan yang dilakukan oleh tunangannya, Rubi terpaksa menikahi Rexa, seorang pria luntang lantung yang baru tadi malam dikenalnya secara tak sengaja. Hal itu terjadi lantaran Rubi tak bisa menghindari pernikahannya yang akan diadakan esok hari.

Sementara pria yang bernama, Rexa, iya iya saja saat Rubi menawarkan sebuah pernikahan kontrak dengannya selama 31 hari, karena dia tak punya tempat tinggal dan tak memiliki uang sepeser pun.

"Deal, 31 hari kita bercerai!" ucap keduanya saling berjabat tangan.

Bagaimana lika liku rumah tangga yang dijalani oleh dua orang asing selama 31 hari?

Dan siapa sebenarnya, Rexa? pria pengangguran yang sering kali disebut mokondo oleh keluarga Rubi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Annami Shavian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Marsono dikeroyok

"Rub, Rubi....!"

Mendengar ada yang memanggil namanya, Rubi culingak culinguk mencari sumber suara itu. Mata Rubi melebar saat melihat seorang pria cungkring menyempil dan terdorong sana sini oleh para wanita berseragam yang sedang berdesak-desakan memasuki gedung pabrik.

Pagi ini pintu masuk gedung pabrik telat dibuka sehingga menyebabkan ribuan karyawan menumpuk di depan pintu dan kini mereka masuk saling berdesak-desakan termasuk Rubi dan Marsono.

"Kamu kenapa nyempil disini? Laki-laki itu di belakang bukan di sini," protes salah satu wanita yang tengah berdesak-desakan dengan Marsono.

"Enak banget ya kamu depan belakang pinggir atas bawah nyentuh susu gratis," timpal wanita lainnya dengan kesal.

"Nih orang sengaja kali mencari kesempatan dalam kesempitan. Biar bisa gre pe - gre pe in susu sama bo-kong kita." Wanita lainnya ikut menuduh.

"Gre pe - gre pe gundul mu. Kalian ngga tau siapa aku? Aku ini supervisor finishing. Lagian siapa juga yang demen sama susu kalian. Udah pada bau ketek hueek mau muntah aku nyium bau ketek kalian," sanggah Marsono sekaligus mengejek wanita-wanita itu.

Dan tentu saja ejekan Marsono membuat para wanita-wanita itu geram serta marah.

"Ooo kurang asem ini laki sok kegantengan. Cangkem bosok mu minta di timpuk kayae...."

"Yowes timpuki ae, mba, dari pada meresahkan sampean," seru Rubi dengan suara keras.

Seruan Rubi seakan menyemangati para wanita-wanita itu untuk memukuli Marsono. Ketiga wanita itu langsung mengeroyok kepalanya dengan membabi buta. Menimpuki kepalanya dengan tangan dan ada juga yang menggunakan tas serta botol minuman.

Pak puk

Pak puk

Marsono yang kesulitan menghindar, akhirnya pasrah dan menerima pukulan-pukulan dari wanita-wanita yang dia ejek tadi.

"Aduh, ampun ampun ampun," ucap iba Marsono sambil tangannya di letakkan di atas kepalanya. Namun sayang, para wanita-wanita itu tak menghiraukan ibaan nya dan terus memukulinya hingga pria itu tersungkur di atas tanah lalu terinjak-injak oleh karyawan lainnya.

Rubi tersenyum smirk." Rasain emang enak," lirihnya.

"Rub, Rubi...."

Susi tergopoh-gopoh menghampiri Rubi yang sudah duduk di mesin jahitnya.

"Apa?" Tanya Rubi.

"Tadi di luar aku lihat Marsono di angkat pake tandu. Bagian tangan dan mukanya banyak darah. Dia kenapa ya, Rub?"

Susi yang datang agak telat tidak melihat insiden yang telah terjadi. Dia hanya melihat pengevakuasian Marsono saat pintu gerbang sudah surut dari ribuan pekerja.

"Oh."

"Kamu kok jawabnya cuma 'Oh' doang sih, Rub."

"Terus aku harus nangis histeris sambil lesehan gitu!"

"Bukan gitu. Aku penasaran aja si Marsono kenapa?"

"Tadi dia itu dipukuli sama ibu-ibu lantaran nyari susu."

"Hah!" Susi terbengong." Maksud mu apaan sih, Rub? Aku ra mudeng. Masa nyari susu sampe di pukuli sama ibu-ibu."

"Ya gimana ngga di pukuli wong yang di cari susu nya ibu-ibu itu."

Susi bengong." Sumpah, Rub, aku belum ngerti maksud mu."

