NovelToon NovelToon
Cinta Gadis Cacat

Cinta Gadis Cacat

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:12.4k
Nilai: 5
Nama Author: Eka Nawa

Arrayan menikahi Bella, seorang gadis cacat, karena dendam. Kecelakaan tragis yang menewaskan kedua orang tuanya membuat Arrayan yakin Bella adalah penyebabnya.

Namun, Bella hanyalah korban tak bersalah, sedangkan pelakunya adalah Stella, adik angkatnya yang penuh ambisi. Ketika Stella melihat wajah tampan Arrayan, dia menyesal menolaknya dulu dan bertekad merebutnya kembali. Di tengah rahasia yang semakin terungkap, cinta dan kebencian menjadi taruhan.

Akankah Arrayan menemukan kebenaran sebelum semuanya terlambat? Apa pilihan Arrayan saat cinta dan balas dendam saling beradu?

Happy reading 😘🙏

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eka Nawa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 9 ( Perjodohan )

Satu tahun sudah Bella dan Arrayan menjalin hubungan tanpa tahu latar belakang Arrayan. Bella sempat menanyakan kembali pada Arrayan tentang keluarganya, tetapi pria itu selalu mengatakan kalau keluarganya tidak ada. Dia tinggal sebatang kara dan hidupnya tidak jelas dan hanya bekerja serabutan. Bella yang tidak mempermasalahkan itu semua pun percaya dan menerima Arrayan apa adanya.

Sedangkan di JH grup. Johan sedang kalang kabut karena para Kliennya satu persatu mulai memutuskan kerjasama setelah Arash. Bagas sudah berusaha mencari keberadaan Teo yang merupakan bagian keuangan, tetapi ia malah mendapat kabar buruk dari tetangga sebelah rumah kontrakan Teo kalau pria itu sudah tidak berada di rumah kontrakannya seminggu yang lalu.

Bagas langsung memberitahu Johan ia pun bergegas memeriksa semua laporan keuangan di ruangan Teo. Sangat mengejutkan, laporan itu menunjukkan beberapa dana perusahaan digelapkan oleh pria itu dan semua uang yang harusnya di kirim ke para Klien sebagai keuntungan mereka malah dibawa kabur Teo. Selama setahun Johan melakukan pencarian terhadap Teo dengan dibantu pihak kepolisian, tetapi sia-sia sampai saat ini tidak ada kabar apapun di mana keberadaan pria itu.

Uang perusahaan sudah di bawa kabur, Johan harus mengganti kerugian para Kliennya dengan mengajukan pinjaman ke Bank. Pemasukkan perusahaannya makin menurun karena tidak ada yang percaya lagi untuk melakukan kerja sama dengan perusahaannya. Johan dipusingkan dengan banyaknya biaya yang harus dikeluarkan setiap bulannya. Belum lagi angsuran ke Bank yang tidak kecil.

Sudah beberapa bulan Johan juga tidak mengirimkan uang untuk Bella sebagai bentuk nafkah untuk sang putri. Sebenarnya Bella tidak ingin menerima nya karena sudah cukup penghasilan yang ia terima dari hasil menjual bunga. Akan tetapi, Johan merasa tidak adil jika ia lepas dari tanggung jawabnya kalau tidak menafkahi Bella dan selalu Stella yang ia penuhi kebutuhannya.

“Coba saja pinjam uang pada papa dan mama ku, Mas. Tidak ada pilihan lain, aku gak bisa hidup miskin!” ujar Daisy yang sudah beberapa bulan ini tidak bisa berkumpul dengan teman-temannya.

“Tidak! Apa kamu mau aku dihina lagi dengan keluargamu! Sudah cukup perlakuan keluargamu padaku selama ini!” balas Johan mengingat kembali awal ia menikahi Daisy dan keluarga istrinya tidak setuju karena Johan memang dari keluarga yang tidak terlalu kaya seperti keluarga Cliere marga dari keluarga sang istri.

“Terus, gimana, Mah. Aku lelah berangkat kuliah dengan menggunakan bis,” keluh Stella.

