NovelToon NovelToon
Harga Diri Seorang Istri

Harga Diri Seorang Istri

Status: tamat
Genre:Tamat / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Murni / Romansa
Popularitas:272.2k
Nilai: 5
Nama Author: Putri Leo

oowekk..oowekk.. ooweekk..
suara bayi melengking terdengar dari ruang bersalin sebuah rumah sakit.
"Selamat Nona, bayi anda perempuan."Ucap sang dokter setelah selesai membersihkan bayi baru lahir dan segera menyerahkannya pada Asya.
Asya nampak termangu, ia sangat bahagia melihat bayi mungil yang ada dalam gendongannya, tapi bagaimana dengan suaminya Yang menuntut Asya agar melahirkan anak laki-laki ??

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri Leo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kebutuhan juga harus terpenuhi

bab18

.

.

Dirumah besar William, Mama Hesti dan Mirna tengah menyiapkan sarapan dirumah itu.

"Ma, papa Mana??? kenapa belum turun?? " Tanya Mirna saat tak melihat sang papa.

"Sudah bangun, tapi papamu tidak mau turun. huh.. mama sampai lelah membujuknya."Balas Mama Hesti.

"Martin coba bicara.."Martin segera bergegas naik kelantai atas.

.

.

Ketukan pintu beberapa kali Martin berikan dipintu kamar sang papa.

Karna tak ada jawaban, Martin menerobos masuk saja.

Martin menghela nafas panjangnya saat melihat sang papa terduduk didepan jendela menatap kosong keluar.

"Pa.. semua menunggu papa untuk sarapan.. apa papa tidak mau turun?? " tegur Martin.

"Jangan tunggu papa, nikmati saja sarapan kalian. papa masih kenyang."balas William.

Martin bukannya turun, ia memilih mendekati Sang papa dan langsung menghalangi pandangan papanya.

"Martin menyingkirlah, papa sedang berjemur.. "Ucap William.

"Berjemur atau berharap kak Asya pulang??" Balas Martin

"Diamlah!!"sanggah William.

"Pa, aku tau papa sangat menyayangi kak Asya. tapi papa juga harus memikirkan menantu papa yang lain, Kak mirna juga menantu papa. dia pasti sedih hidangan masakan dia tidak papa makan.. sedikit saja fikirkan menantumu yang lain."Ucap Martin

William terdiam sesaat.

"kita juga tidak akan diam saja. pasti kita akan mencari kak Asya. biar bagaimana pun dia juga saudara kita. dan kita masih berhutang dengannya."ucap Martin.

"Apa maksudmu?? " William.

"Aku sudah tau semua Pa... cepatlah turun. aku, kak Bram dan Kak Mirna akan berangkat mencari kak Asya."ucap Martin yang memilih langsung pergi dari hadapan papanya. William hanya menatap kepergian putra bungsunya itu.

.

.

"Papa tetap tidak mau turun?? " Tanya Murka kepada Martin saat anak itu terlihat turun dari tangga.

Martin menyelesaikan langkahnya seraya menatap semua keluarganya. "Kita sarapan saja dulu. papa belum mau. "Ucap Martin yang memilih duduk disisi sang Mama.

Meski berusaha biasa saja, nyatanya terlihat sekali wajah sedih pada mereka.

"Ya sudah. Bram, Mirna nikmati sarapanmu sayang.. "Mama Hesti memecahkan keheningan dan hendak menyendokkan Nasi untuk Martin.

"Tunggu aku!!!" suara yang ditunggu-tunggu akhirnya terdengar.

semua menatap kerah tangga. terlihat William turun dengan santainya.

"Papa.. "sapa Mirna yang terlihat semringah.

"Iya. maafkan papa terlalu lama Nak.."Balas William seraya menebarkan senyum. dan kemudian ia duduk. Mirna yang memang ingin melayani papa mertuanya segera mengambilkan makanan untuk sang papa.

"Silahkan Pa.. koreksi rasa ya, Mirna masih banyak belajar. mungkin tidak seenak masakan kak Asya. "ucap Mirna.

"Terima kasih.. Belajarlah terus. ini sudah sangat enak sekali. "Balas William yang lahap memakan masakan menantu keduanya itu.

senyum haru terlihat dijajah mama Hesti. Seketika mama Hesti menoleh kearah Martin. pasti ada sesuatu yang dikatakan Martin tadi saat memanggil papanya dikamar.

.

.

"Nyonya yakin mau cari kerja disini?? nanti kalau ketemu tuan besar bagaimana?? " Bik Surti memastikan.

"iya bik. lagian rumah kita cukup jauh kok dari kota. dan kebutuhan hidup kita juga harus terpenuhi. "Balas Asya seraya membenahi penampilannya.

Hampir 8 tahun vakum dari dunia pekerjaan, membuat Asya kali ini terlihat bersemangat.

"Bik, titip anak-anak ya.. "Pamit Asya.

"Iya Nyonya.. nyonya hati-hati.. jangan lupa jaga makan ya.. "Balas Bik surti

"Pasti itu bik.. "timpal Asya dengan sumringah.

Asya beralih kedua putrinya yang tengah sarapan. "Sinta, sahwa, dirumah dulu sama Bibi ya, jangan nakal. Mama akan segera urus keindahan sekolah kalian biar bisa sekolah lagi. "

"Iya Ma.. kita juga sudah kangen pengen sekolah. "balas Sinta.

"Anak pinter..."Asya mengecup kepala Sinta dan Sahwa. kekuatan terbesar Asya untuk bertahan selama ini.

.

.

.

"

1
Fera Goma
Luar biasa
Lina Suwanti
mampir kak,,baru baca bab awal dah gregetan....pengin punya anak laki² cuma karena harta😥
Sri Muryati
Luar biasa
JanJi ◡̈⋆ⒽⒶⓅⓅⓎ😊
selepaas 6thn Shanum saja umur terbantut🤭
Lies Surtina
asya jgn dprtemukan sm alwi thor
Lies Surtina
setuju thor pke bhs indo aja,sllu semanget👍
Maharani Rania
tadi katanya 6 THN kemudian berarti usia shanum 7 THN
kenapa masih 1 thn
Khusnul Khotimah
masih banyak typo kak....tp ceritanya bagus lanjut
V-hans🌺
agak di koreksi ya thor kata2 nya,...
Nawfal putri: terima kasih kak koreksinya 🙏🙏 nanti otor lebih teliti lagi. mohon dimaklumi ya kak 🙏🙏Ngetik pake Hp sama momong bocil soalnya 😁😁😁
total 1 replies
V-hans🌺
kelentit itu apa ya thor
Dewi Dama
Luar biasa
S
Akhir yang baik meski tak bak buat Alwi ,Tentu saja butuh waktu toh bukankah segala sesuatu perbuatan ada konsekuensinya?
Selamat buat Asya smoga mendapat kebahagiaan di Chicago.dan berjodoh dg laki laki baik macam Mike.😘😘
Dewi Dama
salah ketik...banyak sekali...
Dewi Dama
harus nya Alwi kan...
Dewi Dama
ini salah y ....tujuan martin...s
S
Kasihan Shanum 😪
S
selamat ya asya...selamat menikmati rasa sakit lagi.Lain kali terima lagi tuh laki
S
haahaha......mantap kan Sya eh.malah menghindar lagi....dasar...
S
kasihaann kau Asya
S
hahaha....nikmati Asya bomnya belum meledak jangan menangis dulu sabar ya.santaii..ii.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!