"Susilawatiiii !"

Susi dan Rubi menoleh ke arah sumber suara. Setelah melihat siapa yang menegur mereka, Susi tersenyum nyengir.

"Eh bapak Jayus, udah datang to," kata Susi.

"Bapak-bapak. Sejak kapan aku jadi bapak mu, Sus?" Protes pak Jayus yang enggan di panggil bapak.

"Sejak saya bekerja di pabrik ini, bapak."

Pak Jayus membuang nafasnya dengan kasar." Bisa ngga sih kamu cukup panggil saya 'pak' ngga perlu pake embel-embel 'ba-pak' ?"

"Lah, apa bedanya 'pak sama 'bapak' bapak Jayus?"

Pak Jayus kembali membuang nafasnya dengan kesal." Udah lah. Capek saya ngomong sama kamu. Sekarang cepat kamu ke mesin mu jangan ngobrol mulu. Udah waktunya kerja."

"Enggih, bapak." Susi bergegas pergi ke tempat kerjanya.

Pak Jayus melihat ke arah Rubi." Rub!"

Rubi yang tengah mengotak atik mesin pun mendongak." Kenapa, pak?"

"Saya dengar pak Marso dibawa ke rumah sakit. Kok kamu masih ada disini, Rub?" Tanya pak Jayus.

"Lah, terus saya harus kemana, pak?"

"Apa kamu ngga nemenin pak Marso di rumah sakit?"

"Dari pada nemenin dia mending saya kerja dapat duit. Kalau saya nungguin Marsono dapat apa?"

Alis tebal pak Jayus terangkat satu.

"Saya mau kerja dulu, pak. Nanti saya keteter kalau ngobrol terus sama, pak Jayus ."

Rubi kembali menjalankan mesinnya dan tak mempedulikan atasannya yang masih menatapnya dengan heran.

Bagi pak Jayus sendiri, Rubi satu-satu karyawannya paling rajin, ulet, giat dan pekerjaannya pun rapih. Oleh karena itu, dia tidak pernah memarahi Rubi. Perlakuan pak Jayus terhadap Rubi terkadang membuat iri beberapa karyawan lain padanya.

Jam istirahat. Rubi dan Susi yang hendak keluar melihat ke arah Sundari yang sedang duduk lesu di tempat kerjanya dan muka nya pun terlihat pucat.

"Kenapa tuh si Sundel. Tumben-tumbenan belum keluar. Biasanya dia ngacir duluan kalau istirahat," kata Susi.

Rubi mengangkat kedua bahunya." Ra urus. Udah yuk! Perutku laper banget nih." Kemudian mengaitkan tangannya pada tangan Susi lalu menarik paksa tubuh tambun itu.

Susi yang ditarik paksa pasrah saja, namun matanya terus memperhatikan Sundari.

"Rub, aku kok jadi kepikiran sama si Sundari ya!" kata Susi saat mereka sudah keluar pabrik dan pergi menuju kantin.

"Halah, ngapain mikirin dia, Sus. Dia aja ngga pernah mikirin kamu. Paling juga dia mikirin si Marso yang masuk rumah sakit," sahut Rubi seakan tak peduli. Tapi sebenarnya dia juga merasakan hal yang sama dengan Susi. Hanya saja, dia tak mau peduli.

"Iya juga sih. Ngapain ya aku mikirin dia, dia aja ngga pernah mikirin aku apalagi mikirin perasaan temanku yang satu ini."

"Ah, udah basi....." Rubi mempercepat langkahnya. Susi yang gerak jalannya lamban pun kesulitan mengejar gerak langkah lebar Rubi karena Rubi memiliki kaki yang jenjang. Sedangkan Susi?. Ibarat angka, perbedaan Rubi dan Susi itu seperti angka sepuluh. Rubi angka satu dan Susi angka nol. Perbedaan yang jompang itu seringkali dijuluki 'bestie sepuluh' oleh rekan satu Line.

"Rub, Alon-alon ae ngapa si!" protes Susi.

Rubi menghentikan gerak langkahnya lalu melangkah mundur. Setelah tubuhnya sejajar dengan Susi, dia mengaitkan tangan nya pada tangan Susi, kemudian menarik paksa tubuh tambun temannya itu.

Tok

Tok

Rexa bangkit lalu membuka pintu. Keningnya mengernyit melihat Lina di ambang pintu dengan penampilan serta senyuman menggoda.

"Mas Marso, saya bikinin kopi untuk, mas." Lina menyodorkan segelas kopi hitam ke arah Rexa.

