Season 1 end
Anindira Fidelya harus menerima kenyataan bahwa dia telah hamil anak kembar, setelah di ceraikan secara kejam dan tidak adil oleh suaminya.
Anindira akhirnya melahirkan anak kembar laki-laki yang tampan juga Genius. Semenjak anak kembar ini hadir, kehidupan Dira berubah menjadi jauh lebih baik dari sebelumnya.
Awalnya Dira mengira bahwa ayah si kembar adalah mantan suaminya. Tapi ternyata bukan, melainkan seorang Ceo genius yang bucin dan juga sangat posesif.
Season 2
Menceritakan bagaimana kehidupan si kembar setelah dewasa, serta kesetiaan Ken yang hanya mencintai mendiang istrinya.
Ketika kesedihan mereka mulai memudar, hadirlah seorang wanita yang sangat mirip sekali dengan Dira sebagai istri dari klien besar PT Fabio Grup.
Siapa wanita itu? Apakah dia hanya wanita yang mirip atau memang Anindira yang selmat dari tebing 16 tahun lalu?
Ikuti kisahnya hanya di papa bucin yang posesif.
Follow iG : Novi_Rahajeng
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Novi rahajeng, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
interview kerja
Dingin dan gelapnya malam telah pergi, berganti dengan hangatnya pagi. Sang surya pun mulai muncul dari ufuk Timur, untuk kembali memberikan cahaya bagi para umat manusia di dunia ini.
Di sebuah kamar terlihat seorang wanita cantik tengah sibuk bersiap-siap. Setelah blazer berwarna hitam putih dengan hiasan hijab di kepalanya membuatnya terlihat cantik dan elegan. Setelah merasa cukup, dira keluar dari kamarnya.
Di depan tv, terlihat dua orang anak kembar sedang asyik menonton kartun kesukaan mereka dengan cemilan di pangkuanya.
"sayang....hari ini mama berangkat wawancara dulu ya, doakan mama semoga keterima ya. Ucap dira sambil mencium pipi Kean dan Lean.
" kalian ingat pesan mama. kalian gak boleh keluar sendiri, gak boleh bukain pintu untuk orang asing, kalau mau makan atau minum apapun sudah ada di kulkas, nanti setelah pulang Interview mama akan antar kalian untuk menyelesaikan registrasi ke sekolah baru kalian, oke!."
"iya mama sayang, mama coba muter dulu deh!." ucap Lean dengan memberikan kode untuk mamanya berputar.
Dira bingung dengan maksud anaknya. Melihat mamanya yang tidak menurut, lean menunjukkan rasa kesalnya. Akhirnya dira menuruti perintah lean.
Matanya meneliti setiap inci pakaian mamanya dengan menaruh jari telunjuk di bibirnya. "em....it's ok. Not bed!." dengan memberikan senyuman smirknya.
Dira menghela nafas panjang. Melihat tingkah anaknya. Pasti sifat perfectsionis lean kambuh lagi.
Lean memang perfectsionis, tapi dia belum sampai ke tahap OCD. apalagi soal penampilan. semua outfit Dira, dan Kean harus lulus dari penilaian Lean. karena Dira dan kean tipe yang cuek dengan penampilan, tapi tidak dengan lean. jadi, ketika ingin pergi pasti Kean akan mengecek outfit mereka terlebih dulu.
Dira melihat jam di tanganya. " lean... Mama sudah boleh berangkat kan sekarang?. Karena kalau mama tidak berangkat sekarang. Mama akan telat!."
Lean menganggukkan kepalanya. Tanda sudah memperbolehkan dira untuk pergi. Melihat hal itu dira segera pergi.
" Assalamualaikum."
"waalaikumsalam". jawab serentak Kean dan Lean.
"oke....kita beraksi!."
🌿🌿🌿🌿🌿
Untungnya jarak apartemen dira ke kantor PT. Fabio grup tidak jauh. Setelah sampai, Dira langsung berjalan ke meja resepsionis untuk bertanya dimana ruangan untuk interview.
"permisi....ada yang bisa di bantu mb?." ucap resepsionis wanita itu dengan ramah dan sopan.
"oh...iya mb, saya mau tanya. ruangan untuk interview dimana ya?."
