Logan Ruiz, putra tunggal Darius Ruiz, marah besar ketika pria paruh baya yang ia hormati itu memutuskan menikah lagi. Ia bahkan membawa seorang wanita dan anak perempuannya ke Mansion Keluarga Ruiz. Logan berusaha menggagalkan rencana pernikahan itu dan mengajak anak perempuan wanita itu untuk bekerja sama. Namun, anak perempuan itu tak mau mengganggu kebahagiaan wanita yang sangat ia sayangi. Hingga akhirnya Logan menggunakan cara yang menurutnya paling ampuh, yakni menodai gadis itu dan mengaku di hadapan Darius Ruiz. Hal itu akan menggagalkan rencana pernikahan Ayahnya itu. Namun siapa yang menyangka jika Alina, nama gadis itu, memilih pergi agar pernikahan itu tetap berlangsung dan menutup rapat kejadian malam kelam itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pansy Miracle, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAYIMU SUDAH TAK ADA
“Rich,” sapa Darius saat sahabat putranya itu memasuki ruang tunggu khusus di mana Flo sedang mendapat pengawasan khusus. Ruang tunggu dan ruang perawatan Flo dibatasi oleh sebuah jendela kaca besar.
“Uncle, aku membawakanmu makan malam. Makanlah dulu. Uncle tak mau kan jika Aunty sadar dan melihat Uncle justru sakit?” kata Richard.
Darius menghela nafasnya, “Terima kasih, Rich. Tapi sampai kapan ia akan terbaring tak sadarkan diri seperti itu?”
“Aunty masih dalam pengawasan sekitar empat puluh delapan jam ke depan. Jadi masih dalam batas wajar jika ia belum sadarkan diri, apalagi operasi yang dilakukan belum genap enam jam.”
Darius kembali menghela nafasnya. Ia sudah pernah kehilangan Flo dan ia tak mau hal itu terjadi lagi. Selama pernikahannya dengan Natalie, ia tetap bersikap layaknya seorang suami. Ia terus belajar mencintai Natalie hari demi hari, meskipun ia tetap menyimpan cintanya untuk Flo selamanya.
“Lalu bagaimana keadaan Logan?” tanya Darius.
“Logan baik-baik saja, Uncle. Keadaannya masih sama seperti saat ia masuk, tetap mula dan muntah, seperti wanita yang sedang hamil saja.”
Degggg
Tiba-tiba saja terbersit di dalam pikiran bahwa dugaannya benar. Namun, ia tak mungkin mengutarakannya pada Uncle Darius.
“Makanlah dulu, Uncle. Aku akan berkeliling lagi memeriksa pasien,” kata Richard.
“Sekali lagi terima kasih, Rich.”
Richard pun pergi dari sana. Ia tidak berkeliling memeriksa pasien karena ia sudah melakukannya tadi. Itu hanya alasannya saja karena yang harus ia lakukan saat ini adalah menemui Logan.
Brakkk
Dua pasang mata langsung melihat ke arah pintu karena Richard membukanya dengan kencang.
“Kamu itu dokter, Rich. Apa kamu tidak bisa membuka pintu pelan-pelan? Bagaimana kalau aku sakit jantung?” ujar Vin yang kesal. Ia baru kembali dari Perusahaan Ruiz dan berniat meminta beberapa tanda tangan dari Logan ataupun Darius, pasalnya keduanya sedang berada di rumah sakit.
“Maaf, maaf, tapi aku memiliki pertanyaan penting untukmu, Log,” kata Richard.
Logan menautkan kedua alisnya, masih dengan bolpoin di tangannya karena Vin masih saja memaksanya menandatangani beberapa berkas.
“Tahan dulu pertanyaanmu dan biarkan Logan menyelesaikan tanda tangannya dulu,” kata Vin yang tak mau jika Richard membuat proses itu semakin lama. Vin ingin segera kembali ke apartemennya untuk beristirahat.
Namun Logan justru menghentikan gerakan tangannya dan menatap Richard, “katakan apa yang ingin kamu tanyakan?”
“Kamu pernah mengatakan padaku bahwa kamu melakukan hubungan intimm dengan Alina kan? Apa kamu menggunakan pengaman?” tanya Richard.
“Aku pakai atau tidak, itu bukan urusanmu,” jawab Logan. Ia yang baru saja teralihkan dari Alina, kini kembali mengingatnya.
“Tapi …”
“Ayo cepat apa yang mau kamu katakan, Rich! Aku tak bisa menunggu terlalu lama, aku sudah lelah!” gerutu Vin.