“Baru segitu saja kau sudah mengeluh! Lihat, kakak mu. Ia sudah mempunyai usaha dan tidak pernah protes bahkan Bella mengerti keadaan papa dan mau membantu perusahaan walaupun uang yang dia berikan tidak banyak. Sedangkan kamu yang kerjaannya foya-foya terus malah mengeluh!” cecar Johan merasa heran.

“Jangan kau banding-bandingkan putriku dengan putri c4c4t mu itu! Memang seharusnya ia balas budi pada kita karena selama ini kita sudah merawatnya hingga ia dewasa,” ujar Daisy tidak terima.

“Kau selalu membelanya, makanya Stella tidak pernah dewasa. Ia c4c4t juga karena Stella harusnya putrimu ini sudah masuk penjara kalau waktu itu para korban menuntutnya atas kecelakaan setahun lalu,”

Daisy berteriak tidak terima kala suaminya berbicara seperti itu,”Dia putri kandungmu! Apa papa tega kalau Stella berada di penjara?” pekik Daisy.

Johan terdiam bukan karena pertanyaan istrinya. Ia kembali teringat kecelakaan malam itu yang sampai sekarang dirinya sama sekali belum tahu siapa sebenarnya korban kecelakaan yang diakibatkan putrinya Stella.

“Pah … kenapa malah diam? Kamu takut kan kalau Stella masuk penjara?” tanya Daisy melihat sang suami malah melamun.

“Bukan itu, Mah. Sampai sekarang kita gak tau siapa korban saat terjadi kecelakaan itu? Kenapa polisi seolah-olah menutupi identitas keluarga korban? Papa yakin mobil yang ditabrak Stella saat itu ada seseorang di dalamnya dan pastinya dia tidak selamat. Karena papa melihat mobilnya yang ringsek dan rusak parah.

Stella dan Daisy saling menatap sudah satu tahun berlalu mereka hampir melupakan hal itu,”Bagus dong, pah. Jadi, gak perlu Stella masuk penjara. Karena kalau diteruskan ke pengadilan sudah pasti Stella menjadi tersangka utama,” ujar Daisy dengan santai.

“Iya, pah. Mama benar, aku gak mau menghabiskan masa mudaku di dalam penjara!” protes Stella.

“Diam kau! Kalau mereka masih ada keluarganya yang masih hidup dan suatu saat nanti membalas dendamnya pada kita, bagaimana? Apa kalian gak berpikir bisa saja mereka berasal dari keluarga yang sangat kaya sampai bisa membungkam pihak kepolisian dan sampai papa tidak bisa mendapat informasi apapun? Atau bisa juga keluarganya adalah orang paling berpengaruh di kota ini,”

Tidak ada balasan lagi Daisy terdiam sedangkan Stella terlihat tidak peduli dengan memainkan ponselnya,”Lupakan itu dulu, Pah. kita pikirkan lagi nanti, sekarang bagaimana caranya menyelamatkan perusahaanmu? Apa kita jual saja dulu rumah dan toko yang Bella tempati?” saran Daisy, Stella langsung menatap sang mama dengan mengerutkan dahinya dalam dan tidak setuju.

“Mah … kalau di jual nanti anak angkat itu kembali lagi ke rumah ini!” bisik Bella sedikit menekan.

“Tidak, Mah. Dia sudah bahagia dengan kehidupannya sekarang jadi jangan mengganggunya lagi. Aku akan menghubungi sahabatku siapa tau dia bisa membantuku,” ujar Johan.

“Sahabatmu? Wiliam?” tanya Daisy.

Johan mengangguk ia bangkit dari duduknya menuju ke kamar untuk beristirahat. Pikirannya lelah serta tubuhnya yang tidak muda lagi butuh banyak istirahat. Sedangkan Stella bisa bernapas lega mendengar sang papa menolak saran mamanya. Ia benar-benar tidak ingin tinggal satu rumah dengan Bella karena malu mempunyai kakak yang c4c4t.