"oh....atas nama siapa ya mb?."
"Anindira fidelya."
"oh...ibu Anindira, silahkan anda ke lantai 35 di kantor direktur. karena tadi asisten direktur berpesan, bahwa anda akan di interview langsung oleh pak direktur!."
Dira terkejut. "loh interviewnya langsung sama direktur mb?."
" iya mb. karena itu tadi yang disampaikan oleh asisten direktur kepada saya. Jadi, saya hanya menjalankan perintah saja." ucap resepsionis dengan sopan
"oh....baiklah, kalau begitu terimakasih ya mb..." ucap dira dengan memberikan senyuman dan dibalas senyuman juga dengan resepsionis itu.
Awalnya Dira sedikit heran dan juga bingung. Apa perusahaan sebesar ini tidak ad tim untuk mengurus interview?. Sampai direktur sendiri yang angkat tangan. Batin dira dengan tetap berjalan menuju lift. Sesampainya di lift dira menekan lantai 35.
Setelah beberapa menit, pintu lift terbuka. Tanpa di sangka sudah ada seorang pria dengan setelah jas warna navy dengan kacamata, telah berdiri di depan pintu lift untuk menjemput dira.
"selamat pagi, apa anda ibu Anindira?." ucap pria itu sopan.
"iya, saya." balas Dira tak kalah sopannya.
"kalau begitu, mari silahkan ikut saya. direktur sudah menunggu anda."
Pria itu melangkah lebih dulu memimpin jalan dan di susul oleh Dira di belakanganya. Dira melihat ke sekeliling lantai itu, tapi sepi. sepertinya Lantai ini khusus untuk ruangan direktur deh!. Batin dira.
di dalam ruangan Kenzo.
Kenzo terus mengatur nafasnya, selama ini dia jarang merasa grogi. tapi, entah kenapa sejak pagi dia merasa sangat grogi. karena selama 6 tahun mencari anindira, ini pertama kalinya ada seorang wanita bernama Anindira yang melamar ke perusahaanya. bahkan entah kenapa Kenzo tidak berani melihat CV yang di kirim oleh Dira terlebih dahulu.
Bunyi pintu di ketuk dari luar ruangan.
"masuk!."
Setelah mendengar jawaban dari dalam ruangan. Rendi sekretaris Ken membuka pintu.
"boss....ini ibu Anindira sudah datang!."
seketika Kenzo memutar kursinya, untuk melihat siapa yang datang, dan....
Tatapan Ken langsung tertuju dengan wanita cantik di samping rendi. Ketika tatapan mata mereka bersatu membuat jantung Ken berdetak tak menentu. dunianya terasa terhenti. ini pertama kalinya dia memiliki perasaan seperti ini, kepada wanita yang baru di temuinya. Kenzo terhipnotis oleh kecantikan Dira.
Apa dia Anindira?. kenapa dia berhijab?. tapi, kenapa jantung ini berdetak begitu kencang, seperti ingin copot. gumam ken dalam hati.
Rendi yang sedari tadi memperhatikan sikap bossnya yang hanya diam terpesona, sedikit merasa aneh. rasanya sedikit geli dan ingin tersenyum. Akhirnya, bossnya yang selama ini dingin terhadap Wanita. bisa terlihat seperti pria normal, yang bisa terpesona dengan kecantikan seorang wanita.
"ehm....boss." dehem Rendi yang membuyarkan lamunan Kenzo.
"oh...iya, silahkan duduk." dengan mempersilahkan Dira untuk duduk di kursi di depannya.
setelah aba-aba itu, Dira mengikuti perintah untuk duduk di kursi di depan Kenzo. awalnya Dira sedikit merasa risih dengan tatapan Kenzo sejak tadi tidak berkedip sedikitpun, seperti sedang mengamatinya lekat-lekat. ingin rasanya Dira menegurnya, tapi dia merasa tidak enak.
Jika di lihat dari dekat, kenapa wajah direktur ini seperti tidak asing dan sangat familiar ya. Tapi siapa?. Dira mulai mengingat-ingat. oh, ya...kenapa wajahnya sangat mirip sekali dengan kedua anak kembarnya, tapi lebih dominan mirip dengan Kean sih. melihat wajah direktur ini, seperti melihat gambaran Kean di masa depan. Astaghfirullah hal adzim. Dira sadar, tundukkan pandangan. dia bukan muhrim kamu! , tidak boleh menatapnya begitu lama. Ketika tersadar dengan segera Dira menundukkan pandangannya.
melihat sikap Dira yang tiba-tiba menunduk, membuat Ken menjadi bingung.
