Jinan Sastawijaya gadis cantik yang mandiri, anak yang supel ceria mempunyai adik lelaki bernama Jerremy Sastawijaya Mereka kembar identik sedari lahir. Mereka tumbuh dikeluarga yang harmonis. Ayahnya adalah Rektor Universitas Swasta di Jakarta. Bundanya sebagai ibu rumah tangga pada umumnya. Bagaimanakah kehidupan membawa Jinan saat dia bertemu dengan Cinta pertamanya yang sudah lama 2 tahun menghilang?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desty Cynthia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22
Keesokan harinya sesuai janji Shaka, dia akan membawa Jinan kehadapan papahnya yaitu pak Artur yang juga boss-nya Jinan selama Jinan bekerja di AB-Grup.
"Shaka... Penampilan aku gimana? Bagus kan? Engga norak kan?" Tanya Jinan sembari merapihkan dressnya didepan cermin. Shaka memeluk Jinan dari belakang mengecup pundaknya. "Cantik banget sayang...apalagi kalau engga pakai baju hehehe!"
"Ihhh jahil banget!" Jinan mencubit perut Shaka. Shaka malah tertawa geli menggoda istrinya itu.
"Sayang...apapun yang terjadi percaya sama aku yah. Tetap bertahan sama aku!" CUP Shaka mencium kening Jinan lama
Jinan menganggukan permintaan Shaka. Dia akan memberikan kepercayaan penuh pada Shaka. Dia juga tidak akan berusaha menjilat didepan papahnya Shaka hanya untuk mengambil hati pak Artur. Jinan akan tetap menjadi dirinya sendiri. Shaka dan Jinan bergegas menuju rumah utama pak Artur.
-
-
-
"Den Shaka.... Mari den masuk! Loh... maaf Den pacarnya cantik sekali." Ucap si mbok darmi art disana
Shaka tersenyum simpul, tangan Jinan sudah keringat dingin gimana tidak? Pertama kalinya kerumah Shaka yang super wah itu, bangunan yang menjulang tinggi bak di negeri dongeng. Rumah keluarga Jinan mungkin hanya batas pagar sampai teras saja. Berbeda jauh dengan Shaka. Jinan merasa minder ketika berdampingan dengan Shaka.
"Papah dimana mbok?" Tanya Shaka
Mbok Darmi memberitahu papahnya ada diruang kerja, Shaka dan Jinan langsung ke lantai atas memakai lift rumah itu ke ruangan kerja sang papah.
TOK TOK TOK !!!
"Masuk mbok ...!" Ucap pak Artur tanpa melihat siapa yang datang. Ia masih fokus dengan laptop dan pekerjaannya
"Ekhem ... Papah!" Ujar Shaka yang kini ada didepan meja papahnya. Pak Artur perlahan mendongkakan kepalanya, ia melihat Shaka dan disebelahnya ada Jinan yang ia tahu adalah pegawainya di AB-Grup.
Jantung Jinan berdegup kencang, tanganya berkeringa, ia juga menelan salivanya ketika tatapannya bertemu pak Artur. "Shaka ... Dan Kamu Jinan !" Ucap pak Artur yang tak melepaskan pandangannya ke Shaka dan Jinan yang tengah berpegangan tangan.
"Shaka datang bawa istri Shaka, Jinan SastaWijaya. Dia resmi jadi istri Shaka!" Tegas Shaka pada papahnya
Jinan makin tertunduk lemas ia tak mampu bertatap muka dengan pak Artur. "Waaawww ... Hebat yah kamu! Menikah tanpa restu papah!" Sinis pak Artur
"Dan kamu ... Jinan, dibayar berapa sama anak saya untuk jadi pe-mu-as nafsunya huh?"
"PAH !! JAGA BICARA PAPAH ! AKU MENIKAHI JINAN SECARA RESMI DAN SAH!" Shaka mulai emosi dengan perkataan papahnya yang seolah tengah menghina Jinan.
Seperti dihantam bogem mentah, hati Jinan sangat teriris mendengar perkataan papahnya Shaka. Ia tak mampu membalas air matanya sudah menggenang. Jinan memang bukan dari keluarga kaya raya. Tapi Jinan punya keluarga yang harmonis, kebutuhannya tercukupi. Jinan dan keluarganya tidak pernah kekurangan walaupun mereka bukan terlahir dari keluarga konglomerat.
"Jinan adalah istriku sampai kapanpun! Jangan pernah papah hina Jinan lagi. Jinan jauh lebih baik daripada mamah yang selingkuh lalu__...!" Shaka tak melanjutkan lagi omongannya pipinya terasa panas akibat tamparan keras dari papahnya
PLAK !!! "TUTUP MULUT KAMU SHAKA !" Geram pak Artur
Jinan menutup mulutnya kaget dengan omongan Shaka. Apa jadi selama ini mamahnya Shaka selingkuh? Oh my God...