*

*

Pagi itu Wiliam sedang menikmati sarapan dengan santai sembari berselancar di ponselnya mengecek beberapa email yang masuk dari asisten pribadinya. Lima menit kemudian Wiliam terusik dengan suara pintu yang tertutup sangat kencang. Netranya nya menatap tajam sosok pemuda yang baru saja masuk dengan menggebrak pintu.

Dengan santai pemuda itu masuk melewati Wiliam tanpa membalas menatapnya. Padahal Wiliam tau kalau pemuda itu mengetahui keberadaannya. Segera Wiliam memerintahkan bodyguard yang berada di sampingnya untuk menyeret Arrayan duduk bersamanya di meja makan.

Arrayan selalu pergi malam dan pulang pagi hari, Wiliam tidak tahu apa saja yang dilakukan keponakannya sepanjang malam di luaran dengan menggunakan motor sportnya yang merupakan hadiah ulang tahun papa Lais ketika ia baru saja lulus dari sekolah SMA. Berkali-kali Wiliam bertanya pada Arrayan, tetapi keponakannya itu hanya mengatakan ingin mencari kesenangan di luar sana karena sampai sekarang ia tidak bisa melupakan kecelakaan beberapa bulan lalu.

“Paman …!”

Arrayan berteriak dan merasa marah ketika bodyguard itu memaksanya duduk bersebelahan dengan Wiliam. Dalam keadaan yang berantakan dengan kesal ia meraih satu lembar roti polos dan langsung memakannya. Wiliam mengerutkan dahinya melihat Arrayan yang sangat jorok tidak seperti dirinya sebelumnya ia selalu memperhatikan kebersihan.

“Mau sampai kapan kamu seperti ini, Arrayan? Paman tahu kamu sangat terpukul dengan kepergian kedua orang tuamu, tetapi bukan berarti kamu bertindak semaunya. Pikirkan perusahaan papamu kembalilah ke kantor seperti dulu, lihat penampilanmu sekarang! Seperti anak jalanan bahkan kamu sama saja dengan preman yang tidak jelas di luar sana dan berbuat sesukanya,”

Arrayan hanya menatap sekilas Wiliam lalu ia kembali meraih segelas susu yang berada di sampingnya,”Aku gak butuh ceramah paman! Apa Paman mau perusahaan papa menjadi kacau dengan keadaan ku yang sekarang kalau aku kembali mengurus perusahaan? Yang terpenting aku tidak membuat malu keluarga selama aku di luar?” ucap Arrayan seraya meminum susunya.

“Kau tidak bermain dengan banyak wanita kan?” celetuk Wiliam.

“Uhuk!Uhuk! Aku bukan paman yang selalu menggoda wanita mana saja tanpa melihat umur,” kesal Arrayan menegak kembali susunya hingga tandas.

Wiliam tidak menimpali, ia mengambil sesuatu dari dalam sakunya lalu menyodorkan pada Arrayan dua buah foto wanita yang sama-sama cantik. Arrayan hanya menaikkan sebelah alisnya lalu beralih menatap sang Paman dengan tajam,”Apa Paman berniat menjodohkan aku seperti apa yang dilakukan papa dulu? Jawabannya tetap sama, enggak mau titik!” decak Arrayan menepis kedua foto itu.

“Dasar b0d0h! lihat dulu fotonya baru berkomentar,” balas Wiliam mengambil kembali foto itu dan memberikan lagi pada Arrayan.

Degh!

Arrayan menatap kedua foto wanita itu dan salah satunya adalah Bella. Senyuman terbit di bibir Arrayan ia merasa sangat senang jika wanita yang akan dijodohkan itu adalah Bella yang merupakan kekasihnya. William mengerutkan keningnya dan menaikan sebelah alisnya menatap keponakannya yang tersenyum melihat salah satu foto yang ia berikan tadi,”Ekhemm … rupanya ada yang sedang jatuh cinta pada pandangan pertama,” sindir Wiliam yang mana membuat pemuda itu salah tingkah.