Rexa tersenyum miring dan menyilangkan kedua tangannya di atas dadanya.

"Mimpi apa kamu semalam sampai kepikiran membuatkan kopi untuk saya?"

Lina tersenyum nyengir seakan dirinya nampak imut. Tapi di mata Rexa, wanita di hadapan nya itu bukan imut melainkan amit-amit.

"Ngga ngimpi apa-apa, mas. Saya kan peduli sama mas ngga kayak, mba Rubi."

Membandingkan dirinya dengan Rubi membuat Rexa menajamkan sorot matanya.

"Tau apa kamu tentang istri saya, hah?" Bentak Rexa. Lina sontak terperanjat sampai kopi yang dipegangnya tumpah-tumpah.

"Pergi dari hadapan saya dan bawa kopi mu atau mau saya adukan sama....." Pandangan Rexa beralih ke arah luar. Dari kaca jendela nampak Danang baru turun dari motornya sambil menenteng kantong plastik. Tak hanya Rexa, Lina pun ikut menoleh ke arah luar. Melihat kedatangan suaminya, Lina terbirit-birit meninggalkan Rexa sampai kopinya berceceran di lantai.

"Mas, nih nasi bungkus dari mba Rubi," kata Danang pada Rexa yang masih berdiri diambang pintu kamarnya.

Setelah Rexa menerimanya, Danang melengos pergi.

Seperti kemarin. Sebelum membuka nasi bungkus sebagai makan siangnya, Rexa mengambil piring dan sendok ke dapur. Setelah itu, dia meletakan nasi bungkus itu di atas piring lalu membukanya. Setelah terbuka, Rexa termangu melihat isi nasi bungkusnya.

"Ternyata makan siang ku kali ini lebih buruk dari pada kemarin. Kemarin masih mending nasi ada kuah sayurnya. Sekarang malah cuma nasi sama seupil garam."

.

1
Nenden Lasminingsih
kapan up lagi thor?ditunggu kelanjutannya
anita
wo..mboknya sableng
anita
woo sampel
Pa Muhsid
thor bolak-balik dibuka tapi belum ada jua dikau up
Nurjanah Rs: sama, kak. aku juga buka berkali2 gak di up juga
total 1 replies
muthia
selalu di tunggu updatenya 🙏
💥💚 Sany ❤💕
Ternyata pertemuan Rexa n Ruby gak sesuai ekspektasi ku. Kirain bakal haru biru n indah mengalahkan mengalahkan pelangi 🌈. kecewa diriku ma kamu Rex, dasar bocah tengil labil 😤😤😤
💥💚 Sany ❤💕
Jangan suka mainin perasaan Ruby, Rexa. Ntar klu batas kesabaran Ruby habis kamu juga yg uring-uringan. Jangankan Ruby, aku ja kesel ma kamu. Pingin ku lempar pakek sandal pala kau biar otak kau tu benar, gak konslet lagi 😃😃😃.
Adiba Shakila Atmarini
gregettt bngttt..lnjut thor..
ReogKhentir
Kenapa cuma dalam hati saja Rexa........ bodoh sekali seharusnya bilang setelah ini kamu keruangan saya.....
Cut Ainun
kasihan banget rubi di kacangin... sabar ya dek rubi abg rexa mau buat kejutan buat adek rubi... 🤗🤗🤗🤗
Agus Safril
kak kalaw update nya jangan setengah2 dong
Annami Shavian: waktu untuk nulisnya terbatas ka2🙏
total 1 replies
Madia Normadia
rubi kalau rexa buat drama kamu juga buat drama..timpoh 31hari da Habis jadi timpuh untuk bercerai apa reaksi si rexa kekeke..
😍nox cek😍
kurang rasa y tor up y☺️
Yuliana Tunru
jgn mau dicuekin gitu ruby sbunyi z biar z rexa kelimpungan trus aba ndk liat ruby gitu dan blm tau klo ruby mantu x
RizQiella
dasar Rexa 😂
Nabila
makin cinta sama ceritanya
Zahra dila Dila
alkhamdullilah q ikut seneng lihat rubi udah ketemu sama rexa meskipun harus nunggu permainan rexa double up kakak dari kemarin tk intip2 nduk ada2 😃
Retno Harningsih
lanjut
0v¥
ngak bisa ngomong , doble up thor plisss
Pa Muhsid
heh rexa itu gak tau pembalasan ruby nanti
kalo udah tau gimana sifat istri nya dijamin gak bisa berkutik tuh si rexa, sok sok an ngerjain ruby, ruby dilawan gitu loh 😆😆😆💪💪💪semangat lanjuuuuut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!