Apa sifat mamahnya akan menurun pada Shaka? Jujur saja hati Jinan sedikit goyah. Shaka memang belum jujur tentang mamahnya.
"Kenapa pah? Seaindainya papah engga sibuk, mungkin mamah akan tetap sama kita pah! Papah terlalu sibuk sana sini sampai lupa sama mamah!" Lirih Shaka sembari satu tangannya memegang pipinya
-
-
-
Tanpa bicara lagi Shaka menarik Jinan pergi dari rumah itu. Dijalan Shaka membawa mobil seperti orang kesetanan. Jinan agak sedikit takut jika mereka berdua akan celaka.
"BISA PELAN-PELAN GA? AKU AJA YANG NYETIR !" Jinan teriak kencang karena Shaka yang sudah makin ngawur membawa mobil. Shaka langsung menepikan mobilnya ke tepi jalan
Shaka menangis ke pelukan Jinan dia tak kuasa memendam ini sendirian lagi. Jinan merasakan kepedihan yang Shaka rasakan. Jinan balas memelus Shaka mengelus punggung kokoh itu. Shaka menangis sejadi-jadinya. Ini pertama kalinya Shaka menangisi kehidupannya didepan Jinan. Shaka sebenarnya malu tapi ia juga butuh sandaran.
"Maafin aku! Aku engga cerita soal mamah! Mamah selingkuh dibelakang papah. Mamah juga punya anak hasil dari perselingkuhannya. Aku...aku cape Jinan! Selama ini aku selalu ngelampiasinnya ke al-ko-hol, itu kenapa aku kena sirosis hati. Maafkan aku sayang maafin aku !" Shaka masih tersedu-sedu dipelukan Jinan.
"Sayang...ada aku sekarang. Ini bukan salah kamu, ini sudah takdir. Kamu harus bisa berdamai sama masa lalu walaupun sulit. Aku emang belum kenal sama mamah kamu, tapi aku yakin ada alasan beliau bisa seperti itu!"
"Mamah...mamah meninggal dalam kecelakaan mobil sama kekasihnya. Aku..aku sama papah kaget, ternyata waktu mamah kecelakaan, mamah ninggalin anak lelaki. Sebelum mamah meninggal, mamah memohon sama papah untuk ngerawat anak itu. Awalnya papah menolak, tapi ngelihat mamah udah sekarat terpaksa papah nurutin keinginan terakhir mamah. Papah sengaja kirim Leon ke Amerika, supaya papah bisa ngelupain kecelakaan itu!"
Jinan mencerna kata setiap kata yang keluar dari bibir Shaka. Ternyata Shaka menyimpan luka hati yang sangat dalam. Jinan berjanji pada dirinya akan selalu ada disisi suaminya. Akhirnya Jinan dan Shaka bertukar tempat, giliran Jinan yang menyetir, melihat suaminya yang sangat terpukul
-
-
Diperjalanan hp Jinan berdering, telepon masuk dari Jerremy. Jinan mengangkat telepon itu, dia menyalakan speaker hp-nya. "Kenapa Jer?" Tanya Jinan
"Kak loe dimana? Gue tadi lihat Kak Rega papasan gt, dia kayak mafia gitu coba aneh banget!"
"Apaan sih Jer ngomong yang jelas!"
"Gue liat Rega papasan sih tepatnya tabrakan gitu, loe tahu gue lihat apa di celananya? Ada pi***l kak! Gi-la kan? Sejak kapan coba si Rega kaya gtu?"
Jinan dan Shaka saling pandang tangan Jinan bergetar, dia menelan salivanya menahan kekhawatirannya pada Rega. Jujur saja Jinan ingin sekali langsung menelepon Rega, tapi Jinan juga tidak mau Shaka salah paham padanya. Terlebih Shaka habis bertengkar dengan papahnya
"KAK WOEY...DENGER GA SIH ?" Gerutu Jerremy
"Ii-yaa gue denger! Loe salah lihat kali, ga mungkinlah Rega kaya gitu. Gue tahu Rega kaya gimana! Loe ngantuk kali,"
"Engga kak, gue serius! Terus dia engga nanya gue, dia pergi dikawal sama beberapa orang! Pokoknya misterius banget si Rega aneh kan?"
"Gue telepon lagi gue lagi nyetir !"
Shaka langsung menoleh Jinan. Hatinya terasa pedih Jinan lebih mengenal Rega dibandingkan dirinya. Tapi Shaka berusaha menahan itu semua.
