Kecelakaan tragis yang menimpa Dave di hari pernikahannya membuat XyRa merasakan patah hati hebat. Janji setia sehidup semati pun berganti dengan ucapan duka cita dan belasungkawa.
XyRa yang separuh jiwanya seakan ikut pergi bersama Sang calon suami sampai tak sadar jika sudah di nikahi oleh sepupu pria yang di cintainya tersebut.
Semua karna orang tua XyRa tak sanggup melihat kesedihan di wajah putrinya, terlebih acara pernikahan sudah siap di laksanakan..
"Saya Terima nikah dan kawinnya XyRa Rahardian Wijaya dengan mas kawin tersebut di bayar, Tunai"
Sebuah kalimat Ijab Qabul lantang di suarakan oleh Axel, duda beranak satu yang di tinggal selingkuh istrinya 4 tahun lalu.
Bisakan XyRa menerima pernikahannya dengan Sang suami pengganti?
Lalu, bagaimana ia harus menerima statusnya yang tak hanya menjadi istri melainkan langsung menjadi ibu sambung dari seorang anak kecil yang haus kasih sayang?
Ikuti terus kisahnya, sediakan kanebo buat air mata ya, 😇😇
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nenengsusanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 24
🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂
"Mih, itu apa?" tanya Sean ketakutan.
XyRa yang masih memeluk putranya dengan rasa kaget luar biasa seakan semuanya berhenti mendadak hingga akhirnya ia sadar, saat jendela mobilnya di ketuk dari luar oleh seorang pria.
"Saya--," ucap XyRa yang bingung harus berkata apa pada orang yang kini ada di depannya tesebut.
"Bawa korbannya ke rumah sakit, cepat!" sentak Si bapak yang langsung membuat XyRa terlonjak dan Sean mengeratkan pelukan.
"Mamih..."
"Ssstt, gak apa-apa, Sayang. Sean tunggu disini, Mami keluar dulu, Ok."
"Enggak, Sean ikut," rengek bocah itu dengan derai air mata yang sudah membasahi wajah tampannya.
"Pak, bisa tolong bawa masuk saja ke mobil, anak saya ketakutan," pinta XyRa sedikit memohon karna ia tak bisa berbuat apa-apa jika Sean seperti ini.
Korban yang di tabrak XyRa pun akhirnya di bawa masuk kedalam mobil, ia duduk kan di kursi belakang bersama satu orang lain yang sepertinya akan mengantar ke rumah sakit.
"Sudah, Bu." ucap Si bapak yang duduk di sebelah korban.
XyRa nhahya mengangguk, ia kembali melajukan kereta besi mewahnya setelah berpamitan dan meminta maaf pada orang yang masih di sekitar mobilnya.
Perasaannya kini benar-benar tak karuan tapi yang ia takutkan hanya keadaan Sean karna anak itu terus saja menangis, sedangkan XyRa hanya bisa sesekali melirik ke kursi belakang dimana orang yang ia tabrak begitu terlihat lemas tak berdaya.
.
.
.
XyRa yang mengurus segalanya sendiri masih sibuk juga menghubungi suaminya agar cepat datang ke rumah sakit, ia sangat khawatir dengan Sean yang tak mau lepas darinya.
Dan beruntungnya, satu jam kemudian Axel datang dengan rasa panik luar biasa. Saat mendekat, ia langsung memeluk anak dan istrinya ketika di rasa dua orang itu tenang, barulah Axel bertanya itupun dengan sangat hati hati.
XyRa pun langsung menceritakan semuanya, air mata yang ia tahan akhirnya tumpah bersama nada bicaranya penuh rasa sesal.
"Ya sudah, biar semuanya ku urus, kamu pulang bersama Sean ya. istirahatlah," pesan Axel yang tahu bagaimana jadi XyRa karna ia pun pernah merasakannya.
"Aku takut, kabari aku jika terjadi sesuatu padanya, Mas."
"Pasti, biar nanti aku yang bicara pada dokter ya."
XyRa pun mengangguk paham, ia pulang bersama seorang supir serta Sean yang tak mau lepas darinya sama sekali, termasuk saat di perjalanan pulang, anak itu sampai tertidur di dalam pelukan ibu sambungnya mungkin karna saking lelahnya menangis dan menahan rasa takut.
Sedangkan sepulang anak dan istrinya Axel langsung menemui dokter yang menangani korban yang di tabrak tak sengaja oleh istrinya tersebut.
Semua di jelaskan oleh pria berjas putih tersebut yang kini duduk di hadapan Axel, mulai dari jenis kelamin yang ternyata adalah seorang wanita dewasa.
"Korban di perkirakan akan sulit untuk berjalan hingga bebeberapa bulan ke depan, itupun jika ia rutin kontrol dan terapi," ucap dokter setelah panjang lebar menjelaskan hasil pemeriksaan Si korban.
"Lakukan saja yang terbaik, Dok, sekali pun harus operasi, saya hanya ingin yang tadinya sembuh harus sembuh lagi sebab saya tak ingin istri saya nanti trauma karna hal ini," jawab Axel yang pastinya lebih memikirkan perasaan XyRa jika saja tahu korbannya kini cacat.
"Tentu, Tuan. Kami akan melakukan pengobatan semaksimal mungkin."
.
.
.
.
Bisa saya bertemu dengannya?
Kesalahan besar kalo kamu niatnya bawa dia tinggal di rumah mu,Awas ya..
Mulai deh kompliknya,Baru juga Xyra ingin bahagia .huufff...🙇🙇🙇