“Aku hanya berkesimpulan bahwa mual dan muntahmu itu seperti sindrom wanita hamil. Kalau misalkan kamu tak menggunakan pengaman dan ….”
“Apa maksudmu Alina hamil?” Vin lah yang kini bertanya, karena ia menjadi penasaran dengan apa yang diutarakan oleh Richard.
“Ya, bisa jadi Logan mengalami apa yang dinamakan dengan couvade syndrome, tapi aku masih lima puluh berbanding lima puluh,” kata Richard.
“Jangan-jangan itu benar, Log! Kamu tak pernah seperti ini,” kata Vin.
“Tak mungkin!”
“Kamu menggunakan pengaman?” tanya Vin.
“Aku mengeluarkannya di luar,” jawab Logan akhirnya.
Richard menggelengkan kepalanya, “tapi itu tak menjamin bahwa benihmu tak ada yang berhasil melompat dan menerjang badai untuk sampai pada tujuannya.”
“Atau …,” Vin menghentikan ucapannya, namun Logan dan Richard justru menunggu kelanjutannya.
“Ada wanita lain yang mungkin sedang hamil anakmu dan itu bukan Alina. Bukankah kamu sering melakukannya?” lanjut Vin.
“Aku tak pernah melakukannya lagi dengan wanita manapun sejak aku melakukannya dengan Alina, itu karena …”
“Karena punyamu sudah tak bisa bekerja lagi,” Vin yang justru meneruskan kalimat Logan hingga membuat Logan menggeram kesal.
“Tapi bagaimana jika benar Alina hamil?” tanya Richard.
“Sudah kukatakan itu tak mungkin! Sudah … sudah … jangan menambah beban pikiranku dengan hal-hal yang tak mungkin,” Logan melanjutkan penandatangan berkas-berkas itu kemudian langsung memberikannya pada Vin.
“Keluarlah, aku ingin sendiri,” kata Logan pada akhirnya.
Richard dan Vin pun keluar dari ruang perawatan itu.
“Sepertinya pikiran kita masih sama,” kata Vin.
“Hmm … aku yakin ada yang tidak beres di sini.”
“Aku hanya kuatir satu hal, Rich.”
“Apa?”
“Mereka berasal dari rahim wanita yang sama, apa tidak akan ada masalah dengan anak mereka nantinya?” tanya Vin.
“Aku juga tidak bisa menarik kesimpulan akan hal itu, Vin. Tapi seharusnya hal itu tak boleh terjadi pada mereka berdua.”
“Lalu, bagaimana dengan test DNA yang kuminta padamu?” Vin meminta bantuan pada Richard untuk melakukan itu karena ia sudah terlalu sibuk.
“Masih lama, Vin.”
“Berapa lama?”
“Dua minggu,” jawab Richard.
“Gilaaa!!! Itu terlalu lama. Apa kamu tidak bisa mempercepatnya?” tanya Vin.
Richard menggelengkan kepalanya, “aku tak akan melakukan itu. Biarkan saja Logan menunggu dalam kebimbangannya sendiri. Belakangan ini ia terlalu banyak melakukan kesalahan hanya karena keegoisannya sendiri,” kata Richard.
Vin menghela nafasnya, “Kamu benar, Rich. Kalau begitu kita biarkan semua sesuai aturan yang ada saja.”
Richard menganggukkan kepalanya kemudian keduanya pun berpisah.
**
Satu minggu berlalu, Flo telah sadarkan diri, tapi kepalanya masih terasa pusing. Ruang perawatan Flo pun kini telah dipindah ke ruang perawatan biasa. Sementara itu, Logan sudah keluar dari rumah sakit dari beberapa hari yang lalu.
Ia sudah kembali seperti sedia kala dan tidak lagi mengalami mual ataupun muntah.
“Kamu sudah sehat, Log?” tampak wajah Logan yang sudah tidak selesu hari-hari kemarin.
“Tentu saja aku sehat. Aku hanya kelelahan saja,” kata Logan.
“Kamu yakin?”
“Apa maksudmu bertanya seperti itu, Vin? Apa kamu masih mempercayai apa yang dikatakan oleh Richard?” tanya Logan.
“Ya kurang lebih begitu, hanya saja aku jadi mengambil kesimpulan yang lain.”
Logan menautkan kedua alisnya.
“Jika kata Richard kamu mual dan muntah karena bawaan bayi, maka kalau kamu sehat saat ini berarti …,” Vin menggigit bibir bawahnya karena is sedikit ragu mengatakannya.
“Berarti apa? Cepat katakan!”
“Itu berarti bayimu sudah tak ada lagi.”
🌹🌹🌹
Karyanya bagus alurnya thorr💞🙏🏻