“Jadi, siapa yang akan kamu pilih menjadi istrimu? Kalau Paman ingin dia …” tunjuk Wiliam pada foto Stella.

Arrayan ingin protes, tetapi baru saja ingin bicara seseorang datang tidak lain adalah Toni. Wiliam mempersilahkan dirinya duduk. Akan tetapi, netranya tertuju pada sosok pemuda dengan penampilan seperti preman.

“Dia Tuan muda mu,” ujar Wiliam melihat kebingungan pada wajah Toni.

“Apa?! Tuan Arrayan?” Toni memang tidak pernah bertemu lagi dengan Arrayan semenjak Tuan mudanya itu sering berada di luar dan tidak pernah di rumah. Apalagi ia juga harus membantu Wiliam untuk mengurus perusahaan keluarga Mahendra semenjak Arrayan tidak lagi aktif di perusahaannya.

“kenapa? Apa aku terlihat seperti hantu sampai kau sangat terkejut melihatku!” decak Arrayan.

“Bukan begitu, Tuan … maaf,” lirih Toni tertunduk takut.

Wiliam hanya menghela napas kasar melihat Arrayan yang selalu bersikap dingin termasuk dengan dirinya sebagai Pamannya,”Ada apa, Toni? Pagi-pagi sudah datang kesini, apa ada masalah di kantor?” tanya Wiliam.

“Tidak, Tuan. Aku kesini ingin memberikan surat perjanjian perjodohan Tuan Arrayan dengan nona Stella,” ujar Toni.

“Stella? Paman ingin menjodohkan ku dengan Stella?” tanya Arrayan yang bingung.

“Iya, memangnya kamu mau dengan gadis itu? Dia …”

“C4c4t …” potong Arrayan.

Wiliam melongo karena Arrayan sudah tahu tentang keadaan gadis itu. Lalu ia bertanya dan Arrayan langsung menjelaskannya membuat Wiliam tidak percaya kenapa sangat kebetulan seperti ini? Jadi, selama hubungan dengan Bella Arrayan benar-benar tidak tahu kalau ia adalah putri Johan dari keluarga Cliere. Kemudian Arrayan balik bertanya bagaimana bisa Johan setuju dengan perjodohan ini. William memberitahu tentang pertemuannya kemarin malam dengan Johan.

Malam setelah mengobrol panjang lebar dengan istri dan putrinya. Johan beranjak pergi ke dalam kamarnya. Ia berniat untuk beristirahat, tetapi tidak bisa dan akhirnya Johan menghubungi Wiliam untuk bertemu malam itu juga dan Wiliam menyetujuinya.

Mereka janjian bertemu di sebuah kafe. Awalnya Johan ragu untuk menceritakan masalah yang dialaminya, tetapi ia juga tidak punya pilihan lain dan mengesampingkan rasa malunya dan memulai pembicaraan mereka.

“Perusahaan ku diambang kebangkrutan, Wiliam. Bolehkah aku meminta bantuanmu? Sebagai jaminannya aku akan menggadaikan sertifikat rumahku padamu,” ujar Johan.

“Jadi, kau menyuruhku malam-malam bertemu di sini hanya untuk meminta bantuanku?” protes Wiliam.

“Maafkan aku, jujur saja aku sudah buntu dan tidak tau lagi ingin meminta bantuan pada siapa lagi selain kau sahabatku yang paling dekat,” ucap Johan yang merasa sangat tidak enak pada Wiliam seolah ia mengajak bertemu karena ada maunya saja.

“Baiklah, aku akan membantumu tapi aku tidak mau jaminan sertifikat rumahmu,” ujar Wiliam.

“Lalu, apa yang harus aku berikan sebagai jaminan?” tanya Johan.

Wiliam menarik sudut bibirnya tersenyum menyeringai. karena Ia tidak perlu repot-repot lagi mengatur rencana karena Johan sendiri yang datang menemuinya. Sungguh kau sangat beruntung Wiliam.“Aku ingin kita berbesan,” pinta Wiliam.