" ada apa?. Apa ada sesuatu yang salah dengan wajah saya?."
"oh...tidak ada pak." jawab Dira dengan gelengan kepala. "hanya saja memandang seseorang yang bukan muhrim terlalu lama itu dosa!."
Ken sedikit terkejut mendengar jawaban dira. "wanita ini berbeda!".
"oh...kalau begitu, kita langsung saja. jadi, anda adalah Anindira yang mau melamar menjadi ahli gizi?." Ken mulai membuka CV Dira yang berada dalam map.
"iya pak, saya Anindira fidelya. yang ingin melamar menjadi ahli gizi di perusahaan bapak."
setelah membaca CV Dira. Ken menyadari bahwa status Dira adalah single parents. walaupun single parents, tetapi dia mempunyai pengalaman pekerjaan yang cukup banyak. bahkan dira baru saja lulus dari salah satu universitas Amerika, dan mempunyai beberapa surat rekomendasi dari ahli gizi yang cukup terkenal. lumayan juga, tapi sepertinya dia bukan Anindira yang aku cari, karena wajahnya sedikit berbeda, dan anindira masih perawan bukan single parent. Batin ken
setelah melalui banyak pertanyaan-pertanyaan. akhirnya Dira lolos. walaupun dia bukan Anindira yang di cari oleh Ken. tetapi, dia memiliki kemampuan. Dan entah kenapa hati Ken juga tidak bisa melepaskannya begitu saja.
"baiklah, mulai besok kamu sudah bisa bekerja disini. tapi, sebagai pegawai magang, karena saya akan melihat kinerja kamu terlebih dulu." ucap Ken dengan tegas seperti biasanya.
"baik pak, kalau begitu saya permisi dulu, dan terimakasih." ucap Dira sopan dengan menundukkan kepala dan tersenyum.
Senyuman yang diberikan dira, seketika membuat jantung Ken mulai berdetak tak karuan lagi. padahal hanya mendapatkan senyuman dari wanita itu. ini gue kenapa sih!. gumam Ken dalam hati.
sedangkan Dira telah keluar dari ruangan Ken.
🌿🌿🌿🌿
di kamar Kean dan Lean
sejak tadi, mereka berdua telah memperhatikan Dira dan Ken dari layar leptop. Kean telah meretas cctv ruangan Ken dari jarak jauh.
"dek...kamu kan yang ahli psikolog. kamu perhatiin deh raut wajah mama dan pria itu. apa kamu bisa menjelaskan ke kakak apa artinya!?."
"tentu saja!." jawab lean dengan sombongnya.
Awalnya lean mengerikan dahinya, dia sedikit terkejut dan bingung dengan reaksi mama dan pria itu.
"kamu kenapa dek?."
" kalau di lihat dari tatapan mereka, seperti nya mereka tidak saling mengenal deh kak!."
"maksud kamu, mama dan pria ini tidak saling mengenali satu sama lain?."
"ya betul!."
" bukankah dari tadi pria itu terus memandangi mama, tanpa berkedip sedikitpun."
"kak Kean....tatapan saling kenal dengan tatapan karena terpesona itu berbeda!."
" maksud kamu apa?."
"tatapan yang pria itu berikan kepada mama, adalah tatapan terpesona karena kecantikan mama!. bukan tatapan orang yang pernah kenal, dan punya hubungan di masa lalu, terus sekarang bertemu lagi."
" terus, arti tatapan mama!?."
"tatapan mama, adalah tatapan melihat wajah yang ada di depanya ini tidak asing, karena merasa orang itu mirip dengan seseorang yang sangat di kenalnya. Reaksi Mama sama seperti kita, pertamakali melihat wajah pria itu sangat mirip dengan kita. apalagi dengan wajah kakak, sudah seperti versi besar dan kecil. "ha... ha..
"jadi, dia bukan papa kita?."
" maybe."
#TBC