Johan langsung saja setuju tanpa berpikir panjang dan bertanya tentang ajakan Wiliam yang ingin berbesan dengannya. Padahal ia tau kalau Wiliam hanya punya satu putri. Mungkin karena Johan sudah kepalang panik dan mendapat bantuan dari Wiliam ia merasa senang. Begitupun Wiliam yang mengira Johan mengetahui kalau ia akan menjodohkan keponakannya dengan putri Johan, karena setelah mengatakan itu, Wiliam harus segera pergi ada urusan mendadak yang sangat penting.

Toni menatap Arrayan yang sedang melamun seperti memikirkan sesuatu setelah mendengarkan penjelasan sang Paman. Netranya tertuju pada foto Bella yang sedang dipegang Arrayan lalu ia mengambil foto Bella dan bertanya pada Arrayan.

“Apa Tuan tidak ingat dengan wanita ini?” tanya Toni dan Arrayan hanya menggelengkan kepalanya pelan.

“Aish … Tuan, dia wanita yang kau lihat saat malam kecelakaan itu. Dia pelakunya aku sudah meminta informasi pada anak buahmu dan para detektif untuk menyelidiki siapa pelakunya. Akhirnya aku tahu kalau gadis inilah yang saat itu menyetir sampai menabrak mobil Tuan Lais dan nyonya Nania hingga mereka …”

Belum sempat Toni menyelesaikan pembicaraannya Arrayan menyela,“Minggu depan kita akan melamar anak dari Johan, Aku tidak mau dengan Stella, aku mau dengan gadis ini ia bernama Bella. Tolong sampaikan pada Johan segera,” potong Arrayan lalu bangkit menuju kamarnya.

“Arrayan … Paman belum selesai bicara!” teriak Wiliam.berdecak kesal. Akan tetapi, Arrayan berlalu begitu saja mengindahkan panggilan sang Paman.

*

*

Bersambung.

1
Rhenii RA
Bego sama baik beda tipis
Rhenii RA
Basi banget ga sih, kejadiannya itu itu lagi
Rhenii RA
Ga tau malu
Rhenii RA
“Ya, ampun aku lupa” beda arti sama “Ya ampun, aku lupa”
Rhenii RA
Ga tau diri sih kataku
Rhenii RA
Taelah si Daisy
Sunaryati
, Terimakasih happy ending, kutunggu karyamu selanjutnya
Sunaryati
, Halalin dulu itu buktinya
Sunaryati
Berbaikan saja sama suami Bella, Narra juga senang pada ayahnya
Sunaryati
Nah, Bella segera raih kebahagiaanmu bersama Arrayan, dan adiknya kelak. Semoga tidak parah .
holipah
Stella yang bkn kacau 😅 rusak semua nya
Sunaryati
Perjuangkan Bella lagi Arrayan, dia sangat mencintaimu terlatih Narra telah lama merindukanmu
Sunaryati
Makanya kau harus bisa mengendalikan amarahmu Arrayan, jangan sampai Lucas ragu melepas Bella kepadamu, Stella bunuh diri saja agar Lucas bisa bersatu dengan Jessica
Sunaryati
Mudah- mudahan Stella sembuh dan menikah dengan Lucas, dan Daffa segera ditemukan dan mengakui kesalahannya
Widi Widurai
penyesalan terbesar kl misal johan sampe mati. tp syukur lah biar dia ga stress punya anak model stella. dah sakit jiwa akut
Sunaryati
Itu taktik Bella untuk mengelabuhi Stella, agar kalian selamat, dengan rayuan Stella akan membebaskan kalian, dan Marco urusan pak Williams
Sunaryati
Jangan sampai Narra jadi korban, Thoor, Stella sudah menang lama dan berkali-kali, maka hari ini Stella dan preman yg membantunya harus tertangkap dan Narra selamat. Kutunggu balasannya
leahlaurance
anak Stella bukan anak mu.bodoh
😅
leahlaurance
gimana nanti riaksi suami nya klau tahu kamu bukan pelaku nya
leahlaurance
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!